Share

6. Kedok Jody Terkuak

Satu minggu kemudian.. 

Pertemuan Sarlita semakin intensif, itupun Sarlita masih diselingi Jody dengan Windi. Jody selalu memanfaatkan kencannya dengan Sarlita untuk sekadar bercinta. Sarlita tidak tahu kalau Jody masih berhubungan dengan Windi. Sementara Windi merestui hubungan Jody dengan Sarlita. 

Setelah berhubungan intim, Jody mau meninggalkan Sarlita begitu saja. Sarlita tidak bisa menerima sikap Jody tersebut, 

“Aku hanya tempat pelampiasan nafsu aja, Jod? Setelah itu dengan seenaknya kamu tinggalkan?”

“Bukan gitu Sar, aku ada mata kuliah yang gak bisa aku tinggalkan.”

“Tapi, gak gitu juga kali, Jod? Basa-basi dulu kek.. atau apalah.”

Muka Jody seperti ditimpuk kotoran oleh Sarlita, dia tidak menyangka kalau Sarlita mengawasi sikap dan gerak-geriknya. Jody berusaha untuk menahan diri sejenak, meskipun perasaannya sangat gelisah. 

“Yaudah Sar.. kalau gitu aku ke kampus dulu ya, aku ada mata kuliah penting hari ini.”

“Terus..ngapain kamu ke sini? Udah tahu ada mata kuliah penting?”

“Aku Cuma ingin melihat keadaan kamu aja sih.. “

“Bohong!! Kamu kan hanya ingin bercinta sama aku kan?” 

Jody seperti tertampar mukanya dengan ucapan Sarlita, dia hampir kehabisan kata-kata. 

“Gak.. gak gitu Sar, aku baru ingat kalau ada mata kuliah itu hari ini..” jawaban Jody tidaklah meyakinkan Sarlita. 

“Udah deh Jod.. aku sudah tahu semua tentang kamu. Semua korban kamu mengalami apa yang aku alami hari ini.”

“Aku tidak ingin berdebat soal ini Sar.. yang jelas, aku memang sedang ada mata kuliah penting hari ini.” Jody tinggalkan Sarlita begitu saja. 

Sarlita hanya menatap kepergian Jody, hatinya sangat pedih. Beribu penyesalan menyeruak di dalam hatinya. Dia tidak tahu harus mencurahkan hati pada siapa. 

***

Kristo merupakan Pencari Bakat, yang merekrutnya sebagai model dan pemain sinetron. Kristo bukanlah lelaki lajang, dia sudah beristri. Hanya saja Sarlita tidak tahu kalau Kristo sudah berkeluarga. Sarlita bertemu dengan Kristo di sebuah Coffee Shop di sebuah Mall.

“Tumben kamu ajak aku ketemu Sar? Ada apa? Kangen sama aku ya?” Kristo tanyakan itu dengan bercanda. 

“Iya mas.. habis lama sih gak dapat callingan. Mas Kris apa kabar?”

“Baik Sar.. ntar deh dalam waktu dekat aku calling kamu. Ada Advertising yang cari model untuk kalender.”

“Wah.. kalau itu kasih Dissa aja mas, aku sepertinya tidak cocok.” Sarlita sadar diri kalau dia tengah hamil.”

“Kenapa kamu gak tertarik?”

Lama Sarlita menatap Kristo, ada keinginan menceritakan apa yang sedang dialaminya. Tapi, dia mengurungkannya. 

“Wajah kamu kok kusut gitu Sar? Ada masalah apa? Cerita dong.. jangan dipendam, ntar busuk lho.” Kristo kembali bercanda 

“Mas.. emang kebiasaan cowok kalau habis berhubungan, pergi begitu saja ya?”

“Maksudnya gimana Sar? Aku gak ngerti?”

“Tadi Jody datang, begitu selesai hubungan intim dia mau pergi begitu saja.”

Kristo mengernyitkan dahinya, “Maaf Sar.. emang kamu sering berhubungan intim dengan Jody?”

“Iya mas.. dia berikan aku cincin pertunangan, dan dia bilang itu sebagai ikatan sebelum menikah.”

“Hanya karena cincin itu kamu mau menyerahkan kesucian kamu?”

***

Jody ternyata tidak pergi ke kampus, sesuai dengan dugaan Sarlita kalau Jody hanya berdalih.  Jody menemui Windi di Cafe biasa tempat mereka bertemu. 

Jody sangat berharap bisa menyalurkan hasratnya pada Windi. Seakan apa yang baru saja dilakukannya dengan Sarlita belumlah cukup. 

“Win.. aku sudah menduga kamu ada di sini. Kamu gak ada kuliah kan hari ini?”

“Kok kamu bisa menduga aku di sini Jod?”

“Tadi aku cari kamu di kampus, tapi kamu gak ada.”

“Kok kamu gak jalan sama Sarlita? Lagi PMS ya?” Windi tanyakan itu dengan bercanda. 

“Sarlita lagi kuliah Win.. aku juga lagi gak mood dekat sama dia.”

“Kenapa? Kalian berantem lagi ya? Kan aku udah kasih kebebasan sama kamu?”

“Justeru itulah yang membuat aku lebih memilih dekat sama kamu Win. Aku lebih nyaman ada di sisi kamu Win.” rayu Jody

“Gombal kamu Jod.. gak usah ngomong gitu deh, aku tahu kamu Jod.”

“Kamu masih mau di sini Win? Gak mau pindah ke tempat lain?”

“Aku lagi PMS Jod.. percuma juga kita pindah ke tempat lain.”

Jody tidak menyangka kalau Windi lagi PMS, dia kecewa mendengar penjelasan Windi. Harapannya ingin menyalurkan hasrat pada Windi gagal. 

***

Kristo jelaskan pada Sarlita, bahwa cincin itu tidaklah bisa mengesankan sebuah hubungan. Tidak serta merta dengan cincin itu bisa sah melakukan hubungan layaknya suami isteri. Hanya sebuah Akad Nikah yang bisa melegalkan sebuah ikatan pernikahan. 

Mendengar penjelasan Kristo, Sarlita jadi tahu kalau dia sudah di tipu oleh Jody. Di bola mata Sarlita butir-butir air mata mulai bergulir, 

“Aku gak tahu sama sekali mas tentang itu, aku benar-benar seperti kerbau yang dicucuk hidungnya. Aku hanya menuruti keinginan Jody.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status