Share

Bab 2# Alasan

Keesokan harinya, Crystal Kembali bersiap untuk pergi ke kantor. Ah iya, dia lupa bertanya tentang ucapan Fian kemarin. Crystal juga harus menyelesaikan beberapa urusan, jadi dia tidak sempat bertemu dengan Fian setelah itu.

Dia berjalan menuju lantai dasar setelah itu. Dia akan menanyai Fian saat dia sudah sampai di kantor nanti. Semoga saja dia juga tidak sibuk hari ini.

Crystal melihat pemandangan sekitar dan menarik nafas perlahan. Sepertinya hari ini akan terasa menyenangkan. Walau setiap hari rasanya menyenangkan bagi Crystal.

“Mba Crystal!” panggil seseorang dari depan rumah Crystal. Padahal Crystal sudah bisa melihatnya sejak tadi

“Iya mang!” jawab Crystal saat mendapati mang Ucup sudah berhenti di tempat yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini

“Selamat pagi, neng!” ucap mang Ucup dengan ramah

“Pagi Mang!” jawab Crystal dengan senyum yang tak kalah ramahnya.

Crystal berbelanja beberapa cemilan disana, hitung-hitung mengisi kegabutan selama dalam perjalanan ke kantor

~Sesampainya di kantor~

Crystal memakirkan mobilnya dan berjalan memasuki kantor. Untung saja dia selalu datang lebih pagi, jadi dia tidak perlu menunggu lama alias mengalami macet dijalanan.

"Crystal!" panggil seseorang saat Crystal hendak masuk ke dalam gedung perusahaan. Crystal merasa seperti ada yang memanggilnya barusan.

Tapi entah siapa yang barusan memanggilnya. sepertinya dia tidak mengenal orang yang memanggilnya barusan. Dia berhenti sejenak untuk melihat wajahnya. Dia masih sedikit jauh jadi Crystal belum tahu siapa dia.

“Crystal!” panggilnya lagi dan berjalan mendekat ke arah Crystal. Kenapa juga dia harus menunggu disana? Tapi pria itu berpakaian formal layaknya pekerja kantoran. Mungki saja salah satu klien Crystal.

“Maaf?” tanya Crystal karena dia masih saja belum mengenali pria itu walau sudah mencoba mengingatnya.

“Masa lupa sih?” tanya pria itu

“Ini aku, Daniel.” lanjutnya lagi

Crystal mengerutkan keningnya sebentar. Bukan nama yang asing, hanya saja Crystal punya kenalan Bernama Daniel yang lebih dari satu.

“Sebenarnya saya punya kenalan yang nama Daniel. Tapi saya lupa Daniel yang mana.” Ucap Crystal tanpa berpura-pura tidak kenal. Lebih baik jujurkan?

“Wahh parah. Ini gue, anak basket waktu sekolah dulu. Memangnya berapa banyak sih Daniel yang lo kenal pas kuliah?” jelas Daniel

Mendengar itu, pandangan Crystal langsung berubah dengan cepat. Matanya mulai berbinar dan mengangguk dengan semangat.

“Oh gosh! Kok lo bisa jadi lain gini mukanya?” tanya Crystal “Lo operasi plastik pasti!” lanjut Crystal lagi tanpa memberi kesempatan Daniel untuk berbicara

“Weh itu omongannya, gue mah nggak jelek-jelek amat dulu.” Balas Daniel

Mereka berbincang sebentar lagi hingga beberapa saat kemudian, sebuah mobil sampai di dekat mereka. Tentu saja si pemilik mobil itu tidak asing

“Fian!” panggil Daniel dan mereka melakukan tos ala anak laki-laki. Mungkin lebih tepat jika disebut ala pria

“Lo kok udah kesini sih? Kan rencana Kerjasama itu beberapa hari lagi.” Ucap Fian. Dia juga bingung kenapa Daniel bisa datang sepagi ini

“Gue sebenarnya lupa tadi. Kiranya hari ini, soalnya sekretaris gue lagi izin. Jadi deh salah tempat.” Jelas Daniel Panjang lebar yang hanya diangguki oleh Fian dan Crystal

Setelah mengatakan itu, Daniel pergi meninggalkan mereka dan hendak kembali ke kantornya. Tidak lupa dia juga mengucapkan salam perpisahan.

Saat Daniel baru saja melajukan mobilnya, sebuah mobil baru saja masuk kesana, memarkirkan mobilnya di tempat Daniel yang baru saja pergi

“Mobil siapa?” tanya Fian saat dia melihat mobil yang tidak pernah ada disana sebelumnya

Crystal menanggapi itu dengan bahu terangkat. “Jelas banget bukan mobil punya lo!” kata Crystal menyindir. Walau mobil miliknya juga tidak sebagus itu

“Ogeb. Gue juga sadar diri, mobil gue nggak sebagus itu!” balas Fian

“Nah itu. Lo pasti nggak bakalan percaya kalau gue bilang itu punya gue.” Kata Crystal. Pandangan mereka masih menatap pada si pemilik mobil yang tak kunjung menampakkan dirinya

Mendengar itu, Fian langsung menatap Crystal dengan wajah meremehkan. Saking gemasnya, dia memukul dahi Crystal sehingga berbunyi keras. “Gue lebih percaya itu punya gue sih!” ucap Fian

“Kampret! Dahi gue pasti merah ini.” Ucap Crystal yang sedang mengusap-ngusap dahinya. Seperti ucapannya, dahinya sudah pasti memerah

“Anggap aja blush on.” Balas Fian. Benar-benar menyebalkan anak itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status