Share

3. Penyesalan Sarlita

“Gila ya kamu!! Aku kan cuma bercanda, Jod!!? Kok kamu serius menanggapinya?” tanya Windi hampir tidak percaya.

“Udah.. kamu jangan ngeles deh, mulai sekarang kamu harus bebaskan aku untuk pacari Sarlita.” jawab Jody dengan cueknya.

“Tapi kan.. apa yang kamu lakukan itu sudah keterlaluan Jod, itu artinya kamu mau tinggalkan aku!!” Windi seakan tidak bisa menerima kenyataan.

“Ini sudah terjadi Win.. pilihannya cuma dua, kamu bebaskan aku pacaran dengan Sarlita, atau kamu tinggalkan aku!!” Tegas Jody.

Windi tidak menjawab pilihan yang diberikan Jody, dia bergegas keluar dari mobil Jody dan meninggalkannya. Bagi Windi itu sudah cukup menjadi jawaban terhadap pilihan yang diberikan Jody.

Jody terbangun dari lamunannya saat Sarlita memeluknya, 

“Jod.. aku tidak ingin kamu tinggalkan begitu saja, apalagi saat ini aku sedang hamil. 

Saat malam tiba setelah Jody pulang, dalam kesendiriannya Sarlita menyesali semua yang sudah terjadi. Dia kembali teringat ketika dia tersadar, saat Jody akan memenuhi hajatnya saat di kamar Jody. 

Dia ingat Windi yang dilepas begitu saja oleh Jody, tanpa ada penyesalan. Bagi Jody seakan-akan semuanya mudah setelah dia mendapatkan apa yang diinginkannya.

“Kenapa Sar? Kok kamu tiba-tiba kehilangan mood gitu? Emang kamu gak membutuhkan?” Jody yang hasratnya sudah diujung ubun-ubun seketika protes.

“Aku gak ingin bernasib seperti Windi, Jod.. yang suatu saat kamu tinggalkan begitu saja.” Jawab Sarlita sembari menutupi tubuhnya dengan selimut.

Jody serasa naik pitam, dia kecewa dengan Sarlita, “Apa sih yang kamu mau lindungi lagi? Kan kamu sudah tidak perawan Sar!!?” hardik Jody dengan emosional.

“Plaaak!!” Sarlita menampar wajah Jody, “Gila ya.. enteng banget ucapan kamu Jod! Terus kalau aku sudah tidak perawan kamu bisa seenaknya memperlakukan aku!!?” nada suara Sarlita pun meninggi.

Di luar dugaan Jody kalau Sarlita akan memperlakukannya seperti itu, belum pernah ada cewek yang sudah diperawaninya berani berlaku kasar padanya.

“Sekarang mau kamu apa? Kan kita melakukannya karena sama-sama suka Sar? Salah aku di mana?”

“Aku baru nyadar kalu aku terlalu bodoh, Jod, sekarang aku dihantui berbagai kecemasan.” Sarlita tak kuat menahan kesedihannya.

Jody yang merasa membutuhkan Sarlita, berusaha untuk membujuk dan merayunya, “Maaf Sar.. aku ngaku salah deh, mungkin aku sudah salah memperlakukan kamu.” rayu Jody sembari memeluk Sarlita.

Ada ketakutan Sarlita kalau Jody benar-benar meninggalkannya. Padahal dia sendiri sudah tidak perawan lagi, dia tidak yakin kalau ada laki-laki lain yang bisa menerimanya apa adanya.

“Aku takut Jod kamu akan tinggalkan aku setelah aku tidak lagi perawan.” ucap Sarlita dengan lirih.

“Aku tidak akan lakukan itu pada kamu Sar.. aku akan jaga kamu selamanya.” Jody mengeluarkan jurus rayuannya.

Jody kasih alasan pada Sarlita, kenapa dia meninggalkan gadis yang pernah dipacarinya. Jody beralasan kalau rata-rata gadis tersebut selingkuh dibelakangnya. Jody ceritakan itu secara tidak langsung ingin katakan pada Sarlita, kalau dia seperti gadis-gadis itu nasibnya akan sama.

“Emang kamu punya bukti mereka selingkuh? Atau cuma dugaan kamu aja?” Jody dicecar Sarlita dengan pertanyaan yang menohok.

“Masak kalau aku tidak punya bukti bisa memutuskan mereka begitu saja Sar.. “

“Lho? Itu Windi salahnya apa? Kok kamu biarkan saja dia meninggalkan kamu?”

Jody sempat tergagap dengan pertanyaan Sarlita, namun dia segera berdalih, “Itukan keinginan dia sendiri Sar.. bukan aku yang inginkan. Aku sudah kasih dia pilihan soalnya.” Jawab Jody.

Sarlita tersadar dari lamunannya, saat sebuah panggilan masuk di ponselnya. Sarlita buru-buru menjawab teleponnya, 

“Ya Ma.. Mama apa kabar? Sarlita kangen sama Mama..” ucap Sarlita dengan raut wajah penuh kesedihan. 

Mendengar suara Sarlita yang begitu berat dan diselingi isak tangis, Mama Sarlita merasa curiga, “Kamu kenapa, Sar? Kok nada suara kamu sedih gitu?” tanya Mama Sarlita

“Aku gak apa-apa, Ma. Aku sedih karena kangen sama Mama.”

“Kalau kamu kangen, pulang aja dulu. Kan kamu bisa izin satu atau dua hari pulang ke Bali.”

Sarlita jelaskan pada Mamanya, bahwa dia sedang sibuk ujian semester. Mama Sarlita berbalik mengajukan penawaran, 

“Kalau kamu gak bisa pulang, Mama yang akan ke Jakarta menemui kamu.. Gimana?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status