Share

sahabat terbaik

last update Last Updated: 2025-10-03 14:13:15

Shinta menuntun Zahira yang masih menangis sesenggukan untuk masuk ke dalam rumah sederhana nan asri.

Dari kejauhan, Rayyan mengamati mereka. Setelah memastikan Zahira aman, Rayyan kembali melajukan mobil nya membelah jalan dengan menghidupkan musik volume keras. Mewakili perasaan nya yang bercampur aduk.

•••

Di dalam rumah yang sederhana , Zahira menceritakan semua kejadian yang baru saja dia hadapi kepada Sahabat nya sedari kecil.

"Innalillahi wainna ilaihi raji'un" ucap Shinta kaget mendengar cerita Sahabat nya.

"Aku harus gimana Shinta ? Aku takut nanti kalau aku hamil. Aku takut sama Abah Umi. Aku sudah membuat mereka kecewa . Aku malu. Aku bodoh gak bisa jaga diri " Ucap Zahira menangis dengan sesenggukan .

"Ini semua bukan salah kamu Ra, ini sudah takdir Allah. Kamu yang sabar ya. Ikhlas! Di balik ujian pasti ada hikmah nya." Jawab Shinta menenangkan Zahira.

Zahira hanya bisa menangis memeluk Sahabat nya.

"Sudah jangan nangis terus Ra, , kamu wanita kuat, lebih baik kamu bersih bersih dulu, terus sholat. Nanti pakai baju aku dulu." Ucap Shinta dan di jawab anggukan oleh Zahira.

Dalam hati Shinta. Dia merasa kasihan dengan sahabat sejak kecil nya itu. Zahira yang notabenya wanita sholehah, anak seorang Kiyai, mempunyai pondok pesantren besar di daerah nya , kini mengalami kejadian yang pahit di hidup nya.

"Ya allah, berikan Zahira kesabaran untuk menghadapi ujian nya," gumam Shinta.

••

Setelah membersihkan diri, Zahira membentangkan sajadah nya, bersujud kepada rabb nya, memohon ampun. Menumpahkan semua yang ada di benak nya. Mengharap sebuah ketenangan jiwa .

Selesai bercengkrama dengan rabb nya, Zahira menyempatkan muroja'ah hafalan nya. Karna sudah menjadi kebiasaan Zahira sendiri, sehabis sholat selalu muroja'ah walaupun hanya 1 lembar atau 2 lembar.

Setelah selesai, Shinta datang membawakan makanan untuk sahabat sedari kecil nya itu.

"Makan dulu Ra" ? Ajak Shinta

Di jawab gelengan kepala oleh Zahira.

"Kamu harus makan Ra, supaya ada energi nya. Karna nangis juga butuh energi," Canda Shinta menghibur Zahira. Sedangkan yang di hibur hanya diam tanpa suara.

"Ayo aku suapin, biar nanti ada amunisi buat nangis yang lebih kencang lagi."ujar Shinta membuat Zahira menoleh kearahnya dengan wajah yang semakin di tekuk. 

"Maaf Ra... aku hanya ingin menguburmu." Ujar Shinta membuat mata Zahira melotot. 

"Udah-udah , jangan melotot gitu, ntar bola matamu lepas, terus gelinding ke bawah, aku kan takut. " ujar Shinta berusaha keras membuat Zahira terhibur.

Benar juga, kini Zahira mulai sedikit tersenyum mendengar candaan sahabat nya itu dan mulai makan walaupun hanya sedikit.

••••

Di rumah bangunan kuno di sabelah pondok pesantren seorang ayah merasa cemas, ntah kenapa perasaan tidak enak muncul dari tadi menghinggapi diri nya.

Mungkin ikatan batin seorang ayah dan anak yang melekat kuat. Berkali kali beliau membaca sholawat untuk menangkan diri. Sampai istri nya menghampiri pun, beliau tidak tau.

"Assalamu'alaikum," sapa Umi

Yang di sapa masih khusuk dengan wirid nya, mencoba menenangkan hati yang resah.

"Assalamu'alaikum abah," sapa Umi kembali sambil menyentuh suami Nya.

"Wa'alaikum salam.. Umi ngagetin saja," jawab Abah shiddiq dengan senyuman yang sejuk

"Abah saking khusuk nya, sampai tidak dengar salam umi," canda Umi duduk di samping nya.

"Ada apa Bah? Tidak biasa nya Abah seperti ini," sambung Umi lagi.

"Tidak ada apa apa. Hanya saja perasaan Abah dari tadi tidak enak," jawab Abah shiddiq.

"Zahira sudah pulang ?" Tanya Abah siddiq.

"Belum, mungkin sebentar lagi. Abah istirahat saja dulu, Abah pasti lelah" jawab Umi menggandeng tangan Abah shidiq ke tempat tidur.

Abah shiddiq mulai istirahat sejenak, setelah merasakan keresahan tanpa tau apa penyebab nya.

•••

Setelah hati mulai tenang, Zahira pamit kepada Shinta untuk segera pulang.

"Aku mau pulang saja Shin, takut Abah sama Umi khawatir," ucap Zahira.

"Kamu gak apa apa Ra? Apa gak sebaiknya kamu nginap dulu? Biar nanti aku yang izinin, besok pagi pagi baru kamu pulang," jawab Shinta.

"Aku gak apa apa kok, besok jam 6 aku ada jadwal sima'an sama mbak santri," ucap Zahira.

"Ya sudah aku antar ya," tawar Shinta

"Gak usah Shinta, nanti kamu pulang nya gimana? Kan lumayan jauh, takut kamu nantinya jadi kemalaman." Jawab Zahira.

"Kecuali kalau kamu mau nginap di rumah ku. Boleh deh kamu antar." Sambung Zahira .

"Kan nenek ku rumah nya sebelah rumah kamu, kamu lupa ? Mentang mentang kemarin umur nya nambah, sekarang jadi pelupa, haha" Jawab Shinta dengan candaan nya.

"Hehe" senyum Zahira yang mulai kembali.

"Alhamdulillah..dia sudah kembali tersenyum. Kamu hebat Zahira, pantas kalau kamu hafidzoh, kamu tegar, kamu kuat, kamu pandai menguasai dirimu, setelah ujian menimpamu," batin Shinta kagum

"Ya sudah. Ayo kalau gitu, aku yang di bonceng ya.." ucap Zahira.

"Iya cantik," jawab Shinta sambil menowel dagu Zahira.

"Ii ish...." gumam Zahira sambil cemberut begidik ngeri Mendapat perlakuan begitu dari sahabat Nya.

"ha ha ha ha" Shinta langsung tertawa terbahak bahak melihat ekspresi sahabat nya itu.

Setelah mengunci pintu, keduanya bergegas pergi ke rumah Zahira.

Sepanjang perjalanan, Shinta berusaha menghibur Zahira dengan candaan candaan yang membuat Zahira sedikit melupakan semua masalah yang dialami nya.

Namun ketika melewati tempat kejadian yang membuatnya hancur. Zahira kembali meneteskan air mata teringat kejadian yang menjijikan.

"Astagfirullahal adzim .. Astaghfirullahal adzim... Ampuni hambamu yang kotor ini. Kuatkan hamba mu yang hina ini ya Allah .." Zahira menangis lirih memohon ampun dan kekuatan kepada yang memberi takdir.

Seakan tau sahabat nya sedang menangis. Shinta mencoba menghibur Zahira dengan segala candaan.

"Ra, Jangan kamu mengarungi lautan kesedihan, percuma. Karena karung lebih cocok untuk beras." Canda Shinta dengan suara yang keras, karna telinga terlhalang oleh helm yang di pakai.

"Hahaha kamu ada ada saja, " jawab Zahira.

"Habisnya kamu nangis di tempat sepi kaya gini, aku kira tadi kunti".  Ucap Shinta

"Ish... Sahabat macam apa kamu ini, sembarangan kalau ngomong, mana ada kunti pakai jilbab," jawab Zahira.

"Kan aku hanya dengar tangis nya, gak lihat orang nya, wle.." ucap Shinta.

"Ish ! Kamu ini," jawab Zahira sambil menepuk bahu Shinta.

"Pegangan Zahira.. nanti kalau kamu jatuh, aku gak mau tanggung jawab ya. " ucap Shinta.

"Kalau gak mau tanggung jawab terus apa ? Tanggung tanya? " Jawab Zahira yang di balas tawa oleh Shinta, "ha ha ha".

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama, akhirnya mereka sampai di halaman depan bangunan kuno yang klasik, di sisi pondok pesantren terbesar di daerah nya.

Perasaan Zahira kembali sesak, ketika dia turun dari motor. Perasaan jijik, kecewa, malu dan takut. Tercampur jadi satu. Ingin menangis tapi sekuat hati dia tahan. Takut membuat orang tua nya khawatir.

Gelar seorang Neng, menjadikan dirinya memegang tanggung jawab, sebagai seorang panutan yang baik, bagi para santri dan masyarakat. Dan itu semua menjadi beban tersendiri. Apalagi Sekarang diriNya sudah ternoda.

Merasa tidak pantas menjadi anak seorang kiyai besar, merasa tidak pantas menjadi seorang hafidz qur'an. Zahira hanya diam berdiri di halaman, takut untuk melangkah, takut bertemu Abah dan Umi nya.

"Kamu harus kuat, kamu harus tegar Ra. Kamu tidak sendiri. Ada aku yang selalu suport kamu," ucap Shinta menepuk bahu sahabatNya.

"Makasih Shinta," jawab Zahira lirih.

"Ya sudah, aku pulang ke rumah Nenek dulu ya besti." Ucap Shinta yang mampu membuat senyum Zahira kembali.

"Hati hati" ucap Zahira yang dijawab anggukan oleh shinta.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Anak kyai dan Ceo tampan   Sakit 2

    "Hallo, Assalamu'alaikum Rani.....," ucap Umi Hana mengghubungi tante Rani."Wa'alaikum salam Mbak Hana." Jawab tante Rani."Rani, kamu bisa kesini sebentar?" Ucap Umi Hana."MemangNya ada apa mbak? Kok tiba tiba sekali? Apa ada yang sakit?" Jawab Tante Rani beruntun."Iya, Zahira yang sakit, badan nya tiba tiba demam, padahal tadi pagi baik baik saja". Jelas Umi Hana."Ya sudah, nanti aku kesana mbak, tapi setelah kerjaaanku selesai ya... Soalnya sebentar lagi ada jadwal operasi." Jawab Tante Rani."Iya ndak apa-apa Ran." Ujar Umi Hana."Ya sudah, telepon nya Rani tutup ya mbak, operasi nya sudah mau mulai." Ucap Tante Rani."Iya Ran, semoga berhasil." Ucap Umi Hana."Aamiin... Terimakasih doa nya mbak,, Assalamu'alaikum." Ucap Tante Rani."Iya sama sama, wa'alaikum salam warahmatullah." jawab Umi Hana mengakhiri panggilan.••••"Alhamdulillah..." syukur tante Rani setelah operasi selesai dan berjalan dengan lancar.Tante Rani pun berberes dan bergegas menuju ke rumah kakak nya.Sete

  • Cinta Anak kyai dan Ceo tampan   Sakit

    "cari info yang nama nya Zahira". Perintah Rayyan terhadap anak buah nya lewat telepon."Zahira yang mana bos? Apa ada foto nya atau nama lengkap nya?"Rayyan menepuk jidat, mengingat dia baru satu kali bertemu gadis itu."Bisa bisanya aku nyuruh orang buat nyari informasi tanpa foto atau nama lengkapnya". Gumam Rayyan."Cari saja semua gadis yang nama nya Zahira, terus kamu foto, kirim ke saya". Titah Rayyan.Anak buah Nya yang mendengar perintah Rayyan menjadi bingung kemana harus mencarinya .••••••Di lain tempat, Zahira tertidur di atas sajadah, setelah semalam dia bermunajat kepada rabb nya, memohon ampun, meminta kekuatan untuk menjalani kehidupan yang akan datang."Astaghfirullah... Sudah jam 5. Aku ketiduran tadi malam". Gumam Zahira.Zahira langsung bergegas mandi, kemudian melaksanakan sholat shubuh. Setelah selesai sholat, dia kembali muraja'ah hafalan nya. Kemudian beranjak ke dapur, untuk membantu Umi Hana memasak."Pagi umi.... Umi masak apa?" Tanya Zahira dengan mengge

  • Cinta Anak kyai dan Ceo tampan   Biang kerok

    Di depan pintu, Zahira memejamkan mata menghirup udara kemudian menghembuskanNya, mencari ketenangan, mengumpulkan kekuatan untuk bisa tetap melanjutkan kehidupan Nya."Assalamu'alaikum...". Ucap Zahira."Wa'alaikum salam warahmatullah , kok sampai malam kak ?". Jawab Umi."Iya Umi, tadi Zahira ke rumah Shinta dulu."Sudah mandi Kak ?" Tanya Umi yang melihat pakaian Zahira sudah beda dari yang di pakai tadi pagi ketika pergi ke kampus."Sudah Umi, tadi Kakak mandi di rumah Shinta dan di pinjemin baju soalnya baju Zahira kotor". Jawab Zahira."Abah dimana Mi ?" Tanya Zahira."Abahmu lagi istirahat di kamar, coba kamu lihat, dari tadi dia kelihatan nya gelisah". Jawab Umi .Zahira berjalan menuju kamar Abah nya. Benar saja Abah shiddiq masih terlelap tenang, tidak mau mengganggu, Zahira langsung pergi ke kamar nya sendiri.Seakan kejadiaan menjijikkan tidak mau hilang dari benak nya, membuat Zahira kembali menangis merasakan sesak di dada nya.Teringat ayat yang dia pelajari selama in

  • Cinta Anak kyai dan Ceo tampan   sahabat terbaik

    Shinta menuntun Zahira yang masih menangis sesenggukan untuk masuk ke dalam rumah sederhana nan asri.Dari kejauhan, Rayyan mengamati mereka. Setelah memastikan Zahira aman, Rayyan kembali melajukan mobil nya membelah jalan dengan menghidupkan musik volume keras. Mewakili perasaan nya yang bercampur aduk.•••Di dalam rumah yang sederhana , Zahira menceritakan semua kejadian yang baru saja dia hadapi kepada Sahabat nya sedari kecil."Innalillahi wainna ilaihi raji'un" ucap Shinta kaget mendengar cerita Sahabat nya."Aku harus gimana Shinta ? Aku takut nanti kalau aku hamil. Aku takut sama Abah Umi. Aku sudah membuat mereka kecewa . Aku malu. Aku bodoh gak bisa jaga diri " Ucap Zahira menangis dengan sesenggukan ."Ini semua bukan salah kamu Ra, ini sudah takdir Allah. Kamu yang sabar ya. Ikhlas! Di balik ujian pasti ada hikmah nya." Jawab Shinta menenangkan Zahira.Zahira hanya bisa menangis memeluk Sahabat nya."Sudah jangan nangis terus Ra, , kamu wanita kuat, lebih baik kamu bersih

  • Cinta Anak kyai dan Ceo tampan   kesucian yang terenggut

    " Udah ayo buruan " tanpa sengaja Rayyan menggandeng tangan Zahira. " Astaghfirullah..." Zahira reflek menarik tangan nya karena kaget dan di keluarga nya mengajarkan tidak boleh sentuhan kepada lawan jenis yang bukan makhram nya . Dilain sisi Rayyan merasakan panas yang luar biasa setelah kembali menyentuh tangan Zahira . Selebih ketika sudah berada didalam mobil, perasaan itu semakin menggebu "Tuhan... Tolong aku, jangan sampai aku melukai anak orang" Batin Rayyan . Disisi lain gejolak yang dirasakan Rayyan semakin menggebu, dia berusaha sekuat mungkin menahan hasrat yang sudah menggebu gebu. "Apa yang harus aku lakukan ? gimana ini cara meredamnya! Ah sial !" Batin Rayyan dengan perasaan gelisah . Zahira merngernyit melihat tingkah Rayyan yang menjadi aneh. "Kenapa ya dia ? Kok jadi aneh kaya ulet keket gitu!" Batin Zahira sambil bergidik ngeri . Setelah lama diam dengan rasa penasaran yang memuncak, akhirnya Zahira bertanya "Kamu kenapa?" Tanyanya dengan sedikit ketakutan.

  • Cinta Anak kyai dan Ceo tampan   pertemuan tak terduga

    Di rumah bangunan kuno, di lingkungan Pondok Pesantren duduk seorang diri di kamar dengan hati yang gelisah, sambil murojaah hafalanya, demi sebuah kekuatan hati, mencoba kuat atas apa yang sudah menimpa nya, mencoba menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan Nya . Gadis cantik sholehah penghafal qur'an dialah Zahira. Dia termenung memikirkan nasib nya mengingat kejadian naas di sore yang menimpa dirinya setelah pulang kuliah, ketika hendak ke rumah Shinta "sahabatnya" . "Zahira" panggil Shinta ketika hendak pulang menuju parkiran . "Zahira, kamu mau ikut mengerjakan tugas kelompok kita ?" Zahira diam sejenak memikirkan antara ikut atau tidak "kalau tidak ikut, gak enak sama yang lain, sedangkan selama ini aku sering absen jika ada tugas kelompok, tapi bagaimana caranya izin ke Abah ? sedangkan tadi pagi Abah memintaku menggantikan umi menyimak hafalan para santri, setelah pulang kuliah ". Gumamnyaa dalam hati. " Woy . . Malah melamun, gimana Zahira ? " Tanya Shinta membuy

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status