Share

Cerita Cinta Ayu
Cerita Cinta Ayu
Penulis: Putri

Dear Diari

Panasnya terik matahari telah terasa pagi ini saat aku berangkat ke sekolah. Aku bersepeda bersama dengan teman yang tidak kukenal dengan baik tapi satu kelas denganku. Dia mengajakku berangkat bersama karena kami akan ada ujian masuk ke sekolah lanjut hari ini. Sekolah yang ingin aku masuki tidak terlalu jauh dari rumahku, hanya butuh 15 menit bersepeda dari rumah ke sekolah. Aku tidak berharap banyak, tapi jika aku diterima di sekolah ini maka akan lebih baik. Kakak perempuanku dulu juga bersekolah di sini, dan orang tuaku menuntunku untuk masuk ke sekolah ini karena mereka tahu sekolah ini bagus dan tidak pernah ada masalah serius yang menghampiri para siswa disana. Begitulah hariku dimulai hari ini. 

Begitulah isi dari halaman pertama buku diari Ayu. Dia masih belum tahu, apa yang akan menghampirinya nanti. Satu bulan berselang sejak ujian masuk, tepatnya di awal bulan Juli yang panas Ayu mengayuh sepedanya dengan bersemangat. Kemarin dia mendapat kabar bahawa siswa yang lolos nama - namanya akan diumumkan di papan pengumuman sekolah dan para pendaftar harus kesana jika ingin tahu apakah dia lolos atau tidak. Pada pukul 11.00 Ayu berangkat dari rumahnya menuju ke sekolah lewat jalan belakang rumahnya. Ketika sampai di halaman sekolah, sudah banyak sekali orang berkumpul di sana. Dia tidak peduli dan segera masuk ke area sekolah untuk melihat pengumuman. Dua lembar kertas telah dia lewati, diantara ratusan baris nama itu belum juga nampak nama Ayu. Setelah selesai membaca nama - nama pada baris atas, Ayu segera menemukannya namanya di baris bawah. Senyum riang muncul dari bibirnya, dia melangkah dengan riang dan segera pulang.

Dua minggu kemudian, sekolah dimulai dan para siswa baru masih harus memakai seragam lama karena seragam di sekolah baru Ayu waktu itu pengerjaannya terlambat. Sebelum dia masuk ke sekolah ini ada beberapa anak laki - laki yang menjadi teman masa kecil Ayu, sayangnya mereka bersekolah di beberapa tempat yang berbeda. Hal terbaik yang Ayu harapkan adalah dia tidak di satu kelas yang sama denga teman masa kecilnya. Saat Ayu masuk ke kelas B sesuai pembagian kelas, seorang anak laki - laki tersenyum dari kejauhan. 

"Sial." batin Ayu. 

Anak itu melambaikan tangan dan menyapanya, " Hei." 

Ayu sangat kesal karena dia harus satu kelas dengan Nandar, satu dari lima sahabat laki - lakinya. 

"Aku tahu kita akan satu kelas." lanjut Nandar. 

"Huft, aku bahkan sudah lelah di hari pertama masuk. Sana pergi dengan teman barumu." jawab Ayu.

Mereka berdua kemudian berpisah. Hari pertama masuk dikhususkan agar para siswa saling mengenal satu sama lain jadi tidak ada pelajaran hari itu. Setelah berkenalan, ada dua anak perempuan lain yang berkenalan dengan Ayu, mereka adalah Tiwi dan Kiki. Kedua anak itu tingginya hampir sama dengan Ayu, dan mereka adalah teman yang sempurna karena mereka berdua sama dengan Ayu yang tidak terlalu peduli dengan penampilan. Kebanyakan dari teman sekelas Ayu suka sekali berdandan dan tentu saja mereka sedang mempersiapkan diri untuk menggoda kakak kelas. Sedangkan Ayu, Tiwi dan Kiki yang tidak peduli dengan hal itu akan pergi menemui teman Tiwi di kelas lain. Saat pergi ke luar kelas Ayu tidak melihat ada orang di lorong dan dia bertabrakan dengan seorang laki - laki. 

"Maaf." kata Ayu sambil menunduk. 

Laki - laki itu tersenyum kemudian dia pergi bersama teman - temannya. Tiwi sangat terkejut melihatnya, " Ayo pergi." katanya sambil menarik tangan Ayu dan Kiki. 

"Ada apa?" tanya Ayu. 

"Aku ceritakan saat kita sudah jauh dari mereka." timpal Tiwi. 

Setelah beberapa waktu akhirnya Tiwi menemukan tempat yang tenang. "Kita kesana saja." kata Tiwi sambil menunjuk bangku yang ada di belakang kelas. 

Ayu dan Tiwi hanya menurut meski mereka juga tidak tahu kenapa tiba - tiba Tiwi seperti itu. 

"Ayu, habis kamu." hardik Tiwi tiba - tiba.

"Hah? Kenapa?" jawab Ayu kebingungan. 

"Laki - laki yang menabrakmu tadi adalah salah satu anak yang berpengaruh disini. Ayahnya adalah kepala sekolah di sekolah tetangga. Apapun yang dia lakukan dia tidak pernah mendapat hukuman, singkatnya tidak ada yang berani dengannya. Dia ada di kelas H, dan semua anak di kelas H pasti takut dengannya." jelas Tiwi.

"Kamu benar anak baru sama seperti kami?" tanya Ayu. 

"Iyalah. Gila apa." jawab Tiwi ketus.

"Bagaimana bisa kamu punya informasi sebanyak itu di hari pertamamu sekolah?" timpal Kiki.

"Dia tetanggamu?" tanya Ayu.

"Nggak lah, aku nggak sudi punya tetangga seperti dia. Ada orang yang ku kenal, dia juga bersekolah disini. Kelasnya di samping kelas laki - laki tadi jadi dia memberiku banyak informasi. Jika bisa tidak berhubungan dengannya, lebih baik tidak." kata Tiwi.

"Dia tadi hanya bertabrakan, itu tidak sengaja." kata Kiki.

"Benar, aku pun juga tidak mengenal satu pun diantara mereka tadi." kata Ayu.

"Tapi dia tersenyum padamu. Semoga dia tidak mencari tau tentangmu." kata Tiwi. 

Ayu dan Kiki merasa Tiwi sangat aneh. 

Halaman kedua buku diari Ayu dimulai dengan, "Tiwi dan Kiki". Kami bertiga pergi keluar kelas bersama karena tidak sengaja dan tidak membentuk persahabat ini dengan paksa. Kami hanya punya keinginan sama kemudian begitulah kami bertiga akhirnya bersama. Tiwi adalah informan di antara kami. Singkatnya, dia tau segala hal yang tidak kami tahu, setiap pagi dia selalu membawa kabar untuk kami tentang kejadian terkini. Dia juga bisa mencarikan informasi tentang orang lain, mulai sisi baik sampai sisi buruknya. Kiki adalah pecinta K - Pop, dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Dia satu - satunya orang yang bisa memberikan penilaian tanpa memihak siapa pun, sederhananya dia adalah penengah. Meskipun kami bertiga berbeda, aku melihat hari - hari di sekolahku akan sangat berwarna. Ada satu lagi yang terjadi hari ini, entah ini pantas atau tidak aku tulis tapi aku belum bisa melupakannya. Laki - laki yang tidak sengaja aku tabrak tadi, siapakah dia? Apakah benar lebih baik tidak mengenalnya? Aku merasa dia bukan orang jahat, tatapan matanya tidak menunjukkan dia orang jahat. Aku rasa lebih baik aku tidak mengenalnya lebih jauh, rumor tentangnya sudah sangat buruk.

Jika hari - hari awalnya di sekolah sudah semenegangkan ini. bagaimana dia akan menghabiskan tiga tahun. Laki - laki yang tidak dia kenal tiba - tiba menghampirinya, lebih tepatnya tidak sengaja bertemu. Dua teman karibnya yang menyempurnakan hari Ayu paling tidak bisa menjadi jaminan pasti ada hal baik yang bisa dia rasakan ketika bersama mereka berdua. Belum lagi banyaknya tugas yang akan dia hadapi. Selain itu, belum ada jaminan Ayu hanya akan berurusan dengan laki - laki itu, bagaimana jika ada laki - laki lain yang muncul di hari - hari sekolahnya.

Putri

Hola everyone, this is Putri. This story is about what Ayu thinks about love and what will happen to her when she falls in love with her first love. Please let me know, what you feel when you fall in love for the first time. Did you still remember that?

| Sukai
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ranza Auliand
hmmm... awal yg blm bgt seru
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status