Share

5. Puncak Perang Dingin

Tanpa disadari keduanya sudah bergumul di atas tempat tidur, keduanya memang saling membutuhkan kehangatan. Kesempatan itu dimanfaatkan Jody untuk melampiaskan hasratnya yang tak tersalurkan pada Sarlita

Keduanya dalam remang temaram cahaya di kamar terlihat tanpa dibaluti sehelai pakaian pun. Desah nafas berpacu mengiringi rintihan Windi yang tertahan dengan lirih. Keduanya hanyut dalam gairah dan hasrat yang membuncah. 

Rumah Jody yang jauh dari kesan hangat, rumah yang sepi bak tak berpenghuni. Rumah yang begitu luas sehingga tidak terawasi apa yang terjadi di kamar Jody. Dua insan yang berpagut nafsu terus berganti posisi. Windi yang tadinya berada di bawah, kini meliuk-liukkan tubuhnya di atas tubuh Jody. 

“Jod.. aku sangat menikmatinya.” Ucap Windi disela desah nafasnya. 

Jody menatap Windi yang berada di atasnya penuh kemenangan. Jody mengatur nafasnya untuk mempersiapkan serangan berikutnya. Kini Jody membalikkan posisinya dia berada di belakang Windi yang tiduran dengan posisi menyamping. Jody sangat faham kalau itu posisi terakhir yang selalu diinginkan Windi. 

Dengan bersimbah peluh di tubuh keduanya, Jody semakin mempercepat ritme pinggulnya. Disela desah nafas Jody yang semakin cepat, Windi pun merintih dengan lirih mencapai puncak pelepasan. Jody melabuhkan sebuah kecupan di leher Windi di dekat telinganya. 

Jody merengkuh tubuh Windi dari belakang, “Win.. hal seperti ini tidak aku dapatkan dari Sarlita.” Jody kembali melambungkan Windi dengan pujian semuanya. 

“Masak sih Jod? Emang dia gak bisa goyang ya?” tanya Windi penuh kebanggaan. 

“Dia hanya bisa menerima, tidak memberikan sesuatu seperti yang kamu berikan padaku.”  dengan jawabannya, Jody kembali memuji Windi. 

Jody tahu kalau Windi senang dibandingkan dengan wanita lain yang biasa dikencaninya. Dengan begitu dia akan merasa menjadi pujaan Jody satu-satunya. Windi tidak menyadari kalau dibalik semua itu Jody punya maksud dan rencana. 

Windi membalikkan tubuhnya menghadap kearah Jody, dicumbunya bibir Jody, “Jod.. kamu takkan tergantikan, apa yang kamu sajikan padaku adalah kenikmatan yang tak pernah aku temukan.” Windi membalas sanjungan Jody. 

Jody mulai mengeluarkan misinya dalam kencan tersebut, "Win.. apa yang aku perlihatkan pada kamu di mobil, jangan kamu sebarkan ya, karena reputasiku di kampus bisa hancur.” pinta Jody

“Ya gaklah Jod.. itu kalau kamu tidak kecewakan aku.” ucapan Windi itu terselip sebuah ancaman. 

“Gimana mungkin aku bisa kecewakan kamu Win? Saat ini kamu satu-satunya yang ada di hatiku.” rayu Jody sembari melabuhkan kecupan di bibir Windi. 

Windi memeluk Jody dengan hangat, seakan tidak ingin melepaskannya lagi. Windi katakan pada Jody bahwa dia sangat cemburu pada Sarlita. Di matanya Sarlita wanita yang anggun, cantik dan berkelas juga sangat menarik perhatian lelaki. 

Di luar dugaannya kalau Jody mampu menaklukkan dan merenggut keperawanan Sarlita. Itulah hal yang ditakutkan Windi, dia khawatir Jody malah akan terikat pada Sarlita. Dia kenal betul karakter Jody, setelah merenggut kesucian seorang gadis, dia akan bertahan pada gadis tersebut sampai dia bosan. 

“Emang Sarlita mau kamu tinggalkan begitu saja Jod? Kalau dia terus uber kamu gimana?”

“Makanya kita harus kerjasama Win.. dia pasti tidak mau aku tinggalkan begitu saja. Kamu gak usah cemburu, hati aku ada sama kamu.”

Windi terus mencecar Jody, dia ingin tahu hubungan seperti apa yang diinginkan Jody pada dirinya. Dia tidak ingin hanya dijadikan bamper hubungannya dengan Sarlita. 

“Aku hanya menjaga hubungan dengan dia, Win, agar dia tidak menuntut macam-macam. Tidak lebih dari itu.”

Windi termakan rayuan Jody yang ingin sekali merengkuh dua wanita menjadi gacoannya. Disaat dia bosan dengan Sarlita, dia akan ada dalam pelukan Windi. Begitu juga sebaliknya, disaat bosan dengan Windi , dia bisa kencan dengan Sarlita. 

Windi sangat hapal perilaku Jody yang satu itu, disaat Windi PMS, maka dia akan menjauh dari Windi. Dan itu bukan hanya dialami oleh Windi, gadis lain yang pernah menjadi mangsanya mengalami hal yang sama. 

Itulah hal yang belum dialami Sarlita, karena Sarlita masih baru diperawani Jody. Saat bermasalah dengan Sarlita, Jody pun akan merapat ke Windi. Tabiat lelaki pada umumnya memang begitu, hanya ingin dekat disaat eneknya saja. 

Manisnya sebuah hubungan hanya direguk saat bisa bercinta. Ketika hasrat terhalang PMS, maka hasrat bercinta pun dilampiaskan dilapak lainnya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status