MasukDi depan pintu, Zahira memejamkan mata menghirup udara kemudian menghembuskanNya, mencari ketenangan, mengumpulkan kekuatan untuk bisa tetap melanjutkan kehidupan Nya.
"Assalamu'alaikum...". Ucap Zahira. "Wa'alaikum salam warahmatullah , kok sampai malam kak ?". Jawab Umi. "Iya Umi, tadi Zahira ke rumah Shinta dulu. "Sudah mandi Kak ?" Tanya Umi yang melihat pakaian Zahira sudah beda dari yang di pakai tadi pagi ketika pergi ke kampus. "Sudah Umi, tadi Kakak mandi di rumah Shinta dan di pinjemin baju soalnya baju Zahira kotor". Jawab Zahira. "Abah dimana Mi ?" Tanya Zahira. "Abahmu lagi istirahat di kamar, coba kamu lihat, dari tadi dia kelihatan nya gelisah". Jawab Umi . Zahira berjalan menuju kamar Abah nya. Benar saja Abah shiddiq masih terlelap tenang, tidak mau mengganggu, Zahira langsung pergi ke kamar nya sendiri. Seakan kejadiaan menjijikkan tidak mau hilang dari benak nya, membuat Zahira kembali menangis merasakan sesak di dada nya. Teringat ayat yang dia pelajari selama ini ["dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Q.S Al isra' : 87) ]. Zahira mengambil mushaf nya, muraja'ah hafalan nya. •••• Di tempat lain, Rayyan yang seorang pimpinan perusahaan besar menceritakan kejadian yang di alami nya kepada Hilmi sekertaris dan juga sahabatnya di Kantor . "Wah !! Berarti sekarang kamu sudah nggak perjaka lagi ? Terus terus, gimana rasanya malam pertama? Eh sore pertama. Kamu kan ngelakuinNya sore hari ? " Canda Hilmi yang di balas pelototan Rayyan. "Dari pada mulut mu aku lakban, lebih baik kamu cari Andre sana! Aku yakin minumanku tadi di kasih obat dia, nanti kalau sudah ketemu, kurung dia di rumah kosong". Suruh Rayyan. "Siap bos". Jawab Hilmi. Hilmi beranjak pergi mencari Andre sesuai perintah Rayyan. Tidak butuh waktu lama, Hilmi berhasil membawa Andre berada di lokasi dengan mengikat tangan dan melakban mulut Andre. Andre mencoba melepas ikatan tali di tangan nya tapi tidak membuahkan hasil. "Udah, diam saja dulu disitu, kita tunggu Rayyan kesini". Ucap Hilmi Mendengar nama Rayyan, nyali Andre tiba tiba menciut, karna sadar atas kesalahan yang dibuatnya. "Hallo Ray, aku sudah berada di lokasi bersama si penghianat". Ucap Hilmi menghubungi bos sekaligus sahabat nya. "Ok! tunggu disana, 5 menit lagi sampai". Jawab Rayyan di sebrang sana. Setelah 5 menit, Rayyan datang dengan amarah yang membuncah, siap menerkam Andre. Setelah di depan Andre, Rayyan menampar sahabat nya itu. "Katakan ! Kenapa kamu memasukkan obat itu ke minuman ku". Tanya Rayyan. "Obat apa? Aku tidak tau apa yang kamu maksud". Sanggah Andre. "Gak usah berlagak bego, cepet katakan! Kenapa ?! Kalau tidak, aliran listrik ini akan aku tempel ke tubuh mu". Bentak Hilmi "Aku di suruh Luna, Ray". Jawab Andre cepat sambil menunduk. "Ha ha ha" tawa Rayyan pecah mendengar alasan yang sepele. "Karna wanita itu kamu menghianati persahabatan kita yang sudah lama ? " Ucap Rayyan. "Maaf, kemarin aku butuh uang mendadak, untuk pengobatan ibuku Ray". Jawab Andre lesu. "Apa jika kamu minta tolong kepadaku aku menolaknya ?". Tanya Rayyan "Aku malu minta bantuanmu terus terusan". Jawab Andre lirih "Gara gara ulah kamu, aku jadi merusak anak orang" Brengsek !. Bugh bugh Pukulan demi pukulan melayang ke tubuh Andre sampe berdarah. Hilmi yang melihat Andre mulai lemas, langsung menghentikan serangan dari Rayyan. "Sudah sudah, kalau sampai dia mati, kamu bisa masuk penjara" . Ujar Hilmi. Setelah mendengar nasihat dari Hilmi, akhirnya Rayyan berhenti menyerang Andre yg sudah terkepar lemas. "Untung tidak sampai ketemu Luna, kalo gak, ntah bagaimana nanti hidup ku, secara dia bukan tipe ku, matre pula. Dokter tapi licik, ck ck ".. Gumam Rayyan sambil bergidik ngeri. ~Flash back on~ Ketika Luna sedang tugas di Rumah sakit, dia tidak sengaja melihat Andre yang sibuk mondar mandir di koredor rumah sakit, kemudian dia menghampiri. "Andre, ngapain kamu disini?" Tanya Luna. "Ibuku harus segera operasi, tapi aku bingung biayanya, aku malu jika hatus minta bantuan Rayyan, selama ini dia sudah sering membantuku," jawab Andre. "Aku bisa bantu kamu, tapi dengan 1 syarat". Ucap Luna. "Apa syaratnya?" Tanya Andre. "Kamu bantu aku supaya aku bisa mendapatkan Rayyan, gimana? Mudah bukan?". Terang Luna. "Itu sulit Luna...kamu kan tau sendiri? Rayyan tidak ada rasa sama kamu! Lagian kamu kenapa sih? masih ngejar ngejar orang yang sudah terang terangan menolak kamu, kamu kan dokter? Cantik. Pasti banyak yang ngejar ngejar kamu." Ucap Andre. "Yang ngejar memang banyak, tapi yang seperti Rayyan, gak ada,". Terang Luna. "Memang ya, orang berpendidikan tinggi kalau sudah kemakan cinta juga pada akhir nya kaya orang bego,". Ucap Andre. "Terserah kamu mau bilang apa, kalau gak mau ya gak apa apa, keputusan ada di tangan mu, pikirkan lagi". Terang Luna lalu beranjak pergi meninggalkan Andre. Andre menjadi galau, harus memilih Rayyan atau Luna, sedangkan ibu nya menuggu menahan sakit antara hidup dan mati. ••••• Setelah lama berpikir, akhirnya andre menyetujui nya. "Ok aku setuju. Apa rencanamu?". Tanya andre kepada wanita di sebrang sana. "Gitu dong, mmm... Kamu ajak Rayyan makan berdua, terus kamu campurkan obat perangsang di minuman nya, setelah itu nanti aku telepon dia buat jemput aku." Terang Luna. "Ok". Ucap Andre. Andre segara menghubungi Rayyan untuk bertemu dengan nya di sebuah kafe. Sampai di kafe, Andre langsung memesankan minuman untuk rayyan. Ketika minuman sudah di antar oleh waiter, Andre masih galau dengan semua rencana nya. Setelah cukup lama memikirkan, akhirnya dia memutuskan untuk memasukkan obat perangsang di minuman sahabat Nya sebelum dia datang. "Maafin aku Ray, aku terpaksa ngelakuin ini". Gumam Andre lirih lalu menghubungi Rayyan. "Halo Ray, aku sudah sampe di kafe dari tadi, kamu dimana? Kok gak nongol nongol ?" Ucap Andre. "Ck, kebiasaan . Salam dulu!" Jawab Rayyan. "Hehe, iya iya. Assalamu'alaikum". Ucap Andre. "Wa'alaikum salam, ini aku udah hampir sampai, tunggu aja". Jawab Rayyan. "Ok bro,". Ucap Andre. Antara sahabat atau uang ? Kepala Andre hampir meledak di buat nya. Jika memilih sahabat, dia butuh uang. Sedangkan jika milih uang, dia harus siap-siap kehilangan sahabat terbaik nya. Sebenarnya dia ingin pinjam kepada sahabat nya itu, tapi rasa tidak enak menghinggapi diri-Nya. Karena selama ini sudah cukup banyak dia meminta tolong kepada Nya. Selang waktu 5 menit, Rayyan pun tiba. Dan Andre diam-diam menghubungi Luna. "Assalamu'alaikum". Sapa Rayyan. "Wa'alaikum salam, duduk dulu bro". Jawab Andre. Tanpa menunggu lama,Rayyan duduk kemudian minum minuman yang sudah tercampur dg obat. Tanpa dia ketahui, Andre mengirim pesan ke Luna,"Berhasil". Diruangan praktek dokter, Luna tersenyum puas setelah membaca pesan dari andre, rencana yang telah dia susun sedikit lagi akan berhasil. "Ada apa? Sepertinya penting sekali". Tanya Rayyan membuat Andre bingung harus jawab apa. "Mmm...." Belum sempat Andre berbicara. Suara telepon Rayyan sudah berdering, yang diyakini itu dari Luna. Setelah Rayyan menerima telepon, dia bangkit meminta maaf kepada Andre, karna harus buru buru pergi . Selang 1 jam, yang di tunggu tidak kunjung datang, Luna merasa jengkel, karena rencana yang hampir berhasil malah gagal. ~flash back off~ Rayyan memutuskan pergi untuk mencari informasi tentang gadis yang sudah dia nodai. "Urus dia, bawa dia ke rumah sakit". Ucap Rayyan yang masih menganggap Andre sahabat walau sudah di hianati. Di sepanjang jalan, dia terus memikirkan gadis itu, yang tanpa dia sadari sudah masuk ke bagian kecil hatinya.Mendapat balasan dari Zahira, hati Rayyan menjadi berbunga ketika membacanya, meskipun pesannya singkat tapi itu membuat dia bahagia. Karena dalam hati nya mulai terisi nama Zahira."Selamat tidur, , sampai ketemu besok ya," balas Rayyan."Iya, terimakasih." Balas Zahira."Seharusnya aku yang bilang terimakasih, karena kamu tidak melaporkan aku ke polisi." Jawab Rayyan."Dari kemarin aku tidak kepikiran kesitu. Apa sekarang saja ? aku laporin kamu ke polisi ?" Balas Zahira.Tanpa dia sadari, dia mulai mempunyai rasa kagum terhadap Rayyan, karena dia sudah mau bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan. Karena biasanya orang yang punya salah, dia tidak mau untuk tanggung jawab, untuk mengakui kesalahannya saja tidak mau."Ya jangan .... Aku kan sudah mau tanggung jawab." Balas Rayyan, dan hanya centang dua, belum ada tanda-tanda sudah di baca."Zahira... Kamu sudah tidur ya?" Tanya Rayyan lewat pesan. dan masih centang dua, belum ada tanda-tanda sudah di baca.Memang terasa sang
Mendengar ucapan tante Rani, Andre yang belum tahu sepenuhnya menjadi kaget. Dia tidak menyangka , orang yang kena getahnya akibat ulah dirinya adalah putri kiyai yang menpunyai pondok pesantren yang besar."Iya Ray. Rani benar, kamu harus tanggung jawab, kamu harus secepatnya menikah dengan Zahira. Sebelum ada kejadian yang tidak diinginkan." Ucap kak Gita."Masalahnya, apa Abah Shiddiq mau menerimaku sebagai menantu ?" Ucap Rayyan."Yang penting kamu ke Rumahnya dulu," ucap Tante Rani."Terus Zahira ? Apa dia mau dengan orang seperti ku?" Tanya Rayyan."Kalau itu mungkin akan sulit, biar nanti dia aku kasih pengertian, karena ini juga untuk kebaikannya kedepan". Ucap Tante RaniRayyan mengangguk setuju.***Dalam kesendirian, Zahira merenungi nasihat tante Rani dan Sahabatnya yang sama. Mungkin memang begini jalan hidupnya. Dia mulai bertekat menerima Rayyan sebagai suaminya. Tapi yang jadi pikiran lagi, apakah Abah nya akan merestui ?. Di sela lamunannya, handphone Zahira pun berde
Setelah pulang dari rumah kontrakan Andre, hilmy pun kembali ke Kantor untuk menemui Rayyan."Gimana Hil ? Andre sudah ketemu ?" Tanya Rayyan."Sudah, sekarang dia jadi punjual cilok di Taman Kota Ray, dia juga ngontrak di daerah yang deket situ, mana kecil, agak kumuh lagi." Ujar Hilmy."Huft. Besok suruh langsung nempatin rumahnya yang dulu. Yang gua suruh kalian tempatin Itu sudah menjadi milik kalian. Suratnya masih gua bawa, dan atas nama kalian." Jelas Rayyan.Mendengar ucapan Rayyan, Hilmy dan Andre yang baru datang menjadi terharu atas kebaikan Rayyan. Yang memang dari dulu selalu baik .Hilmy dan Andre yang baru datang langsung memeluk Rayyan . Merasa menyesal karena sudah menghianati persahabatan mereka. Rayyan yang tiba-tiba di peluk Andre dan Hilmy dengan erat pun kaget. ' ih .... Lepas lepas. Gua masih normal, gua gak homo ya..' ucap Rayyan dengan meronta ronta ingin di lepaskan.Mendengar Rayyan yang meronta- ronta, pelukan mereka semakin di eratkan untuk mengerjai bos n
Di rumah sakit, di jam istirahat 2 orang sahabat menuju ke kantin bersamaan tapi saling diam, larut dalam pikiran masing masing. tante Rani kecewa dengan Rayyan sedangan Kak Gita yang tidak enak dan merasa bersalah dengan Zahira , keponakan sahabatnya."Git, kok tumben diam terus dari tadi ?" Tanya tante Rani melihat sahabatnya yang hari ini tiba-tiba berubah."Mmmm gak apa-apa kok. He he". Ucap kak Gita yang pura-pura senyum untuk menutupi kebingungannya. Antara cerita atau tidak, tentang apa yang sudah terjadi antara Rayyan dan Zahira. Padahal tante Rani pun sudah tau semua dari Zahira, tapi dia memilih untuk diam dulu, nanti kalau ada hal yang tidak menyenanfkan, baru dia ikut campur. meskipun begitu, itu tidak merubah persahabatan mereka. Justru mereka ingin segera menyatukan Zahira dan Rayyan sebelum semua terlambat."Kamu sudah tau kan ? Apa yang sudah terjadi diantara Rayyan dan Zahira ." Tanya tante Rani dengan serius. Ketika sudah berada di kantin.Degh, jantung kak Gita berd
"Ya sudah kamu tidur dulu sayang ...biar fikiran dan hatimu jadi lebih baik." Ucap Tante Rani kepada Zahira dan langsung dijawab dengan anggukan.Sebelum memutuskan untuk tidur, Zahira melangkah ke kamar mandi untuk mencuci mukanya supaya ketika bangun tidur besok, tidak menjadi pertanyaan oleh Abah dan Umi nya kenapa matanya terlihat sembab. Tante Rani pun keluar dengan memijat pelipisnya, karna memikirkan nasib keponakannya, "semoga psikis Zahira baik-baik saja". Batinnya ketika keluar dari kamar Zahira."Lo .. kamu kenapa Ran ? kamu dari kamar Zahira Ran ?" Tanya Umi Hana mengagetkan tante Rani yang berjalan dengan memijit pelipisnya."Eh.. iya mbak, he he". Ucap Umi Hana."Belum, tadi nonton drakor dulu, makanya sampai pening gini. he he" ujar tante Rani berbohong dengan masih mijit pelipisnya."Makanya kalau malam ya tidur... Udah tua juga masih aja nonton drakor, kaya anak muda". Ucap Umi Hana."Yey.... Aku kan tua, darah muda mbak ...." Bela Tante Rani.Umi Hana pun jadi mengge
Kalau kamu tidak mau cerita sama Umi dan Abah mu, cerita ke Tante , kamu gak sendirian sayang..." Ucap tante Rani lagi mengusap lembut lengan Zahira.Zahira yang di nasehatin seperti itu, tiba- tiba meneteskan air mata yang selama ini dia tahan untuk menutupi keadaannya di depan orang. Semakin lama tangisannya semakin deras, membuat tante Rani menatap sendu Zahira dan mengusap usap punggungnya lalu menyenderkan kepala Zahira ke bahuNya, untuk memberi sebuah kekuatan, untung pintu Nya sudah di kunci setelah tante Rani masuk. Kalau tidak, Abah Shiddiq dan Umi Hana pasti langsung mengghampiri, karna mendengar orang sesenggukan.Tantee Rani semakin yakin, ada hal besar yang di tutupi oleh Zahira setelah dia melihat Zahira menangis sesenggukan."Menangislah sayang, sampai kamu puas, jangan ada yang ditahan." Ucap tante Rani.Setelah lama menangis, Zahira langsung menghapus air mata nya dan berdiam mematung."Aku takut tan .." ucap Zahira dengan tatapan mata kosong."Takut kenapa ? Coba c







