Share

Nasib Laki-laki itu 02

Nafas laki-laki itu semakin sesak, sosok menyeramkan di hadapanya bertambah menyeramkan.

"Tolong... lepaskan a-ku!"

Laki-laki itu menyatukan kedua telapak tangannya di depan wajah sosok menyeramkan di hadapanya, ia berharap dapat dilepaskan karena udara sudah sangat menipis di dalam paru-parunya.

"Hihihi, jangan harap! Kau sudah berniat jahat pada, Lala," ucap sosok Merre, taringnya semakin panjang dan sangat runcing.

Perlahan-lahan tapi pasti sosok Merre membawa laki-laki yang sudah terlihat lemah untuk melayang bersamanya sementara tangan yang berkuku panjang masih memegang erat leher laki-laki itu.

Merre membawa laki-laki itu melayang di luar rumah Lala, ia membawanya ke bawah pohon mangga yang letaknya sangat jauh dari rumah Lala.

"O, kau sudah mati ternyata. Padahal aku ingin menyiksamu lebih lama lagi, baiklah ... waktunya makan!"

Merre melepaskan tangannya dari leher laki-laki itu, tampak lehernya membiru karena Merre mencekiknya terlalu keras dan kedua mata laki-laki itu melotot serta lidahnya menjulur keluar ketika Merre melepas topengnya.

"Wah, kau sangat tampan tapi ... otakmu sangat busuk, hahaha!" tawa Merre memecah keheningan malam.

Merre kemudian menancapkan satu kuku tajamnya ke mata yang masih melotot itu kemudian menariknya keluar dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Matamu Lezat!" puji Merre ia terus mengunyah bola mata laki-laki itu.

Puas menikmati kedua bola mata, Merre kemudiam menyantap semua bagian-bagian tubuh laki-laki itu hingga habis tidak tersisa.

"Makan malam yang sungguh lezat dan memuaskan bagiku, baik! Sekarang waktunya pulang," kata Merre menjilati setiap kuku-kukunya.

Lolongan anjing menghiasi gelapnya malam juga menjadi saksi bisu atas tragedi yang terjadi malam itu, satu nyawa lagi melayang di tangan Merre. Sungguh teragis akhir hidup laki-laki itu.

Angin sepoi-sepoi menerpa tubuh Merre dan membawanya meninggalkan lokasi pembunuhannya malam itu, tidak ada saksi atas kejadian itu.

Cukup singkat waktu untuk Merre kembali ke rumah dan ia langsung masuk ke dalam cermin pemberian Nenek Lala.

Pagi hari telah tiba, burung-burung saling berkicau dan bertengger di dahan-dahan pohon beringin maupun pohon rambutan milik Lala. sinar matahari masih malu-malu untuk menyinari bumi, namun sinarnya yang masih kemerah-merahan mampu menembus gorden jendela kamar milik Lala.

Kretek, bunyi khas tulang-tulang....

Sepasang tangan hitam yang berkuku panjang menyingkirkan selimut tebal yang menutup tubuh Lala kemudian sepasang tangan itu meraba perut Lala.

"Aduh, hentikan Merre!" teriak Lala yang sudah sangat merasa geli.

"Bagunlah, Lala!" balas sosok Merre.

"Sebentar lagi," ucap Lala dan mengubah posisi tidurnya dengan menghadap ke samping.

Kreeekkkk!

Krekk!

Kreeeek!

Bunyi suara tulang-tulang tangan Merre ketika ia menggerakkannya untuk mengganggu tidur Lala.

"Oke, aku bangun!"

Lala bangkit dari atas kasur dan berdiri di hadapan Merre, ia menatap hantu cermin itu dengan curiga.

"Mandi!" tegas Merre, hantu itu berbalik dan bersiap untuk masuk ke dalam cermin.

"Tunggu! Merre, Apa yang kau lakukan tadi malam?" tanya Lala.

Merre yang tadi ingin masuk ke dalam cermin menjadi tidak jadi karena mendengar pertanyaan dari Lala.

"Hanya....,"

Tokk

Tok

Tokkkk!

Suara ketukan pintu membuat kalimat Merre terhenti, sosok hantu yang sedikit menyeramkan itu sedikit merasa senang karena terhindar dari pertanyaan Lala.

"Lala bangun! Kau akan sekolah hari ini!" Seseorang berteriak dari luar kamar Lala.

Sementara Lala tampak kecewa karenanya. ia bertanya seperti itu pada Merre karena semalam ia mendengar suara Merre dan seorang laki-laki yang berbicara.

"Lala!" seseorang berteriak kembali membuat Lala sadar dari lamunan.

"Ia, Ibu. Lala sudah mau mandi," ucap Lala dari dalam.

Sosok Merre menyeringai ke arah Lala dan langsung bergegas masuk ke dalam cermin setelah Lala melotot kepadanya. Lala merasa senang karena punya penjaga ketika ia tidur dan pergi ke manapun. Merre sangat baik padanya walau Merre kadang membuatnya kesal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status