Share

Tamparan

Sore harinya gue terbangun dengan wajah tertutup sebuah amplop putih kecil berkop tinta biru. Nampaknya amplop resmi dari lembaga tertentu dan karena nyawa gue belum sepenuhnya kumpul, gue taruh amplop putih itu di atas galon. Sambil menggeliat melemaskan otot, gue mulai berfikir soal menu makan yang enak sore ini. Baru saja gue melangkah keluar kamar saat terdengar suara Candra memanggil dari tembok balkon.

"Tuh surat sakitnya tadi gue taro di muka lo," katanya

"oh, sembarangan aja lo naro barang gituan di muka gue! mending tuh amplop nggak basah kena iler," gue melangkah dan duduk di kursi

"laper nih, udah beli makan belom?" tanya gue

"udah barusan" jawabnya

"yaah nggak bisa nitip dong gue?" keluh gue

"skali-kali beli sendiri lah" jawab Candra lagi

"busett... jahat amat lo! kan selama ini yang sering nitip tuh elo, gue yang jadi babu" protes gue

"pahala... ri... pahala. Lo mau masuk surga kan?" tanyanya sambil terkekeh

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status