Share

Santi

Author: Putri
last update Last Updated: 2021-05-21 14:19:17

Hari - hari sekolah terlewati seperti biasanya, Ayu juga mulai memiliki banyak kenalan. Salah satu teman yang dikenal sejak lama dan menjadi semakin dekat dengan Ayu adalah Santi. Gadis cantik ini sudah terkenal mudah bosan dengan pacarnya dan semua hubungannya tidak pernah berlangsung lama. Setiap kelas pasti ada yang menjadi mantan pacarnya. Santi menjadi dekat dengan Ayu karena kelas mereka bersebelahan. Ayu di kelas B dan Santi di kelas C, mereka sering bercengkrama saat tidak ada guru yang mengajar, dan juga kadang pergi ke kantin bersama jika Tiwi dan Kiki sedang tidak mau ke kantin. Santi adalah kunci  semuanya berawal, dia secara tidak langsung menjadi jalan dimana Ayu bertemu dengan seseorang yang akan merubah hidupnya dan tentu saja orang itu tidak sulit dilupakan. Ayu yang saat ini tidak tahu bahwa dia akan mengakhiri usia belasannya dengan penuh  lika - liku. Dia masih belum tahu, bahwa Santi adalah pedang yang menyeamatkannya dari musuh, tapi juga menggoresnya perlahan. 

Suatu waktu ada seorang anak permpuan yang menghampiri Ayu dan Santi saat mereka bercengkrama, dia adalah Ratih. Ratih adalah teman lama Ayu sebelum dia pindah ke sekolah lamanya. Dia tidak cukup dekat dengan Ayu tapi hubungan mereka baik. 

"San, kamu kenal laki - laki ini?" tanya Ratih begitu menghampiri Ayu dan Santi.

"Oh iya, aku kenal. Dia dulu teman mantanku. Kenapa?" jawab Santi sambil melihat foto yang disodorkan Ratih.

"Aku kemarin dihubungi olehnya, dia mengajakku keluar malam ini. Aku sempat bertanya dengan Herma tapi dia tidak tau." katanya. 

"Herma? Kamu keluar dengannya?" tanya Santi kaget.

"Aku tidak keluar dengannya, tapi aku sering bertemu dengannya karena rumah kami dekat. Selain itu juga aku bertemu dengannya saat pergi dengan pacarku. Dia nongkrong di tempat yang sama dengan pacarku." jelas Ratih. 

"Bagaimana Herma? Bukankah dia juga tampan?" tanya Santi.

"Biasa aja sih menurutku. Udah ya pergi dulu." kata Ratih tiba - tiba. 

"Siapa Herma?" tanya Ayu. 

"Herma? Kamu tidak tahu Herma? Kemana aja?" ledek Santi.

"Sepenting apa dia sampai aku harus tau." kata Ayu tidak bersemangat.

"Dia anak kelas H. Kamu pasti tau, biasanya ada segerombol anak laki - laki yang lewat depan kelas kita waktu jam istirahat. Mereka biasanya bertujuh atau berdelapan aku lupa. Nah, diantara laki - laki itu ada seorang anak yang berhidung mancung dan putih. Dia adalah Herman. Ada yang bilang bahwa kakeknya adalah orang Belanda, jadi dia ada keturunan Belanda, makanya dia sangat tampan. Aku bahkan berharap bisa berpacaran dengannya, tapi malah temannya yang suka denganku." jelas Santi.

"Oh itu, kayaknya tau tapi lupa. Bukannya kamu punya pacar ya? Kok bisa tau temannya suka sama kamu?" timpal Ayu.

"Temannya pernah menemuiku langsung dan kami sempat keluar bersama. Tapi akhirnya aku berteman dengannya karena wajahnya tidak terlalu tampan." kata Santi.

"Dasar." kata Ayu.

"Eh, kamu nggak ada gitu deket sama siapa?" tanya Santi.

"Nggak ada. Males aja, lagian aku juga nggak suka keluar. Jadinya pasti susah kalau punya pacar terus diajak main atau pergi - pergi gitu. Ketimbang ribet lebih baik nggak usah." jelas Ayu.

"Tapi nggak susah lho buat kamu dapat cowok. Kamu lho tinggi, kulitmu juga nggak gelap, terus kamu juga nggak gemuk, dan satu lagi, nilaimu bagus. Coba kalau aku gini, mana badan gemuk, nilai nggak bagus - bagus amat, pendek pula." kata Santi.

"Tapi mantanmu banyak, lha aku. Satu aja nggak ada." jawab Ayu.

Belum juga selesai percakapan mereka, tiba - tiba ada guru yang datang ke kelas Santi, Ayu dan Santi segera berlari kembali ke kelas mereka masing - masing. 

Hari itu, saat kelas akan berakhir tiba - tiba Santi menyerahkan sepotong kertas kepada teman Ayu lewat jendela samping kelas. Potongan kertas itu berisi tulisan, "Besok pergi ke kantin denganku ya. Herma ingin bertemu denganmu. Jangan bilang siapa - siapa." Aku seketika tertegun membaca itu. Tiwi dan Kiki yang duduk di belakang Ayu menyadari ada yang aneh.

"Ada apa?" tanya Tiwi sambil berbisik.

"Sepulang sekolah jangan pulang dulu, aku kasih tau." jawab Ayu.

Setelah kelas hari itu berakhir, mereka bertiga berkumpul di meja Ayu. Kemudian Ayu menunjukkan potongan kertas yang diberikan Santi itu. 

"Yu, ini nggak baik. Asli, gimana kalau kamu diapa - apain sama Herma." kata Tiwi.

"Nggak mungkin lah Wi, lagian ini kan di sekolah. Terus juga nggak mungkin ini bener, Santi bisa aja bercanda. Aku juga nggak kenal sama Herma sama sekali."timpal Ayu.

"Besok nggak usah masuk aja Yu." saran Tiwi.

"Gila apa? Masa nggak masuk sekolah cuma gara - gara dia. Udahlah ini itu nggak bener, cuma akal - akalannya Santi aja. Pulang yuk!" ajak Ayu.

"Aku nggak tanggung ya, kalau ada apa - apa." kata Tiwi.

"Iya." jawab Ayu.

Ayu pulang dengan pikiran hampa dan khawatir. Bagaimana bisa tiba - tiba Santi menulis pesan seperti itu, terlebih lagi dia tidak kenal sama sekali dengan Herma. Kenapa Herma ingin bertemu denganku padahal aku sama sekali tidak pernah bertemu dengannya. 

Putri

Do you have someone who make you meet with another friends like Santi? What do you think about that, this is will be really helpfull or make you stressfull? Let me know in the comment section.

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cerita Cinta Ayu   Refleksi

    Setelah latihan siang itu, Ayu dan Rudi kembali ke kelas masing - masing. Beruntungnya para guru tidak mengisi kelas siang, jadi mereka dibiarkan belajar mandiri di kelas. Meskipun ada banyak hal yang bisa Ayu kerjakan, namun dia memilih untuk tidur. Kiki, Tiwi, dan juga Nandar mengetahui bahwa temannya ini sedang kelelahan dan tidak ingin diganggung. Ketika mereka diam mereka sedang membantu Ayu untuk mengembalikan tenaganya, sehingga mereka memilih untuk diam. Sebenarnya Ayu sedang memikirkan perkataan Rudi dan Ab. Pernahkan Ayu memutuskan sesuatu untuk dirinya sendiri dan sebenarnya siapa yang di dalam hatinya. Laki - laki seperti apa yang Ayu cintai dan apa masalah yang dia miliki karena berbagai hal yang terjadi beberapa waktu terakhir. Meskipun laki - laki yang Ayu temui tidak pernah cukup mewakili berbagai tipe atau kriteria laki - laki yang dia idamkan, namun Ayu punya cukup ruang untuk berefleksi terkait hal ini. Herma, laki - laki pertama yang mengatakan suka kepadanya me

  • Cerita Cinta Ayu   Selfish

    Setelah kejadian kemarin ketika semua anak di kelas Ayu mengetahui bahwa Ab berselingkuh, semua orang tiba - tiba sinis ketika melihat Ayu. Entah apa yang beredar tapi Ayu tidak peduli. Dia merasa sedang dipermainkan oleh dirinya sendiri, dia sendiri yang mengambil keputusan tapi dia juga yang merasa dibodohi oleh pilihannya. Pagi ini Ayu hanya pergi ke kelas tanpa berkata sepatah kata pun kepada anak - anak yang bertanya tentang Ab. Begini memang konsekuensi jika kamu menunjukkan hubunganmu dengan seseorang di sekolah, pasti semua berita cepat beredar. Semalaman Ayu juga tidak menghubungi Ab sama sekali. Dia hanya diam dan tidak mau mengambil langkah apa - apa. Sudah jelas siapa yang berselingkuh tapi malah dia yang marah, meskipun demikian itu tidak sepenuhnya salah Ab. Jika saja Ayu lebih perhatian dan membalas rasa sayang Ab, dia tidak akan melakukan hal yang memalukan itu. Baru saja duduk, Ayu tiba - tiba membaca pesan dari Rudi. Rudi : Ganti bajumu sekarang, kita latihan seha

  • Cerita Cinta Ayu   Farewell

    Ayu pernah mendengar istilah ini, buku yang kamu baca mungkin sama namun dirimu yang membaca buku pada saat itu dan pada masa sekarang akan memberikan sudut pandang yang berbeda. Masih beberapa bulan sejak dia masuk ke sekolah barunya ini, dan beberapa bulan lalu dia melihat masa depan sekolahnya menyenangkan namun juga menyesakkan. Akan tetapi, saat ini semuanya menjadi biasa saja. Ayu tidak merasa ada beban pikiran yang berarti melihat Herma, hubungannya dengan Ab, atau yang lain. Herma yang dia kira akan membuatnya bersedih cukup lama ternyata membiarkannya melepaskan hubungan itu dengan tenang. Dia bisa melihat atau menyapa Herma jika sesekali berpapasan di kantin atau di lorong kelas. Namun ada kenyataan yang baru - baru ini diketahui Ayu tentang Herma. Tiwi pada suatu hari memberitahunya saat Ayu sedang di lapangan selesai latihan voly. "Yu. udah selesai?" tanya Tiwi dari kejauhan. "Udah." kata Ayu sambil berteriak. Tiwi kemudian berjalan menuju tempat Ayu duduk santai di

  • Cerita Cinta Ayu   Rumah

    Sepulang dari sekolah teman - teman Ayu sudah menunggu di tempat biasa mereka berkumpul. Ayu sudah merasa lebih baik, tapi masih belum bisa menguraikan benang yang sudah kusut ini. Ayu yakin bahwa teman - temannya akan menyalahkannya atas segala yang terjadi. Tapi ini lebih baik karena mereka akan jujur kepada Ayu dan tidak menutupi apa pun, serta menyalahkan Ayu saat Ayu salah. Ayu hanya ingin melepaskan beban yang dia bawa karena keputusan yang dia ambil tanpa pertimbangan itu. Sedangkan tidak ada satu hal pun yang selesai sejauh ini. Segalanya malah menjadi semakin pelik. Saat Ayu menuju ke tempat nongkrong mereka, dia melihat Hadi dan Angga sudah di sana. Adi, Deri, dan Nandar akan menyusul. Angga yang melihat wajah suntuk Ayu segera meminta Ayu duduk. Dia tidak berbicara apa - apa dan menepuk pundak Ayu. Hadi masih sibuk dengan handphonenya, hari ini dia yang bertugas untuk memesan makanan mereka. "Aku yakin semuanya akan baik - baik saja." kata Angga lembut. "Tapi jika bol

  • Cerita Cinta Ayu   Persimpangan Sementara

    Sejenak Ayu merasa senang karena ada satu hal yang pasti ketika Ab menyatakan perasaannya. Akan tetapi itu hanya berlangsung semalam saja. Keesokan paginya saat Ayu bersiap - siap dia merasa jauh dari Herma dan perasaan menyiksa bahwa dia tidak akan bisa lagi bersama Herma menghampirinya. Tanpa Ayu ketahui Ab sudah berangkat pagi - pagi dan menunggu Ayu di depan kelasnya. Teman - teman Ayu yang lain hanya bisa diam saja dan mengabaikan Ab yang mondar - mandir di depan kelas mereka. Tiwi dan Kiki ternyata lebih parah, mereka membenci Ab yang sering ada di sana meskipun tidak pernah mengajak mereka bercakap - cakap. Lebih tepatnya mereka merasa risih saja. Ketika Ayu sudah berjalan di halaman sekolah dia melihat di sisi kanan ada Herma melihatnya. Ayu tidak bisa hanya sekedar berhenti untuk melihatnya atau bahkan menghampirinya. Terlalu banyak orang di sekolah yang bisa membuatnya merasakan kehidupan sekolah yang mengerikan jika ada yang tahu dia berhubungan dengan Herma. Namun, rasa

  • Cerita Cinta Ayu   Insting

    Hari itu Ayu merasa sedih dan juga marah pada Herma karena meminta perhatian dan pengertian lebih, padahal dia selama ini semaunya datang dan pergi. Akan tetapi Ayu juga merasa sedih karena mengatakan hal yang melukai perasaan Herma. Ketika pulang dan sampai rumah, Ayu melihat ada chat masuk untuknya, saat dia melihat sekilas dia tahu itu dari Ab. Ayu tidak terlalu peduli dan segera pergi mandi. Saat dia selesai mandi dan makan dia segera pergi ke kamarnya dan mulai menyalakan musik yang kencang. Dia tidak ingin ada yang mengganggunya, beruntungnya hari itu orang tua Ayu sedang pergi ke luar sampai malam karena ada acara di tempat temannya. Ketika Ayu melamun di kamarnya dia mengambil handphonenya dan melihat ada chat dari Ab dan Herma. Ayu tidak ingin membalas chat keduanya dia hanya memandangi notifikasi di layar handphonenya yang berisi chat Ab dan Herma. Ab : Kamu lagi sibuk kah? Herma : Kamu lagi ngapain? Ayu hanya mendengus membaca chat dua laki - laki itu. Dia sebenarnya ti

  • Cerita Cinta Ayu   Switching

    Setelah bertemu dengan teman - temannya Ayu merasa harus semakin waspada karena prediksi teman - temannya jarang salah. Bisa jadi, tidak lama lagi Ayu akan menjalin hubungan dengan Ab atau Herma meskipun tidak ada yang pasti. Meski demikian Ayu tidak berusaha juga untuk menambah ketertarikannya kepada salah satu dari mereka. Selama beberapa minggu setelah Ayu bertemu dengan teman - temannya, Nandar semakin intens memperhatikan Ayu dan sering menegurnya untuk tidak terlalu ramah dengan anak laki - laki lain karena bisa menambah kesalahpahaman. Meski demikian Ayu tidak peduli dan hanya mengabaikannya. Ab lebih sering terlihat beberapa waktu terakhir daripada Herma. Entah apa yang terjadi dengan Herma, Ayu sama sekali tidak tahu. Setiap pagi ketika Ayu datang ke sekolah dia selalu melihat Ab di dekat kelas A, atau ngobrol dengan anak lain di lorong menuju kelasnya. Awalnya Ayu merasa risih karena mau tidak mau dia harus menyapanya, meskipun sebenarnya mereka tidak dekat tapi sebagai bentu

  • Cerita Cinta Ayu   Percepatan

    Hari - hari sekolah berlangsung seperti biasa, Ayu semakin menikmati kegiatannya dengan lebih banyak teman baru dari kelas lain. Ayu berusaha baik - baik saja meskipun sebenarnya tidak ada yang baik - baik saja. Hari ini dia akan bertemu dengan teman - temannya di dekat rumahnya. Meski dia sebenarnya enggan, tapi dia yakin saat mereka nanti bertemu segala kesedihan dan hal - hal yang tidak menyenangkan ini akan menghilang dari pikirannya karena mereka bisa membicarakan hal - hal pelik ini dengan ringan. Ayu merasa bahwa dia perlu ruang agar tidak ada percakapan tentang Herma atau Ab saat bertemu dengan teman - temannya nanti. Dia sudah lelah dengan segala hal itu. Nandar adalah target utamanya, dia sumber berita dan cerita tentang Ayu. Sejak pagi Ayu sudah membujuk Nandar agar tidak membicarakan hal tersebut ketika nanti berkumpul dengan anak - anak yang lain. Semuanya bisa menjadi seperti benang kusut yang tidak bisa diurai lagi. Nandar yang tidak peduli dengan itu semuanya hanya men

  • Cerita Cinta Ayu   Persimpangan

    Minggu - minggu ujian telah berakhir. Tidak ada hari libur untuk ujian tengah semester, namun ada waktu luang satu minggu bagi para siswa untuk rehat sejenak dengan tidak ada pelajaran. Sekolah Ayu termasuk dalam sekolah yang tidak terlalu ketat dengan siswanya, bisa dibilang jam kosong lebih mudah didapatkan jika setelah ada ujian, atau lomba - lomba tingkat kabupaten, ataupun nasional. Hari pertama masuk sekolah setelah dua minggu ujian memberikan Ayu sedikit kelonggaran karena dia akan seharian bermain dengan temannya, sebelum mulai rutin latihan untuk lomba bola voli antar sekolah. Ketika Ayu melalui lorong panjang menuju kelasnya, dia melihat laki - laki yang tidak asing bersender di ujung lorong menuju kelasnya. Dia adalah Ab yang tengah berbicara dengan anak lain dari kelas A. Ketika mengetahui hal itu Ayu hanya melihat sekilas dan melewatinya tanpa menyapa. Asal kalian tahu, sejak hari itu dimana Ab meminta nomor telepon Ayu, dia tidak pernah menghubungi sama sekali. Ayu meli

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status