Home / Romansa / Cincin Perenggut Perawan / 3. Penyesalan Sarlita

Share

3. Penyesalan Sarlita

Author: Nathanegara
last update Last Updated: 2022-05-05 11:09:53

“Gila ya kamu!! Aku kan cuma bercanda, Jod!!? Kok kamu serius menanggapinya?” tanya Windi hampir tidak percaya.

“Udah.. kamu jangan ngeles deh, mulai sekarang kamu harus bebaskan aku untuk pacari Sarlita.” jawab Jody dengan cueknya.

“Tapi kan.. apa yang kamu lakukan itu sudah keterlaluan Jod, itu artinya kamu mau tinggalkan aku!!” Windi seakan tidak bisa menerima kenyataan.

“Ini sudah terjadi Win.. pilihannya cuma dua, kamu bebaskan aku pacaran dengan Sarlita, atau kamu tinggalkan aku!!” Tegas Jody.

Windi tidak menjawab pilihan yang diberikan Jody, dia bergegas keluar dari mobil Jody dan meninggalkannya. Bagi Windi itu sudah cukup menjadi jawaban terhadap pilihan yang diberikan Jody.

Jody terbangun dari lamunannya saat Sarlita memeluknya, 

“Jod.. aku tidak ingin kamu tinggalkan begitu saja, apalagi saat ini aku sedang hamil. 

Saat malam tiba setelah Jody pulang, dalam kesendiriannya Sarlita menyesali semua yang sudah terjadi. Dia kembali teringat ketika dia tersadar, saat Jody akan memenuhi hajatnya saat di kamar Jody. 

Dia ingat Windi yang dilepas begitu saja oleh Jody, tanpa ada penyesalan. Bagi Jody seakan-akan semuanya mudah setelah dia mendapatkan apa yang diinginkannya.

“Kenapa Sar? Kok kamu tiba-tiba kehilangan mood gitu? Emang kamu gak membutuhkan?” Jody yang hasratnya sudah diujung ubun-ubun seketika protes.

“Aku gak ingin bernasib seperti Windi, Jod.. yang suatu saat kamu tinggalkan begitu saja.” Jawab Sarlita sembari menutupi tubuhnya dengan selimut.

Jody serasa naik pitam, dia kecewa dengan Sarlita, “Apa sih yang kamu mau lindungi lagi? Kan kamu sudah tidak perawan Sar!!?” hardik Jody dengan emosional.

“Plaaak!!” Sarlita menampar wajah Jody, “Gila ya.. enteng banget ucapan kamu Jod! Terus kalau aku sudah tidak perawan kamu bisa seenaknya memperlakukan aku!!?” nada suara Sarlita pun meninggi.

Di luar dugaan Jody kalau Sarlita akan memperlakukannya seperti itu, belum pernah ada cewek yang sudah diperawaninya berani berlaku kasar padanya.

“Sekarang mau kamu apa? Kan kita melakukannya karena sama-sama suka Sar? Salah aku di mana?”

“Aku baru nyadar kalu aku terlalu bodoh, Jod, sekarang aku dihantui berbagai kecemasan.” Sarlita tak kuat menahan kesedihannya.

Jody yang merasa membutuhkan Sarlita, berusaha untuk membujuk dan merayunya, “Maaf Sar.. aku ngaku salah deh, mungkin aku sudah salah memperlakukan kamu.” rayu Jody sembari memeluk Sarlita.

Ada ketakutan Sarlita kalau Jody benar-benar meninggalkannya. Padahal dia sendiri sudah tidak perawan lagi, dia tidak yakin kalau ada laki-laki lain yang bisa menerimanya apa adanya.

“Aku takut Jod kamu akan tinggalkan aku setelah aku tidak lagi perawan.” ucap Sarlita dengan lirih.

“Aku tidak akan lakukan itu pada kamu Sar.. aku akan jaga kamu selamanya.” Jody mengeluarkan jurus rayuannya.

Jody kasih alasan pada Sarlita, kenapa dia meninggalkan gadis yang pernah dipacarinya. Jody beralasan kalau rata-rata gadis tersebut selingkuh dibelakangnya. Jody ceritakan itu secara tidak langsung ingin katakan pada Sarlita, kalau dia seperti gadis-gadis itu nasibnya akan sama.

“Emang kamu punya bukti mereka selingkuh? Atau cuma dugaan kamu aja?” Jody dicecar Sarlita dengan pertanyaan yang menohok.

“Masak kalau aku tidak punya bukti bisa memutuskan mereka begitu saja Sar.. “

“Lho? Itu Windi salahnya apa? Kok kamu biarkan saja dia meninggalkan kamu?”

Jody sempat tergagap dengan pertanyaan Sarlita, namun dia segera berdalih, “Itukan keinginan dia sendiri Sar.. bukan aku yang inginkan. Aku sudah kasih dia pilihan soalnya.” Jawab Jody.

Sarlita tersadar dari lamunannya, saat sebuah panggilan masuk di ponselnya. Sarlita buru-buru menjawab teleponnya, 

“Ya Ma.. Mama apa kabar? Sarlita kangen sama Mama..” ucap Sarlita dengan raut wajah penuh kesedihan. 

Mendengar suara Sarlita yang begitu berat dan diselingi isak tangis, Mama Sarlita merasa curiga, “Kamu kenapa, Sar? Kok nada suara kamu sedih gitu?” tanya Mama Sarlita

“Aku gak apa-apa, Ma. Aku sedih karena kangen sama Mama.”

“Kalau kamu kangen, pulang aja dulu. Kan kamu bisa izin satu atau dua hari pulang ke Bali.”

Sarlita jelaskan pada Mamanya, bahwa dia sedang sibuk ujian semester. Mama Sarlita berbalik mengajukan penawaran, 

“Kalau kamu gak bisa pulang, Mama yang akan ke Jakarta menemui kamu.. Gimana?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cincin Perenggut Perawan   64. Perselingkuhan Tantrianus

    Kedua mahluk yang beda usia dan berlainan jenis itu berasyik-masyuk tanpa dibaluti sehelai benangpun, Windi memegang kendali. “Win.. ritmenya lebih lembut ya,” pinta Tantrianus yang di awal sudah menurun staminanya. Windi hanya menjawab dengan anggukan kepala sembari terus memacu laju gairahnya. Diantara dendam dan nafsu, Windi ingin melihat kebengalan ayah mantan kekasihnya. Belum sampai satu putaran Tantrianus sudah mencapai puncak pelepasan, Windi sangat kecewa. “Yah om.. kok nanggung gitu? Aku gimana dong?” gerutu Windi saat terpaksa menyelesaikan keintimanya. “Sorry Win, om memang sedang dalam stamina yang tidak bagus.” dalih Tantrianus ***“Maafkan Sarlita, Ma, situasinya memaksa Sarlita harus memilih cara itu.” Sarlita sadar apa yang dilakukannya adalah kesalahan. Mama Sarlita meminta agar Sarlita tetap memberitahukan Jody, walaupun hanya via telepon. “Izin suami itu penting Sar, tidak ada yang bisa kamu lakukan kalau suami kamu tidak izinkan!!” tegas Mama Sarlita“Aku

  • Cincin Perenggut Perawan   63. Sarlita Disalahkan

    Kedatangan Sarlita yang tiba-tiba di Bali menjadi pertanyaan Mamanya. Sehingga Sarlita dicecar berbagai pertanyaan, “Kok kamu gak kasih tahu Mama mau pulang? Tadi malam kan Mama telepon kamu? Kamu ada masalah apa Sarlita?” cecar Mama Sarlita “Ntar Sarlita jelaskan, Ma, jangan sekarang ya.. Sarlita baru sampai Nih.. “Sarlita terlihat sangat lelah, dia berusaha menahan perasan kecewa, juga kesedihannya. Setelah cipika-cipiki dengan Mamanya, Sarlita duduk di ruang tamu. Mama Sarlita duduk menjajari disamping Sarlita, “Mama curiga, Sar, kamu lagi ada masalah dengan Jody, ya? Jangan ada yang kamu sembunyikan, Sar.” ucap Mama Sarlita dengan lembutSarlita ceritakan pada Mamanya, bahwa setelah menerima telepon dengan Mamanya tadi malam dia bertengkar dengan Jody. Sarlita jelaskan juga, Jody semenjak sudah bekerja sikapnya banyak berubah. “Sekarang kamu percaya gak dengan apa yang Mama katakan? Kan Mama sudah ingatkan kamu, Sar?”“Mama benar, Sarlita tidak mendengarkan nasehat Mama. Tap

  • Cincin Perenggut Perawan   62. Sarlita ke Bali

    Hubungan Sarlita dan Jody kembali menegang. Keesokan harinya selepas Jody berangkat kerja, Sarlita telepon seseorang. Sarlita pesan tiket ke Bali dan minta diantar ke airport. “Mas.. tolong aku dulu ya, carikan tiket ke Bali hari ini. Kalau udah dapat, tolong antar aku ke airport.”Setelah terlibat pembicaraan yang cukup panjang, Sarlita mengakhiri sambungan pembicaraannya. Sarlita segera mengemas barang-barangnya, pikirannya begitu kalut. Situasi di rumah Jody saat itu sangat sepi, kesempatan itu digunakan Sarlita untuk meninggalkan rumah Jody. Agaknya, Sarlita tidak lagi memikirkan apakah perbuatannya tersebut salah atau benar. ***Menjelang siang di sebuah Mall, Windi terlihat asyik jalan sendirian sembari window shopping. Di sebuah gerai tanpa sengaja dia melihat Tantrianus yang sedang memilih kemeja dan dasi. Windi menyapa Tantrianus dengan sok akrab,“Hai om.. Jody gimana kabarnya?” tanya WindiTantrianus memandang Windi dari ujung kaki sampai ke ujung rambutnya, “Baik sih..

  • Cincin Perenggut Perawan   61. Jody Dihakimi

    “Emang kamu harus pulang malam setiap hari Jod? Kalau ada apa-apa dengan isteri kamu gimana?” Tantrianus tanyakan itu dengan baik-baik. “Ya.. habis gimana dong, Pa, kerja Jody memang seperti itu. Atau Jody fokus kuliah aja, gimana Pa?” Jody balik bertanya Tantrianus naik pitam mendengar jawaban Jody, “Terserah kamu Jod!! Silahkan kamu tentukan sendiri! Papa sudah capek nasehati kamu!!”Tantrianus tinggalkan Jody begitu saja, dia tidak peduli ada isterinya dan Sarlita di situ. Mama Jody membujuk Jody, “Jod.. kamu yang dewasa dong jawabannya, kok kamu selalu menjawab seperti itu dengan Papa kamu?”Sarlita tatap Jody yang sikapnya sangat cuek, Jody seperti tidak ingin disalahkan. Dia merasa bekerja itu bukanlah atas keinginannya. Sehingga merasa tidak punya beban. “Jody bingung, Ma, Papa selalu salahkan Jody. Sementara, Sarlita juga ingin Jody kerja.”“Kamu ini aneh ya.. Seakan-akan kamu gak punya beban hidup sama sekali! Kamu tahu gak kalau sekarang calon seorang ayah?”Jody hanya t

  • Cincin Perenggut Perawan   60. Tantrianus Kecewa

    “Kalau aku diposisi Kiano, aku sudah buang kamu, Jod! Kecuali kalau kamu sebagai lelaki simpanan aku.”Jody katakan kalau Cathrine beda dengan Kiano, menurutnya Kiano mau melakukan itu karena punya kedekatan dengan Sarlita. “Gini Cathrine, Kiano mau lakukan itu semua, karena dia dekat dengan isteri aku. Dengan begitu dia bisa aman dekat dengan isteriku.”Diam-diam ternyata Jody sudah tahu apa tujuan Kiano mau menerimanya sebagai karyawan. Jody tahu kalau Kiano punya hati terhadap Sarlita. Cathrine malah aneh dengan sikap Jody, “Kok kamu bisa tidak mempermasalahkan kedekatan isteri kamu dengan Kiano? Kamu sengaja jual isteri kamu pada Kiano, Jod?”Apa yang dikatakan Cathrine itu seperti menampar wajah Jody, “Aku tahu kalau hubungan mereka biasa aja, Cathrine, gak mungkin Kiano berani lebih dari itu.”“Wah! Sok tahu kamu, Jod! Aku ini wanita, aku tahu seperti apa perasaan seorang wanita. Kamu aja gak peduli sama isteri sendiri!!”***Kiano ingin tahu apa rencana Sarlita ke depan, mes

  • Cincin Perenggut Perawan   59. Jody Berubah

    Satu bulan kemudian Apa yang dikhawatirkan Tantrianus terhadap Jody benar-benar jadi kenyataan. Disamping bekerja dengan Kiano, Jody tetap menjalin hubungan dengan Cathrine. Jody rupanya sudah berubah selera, yang tadinya sangat terobsesi pada gadis perawan, sekarang malah takluk pada janda muda kinyis-kinyis. Sarlita kerap mengadu pada Kiano tentang rumah tangganya, “Dugaan aku gak salah Kiano, Jody semakin berubah sekarang. Padahal, kehamilanku sudah masuk pada bulan ke 6.”Cerita Sarlita pada Kiano ssat mereka bertemu di sebuah tempat, dipinggiran dermaga pada sebuah danau nan indah. “Sar.. biarin aja dia seperti itu, justeru itu yang akan menjadi alasan aku minta kamu dari dia nantinya.”Sarlita keberatan dengan cara Kiano itu, dia ingin situasi seperti itu tidak dijadikan alasan Kiano merebut Sarlita dari Jody. “Aku rasa jangan karena alasan itu, Kiano, aku tidak ingin Jody berpikir kita sengaja merencanakannya.”Kiano tetap berusaha menjaga sikapnya terhadap Sarlita, dia ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status