Share

Bab 5

Author: Marwa Safira
Dari lantai atas, aku mendengar suara mesin mobil.

Aku tidak bisa menahan diri dari melihat ke luar. Secara kebetulan, aku melihat Julian mengulurkan tangannya untuk merangkul Chelsea, seakan-akan dia sedang melindungi Chelsea.

Entah karena koneksi batin atau bukan, Julian mengangkat kepalanya dan memandang ke arah lantai dua.

Tatapannya pun bertemu dengan tatapanku.

Aku melihat Julian mengernyit, bibirnya bergerak, seakan-akan dia ingin mengucapkan sesuatu.

Aku hanya menatapnya dengan tenang.

Julian tercengang sejenak. Dia mungkin tidak menyangka bahwa aku akan setenang ini.

"Julian?" Chelsea yang berada di sampingnya memanggilnya dengan pelan.

Chelsea menatap ke arah tatapan Julian dan melihat sosokku di jendela.

"Julian ...." Dengan nada sedih, Chelsea berkata, "Kalau kamu mau menemani Nona Luna, pergi saja. Aku bisa pergi sendiri."

Julian seketika tersadar. Dia menyingkirkan perasaan di tatapannya dan berkata dengan tenang, "Nggak apa-apa, ayo jalan."

Chelsea sedikit mengangkat kepalanya dan melirik sekilas ke lantai atas.

Aku melihat sudut bibirnya yang agak terangkat.

Dia sedang mentertawakanku.

Dia mentertawakanku karena sebagai istri sah Julian, aku tidak bisa menjaga suamiku sendiri. Sebaliknya, suamiku malah begitu perhatian padanya.

Aku merasakan hatiku berkedut sejenak.

Rasanya tidak sakit, hanya kurang nyaman.

Aku menutup tirai jendela.

Suara mobil itu perlahan menjauh.

Aku menenangkan emosiku dan mulai merapikan barangku.

Harus diakui, aku tidak pernah mengalami kesulitan materi apa pun.

Sebelum aku menikah, aku menjalani hidup yang melimpah di Keluarga Winston.

Setelah menikah, melihat ruang ganti yang luas dan deretan pakaian serta tas yang berada di dalamnya, aku benar-benar terkejut.

Ruang ganti itu sangat luas dan ada banyak sekali tas merek mahal edisi terbatas dan pakaian buatan khusus kelas atas.

Aku mengambilnya satu per satu.

Ada banyak sekali tas yang belum pernah aku pakai. Begitu pula dengan pakaian dan sepatu yang masih baru, bahkan labelnya pun belum dilepas.

Lemari perhiasanku dibuka dengan sidik jari dan penuh akan rangkaian perhiasan yang indah, jam tangan mahal dan sebagainya.

Aku tidak tahu bagaimana hubungan pernikahanku dengan Julian selama lima tahun ini, tetapi sepertinya Julian tidak pelit.

Aku pun merasa sedikit lebih lega.

Jika Julian bukan orang yang pelit, setelah kami bercerai, dia seharusnya akan membagikan banyak hartanya padaku.

Katanya, tanpa percintaan, seseorang bisa memiliki banyak uang.

Ruang ganti ini terlalu luas, dengan terlalu banyak barang di dalamnya.

Aku tidak sanggup merapikannya, jadi aku hanya mengemas beberapa pakaian sehari-hari dan satu set perhiasan yang terlihat paling mahal, serta sebuah jam tangan wanita seharga miliaran.

Saat aku hendak kembali ke kamar untuk beristirahat, aku tidak sengaja menendang sebuah tas hitam yang besar.

Aku pun membukanya dengan penasaran.

Begitu aku melihat isinya, wajahku seketika memerah.

Tas tersebut berisi beberapa pakaian yang belum pernah dibuka ... dari seragam polisi, pakaian formal, pakaian tradisional, gaun pendek ....

Aku melihatnya satu per satu dengan wajahku yang merah.

Sepertinya, Julian tidak berbohong.

Sebelum aku hilang ingatan, aku bukan hanya gila, tetapi juga liar.

"Huh, Luna, kamu mau menggunakan benda-benda ini untuk menyelamatkan pernikahan kita, ya?"

Mendengar sindiran yang dingin ini dari belakang, aku langsung berdiri.

Julian mendengus dari belakang, lalu meraih daguku.

Aku bergegas bergerak mundur sambil bertanya, "Kenapa ... kenapa kamu tiba-tiba pulang?"

Julian menjawab dengan kesal, "Sudah lewat setengah jam, tentu saja aku sudah pulang."

Aku baru menyadari bahwa waktu berlalu begitu cepat dan sudah hampir satu jam sejak Julian mengantarkan Chelsea pulang.

Aku bergegas memasukkan kembali barang-barang itu ke dalam tasnya, lalu menendang tas hitam itu ke sudut ruangan.

Dengan tatapan mendalam, Julian berkata, "Luna, kamu jadi makin pintar, ya. Kukira kamu akan melawanku."

Dia datang memelukku, lalu berkata dengan nada membujuk, "Jangan berulah lagi. Hubunganku dengan Chelsea benar-benar bukan apa-apa."

Baru saja aku ingin mengucapkan sesuatu, aku tiba-tiba mencium wangi yang manis dari bahunya.

Itu wangi parfumnya Chelsea.

Aku tiba-tiba merasa mual. Aku mendorongnya dengan kuat sambil berkata, "Menjauhlah dariku."

Ekspresi Julian menjadi masam. "Luna, jangan jual mahal."

Aku tersenyum dengan sinis sambil berkata, "Kamu bau sekali, ada bau wanita lain, tapi kamu masih berani bilang hubunganmu dengannya bukan apa-apa?"

Julian mencium bahunya dan ekspresinya agak berubah.

Dia mengernyit, seakan-akan menilai bahwa aku ingin mencari masalah dengannya.

Namun, aku langsung berbalik dan berkata, "Malam ini, kita mulai pisah kamar."

Aku berencana untuk meninggalkan kamar ini.

Dari belakang, Julian bertanya dengan penuh amarah, "Luna, sudah cukup, belum?"

Aku tersenyum dengan dingin sambil menjawab, "Belum."

Julian tiba-tiba berjalan maju dan menarik lenganku.

Kekuatannya terlalu kuat, hingga wajahku memucat karena kesakitan.

"Sakit!"

Melihat mataku yang memerah, Julian mengendurkan pegangannya.

Dengan tatapan tidak berdaya, dia berkata, "Parfum itu nggak sengaja kena ke aku, aku benar-benar nggak berhubungan apa pun dengan Chelsea."

Aku tidak mengucapkan apa pun.

Julian tiba-tiba menunduk dan mencium bibirku.

Tubuhku bergetar. Tanpa disadari, aku ingin mendorongnya, tetapi aku tidak bisa melakukannya.

Napasnya menjadi panas, tangannya juga terus mengusap pinggangku dengan kuat.

Aliran listrik yang familier mengalir dalam tubuhku, hingga napasku pun mulai menjadi kacau.

Pikiranku sangat kacau, seakan-akan beberapa potongan ingatan hendak keluar.

Tubuhku menyerah sedikit demi sedikit pada dirinya, aku bahkan bisa mendengar diriku menangis dalam hati.

Tubuh ini terlalu lemah.

Aku mempertahankan tekadku yang tersisa dan terus mendorongnya, tetapi bagi Julian, kekuatan itu hanyalah tanda sambutan dan merupakan kesenangan pasangan suami istri di atas ranjang.

Ciumannya menjadi makin ganas. Hawanya yang maskulin membuat akal sehatku menghilang sedikit demi sedikit.

Pikiranku menjadi kosong, tubuhku bahkan menyambut dirinya.

Julian memperdalam ciuman ini dengan serakah.

Ciuman yang intens ini membuatku merasa linglung.

Saat kedinginan menyelimuti tubuhku, aku menyadari bahwa aku sudah digendong ke atas ranjang oleh Julian.

Aku menggunakan sisa akal sehatku untuk mendorongnya dengan kuat sekali lagi. "Jangan sentuh aku!"

Julian yang sedang melepaskan pakaianku pun hampir terjatuh karena dorongan ini.

Dengan ekspresi penuh amarah, dia mengulurkan tangannya.

Tubuhku seketika menciut, aku bahkan meringkuk sambil berseru, "Jangan pukul aku!"

Suasana di sekitar menjadi kaku.

Tangan Julian mengambang di udara, sedangkan tubuhku juga menegang.

Aku tidak mengerti mengapa aku bisa bereaksi seperti ini, aku juga sama sekali tidak mengerti mengapa Julian tiba-tiba menjadi begitu kasar.

Aku meringkuk di atas ranjang sambil bergetar ketakutan.

Melihatku seperti ini, amarah Julian seketika menghilang.

Dia berdiri di samping ranjang untuk menjelaskan sesuatu, tetapi akhirnya dia tidak mengucapkan apa pun.

Aku menarik selimut dengan susah payah untuk menutup tubuhku dan berkata. "Keluarlah, keluar, jangan sentuh aku."

Julian berkata, "Istirahatlah .... Aku akan tidur di ruang baca."

Seusai berbicara, Julian berbalik dan meninggalkan kamar dengan ekspresi dingin. Kemudian, aku mendengar suara pintu ruang baca dibanting.

Kamar ini kembali menjadi tenang.

Aku langsung berbaring di atas ranjang yang empuk seperti orang yang kelelahan.

Punggungku berkeringat dingin.

Sedangkan otakku seperti ditusuk-tusuk dengan jarum.

Aku tidak mengerti mengapa Julian begitu membenciku, tetapi masih terus-menerus menggangguku.

Aku juga tidak mengerti mengapa aku bisa merasa takut akan kekerasannya jika aku sangat mencintai pria ini sebelum aku kehilangan ingatan.

Selain itu, hal terpenting adalah, mengapa Julian tidak ingin bercerai denganku?

Dengan sakit kepala yang parah, aku akhirnya terlelap.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 100

    Dia memandang ke sekeliling jalanan yang gelap dengan ketakutan.Tadi, dia merasa ketakutan, sehingga dia sama sekali tidak menyadari bahwa Julian sudah mengemudi ke jalanan gunung yang berkelok-kelok.Tidak ada yang melewati jalan ini selama beberapa kilometer.Namun, Julian tetap berseru, "Turun!"Chelsea menangis dengan makin keras sambil berkata, "Julian, aku nggak bisa turun. Kalau kamu marah, kamu bisa memukulku dan memarahiku. Kenapa kamu harus membawaku ke sini dan menakut-nakutiku seperti ini? Huhuhu ...."Sambil mengucapkan kata-kata ini, dia mendekat pada Julian dan menarik Julian untuk memohon belas kasihan.Julian langsung mendorongnya dengan kasar, sehingga Chelsea menabrak jendela mobil.Chelsea mengerang dengan pelan, lalu terus menarik Julian tanpa memedulikan luka di kepalanya.Julian turun dari mobil, berjalan ke sisi penumpang dan membuka pintu mobil.Dengan ekspresi masam, dia menarik Chelsea untuk turun dari mobil.Chelsea ditarik hingga rambutnya berantakan. Dia

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 99

    Saat mereka pergi, mereka terlihat sangat memalukan.Jacob menggeleng sambil berkata, "Aih, dia nggak bisa menerima kekalahannya, ya."Carson juga membuang napas dan berkata, "Pacarnya si Julian sungguh keterlaluan."Chris berkata pada dua paman itu, "Sebenarnya, Pak Julian lumayan hebat, tapi dia mungkin agak kurang dalam hal perasaan."Jacob tertawa dan berkata, "Dia bahkan nggak bisa memahami hal sesederhana ini, bagaimana kita bisa mengharapkannya untuk melakukan hal besar?"Carson juga berkata, "Dulu, aku merasa bahwa Julian andal, berani dan pekerja keras. Sekarang, sepertinya dia kurang lihai, ya."Kedua bos besar itu saling bertatapan, lalu menggeleng secara bersamaan.Hatiku tergerak dan aku menatap Chris.Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Chris. Dia tetap terdengar seperti sedang membela Julian, tetapi ....Setelah apa yang terjadi, reputasi yang sudah Julian bangun di dunia bisnis sepertinya mulai goyah.Siapa yang paling pintar?Tiba-tiba, aku merasa bahwa Chris terl

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 98

    Julian mendengus dengan dingin dan menjawab, "Dari dulu, kamu selalu sangat cemburu padanya. Kamu selalu memfitnahnya, melukainya dan bahkan mengancamnya. Kamu sudah melakukan banyak sekali perbuatan jahat. Hari ini, kamu lagi-lagi mengulang trik yang sama."Aku sudah mati rasa, jadi aku berkata pada pelayan itu, "Periksa saja kamera pemantaunya. Rekamannya bisa membuktikan apa yang terjadi."Begitu aku mengucapkan kata-kata ini, ekspresi Julian berubah, sedangkan Chelsea tampak bersalah.Dia langsung melemparkan diri ke pelukan Julian dan berkata, "Julian, sudahlah. Aku hanya terluka ringan, mungkin Nona Luna nggak sengaja. Tangannya hanya tergelincir, dia bukan sengaja mau melukaiku."Kemudian, dia menatapku sambil bertanya, "Benarkah begitu, Nona Luna?"Dengan ekspresi datar, aku menjawab, "Bukan aku yang menentukan kebenarannya. Lagi pula, sebelum mencari tahu apa yang terjadi, Pak Julian sudah menganggap bahwa akulah yang melukaimu."Chelsea bergegas berkata pada Julian, "Julian,

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 97

    Di ruang istirahat, ada rangkaian bunga, alat musik dan bahkan permainan mahyong.Hal-hal ini adalah pelayanan untuk tamu wanita kelas atas. Aku pernah melihatnya, jadi aku memilih rangkaian bunga yang kusukai dan mulai merangkai bunga.Pada saat ini, Chelsea berjalan masuk dengan anggun.Wajahnya sudah merah, dia sepertinya sudah minum banyak saat makan malam.Aku hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan merangkai bunga.Chelsea duduk di sampingku dan mengamatiku untuk sangat lama."Ada apa?" tanyaku padanya.Chelsea tersenyum sambil menjawab, "Nona Luna, kuakui, aku sudah meremehkanmu."Aku fokus memotong ranting bunga sambil berkata dengan cuek, "Nona Chelsea, kalau ada yang mau kamu katakan, katakan saja langsung."Chelsea membuang napas dan berkata padaku, "Nona Luna, bagaimana kalau aku membujuk Julian untuk memberimu uang satu triliun? Apakah kamu akan setuju untuk bercerai dengannya?"Aku mengangkat kepalaku untuk menatapnya.Chelsea menatapku dengan tatapan yang terlihat sungg

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 96

    Dia merasa bahwa aku lagi-lagi akan menindas Chelsea. Hanya saja, mengapa tadi dia tidak bersedia untuk mengungkapkan hubungan mereka?Sepertinya cedera otakku masih belum sembuh. Kalau tidak, mengapa aku sama sekali tidak memahami maksud pria-pria ini?Chelsea yang tidak bisa melakukan apa pun padaku pun langsung menghadap ke arah Chris.Suaranya tetap lembut, pria mana pun yang mendengarnya pasti akan mengasihaninya.Inilah kemampuan Chelsea, dia tidak tahu malu dan bisa menunjukkan kelemahannya setiap saat.Aku mendengarnya berkata pada Chris, "Pak Chris, sudah lama sekali saya mengagumi Anda. Hari ini, kita bertemu secara resmi. Tak saya sangka, Anda benar-benar lebih tampan dan keren daripada yang dikatakan orang-orang."Chris hanya mengiakan ucapannya dengan pelan.Chelsea pun melanjutkan ucapannya. "Pak Chris, Anda sudah sangat sukses di usia semuda ini. Saya benar-benar iri pada Nona Luna ... dia selalu mencari tipe pria seperti ini."Mendengar ucapan Chelsea, aku hampir menyem

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 95

    Aku seketika terdiam.Begitu pula dengan semua orang.Tempat ini tiba-tiba menjadi sangat sunyi.Aku melihat ekspresi Julian menjadi sangat masam, sama halnya dengan ekspresi Chelsea.Aku menarik lengan baju Chris dengan pelan.Chris tersenyum padaku sambil berkata, "Sudah, ayo duduk."Dia pun membawaku ke tempat duduk kami.Sedangkan Julian dan Chelsea hanya berdiri di tempat untuk sangat lama.Kali ini, Julian malah dipermalukan seperti ini. Sepertinya dia sedang meragukan apakah dia harus pergi saja atau tidak.Namun, hampir semua hadirin pesta ini adalah bos besar yang paling ternama di dunia bisnis. Jika Julian pergi begitu saja, pandangan semua orang tentang dirinya sepertinya akan berubah.Akhirnya, Julian membawa Chelsea ke meja mereka dengan ekspresi masam.Aku melihat Chelsea menatapku dengan tatapan yang sangat rumit, ada kecemburuan, dendam dan juga kebencian.Aku menurunkan tatapanku dan tidak lagi melihat mereka.Aku tidak mengerti mengapa Chris sengaja membawaku ke tempa

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 94

    "Perlakuan nggak adil yang dia terima di masa lalu adalah kesalahanku. Mulai sekarang, dia adalah pacarku dan akan menjadi istriku," kata Chris.Sekujur tubuhku bergetar, air mataku juga hendak mengalir dengan tidak terkendali.Aku berusaha keras untuk menahan air mataku, tetapi mataku tetap berkaca-kaca.Aku tidak bisa melihat ekspresi orang-orang dengan jelas, aku juga tidak ingin melihat wajah Julian yang gelap lagi.Aku hanya tahu bahwa Chris membelaku dan mendukungku di hadapan semua orang.Chris ingin menggunakan namanya untuk menghapus sejarahku yang memalukan.Dia ingin menarikku keluar dari lumpur yang kotor.Julian ingin memarahi Chris, tetapi dia ditahan oleh Chelsea.Chelsea berkata dengan lembut, "Selamat, Pak Chris! Selamat ... Nona Luna!"Wajahnya yang cantik menyembunyikan kecemburuan yang sangat samar.Dia berkata pada Julian yang berekspresi gelap, "Julian, lihatlah, Pak Chris begitu berani dalam mengejar cinta. Apakah kita ...."Julian tiba-tiba tertawa dengan sinis

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 93

    Aku berdiri dari bangku dan berjalan menghampiri Chris.Aku merasa gugup hingga telapak tanganku berkeringat dan jantungku berdebar kencang. Namun, aku tahu bahwa apa pun yang terjadi, aku harus tetap tenang.Kalau aku lepas kendali atas emosiku, aku bukan hanya akan mempermalukan diriku, tetapi juga akan merusak harga dirinya Chris.Saat Chris melihat Julian, dia mengangkat gelas di tangannya ke arah Julian dan tersenyum dengan ambigu.Kemudian, dia memanggilku dengan lembut. "Luna, sini."Ekspresi Julian yang tadinya masih biasa-biasa saja seketika menggelap. Dia pun menatapku dengan tatapan tidak percaya.Sedangkan aku juga kebetulan berjalan ke sisi Chris.Chris membiarkanku merangkul lengannya dan tersenyum sambil menatap Julian yang sedang terkejut.Chris berkata, "Luna, jangan khawatir."Aku menahan rasa takut dalam hatiku sambil menganggukkan kepalaku.Aku tentu saja merasa panik, tetapi dalam lubuk hatiku, aku memercayai Chris.Aku yakin dia tidak akan sengaja membiarkanku dip

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 92

    Di dalam sebuah ruangan pribadi yang sangat luas dan elegan, aku melihat beberapa wajah yang kukenal.Aku pernah melihat orang-orang ini ... di televisi!Otakku seketika berhenti berfungsi lagi. Untung saja, aku masih mengingat instruksi Chris. Aku memaksakan seulas senyuman yang canggung dan merangkul lengan Chris erat-erat.Orang-orang yang hadir di tempat ini tersenyum sambil melihat ke arah kami.Seseorang berkata, "Eh, ini pertama kalinya aku melihat Chris bawa pendamping. Chris, sini, biar Paman Jacob lihat.""Paman Jacob" mengenakan pakaian tradisional yang terlihat sangat rapi dan jelas-jelas merupakan buatan tangan.Chris membawaku menghampiri Jacob dan menyapa orang itu dengan sopan. "Apa kabar, Paman Jacob. Ini Luna Winston, pacarku."Dalam sekejap, ruangan ini menjadi sunyi senyap.Bahkan pelayan yang menyajikan minuman pun menoleh dengan terkejut.Tubuhku menjadi sangat kaku, sehingga aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.Mengapa ... mengapa Chris mempublikasikan hal in

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status