Masuk"Hallo, Assalamu'alaikum Rani.....," ucap Umi Hana mengghubungi tante Rani.
"Wa'alaikum salam Mbak Hana." Jawab tante Rani. "Rani, kamu bisa kesini sebentar?" Ucap Umi Hana. "MemangNya ada apa mbak? Kok tiba tiba sekali? Apa ada yang sakit?" Jawab Tante Rani beruntun. "Iya, Zahira yang sakit, badan nya tiba tiba demam, padahal tadi pagi baik baik saja". Jelas Umi Hana. "Ya sudah, nanti aku kesana mbak, tapi setelah kerjaaanku selesai ya... Soalnya sebentar lagi ada jadwal operasi." Jawab Tante Rani. "Iya ndak apa-apa Ran." Ujar Umi Hana. "Ya sudah, telepon nya Rani tutup ya mbak, operasi nya sudah mau mulai." Ucap Tante Rani. "Iya Ran, semoga berhasil." Ucap Umi Hana. "Aamiin... Terimakasih doa nya mbak,, Assalamu'alaikum." Ucap Tante Rani. "Iya sama sama, wa'alaikum salam warahmatullah." jawab Umi Hana mengakhiri panggilan. •••• "Alhamdulillah..." syukur tante Rani setelah operasi selesai dan berjalan dengan lancar. Tante Rani pun berberes dan bergegas menuju ke rumah kakak nya. Setelah hampir 30 menit perjalanan, akhirnya dia sampe di halaman rumah kuno , khas jawa yang di hiasi beberapa pohon dan bunga-bunga, yang bagi siapa saja yang berada di situ terasa nyaman. Setelah merapikan tampilan nya, karena dia tergolong wanita yang memperhatikan penampilan meskipun usia nya hampir 40 tahun. Dia turun dari mobil, berjalan menuju rumah kakak nya. " tok tok tok.... Assalamu'alaikum...." Ketuk Tante Rani kemudian salam. "Wa'alaikum salam.." jawab jawab Umi Hana kemudian bangkit dari duduk nya setalah lama menunggu. Pintu pun terbuka menampakan wajah sang Adik yang masih cantik meskipun sudah hampir kepala 4. Keduanya mulai berpelukan melepas rindu setelah sekian lama tidak bertemu karena kesibukaan masing-masing, Umi Hana yang sibuk dengan Pesantren nya dan tantr Rani yang sibuk dengan pasien nya. "Duduk dulu Ran, mbak buatin teh dulu." Ucap Umi Hana mempersilahkan. "Iya mbak, aku langsung ke kamar Zahira saja." Jawab Tante Rani. "Hallo sayang, cantik..." Ucap Tante Rani yang langsung masuk ke kamar Zahira karena tidak di kunci. "Astaghfirullah.... Tante...." Ucap Zahira terlonjak kaget mendengar suara Tante Rani yang tiba-tiba. "Hehe... Tadi kamu pasti ngelamun kan ??? Hayo ngaku....". Ujar Tante Rani. "Tadi aku merem tan..." Ujar Zahira. "Iya, tau ..... Tapi gak tidur dan pikiranmu kosong". Ucap Tante Rani. "Ada apa cantik ?? Coba cerita sama tante". Sambung nya lagi. "Gak ada apa-apa tan, hanya sedikit pusing dengan skripsi aku". Ucap Zahira berbohong karena tidak mungkin menceritakan masalah yang di hadapi nya. "Ya sudah, tante periksa dulu ya". Ucap Tante Rani dengan mengeluarkan alat-alat kedokteran nya. Zahira hanya mengangguk lemah kemudian memejamkan mata nya kembali. "Kesiniin tangan mu sayang, tante mau meriksa darah kamu". Pinta Tante Rani yang di jawab dengan anggukan kepala, kemudian beralih duduk dan menyodorkan lengan nya ke arah Tante Rani. "Darah kamu rendah sekali sayang, kamu jangan begadang ya ... Jangan terlalu banyak pikiran. Kasihan Umi kamu, kalau kamu sakit dia pasti kesepian, adik kamu juga betah sekali di mesir". Terang Tante Rani setelah mengecek nya "Alwi kan belajar nuntut ilmu tan ..." Jawab Zahira. "Tapi kan ada libur nya juga, waktu liburan, pulang kan bisa..." Ucap tante Rani. "Mungkin mau cari jodoh disana". Jawab Zahira asal. "Eh eh ngomong soal jodoh, kamu udah ada calon nya belum ??" Tanya Tante Rani mengintimidasi. "Belum, memang nya ada yang mau sama Zahira ?". Jawab Zahira sendu. "Duh .... Keponakan tante ini .. kamu itu cantik, berpendidikan, hafidzoh, sholehah pula. Pasti banyak yang mau lah sayang ..." Terang Tante Rani dengan mencubit pipi gembul Zahir. Mendapat cubitan dari Tante Rani, bibir Zahira langsung mengerucut, yang melihat menjadi tambah gemas kemudian mencubit kedua pipi gembul Zahira kembali. "Ih, tante .... Nanti pipi Zahira jadi bengkak kalau di cubit terus," ucap Zahira. "Habis nya keponakan tante yang ini, gemeshin sih, xi xi xi ..." jawab Tante Rani dengan menampakkan gigi putih nya. Di dalam hati, Zahira menangis dan berucap "Zahira sudah ternoda Tan ... ". Dia tidak berani mengucapkan langsung, karena takut mereka khawatir dan marah. Biar semua yang sudah terjadi, dia simpan sendiri dan hanya sahabat kecil nya yang tahu. "Halo, sayang .... Kok malah ngelamun ?" Ucap tante Rani sambil mengayunkan tangan di depan wajah Zahira. "Zahira ngantuk tan". Jawab Zahira berbohong. Tante Rani pun mulai mengemasi peralatan nya dan menyiapkan obat untuk Zahira. Ketika melihat tante Rani menyiapkan obat, Zahira langsung berbicara " aku pengen nya obat berbentuk sirup ya tan". "Ish ! ! Kamu ini, udah besar kok obat nya sirup". Jawab Tante Rani. "Ya gak apa-apa, yang penting kan minum obat, hehe" . Ucap Zahira. "Iya sudah, ini obat nya sehari 3 kali ya sayang," ujar tante Rani menjelaskan. "Iya tan, makasih ..." Jawab Zahira lega, karena melihat obat nya yang berbentuk sirup. Setelah selesai, tante Rani pun beranjak hendak keluar . Ketika hendak sampai ke pintu, tante Rani menghampiri Zahira lalu berkata, "sayang, kamu mau gak ? Tante kenalin sama adik nya teman tante, siapa tau jodoh". Tanya Tante Rani serius. Dalam hati Zahira bergumam, "hadech ... Hadech, pada hobi banget si jodoh jodohin". "Iya, atur saja lah tan". Jawab Zahira asal karena sudah ingin istirahat. Setelah selesai ngobrol, tiba-tiba suara pintu terbuka "krieet" , yang menampakan Umi Hana, "nanti kalau sudah selesai, kita ngobrol dulu sebentar ya Ran, mbak tunggu di depan". Ucap Umi Hana. "Iya mbak, ini udah selesai". Jawab tante Rani. Umi Hana pun pergi ke ruang tamu meninggalkan mereka. "Nanti tante hubungi lagi ya, orang nya ganteng lo sayang". Ucap tante Zahira dengan menggerlingkan mata. "Ganteng tidak menjadi jaminan baik tan". Jawab Zahira. "Pasti baik dong, keluarga nya juga dari keluarga baik - baik." Ucap tante Rani. "Iya....terserah tante aja .." Jawab Zahira asal, supaya tante nya segera pergi, karna sekarang dirinya benar - benar lemas. "Ok, tante pulang dulu ya, jaga kesehatan, ingat ! Jangan begadang." Pesan tante Zahira. Zahira hanya mengangguk mendengar pesan Tante nya, dan kembali memejamkan mata. •••• "Gimana keadaan Zahira Ran ?" Tanya Umi Hana khawatir. "Gak apa-apa mbak, dia hanya kelelahan." Jawab Tante Rani. "Alhamdulillah ... Mbak khawatir dengan nya Ran, karena akhir-akhir ini, Zahira sering melamun." Ucap Umi Hana. "Iya, tadi juga dia banyak melamun nya, mungkin memikirkan skripsinya, karena untuk membuat skripsi itu butuh perjuangan mbak." Jelas Tante Rani. "Semoga saja tidak ada hal yang di sembunyikan Zahira, mengingat dia orang nya mandiri, tidak mau orang lain sedih memikirkan nya." Ucap Umi Hana dengan insting seorang ibu. " Mbak positif thinking aja, gak ada apa-apa, semua baik-baik saja. Kalau mbak mikir nya negatif, yang ada nanti mbak jatuh sakit". Ujar tante Rani.Mendapat balasan dari Zahira, hati Rayyan menjadi berbunga ketika membacanya, meskipun pesannya singkat tapi itu membuat dia bahagia. Karena dalam hati nya mulai terisi nama Zahira."Selamat tidur, , sampai ketemu besok ya," balas Rayyan."Iya, terimakasih." Balas Zahira."Seharusnya aku yang bilang terimakasih, karena kamu tidak melaporkan aku ke polisi." Jawab Rayyan."Dari kemarin aku tidak kepikiran kesitu. Apa sekarang saja ? aku laporin kamu ke polisi ?" Balas Zahira.Tanpa dia sadari, dia mulai mempunyai rasa kagum terhadap Rayyan, karena dia sudah mau bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan. Karena biasanya orang yang punya salah, dia tidak mau untuk tanggung jawab, untuk mengakui kesalahannya saja tidak mau."Ya jangan .... Aku kan sudah mau tanggung jawab." Balas Rayyan, dan hanya centang dua, belum ada tanda-tanda sudah di baca."Zahira... Kamu sudah tidur ya?" Tanya Rayyan lewat pesan. dan masih centang dua, belum ada tanda-tanda sudah di baca.Memang terasa sang
Mendengar ucapan tante Rani, Andre yang belum tahu sepenuhnya menjadi kaget. Dia tidak menyangka , orang yang kena getahnya akibat ulah dirinya adalah putri kiyai yang menpunyai pondok pesantren yang besar."Iya Ray. Rani benar, kamu harus tanggung jawab, kamu harus secepatnya menikah dengan Zahira. Sebelum ada kejadian yang tidak diinginkan." Ucap kak Gita."Masalahnya, apa Abah Shiddiq mau menerimaku sebagai menantu ?" Ucap Rayyan."Yang penting kamu ke Rumahnya dulu," ucap Tante Rani."Terus Zahira ? Apa dia mau dengan orang seperti ku?" Tanya Rayyan."Kalau itu mungkin akan sulit, biar nanti dia aku kasih pengertian, karena ini juga untuk kebaikannya kedepan". Ucap Tante RaniRayyan mengangguk setuju.***Dalam kesendirian, Zahira merenungi nasihat tante Rani dan Sahabatnya yang sama. Mungkin memang begini jalan hidupnya. Dia mulai bertekat menerima Rayyan sebagai suaminya. Tapi yang jadi pikiran lagi, apakah Abah nya akan merestui ?. Di sela lamunannya, handphone Zahira pun berde
Setelah pulang dari rumah kontrakan Andre, hilmy pun kembali ke Kantor untuk menemui Rayyan."Gimana Hil ? Andre sudah ketemu ?" Tanya Rayyan."Sudah, sekarang dia jadi punjual cilok di Taman Kota Ray, dia juga ngontrak di daerah yang deket situ, mana kecil, agak kumuh lagi." Ujar Hilmy."Huft. Besok suruh langsung nempatin rumahnya yang dulu. Yang gua suruh kalian tempatin Itu sudah menjadi milik kalian. Suratnya masih gua bawa, dan atas nama kalian." Jelas Rayyan.Mendengar ucapan Rayyan, Hilmy dan Andre yang baru datang menjadi terharu atas kebaikan Rayyan. Yang memang dari dulu selalu baik .Hilmy dan Andre yang baru datang langsung memeluk Rayyan . Merasa menyesal karena sudah menghianati persahabatan mereka. Rayyan yang tiba-tiba di peluk Andre dan Hilmy dengan erat pun kaget. ' ih .... Lepas lepas. Gua masih normal, gua gak homo ya..' ucap Rayyan dengan meronta ronta ingin di lepaskan.Mendengar Rayyan yang meronta- ronta, pelukan mereka semakin di eratkan untuk mengerjai bos n
Di rumah sakit, di jam istirahat 2 orang sahabat menuju ke kantin bersamaan tapi saling diam, larut dalam pikiran masing masing. tante Rani kecewa dengan Rayyan sedangan Kak Gita yang tidak enak dan merasa bersalah dengan Zahira , keponakan sahabatnya."Git, kok tumben diam terus dari tadi ?" Tanya tante Rani melihat sahabatnya yang hari ini tiba-tiba berubah."Mmmm gak apa-apa kok. He he". Ucap kak Gita yang pura-pura senyum untuk menutupi kebingungannya. Antara cerita atau tidak, tentang apa yang sudah terjadi antara Rayyan dan Zahira. Padahal tante Rani pun sudah tau semua dari Zahira, tapi dia memilih untuk diam dulu, nanti kalau ada hal yang tidak menyenanfkan, baru dia ikut campur. meskipun begitu, itu tidak merubah persahabatan mereka. Justru mereka ingin segera menyatukan Zahira dan Rayyan sebelum semua terlambat."Kamu sudah tau kan ? Apa yang sudah terjadi diantara Rayyan dan Zahira ." Tanya tante Rani dengan serius. Ketika sudah berada di kantin.Degh, jantung kak Gita berd
"Ya sudah kamu tidur dulu sayang ...biar fikiran dan hatimu jadi lebih baik." Ucap Tante Rani kepada Zahira dan langsung dijawab dengan anggukan.Sebelum memutuskan untuk tidur, Zahira melangkah ke kamar mandi untuk mencuci mukanya supaya ketika bangun tidur besok, tidak menjadi pertanyaan oleh Abah dan Umi nya kenapa matanya terlihat sembab. Tante Rani pun keluar dengan memijat pelipisnya, karna memikirkan nasib keponakannya, "semoga psikis Zahira baik-baik saja". Batinnya ketika keluar dari kamar Zahira."Lo .. kamu kenapa Ran ? kamu dari kamar Zahira Ran ?" Tanya Umi Hana mengagetkan tante Rani yang berjalan dengan memijit pelipisnya."Eh.. iya mbak, he he". Ucap Umi Hana."Belum, tadi nonton drakor dulu, makanya sampai pening gini. he he" ujar tante Rani berbohong dengan masih mijit pelipisnya."Makanya kalau malam ya tidur... Udah tua juga masih aja nonton drakor, kaya anak muda". Ucap Umi Hana."Yey.... Aku kan tua, darah muda mbak ...." Bela Tante Rani.Umi Hana pun jadi mengge
Kalau kamu tidak mau cerita sama Umi dan Abah mu, cerita ke Tante , kamu gak sendirian sayang..." Ucap tante Rani lagi mengusap lembut lengan Zahira.Zahira yang di nasehatin seperti itu, tiba- tiba meneteskan air mata yang selama ini dia tahan untuk menutupi keadaannya di depan orang. Semakin lama tangisannya semakin deras, membuat tante Rani menatap sendu Zahira dan mengusap usap punggungnya lalu menyenderkan kepala Zahira ke bahuNya, untuk memberi sebuah kekuatan, untung pintu Nya sudah di kunci setelah tante Rani masuk. Kalau tidak, Abah Shiddiq dan Umi Hana pasti langsung mengghampiri, karna mendengar orang sesenggukan.Tantee Rani semakin yakin, ada hal besar yang di tutupi oleh Zahira setelah dia melihat Zahira menangis sesenggukan."Menangislah sayang, sampai kamu puas, jangan ada yang ditahan." Ucap tante Rani.Setelah lama menangis, Zahira langsung menghapus air mata nya dan berdiam mematung."Aku takut tan .." ucap Zahira dengan tatapan mata kosong."Takut kenapa ? Coba c







