Share

Pikiran Shilla

Suasana kantin yang begitu ramai membuat siswa-siswi saling berdesak-desakan untuk memesan makanan di tenant yang telah disediakan. Shilla duduk di salah satu meja yang berada di sudut ruangan ini sementara Sivia sudah melenggang untuk memesan makanan dan minuman. Sekitar 10 menit kemudian Sivia sudah kembali dengan membawa nampan yang berisi; 1 porsi nasi goreng special, 1 porsi bakso kuah, dan 2 porsi jus alpukat.

"Siv," panggil Shilla seraya memandangi wajah Sivia dengan serius.

"Kamu kenapa? Kok ngeliatin aku gitu banget sih?" tanya Sivia mengernyitkan keningnya.

Shilla terdiam. Dia masih ragu untuk menanyakan hal yang mengganjal hati dan pikirannya sejak tadi. Terlebih juga melihat Sivia yang seperti sudah tidak tahan lagi ingin melahap bakso kuah yang ada di depannya tersebut.

"Malah ngelamun. Kamu kenapa sih Shil?" Pertanyaan ini terdengar kembali dari mulut Sivia.

"Ehm ... gak jadi deh. Nanti saja." Shilla tersenyum kepada Sivia lalu memulai melahap nasi goreng di hadapannya.

Sivia melihat ada perubahan terhadap Shilla tetapi akhirnya hanya diam saja dan melanjutkan melahap makanannya.

"Shil, aku mau lanjutin cerita aku yang tadi pagi ya, boleh kan?" Sivia tersenyum lalu menyeruput jus Alpukatnya.

Mendengar hal itu, Shilla langsung antusias mendengarkannya. Apalagi jawaban atas kegelisahannya memang ada di topik cerita ini. Shilla melirik Sivia dengan cepat "Lanjutin aja Sivia."

Sivia mengunyah kembali satu butir bakso hingga tandas ke dalam perutnya. "Oh, iya. Kamu tadi penasaran sama Anita kan?"

Ada rasa berbeda di dalam hati Shilla ketika mendengar nama Anita disebut. Perasaan itu seperti menyakitkan, padahal Shilla juga tidak mengenal Anita tapi karena ada nama kekasihnya disebut akhirnya dirinya membuat opini-opini sendiri yang mungkin bisa tidak masuk akal.

"Iya. Dia siapa? Hubungannya dengan Randy apa?" Shilla meletakkan sendok dan garpunya. Lalu, dengan seksama berusaha fokus hanya kepada Sivia seorang.

"Jadikan aku dekat sama Galang. Semalam Galang cerita orang di masa lalunya gitu sama aku. Nah namanya itu, Anita. Dia bilang sih dia putus sama Anita gara-gara sih gadis tersebut masih sayang sama orang masa lalunya gitu," jelas Sivia lalu ia menyeruput jus Alpukatnya kembali.

"Lalu, hubungannya sama Randy?" tanya Shilla mengernyitkan keningnya.

"Namun, kamu harus siap ya dan juga jangan marah, sedih ataupun hal lainnya," ucap Sivia lalu mengenggam tangan Shilla.

Perasaan Shilla makin tidak karuan saat ini. Opini yang di pikirkannya sepertinya memang benar terjadi.

"Apa?"

"Orang masa lalunya Anita tersebut adalah Randy," jawab Sivia memperhatikan raut wajah Shilla. Ia hanya tidak ingin sahabatnya menjadi sedih atau yang lainnya.

Dan, ternyata benar. Opini yang telah dipikirkan Shilla sedari tadi. Hatinya sungguh semakin sakit. Ia tidak pernah tahu rasa apa yang sedang dirasakannya kini. Namun rasa sakit memang makin menjadi-jadi.

"Oke Siv. Makasih ya kamu sudah ngasih tahu aku, biar nanti aku tanya langsung saja sama Randy," jawab Shilla tersenyum simpul melanjutkan melahap makanannya.

***

Hiruk-pikuk jalan raya begitu jelas terlihat dengan mata. Jalanan begitu ramai dengan cuaca yang cukup panas pasti hampir membuat semua orang merasakan kehausan. Randy menghentikan motornya tepat di depan kedai orang jualan makanan dan minuman ringan. Sementara Shilla yang berada di belakang Randy tetap duduk saja tanpa berniat untuk turun dari motor tersebut.

"Shil, turun dong."

Shilla yang mendengar pun terkejut dan tersadar di mana tempat dia berada sekarang, kemudian langsung turun tanpa menjawab.

"Kenapa ke sini?"

"Masuk aja, deh."

Shilla terus saja menatap Randy dengan seksama. Terlalu banyak opini yang dia pikirkan hingga membuat hatinya sakit begitu saja tanpa tahu fakta yang terjadi.

"Shil, kamu kenapa?" Randy yang sadar atas perubahan kekasihnya tersebut akhirnya angkat suara

Tanpa basa-basi Shilla langsung menanyakan hal yang mengganjal hati dan pikirannya tersebut. "Kamu kenal dengan namanya, Anita?"

Randy tampak terdiam. "Anita? Siapa? Aku gak kenal?"

"Kamu yakin gak kenal sama Anita?" Kali ini Shilla semakin ingin mengintograsi kekasihnya.

"Kalau aku bilang gak kenal, ya bearti aku gak kenal Sayang."

Shilla masih merasa tidak puas dengan jawaban kekasihnya dan merasa masih ada yang di tutupi.

"Lalu, tadi kenapa kamu diam waktu aku sebut nama Anita pertama kalinya?"

"Aku tadi itu mikir, ada gak teman namanya Anita. Tapi ternyata gak ada, ya jadinya aku jawab gak kenal donk, Sayang," jawab Randy lalu tersenyum lebar.

Baru saja Shilla ingin melanjutkan ucapannya. Ibu yang jualan sudah membawakan 2 porsi burger dan 2 porsi es cappucino.

Randy dengan segera menyeruput minuman miliknya. "Panas, Sayang. Aku haus nih."

Shilla menghela napas dan ia juga menyeruput minuman miliknya.

"Daripada kamu nanya yang gak penting, lagian cuaca lagi panas. Mending kamu makan itu burger biar gak kelaparan." Randy tersenyum lebar memperhatikan raut wajah Shilla yang nampak begitu kesal.

"Mau aku suapin?" lanjut Randy kembali.

"Gak. Aku bisa sendiri kok," jawab Shilla lalu memulai mengigit burgernya dengan perlahan.

***

Shilla P.O.V

Aku tidak pernah tau apa yang sedang aku rasakan kini. Perasaan ini sungguh membuatku sakit. Apakah ini yang dinamakannya sakit hati? Tapi jika ini disebut sakit hati, gadis tersebut hanyalah orang masa lalunya. Bukan kekasihku ketahuan selingkuh bersama gadis lain saat ini juga. Lalu, pantaskah aku marah terhadapnya hanya karena hal ini? Hal yang tidak begitu jelas adanya.

Namun, mengapa Randy tidak mau berterus terang terhadapku? Apakah Randy memang jujur? Atau masih banyak yang ditutupi olehnya?

Selama ini aku bisa biasa saja melihat semua wanita yang mendekati kekasihku, karena, aku merasa bangga dimiliki oleh seorang yang paling popular di sekolah. Aku tidak pernah berpikir bahwa Randy akan menduakanku apalagi sampai selingkuh.

Namun, di mulainya aku mendengar nama Anita yang kata Sivia notabanenya itu orang masa lalu Randy, membuatku ingin mencari tahu apa saja yang tidak pernah aku ketahui selama ini.

Lagi pula kalau memang Sivia berbohong untuk apa? Aku sangat percaya sama sahabatku, Sivia.

Seandainya saja Galang yang berbohong tujuannya juga untuk apa?

Aku harus menyelidiki semuanya.

***

Tanpa sengaja Shilla melihat orang yang begitu ia kenal. Rasa sakit yang dirasakan hatinya makin terasa begitu sesak di dada. Ia hanya bisa terdiam lalu pandanganya hanya fokus ke sepasang orang berlawanan jenis yang duduk di kursi taman kota.

"Randy ..., " lirih Shilla tanpa di sadari air mata keluar dengan sendirinya.

Siapakah wanita tersebut?

Apakah itu yang namanya Anita?

Atau itu wanita lain lagi?

Bersambung ...

Suasana kantin yang begitu ramai membuat siswa-siswi saling desak-desakan untuk memesan makanan di tenant yang telah disediakan. Shilla duduk di salah satu meja yang berada di sudut ruangan ini sementara Sivia sudah melenggang untuk memesan makanan dan minuman. Sekitar 10 menit kemudian Sivia sudah kembali dengan membawa nampan yang berisi; 1 porsi nasi goreng special, 1 porsi bakso kuah, dan 2 porsi jus alpukat.

"Siv," panggil Shilla seraya memandangi wajah Sivia dengan serius.

"Kamu kenapa? Kok ngeliatin aku gitu banget sih?" tanya Sivia mengernyitkan keningnya.

Shilla terdiam. Dia masih ragu untuk menanyakan hal yang mengganjal hati dan pikirannya sejak tadi. Terlebih juga melihat Sivia yang seperti sudah tidak tahan lagi ingin melahap bakso kuah yang ada di depannya tersebut.

"Malah ngelamun. Kamu kenapa sih Shil?" Pertanyaan ini terdengar kembali dari mulut Sivia.

"Ehm ... gak jadi deh. Nanti saja." Shilla tersenyum kepada Sivia lalu memulai melahap nasi goreng di hadapannya.

Sivia melihat ada perubahan terhadap Shilla tetapi akhirnya hanya diam saja dan melanjutkan melahap makanannya.

"Shil, aku mau lanjutin cerita aku yang tadi pagi ya, boleh kan?" Sivia tersenyum lalu menyeruput jus Alpukatnya.

Mendengar hal itu, Shilla langsung atusias mendengarkannya. Apalagi jawaban atas kegelisahannya memang ada di topik cerita ini. Shilla melirik Sivia dengan cepat "Lanjutin aja Sivia."

Sivia mengunyah kembali satu butir bakso hingga tandas ke dalam perutnya. "Oh, iya. Kamu tadi penasaran sama Anita kan?"

Ada rasa berbeda di dalam hati Shilla ketika mendengar nama Anita disebut. Perasaan itu seperti menyakitkan, padahal Shilla juga tidak mengenal Anita tapi karena ada nama kekasihnya disebut akhirnya dirinya membuat opini-opini sendiri yang mungkin bisa tidak masuk akal.

"Iya. Dia siapa? Hubungannya dengan Randy apa?" Shilla meletakkan sendok dan garpunya. Lalu, dengan seksama berusaha fokus hanya kepada Sivia seorang.

"Jadikan aku dekat sama Galang. Semalam Galang cerita orang di masa lalunya gitu sama aku. Nah namanya itu, Anita. Dia bilang sih dia putus sama Anita gara-gara sih gadis tersebut masih sayang sama orang masa lalunya gitu," jelas Sivia lalu ia menyeruput jus Alpukatnya kembali.

"Lalu, hubungannya sama Randy?" tanya Shilla mengernyitkan keningnya.

"Namun, kamu harus siap ya dan juga jangan marah, sedih ataupun hal lainnya," ucap Sivia lalu mengenggam tangan Shilla.

Perasaan Shilla makin tidak karuan saat ini. Opini yang di pikirkannya sepertinya memang benar terjadi.

"Apa?"

"Orang masa lalunya Anita tersebut adalah Randy," jawab Sivia memperhatikan raut wajah Shilla. Ia hanya tidak ingin sahabatnya menjadi sedih atau yang lainnya.

Dan, ternyata benar. Opini yang telah dipikirkan Shilla sedari tadi. Hatinya sungguh semakin sakit. Ia tidak pernah tahu rasa apa yang sedang dirasakannya kini. Namun rasa sakit memang makin menjadi-jadi.

"Oke Siv. Makasih ya kamu sudah ngasih tahu aku, biar nanti aku tanya langsung saja sama Randy," jawab Shilla tersenyum simpul melanjutkan melahap makananya.

***

Hiruk-pikuk jalan raya begitu jelas terlihat dengan mata. Jalanan begitu ramai dengan cuaca yang cukup panas pasti hampir membuat semua orang merasakan kehausan. Randy menghentikan motornya tepat di depan kedai orang jualan makanan dan minuman ringan. Sementara Shilla yang berada di belakang Randy tetap duduk saja tanpa berniat untuk turun dari motor tersebut.

"Shil, turun dong."

Shilla yang mendengar pun terkejut dan tersadar dimana tempat dia berada sekarang, kemudian langsung turun tanpa menjawab.

"Kenapa ke sini?"

"Masuk aja, deh."

Shilla terus saja menatap Randy dengan seksama. Terlalu banyak opini yang dia pikirkan hingga membuat hatinya sakit begitu saja tanpa tahu fakta yang terjadi.

"Shil, kamu kenapa?" Randy yang sadar atas perubahan kekasihnya tersebut akhirnya angkat suara

Tanpa basa-basi Shilla langsung menanyakan hal yang mengganjal hati dan pikirannya tersebut. "Kamu kenal dengan namanya, Anita?"

Randy tampak terdiam. "Anita? Siapa? Aku gak kenal?"

"Kamu yakin gak kenal sama Anita?" Kali ini Shilla semakin ingin mengintograsi kekasihnya.

"Kalau aku bilang gak kenal, ya bearti aku gak kenal Sayang."

Shilla masih merasa tidak puas dengan jawaban kekasihnya dan merasa masih ada yang di tutupi.

"Lalu, tadi kenapa kamu diam waktu aku sebut nama Anita pertama kalinya?"

"Aku tadi itu mikir, ada gak teman namanya Anita. Tapi ternyata gak ada, ya jadinya aku jawab gak kenal donk, Sayang," jawab Randy lalu tersenyum lebar

Baru saja Shilla ingin melanjutkan ucapannya. Ibu yang jualan sudah membawakan 2 porsi burger dan 2 porsi es cappucino.

Randy dengan segera menyeruput minuman miliknya. "Panas, Sayang. Aku haus nih."

Shilla menghela napas dan ia juga menyeruput minuman miliknya.

"Daripada kamu nanya yang gak penting, lagian cuaca lagi panas. Mending kamu makan itu burger biar gak kelaparan." Randy tersenyum lebar memperhatikan raut wajah Shilla yang nampak begitu kesal.

"Mau aku suapin?" lanjut Randy kembali.

"Gak. Aku bisa sendiri kok," jawab Shilla lalu memulai mengigit burgernya dengan perlahan.

***

Shilla P.O.V

Aku tidak pernah tau apa yang sedang aku rasakan kini. Perasaan ini sungguh membuatku sakit. Apakah ini yang dinamakannya sakit hati? Tapi jika ini disebut sakit hati, gadis tersebut hanyalah orang masa lalunya. Bukan kekasihku ketahuan selingkuh bersama gadis lain saat ini juga.

Lalu pantaskah aku marah terhadapnya hanya karena hal ini? Hal yang tidak begitu jelas adanya.

Tapi mengapa Randy tidak mau berterus terang terhadapku?

Apakah Randy memang jujur? Atau masih banyak yang ditutupi olehnya?

Selama ini aku bisa biasa saja melihat semua wanita yang mendekati kekasihku, karena, aku merasa bangga dimiliki oleh seorang yang paling popular di sekolah.

Aku tidak pernah berpikir bahwa Randy akan menduakanku apalagi sampai selingkuh.

Namun, di mulainya aku mendengar nama Anita yang kata Sivia notabanenya itu orang masa lalu Randy, membuatku ingin mencari tahu apa saja yang tidak pernah aku ketahui selama ini.

Lagi pula kalau memang Sivia berbohong untuk apa? Aku sangat percaya sama sahabatku, Sivia.

Seandainya saja Galang yang berbohong tujuannya juga untuk apa?

Aku harus menyelidiki semuanya.

Tanpa sengaja Shilla melihat orang yang begitu dikenal. Rasa sakit yangdi rasakan hatinya makin terasa begitu sesak di dada. Ia hanya bisa terdiam lalu pandanganya hanya fokus ke sepasang dua orang berlawanan jenis yang duduk di kursi taman kota.

"Randy ..., " lirih Shilla tanpa di sadari air mata keluar dengan sendirinya.

Siapakah wanita tersebut?

Apakah itu yang namanya Anita?

Atau itu wanita lain lagi?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status