Share

Cinta Abadi
Cinta Abadi
Penulis: Shara Pradonna

Rasa Penasaran

Shilla terdiam memandangi seorang lelaki yang baru saja memarkirkan sepeda motor yang ditumpangi di parkiran sekolah. Ia membuka helm lalu dikaitkan ke spion motornya. Lelaki itu terlihat begitu cool dengan seragam sekolah yang rapi dikenakannya, dan rambut cepak ala anak sekolah yang taat peraturan sekolah serta kulit putih, tinggi badan menjulang yang menawan. Wajar, saja kalau banyak kaum hawa di sekolah ini yang mengidolakannya. Namun, lelaki itu sudah memilih seorang wanita untuk menjadi kekasihnya dan wanita beruntung itu adalah Shilla.M

"Melamun saja Shil!" ucap Randy melambaikan tangannya tepat di wajah Shilla. Randy memperhatikan gadis yang cantik, tinggi, putih dan langsing serta rambut sebahu itu.

"Sejak kapan kamu di sini?" tanya Shilla setelah tersadar dari lamunannya.

"Sejak tadi," jawab Randy sebal.

Shilla menekukkan wajahnya. Ia sebal atas jawaban yang diberikan oleh Randy padahal dia juga bertanya dengan serius. "Ya sudah deh."

"Kamu itu lucu ya, Sayang. Gitu aja jadi ngambek! Padahalkan, harusnya aku yang ngambek karena kamu cuekin daritadi," jawab Randy tak mau kalah.

"Ya sudah deh. Aku masuk kelas duluan ya. Bye," ucap Shilla melangkahkan kaki berniat meninggalkan Randy. Hatinya begitu kesal. Masalah yang dihadapi sebenarnya sangat tidak masuk akal bila harus menjadi sebuah pertengkaran.

Randy dengan cepat menahan tangan Shilla sehingga baru dua langka saja ia berjalan telah terhenti. "Mau ngapin lagi? Aku mau masuk kelas duluan."

Kini, Randy mengambil posisi tepat di samping Shilla. Membiarkan salah satu tangannya memegang tangan Shilla. Ia juga memperhatikan raut wajah Shilla yang sudah semakin kesal. "Aku minta maaf."

"Untuk apa?"

"Aku minta maaf atas jawaban iseng aku tadi. Seharusnya aku menjawab pertanyaan kamu dengan benar dan serius," lanjut Randy mengenggam tangan Shilla.

"Iya. Jangan diulangin lagi. Aku juga kan menunggu kamu butuh waktu berdiri di sana, eh kamu malah bilang harusnya kamu yang marah," jawab Shilla menatap Randy dengan serius.

"Aku yang nunggu loh!" sambung Shilla kembali.

"Iya. Maafin aku ya, Shilla Sayangku. Kamu itu lucu sekali, sih. Masalah kecil kok di besarin. Untung aku sayang," jawab Randy lalu mencubit pipi Shilla dengan lembut.

"Aww ... sakit tau!" teriak Shilla dan matanya memelototi Randy.

Randy hanya tertawa saja melihat tingkah kekasihnya yang seperti anak kecil ini. "Kita ke kelas, yuk!"

Shilla berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Randy. Ia lalu tersenyum dengan sendirinya. Sebenarnya Shilla tahu tindakannya tersebut pasti membuat Randy marah. Tapi apa mau di kata! Suasana masih di sekolah, apalagi ini masih waktunya semua orang di lingkungan sekolah berkeliaran di mana-mana.

"Kita ke kelasnya barengan saja. Jalan bersampingan tapi gak usah sambil gandengan tangan ya," ujar Shilla hati-hati.

"Alasannya? Malu dilihat teman-teman atau siswa-siswi di sini? Biarin aja Shilla. Lagian semua orang juga tahu kalau kita sudah pacaran. Kita juga sudah setahun pacaran, kamu masih malu aja gitu?" jawab Randy yang terlihat emosi.

Sekarang giliran Shilla yang meminta maaf. "Iya. Aku tahu kamu pasti akan seperti ini. Aku minta maaf. Namun, bagaimana kalau yang melihat kita itu seorang guru, Apakah kamu siap untuk dipanggil guru BP gara-gara kita hanya bergandengan tangan? Masalah masuk BP kok sekecil itu."

"Iya juga sih. Aku lupa," ucap Randy kemudian.

"Ya udah ayo kita ke kelas!" ajak Shilla tersenyum.

Sekolah Nusa Indah adalah sekolah swasta yang begitu elite di Palembang. Peraturan di sekolah ini tidak memperbolehkan siswa-siswinya untuk berdekatan apabila hanya berdua saja. Apalagi untuk gandengan di lingkungan sekolah, siswa-siswi yang melanggar itu siap-siap saja untuk dipanggil oleh guru BP ke ruangannya.

***

Shilla sedang mendengarkan curahan hati dari sahabatnya, Sivia. Sahabatnya itu menceritakan seorang lelaki dambaannya. Ia mulai mendambakan lelaki tersebut kemarin setelah sepulang sekolah. Panjang dan lebar Sivia menjelaskan. Shilla masih terus saja fokus dengan ceritanya gadis yang manis, tinggi, dan rambut yang selalu dikuncir kuda itu, sebenarnya Shilla sedikit malas untuk mendengarnya karena perdebatannya dengan Randy tadi, tetapi karena Sivia sahabat yang begitu baik akhirnya dirinya merelakan dan meredam emosi saat itu juga.

"Lalu lelaki itu siapa?" tanya Shilla memotong pembicaraan, Sivia.

Wajah Sivia berubah menjadi datar. Yang tadinya begitu semangat cerita kini berubah seketika. "Kamu dengarin cerita aku dulu. Nanti aku kasih tahu sama kamu!"

Shilla menghela napas, ia sebenarnya tahu apa yang akan terjadi karena, Sivia tipe orang yang kalau sedang bercerita tidak mau di potong oleh siapa pun itu. Namun, rasa penasaran yang makin lama makin menjadi-jadi membuat Shilla menanyakan hal itu, dan ternyata jawabannya sama persis sama apa yang telah ia pikirkan. "Lanjut deh ceritanya. Aku dengarin nih."

Tanpa sengaja Shilla melihat ke koridor sekolah. Ada seorang guru yang akan menghampiri kelas mereka, yaitu Ibu Tina selaku guru yang mengajar bidang pelajaran Bahasa Indonesia. Ibu Tina terkenal dengan ketegasannya tetapi di balik itu semua sebenarnya Ibu Tina adalah seorang guru yang begitu baik dan sangat mempedulikan siswa-siswinya. Bel tanda masuk memang telah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu, tetapi, karena ketelatan Ibu Tina untuk masuk ke dalam kelas, jadilah isi kelas seperti di pasar, keributan ada di mana-mana. Termasuk Shilla dan Sivia yang melakukannya.

"Iya, Shila. Eh, tuh Anita dan Randy juga …," Tiba-tiba Sivia terdiam menatap Shilla yang sepertinya sudah tidak menghiraukan ceritanya sama sekali.

"Shil, kamu dengar aku gak sih?" tanya Sivia menatap Shilla dengan tajam. Tidak itu saja Sivia juga mencoba menggerakan pundak Shilla.

Shilla yang merasa ada mengerakkan tubuhnya lantas menoleh, dan Shila tadi teringat ada mendengar nama Anita dan Randy tetapi samar-samar. "Eh, maaf, Sivia. Aku tadi terlalu fokus memperhatikan Ibu Tina. Jadinya gak terlalu fokus sama kamu, tetapi, aku mendengar ada nama Anita dan Randy. Memangnya apa hubungannya sama mereka? Lalu hubungan Anita dan Randy maksudnya gimana? Aku gak ngerti."

"Nanti kita lanjut lagi, Shil. Itu Ibu Tina sudah mau sampai di kelas. Kamu mau di semprot?" tanya Sivia tertawa geli.

"Padahal, kamu yang cerita, tapi kenapa jadi aku yang kena ya," jawab Shilla lalu menghela napas.

Ibu Tina memulai pelajaran di jam pertama. Seisi kelas yang tadinya sangat ribut kini sudah hening. Mendengarkan penjelasan Ibu Tina di depan kelas. Semua siswa-siswi dengan seksama memperhatikan dan mendengarnya. Namun, tidak dengan Shilla banyak pertanyaan yang menggangu pikiran serta mengganjal di hatinya. Itu semua ada setelah Sivia bercerita tetapi belum terselesaikan.

Siapa itu Anita?

Hubungan Anita dan Randy itu apa?

Hanya ada dua pertanyaan itu yang di pikiran Shilla saat ini.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status