Share

20. Hilang nyawa

Tangis Aya pecah, ia memeluk makam berukuran kecil di hadapannya. Lilis dan Ening ikut menangis sembari memeluk Aya. Ketiganya, baru saja memakamkan jenazah putri yang baru enam bulan ia lahirkan. Naya, bayi perempuan itu lahir enam bulan lalu dan langsung mengalami kelainan pada salah satu organ tubuhnya yang tak berkembang sempurna, hingga akhirnya Naya kembali kepada sang pencipta.

“Aya, ayo kita pulang, Pak Ustad juga udah pulang dari tadi. Relakan Naya ya, Aya.” Lilis memeluk Aya, lalu merangkul bahu dan membantu beranjak.

“Anak Aya meninggal, Ibu…” tangis Aya kembali pecah di dalam pelukan Lilis. Ening beranjak, membantu kakaknya memapah Aya yang masih tampak lemas.

“Nanti kita ke sini lagi, sekarang kita pulang, udah sore. Aya yang sabar, ya,” kini Ening ikut bicara. Aya masih terisak.

Tak ada orang tua yang mudah merelakan kepergian darah dagingnya. Perjuangan Aya menjalani kehamilannya juga tak mudah, be

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status