Di rumah bangunan kuno, di lingkungan Pondok Pesantren duduk seorang diri di kamar dengan hati yang gelisah, sambil murojaah hafalanya, demi sebuah kekuatan hati, mencoba kuat atas apa yang sudah menimpa nya, mencoba menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan Nya . Gadis cantik sholehah penghafal qur'an dialah Zahira.
Dia termenung memikirkan nasib nya mengingat kejadian naas di sore yang menimpa dirinya setelah pulang kuliah, ketika hendak ke rumah Shinta "sahabatnya" . "Zahira" panggil Shinta ketika hendak pulang menuju parkiran . "Zahira, kamu mau ikut mengerjakan tugas kelompok kita ?" Zahira diam sejenak memikirkan antara ikut atau tidak "kalau tidak ikut, gak enak sama yang lain, sedangkan selama ini aku sering absen jika ada tugas kelompok, tapi bagaimana caranya izin ke Abah ? sedangkan tadi pagi Abah memintaku menggantikan umi menyimak hafalan para santri, setelah pulang kuliah ". Gumamnyaa dalam hati. " Woy . . Malah melamun, gimana Zahira ? " Tanya Shinta membuyarkan lamunan. " Iya nanti aku nyusul ke rumahmu Shin ". Jawab Zahira pasrah " Ya sudah aku mau kasih tau yang lain dulu, kamu hati hati ya, harus bisa datang, ini untuk yang terakhir kali kita mengerjakan tugas, nanti setelah selesai kita bakar bakaran bersama ". Ujar Shinta antusias. " Iya bawel ..." jawab Zahira sambil menarik hidung sahabatnyaa yang sedikit mancung. " Ha ha " tawa Shinta sambil berlalu meninggalkan sahabat Nya . Zahira masih memikirkan bagaimana caranya izin ke Abah. " Lebih baik aku jujur saja kali ya? Ini kan untuk tugas terakhirku, pasti di izinkan" pikir Zahira. Setelah lama berpikir, Zahira memutuskan untuk menelpon Abah Nya . " Hallo Assalamu'alaikum Abah " " Wa'alaikum salam .. ada apa kak ? " jawab Abah dengan suara yang menenangkan di sebrang sana. "Maaf Abah, hari ini Zahira ada tugas kelompok dari kampus, dan ini tugas terakhir untuk menunjang skripsi Zahira, jadi Zahira minta izin ngerjain tugas di rumah Shinta." Ujar Zahira hati-hati "Berarti ndak bisa gantiin umi ya kak ?" "Iya Abah" "Ya sudah, biar mbak santri saja nanti yang gantikan umi." "Makasih Abah." "Kamu hati hati di jalan ya kak, Abah tutup dulu ya, Assalamu'alaikum " . "Iya Abah, Wa'alaikum salam warahmatullah" . "Alhamdulillah.. " senyum zahira dengan perasaan lega. Setelah mendapat izin dari Abah, Zahira bergegas menuju parkiran, mengambil motor kemudian melaju ke rumah Shinta. Sepanjang perjalanan, Zahira selalu muroja'ah hafalanNya, karna dengan begitu hatinya bisa tenang. Di tengah tengah perjalanan yang sepi, tiba tiba motor yang di kendarai Zahira mogok . "Astaghfirullah ... Kenapa lagi ini motor, kok tiba tiba mogok sih" gumam Zahira . Setelah di cek ternyata bensinnya habis. Zahira tidak habis pikir, kenapa bisa seceroboh ini, biasanya dia selalu waspada mengecek motor ketika hendak ke kampus, takut ada kejadian seperti ini. " Oh ya tadi pagi kan aku buru buru ke kampus, jadi gak sempet ngecek motor " . Gumam Zahira sambil menepuk jidat menengok kanan kiri. Dari kejauhan, Zahira melihat seseorang mengendarai mobilnya dengan kencang . Setelah sampai di depan Zahira, pemilik mobil itu berhenti dan turun menghammpiri Zahira . Laki laki tampan hidung mancung kulit putih dan berjambang tipis, dia melihat Zahira dari atas sampai bawah, yang membuat Zahira risi ditatap seperti itu . Dengan perasaan takut dan menunduk, akhirnya Zahira memberanikan diri meminta tolong pada laki laki itu. " Maaf apa anda tau dimana tempat yang jual bensin di sekitar sini ? " . " Masih jauh, mau di antar ? " . Zahira diam antara takut dan butuh, karna baru kali ini dia berinteraksi sedekat ini dengan laki laki yang bukan mukhrim . " Bagaimana ? Jangan kelamaan mikir, aku masih ada banyak urusan " tanya laki laki itu . Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Zahira memutuskan untuk ikut mencari tempat penjual bensin. Mereka memasuki mobil bersamaan, sampai di dalam mobil, kedua nya merasa canggung, suasana menjadi hening . " Saya Rayyan, kamu siapa " ? Tanya laki laki tampan berjambang tipis memecah kesunyian. " Zahira " Jawab Zahira lirih . Rayyan melirik ke arah Zahira, tanpa sadar bibirnya terangkat melihat Zahira yg masih menunduk, "cantik lucu" . " Kamu mau kemana ? Kok lewat jalan sepi kaya gini sendiri ? " Tanya Rayyan " Ke rumah teman " Yang di jawab sedikit oleh Zahira . " Kamu lagi sakit gigi ? irit sekali bicaranya " Tanya Rayyan yang memang notabenya tidak suka di cuekin dan bar bar. " Terus aku harus ngomong apa ? Aku bukan burung yang suka berkicau dimana mana " . Ketus Zahira . " Eit dah,, malah jadi ngegas, ha ha " Gelak tawa Rayyan menggelegar . Zahira hanya menghendikkan bahunya . Setelah tawa Rayyan berhenti, tiba tiba suasana menjadi sunyi kembali. Untuk mengisi kesunyian, Rayyan meghidupkan musik jaz kesukaan nya, karena Zahira tidak suka musik jazz dan lebih menyukai sholawat, untuk mengisi kekosongan nya, Zahira memilih tidur sejenak , karena mulai tadi pagi jam 3 sampai sekarang, dia belum tidur lagi . Rayyan melirik sekilas ke arah Zahira yang sedang tertidur dan membiarkan nya tidur pulas. Setelah melihat kedepan ada rumah penjual bensin, Rayyan berniat membangunkan Zahira. " Zahira bangun, sepertinya disana ada penjual bensin " sambung Rayyan sambil menunjuk ke ujung rumah yang sederhana . Karna yang di bangunkan tidak bangun bangun akhirnya Rayyan memutuskan menggoncang lengan Zahira sampai bangun, tapi di lain sisi Rayyan merasakan hal yang tak biasa . " Ada apa ini, kok jadi gini ya rasanya setelah megang cewek itu " gumam Rayyan dalam hati . " jangan jangan di minumanku tadi di kasih obat andre...? Ah sial sekali hari ini! " Pikir Rayyan mengingat waktu di restoran " Aku harus bisa menahan ini, kasian tu anak orang, jika gua apa apain " galau Rayyan yang mencoba mengontol diri supaya tidak terjadi hal buruk karna efek obat perangsang yang mulai bekerja . Dilain sisi yang di bangunkan masih saja terlelap, sehingga Rayyan memutuskan untuk berteriak kencang sampai Zahira kaget dibuatnya. " Woy..... Bangun bangun, itu udah ada penjual bensin disana " ucap Rayyan sambil lihat ke depan, tidak berani menengok ke arah Zahira karna takut nafsunya bertambah melihat kecantikan Zahira . " Ini orang gak sopan banget sih , bangunin orang pake teriak teriak segala " gumam Zahira lirih yang masih bisa di dengar oleh Rayyan. " Tadi udah gue bangunin pelan pelan, udah aku goncang goncangin kamu, masih saja tidur gak bangun bangun kaya kebo " cerocos Rayyan . Zahira mengerutkan keningnya sambil berpikir " masa iya sih, duh Zahira... Kamu gimana sih, kalau gini kan malu jadinya " . •••• Setelah sampai di penjual bensin, mereka turun . " Bang, beli bensinya 2 ya " ucap Rayyan sambil menyodorkan uang seratus ribu . " Iya mas, ada uang pas aja ndak mas ? soalnya belum ada kembalian nya " jawab Abang penjual bensin . " Kembaliannya buat abang saja " ucap Rayyan sambil membawa 2 botol bensin sambil tersenyum . " Ya allah terimakasih mas, semoga hubungan mas dan mbak nya langgeng " . " Eh " Zahira yg mendengarnya pun kaget . Beda dengan Zahira, Rayyan tersenyum senang atas ucapan dari Abang penjual bensin, dalam hati mengaminkan ."Hallo, Assalamu'alaikum Rani.....," ucap Umi Hana mengghubungi tante Rani."Wa'alaikum salam Mbak Hana." Jawab tante Rani."Rani, kamu bisa kesini sebentar?" Ucap Umi Hana."MemangNya ada apa mbak? Kok tiba tiba sekali? Apa ada yang sakit?" Jawab Tante Rani beruntun."Iya, Zahira yang sakit, badan nya tiba tiba demam, padahal tadi pagi baik baik saja". Jelas Umi Hana."Ya sudah, nanti aku kesana mbak, tapi setelah kerjaaanku selesai ya... Soalnya sebentar lagi ada jadwal operasi." Jawab Tante Rani."Iya ndak apa-apa Ran." Ujar Umi Hana."Ya sudah, telepon nya Rani tutup ya mbak, operasi nya sudah mau mulai." Ucap Tante Rani."Iya Ran, semoga berhasil." Ucap Umi Hana."Aamiin... Terimakasih doa nya mbak,, Assalamu'alaikum." Ucap Tante Rani."Iya sama sama, wa'alaikum salam warahmatullah." jawab Umi Hana mengakhiri panggilan.••••"Alhamdulillah..." syukur tante Rani setelah operasi selesai dan berjalan dengan lancar.Tante Rani pun berberes dan bergegas menuju ke rumah kakak nya.Sete
"cari info yang nama nya Zahira". Perintah Rayyan terhadap anak buah nya lewat telepon."Zahira yang mana bos? Apa ada foto nya atau nama lengkap nya?"Rayyan menepuk jidat, mengingat dia baru satu kali bertemu gadis itu."Bisa bisanya aku nyuruh orang buat nyari informasi tanpa foto atau nama lengkapnya". Gumam Rayyan."Cari saja semua gadis yang nama nya Zahira, terus kamu foto, kirim ke saya". Titah Rayyan.Anak buah Nya yang mendengar perintah Rayyan menjadi bingung kemana harus mencarinya .••••••Di lain tempat, Zahira tertidur di atas sajadah, setelah semalam dia bermunajat kepada rabb nya, memohon ampun, meminta kekuatan untuk menjalani kehidupan yang akan datang."Astaghfirullah... Sudah jam 5. Aku ketiduran tadi malam". Gumam Zahira.Zahira langsung bergegas mandi, kemudian melaksanakan sholat shubuh. Setelah selesai sholat, dia kembali muraja'ah hafalan nya. Kemudian beranjak ke dapur, untuk membantu Umi Hana memasak."Pagi umi.... Umi masak apa?" Tanya Zahira dengan mengge
Di depan pintu, Zahira memejamkan mata menghirup udara kemudian menghembuskanNya, mencari ketenangan, mengumpulkan kekuatan untuk bisa tetap melanjutkan kehidupan Nya."Assalamu'alaikum...". Ucap Zahira."Wa'alaikum salam warahmatullah , kok sampai malam kak ?". Jawab Umi."Iya Umi, tadi Zahira ke rumah Shinta dulu."Sudah mandi Kak ?" Tanya Umi yang melihat pakaian Zahira sudah beda dari yang di pakai tadi pagi ketika pergi ke kampus."Sudah Umi, tadi Kakak mandi di rumah Shinta dan di pinjemin baju soalnya baju Zahira kotor". Jawab Zahira."Abah dimana Mi ?" Tanya Zahira."Abahmu lagi istirahat di kamar, coba kamu lihat, dari tadi dia kelihatan nya gelisah". Jawab Umi .Zahira berjalan menuju kamar Abah nya. Benar saja Abah shiddiq masih terlelap tenang, tidak mau mengganggu, Zahira langsung pergi ke kamar nya sendiri.Seakan kejadiaan menjijikkan tidak mau hilang dari benak nya, membuat Zahira kembali menangis merasakan sesak di dada nya.Teringat ayat yang dia pelajari selama in
Shinta menuntun Zahira yang masih menangis sesenggukan untuk masuk ke dalam rumah sederhana nan asri.Dari kejauhan, Rayyan mengamati mereka. Setelah memastikan Zahira aman, Rayyan kembali melajukan mobil nya membelah jalan dengan menghidupkan musik volume keras. Mewakili perasaan nya yang bercampur aduk.•••Di dalam rumah yang sederhana , Zahira menceritakan semua kejadian yang baru saja dia hadapi kepada Sahabat nya sedari kecil."Innalillahi wainna ilaihi raji'un" ucap Shinta kaget mendengar cerita Sahabat nya."Aku harus gimana Shinta ? Aku takut nanti kalau aku hamil. Aku takut sama Abah Umi. Aku sudah membuat mereka kecewa . Aku malu. Aku bodoh gak bisa jaga diri " Ucap Zahira menangis dengan sesenggukan ."Ini semua bukan salah kamu Ra, ini sudah takdir Allah. Kamu yang sabar ya. Ikhlas! Di balik ujian pasti ada hikmah nya." Jawab Shinta menenangkan Zahira.Zahira hanya bisa menangis memeluk Sahabat nya."Sudah jangan nangis terus Ra, , kamu wanita kuat, lebih baik kamu bersih
" Udah ayo buruan " tanpa sengaja Rayyan menggandeng tangan Zahira. " Astaghfirullah..." Zahira reflek menarik tangan nya karena kaget dan di keluarga nya mengajarkan tidak boleh sentuhan kepada lawan jenis yang bukan makhram nya . Dilain sisi Rayyan merasakan panas yang luar biasa setelah kembali menyentuh tangan Zahira . Selebih ketika sudah berada didalam mobil, perasaan itu semakin menggebu "Tuhan... Tolong aku, jangan sampai aku melukai anak orang" Batin Rayyan . Disisi lain gejolak yang dirasakan Rayyan semakin menggebu, dia berusaha sekuat mungkin menahan hasrat yang sudah menggebu gebu. "Apa yang harus aku lakukan ? gimana ini cara meredamnya! Ah sial !" Batin Rayyan dengan perasaan gelisah . Zahira merngernyit melihat tingkah Rayyan yang menjadi aneh. "Kenapa ya dia ? Kok jadi aneh kaya ulet keket gitu!" Batin Zahira sambil bergidik ngeri . Setelah lama diam dengan rasa penasaran yang memuncak, akhirnya Zahira bertanya "Kamu kenapa?" Tanyanya dengan sedikit ketakutan.
Di rumah bangunan kuno, di lingkungan Pondok Pesantren duduk seorang diri di kamar dengan hati yang gelisah, sambil murojaah hafalanya, demi sebuah kekuatan hati, mencoba kuat atas apa yang sudah menimpa nya, mencoba menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan Nya . Gadis cantik sholehah penghafal qur'an dialah Zahira. Dia termenung memikirkan nasib nya mengingat kejadian naas di sore yang menimpa dirinya setelah pulang kuliah, ketika hendak ke rumah Shinta "sahabatnya" . "Zahira" panggil Shinta ketika hendak pulang menuju parkiran . "Zahira, kamu mau ikut mengerjakan tugas kelompok kita ?" Zahira diam sejenak memikirkan antara ikut atau tidak "kalau tidak ikut, gak enak sama yang lain, sedangkan selama ini aku sering absen jika ada tugas kelompok, tapi bagaimana caranya izin ke Abah ? sedangkan tadi pagi Abah memintaku menggantikan umi menyimak hafalan para santri, setelah pulang kuliah ". Gumamnyaa dalam hati. " Woy . . Malah melamun, gimana Zahira ? " Tanya Shinta membuy