Share

Bab 6

Author: Marwa Safira
Keesokan paginya, saat aku bangun tidur, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Aku meregangkan leherku yang pegal dan pergi mandi.

Setelah merapikan penampilanku dan turun ke lantai bawah, ruang tamu kosong dan ada seseorang yang sedang sarapan di ruang makan.

Aku berjalan mendekat dan menyadari bahwa itu Justin.

Saat Justin melihatku, dia mendengus dengan kesal, lalu memalingkan wajahnya dariku.

Dengan tatapan yang menggelap, aku pergi mengambil makanan di dapur.

Namun, tidak ada makanan di dapur, selain bubur yang sudah dingin dan beberapa potong roti kering.

Aku mengernyit sambil membuka kulkas untuk memanaskan segelas susu, sekaligus menggoreng dua butir telur untuk diriku sendiri.

Saat aku keluar dari dapur dengan makananku, Justin menatapku dengan tatapan terkejut.

Aku pun mengernyit dan bertanya, "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Ada yang menempel di wajahku, ya?"

Justin menunjuk makanan yang kubawa sambil bertanya, "Kamu bisa masak sendiri?"

Nada bicaranya membuatku merasa kurang nyaman.

Aku menjawab dengan cuek, "Menggoreng telur itu nggak sulit untuk dilakukan."

Justin seketika tersadar. Dia memelototiku dengan penuh amarah dan berkata, "Jangan macam-macam."

Aku pun meletakkan gelas berisi susu dengan kuat di atas meja makan.

Justin terkejut untuk sejenak, lalu berseru dengan marah, "Kamu ngapain? Mau cari masalah denganku, ya?"

Aku meminum seteguk susu, lalu menjawab dengan dingin, "Kamu gila, ya?"

Ekspresi di wajah Justin yang kekanak-kanakan berubah-ubah. "Siapa yang kamu bilang gila? Luna, jangan kira kamu akan mendapatkan apa pun yang kamu inginkan setelah kamu keluar dari rumah sakit. Aku hanya membantu kakakku dan Kak Chelsea mengawasimu! Jangan merusak hubungan mereka lagi!"

Aku pun tertawa.

Melihatku tertawa, Justin merasa makin aneh. "Kenapa kamu tertawa? Aku serius! Kali ini, aku nggak akan membiarkanmu menyakiti Kak Chelsea. Jangan coba-coba untuk memanfaatkan kekuatan nona muda dari Keluarga Winston. Kak Chelsea memang takut padamu, tapi aku nggak akan tertipu olehmu."

Aku mengulurkan tanganku sambil berkata, "Baiklah, tapi bayar, ya."

Justin tampak seakan-akan dia sudah menduga hal ini akan terjadi. Dia pun berkata dengan sinis, "Bayar? Bayar apa? Luna, dasar mata duitan! Kamu berusaha untuk menikah dengan Keluarga Simmons demi uang, ya? Dasar nggak tahu malu."

Dengan ekspresi datar, aku menjawab, "Ya, aku nggak tahu malu. Silakan dibayar."

Melihatku begitu keras kepala, Justin menjadi cemas. "Bayar ... apa?"

Aku tersenyum dengan sinis sambil berkata, "Bayar apa lagi? Tentu saja satu triliun yang wanita mata duitan sepertiku investasikan pada Grup Simmons!"

Justin seketika tercengang.

Aku tersenyum lagi dengan sinis sambil berkata, "Berdasarkan investasi saham uang satu triliun dari lima tahun yang lalu, Keluarga Simmons harus memberiku dividen dalam jumlah besar. Kalau aku meminjamkannya pada Keluarga Simmons, berapa banyak uang yang harus kalian kembalikan padaku, termasuk bunga selama lima tahun?"

Aku membuka kalkulator di ponselku dan melakukan perhitungan. Sambil tersenyum sinis, aku berkata, "Kalau dihitung berdasarkan manajemen finansial jumlah besar, bunganya 11 hingga 12 persen ... ckckck ...."

Ekspresi Justin menjadi sangat masam.

Dia sepertinya ingin memarahiku, tetapi dia tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat.

Di bawah tatapannya, aku menghabiskan sarapanku yang sederhana dengan senang hati.

Seusai makan, aku menyeka mulutku dan berdiri.

Justin akhirnya berseru, "Luna, dasar wanita gila! Apa yang mau kamu lakukan?!"

Aku menoleh dan menatap lekat-lekat pada wajah pria yang sepenuhnya berbeda dari wajah dalam ingatanku itu.

Aku berkata dengan pelan, "Dulu, kamu selalu memanggilku Kak Luna."

Justin benar-benar terkejut.

Dia berdiri diam di tempat, sedangkan aku naik ke lantai dua.

...

Aku merasa sangat lelah, bahkan sarapan pun terasa sangat melelahkan.

Aku pun merasa makin yakin untuk meninggalkan Julian.

Aku menghubungi Tania.

Tania menerima panggilanku dengan lemah. "Ada apa, Nona Luna? Apakah kamu sudah baikan dengan Julian?"

Aku menjawab, "Nggak."

"Ahh!" Dari ujung telepon lainnya, terdengar suara teriakan Tania. "Apa? Apa katamu?!"

Aku menjauhkan ponselku dari telingaku, lalu mengernyit sambil berkata, "Aku nggak baikan dengan Julian."

Tania segera menenangkan dirinya sambil berkata, "Kamu mau mengabaikan dirinya untuk sementara, ya? Nggak boleh, Julian itu zodiaknya Skorpio. Dia sangat dingin, kamu nggak akan bisa menang darinya. Coba pakai cara lain."

Aku membuang napas dan berkata, "Aku benar-benar nggak ingin baikan dengannya."

Tania menjadi makin bingung. "Kalau begitu, apa yang mau kamu lakukan? Oh ya, aku tahu! Kamu pasti mau cari kesempatan untuk menyingkirkan Chelsea!"

Dia mulai merasa gugup. "Luna, biar aku peringatkan kamu. Membunuh orang itu ilegal! Kita harus mematuhi hukum dan menjadi warga negara yang baik."

Aku membuang napas dengan tidak berdaya dan berkata, "Tania, aku nggak ingin membunuh Chelsea."

Tania terbatuk-batuk, sepertinya dia tersedak air liurnya sendiri.

Sesaat kemudian, dia baru berkata, "Luna, jangan macam-macam. Coba beri tahu aku apa yang mau kamu lakukan. Setelah kamu mau bunuh diri, kamu sudah viral. Kalau kamu baca komentarnya, semua orang mentertawakanmu. Kalau bukan karena Keluarga Winston adalah pemegang saham utama di beberapa perusahaan media dan kakakmu memedulikan reputasinya, sekarang informasi pribadimu pasti sudah disebar ke mana-mana."

Aku mengusap keningku sambil berkata, "Tania, aku benar-benar hilang ingatan. Julian nggak percaya, jangan-jangan kamu juga nggak percaya?"

Mendengar pertanyaanku, Tania merasa sangat canggung.

Dia tertawa dengan malu dan berkata, "Kukira kamu pura-pura ...."

Aku terdiam, tetapi aku merasa sangat sedih.

Segila apa aku sebelum aku kehilangan ingatanku, sehingga semua orang di sisiku tidak memercayaiku?

Dengan perasaan sedih, aku berkata, "Tania, minta izin dari tempat kerjamu dan temani aku makan, ya. Aku mau membahas tentang apa yang harus kulakukan berikutnya denganmu."

Bagaimanapun, Tania adalah sahabatku, jadi dia tetap paling memikirkan kebaikanku.

Dia membuang napas dan bertanya, "Apa yang mau kamu lakukan selanjutnya?"

Aku menggigit bibirku sambil menjawab, "Aku mau bercerai dengan Julian."

Tania seketika terkejut.

...

Aku bertemu dengan Tania di sebuah kafe.

Begitu kami bertemu, Tania langsung memberiku sebungkus barang.

Aku membukanya dan melihat obat demam, termometer dan obat flu.

"Untuk apa kamu memberiku barang-barang ini?" tanyaku padanya.

Tania membuka bungkusan termometer sambil berkata, "Cepat ukur suhu tubuhmu. Akhir-akhir ini lagi musim sakit, coba lihat apakah kamu tertular atau nggak."

Aku dipaksa untuk mengukur suhu tubuhku. Aku pun mengernyit sambil berkata, "Aku nggak demam, hanya ingatanku yang belum pulih."

Tania seperti teringat akan sesuatu, dia pun berkata, "Jangan-jangan otakmu rusak, ya? Mana mungkin kamu tiba-tiba mau bercerai dengan Julian?"

Dia menepuk dadanya sambil berkata, "Kamu mengejutkanku."

Aku baru mengerti mengapa Tania membelikan obat demam untukku.

Aku menyingkirkan termometer itu dan menatap mata Tania dengan sungguh-sungguh sambil berkata, "Sudah kubilang, aku mau bercerai dengan Julian."

Tania seperti terkejut melihat ekspresiku.

Dia tidak bergerak, begitu pula dengan aku.

Dua menit kemudian, Tania baru mengedipkan matanya sambil berkata, "Aku sudah mengerti. Lepaskan aku."

Aku melepaskan Tania, tetapi dia malah mengeluarkan ponselnya dan meletakkannya di hadapanku.

Dia membuka sebuah pesan suara yang mengeluarkan suara tangisan. "Huhuhu, Tania ... aku mau bercerai dengan Julian! Dia sama sekali nggak mencintaiku. Dia memberikan hadiah ulang tahun untuk Chelsea si wanita jalang itu ...."

Aku seketika tercengang.

Tania membuka pesan suara lainnya.

"Tania, aku benar-benar nggak bisa hidup tanpa Julian! Kalau aku kehilangan dia, aku akan mati! Apakah kamu mengerti?"

"Aku terlalu mencintainya. Huhuhu .... Tania, aku benar-benar menderita. Kenapa aku merasa begitu menderita? Kalau aku nggak mencintainya, aku nggak akan merasa sesedih ini."

"Tania, aku sedih sekali. Kenapa Julian nggak angkat telepon? Memangnya dia nggak khawatir aku mati karena mabuk di jalanan? Wuek ...."

Tania menatapku dengan tatapan rumit dan berkata, "Luna, aku tahu kamu hilang ingatan, jadi biar aku ingatkan kembali rasa cintamu terhadap Julian."

Aku menutup wajahku.

Setelah sekian lama, aku mengangkat kepalaku dengan tidak berdaya dan berkata, "Tania, kali ini, aku serius. Aku akan bercerai dengan Julian."

Tania membuang napas sambil hendak membuka pesan suara lainnya.

Aku langsung menahan tangannya sambil berkata dengan getir, "Jangan putar lagi, menjijikkan sekali."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 100

    Dia memandang ke sekeliling jalanan yang gelap dengan ketakutan.Tadi, dia merasa ketakutan, sehingga dia sama sekali tidak menyadari bahwa Julian sudah mengemudi ke jalanan gunung yang berkelok-kelok.Tidak ada yang melewati jalan ini selama beberapa kilometer.Namun, Julian tetap berseru, "Turun!"Chelsea menangis dengan makin keras sambil berkata, "Julian, aku nggak bisa turun. Kalau kamu marah, kamu bisa memukulku dan memarahiku. Kenapa kamu harus membawaku ke sini dan menakut-nakutiku seperti ini? Huhuhu ...."Sambil mengucapkan kata-kata ini, dia mendekat pada Julian dan menarik Julian untuk memohon belas kasihan.Julian langsung mendorongnya dengan kasar, sehingga Chelsea menabrak jendela mobil.Chelsea mengerang dengan pelan, lalu terus menarik Julian tanpa memedulikan luka di kepalanya.Julian turun dari mobil, berjalan ke sisi penumpang dan membuka pintu mobil.Dengan ekspresi masam, dia menarik Chelsea untuk turun dari mobil.Chelsea ditarik hingga rambutnya berantakan. Dia

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 99

    Saat mereka pergi, mereka terlihat sangat memalukan.Jacob menggeleng sambil berkata, "Aih, dia nggak bisa menerima kekalahannya, ya."Carson juga membuang napas dan berkata, "Pacarnya si Julian sungguh keterlaluan."Chris berkata pada dua paman itu, "Sebenarnya, Pak Julian lumayan hebat, tapi dia mungkin agak kurang dalam hal perasaan."Jacob tertawa dan berkata, "Dia bahkan nggak bisa memahami hal sesederhana ini, bagaimana kita bisa mengharapkannya untuk melakukan hal besar?"Carson juga berkata, "Dulu, aku merasa bahwa Julian andal, berani dan pekerja keras. Sekarang, sepertinya dia kurang lihai, ya."Kedua bos besar itu saling bertatapan, lalu menggeleng secara bersamaan.Hatiku tergerak dan aku menatap Chris.Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Chris. Dia tetap terdengar seperti sedang membela Julian, tetapi ....Setelah apa yang terjadi, reputasi yang sudah Julian bangun di dunia bisnis sepertinya mulai goyah.Siapa yang paling pintar?Tiba-tiba, aku merasa bahwa Chris terl

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 98

    Julian mendengus dengan dingin dan menjawab, "Dari dulu, kamu selalu sangat cemburu padanya. Kamu selalu memfitnahnya, melukainya dan bahkan mengancamnya. Kamu sudah melakukan banyak sekali perbuatan jahat. Hari ini, kamu lagi-lagi mengulang trik yang sama."Aku sudah mati rasa, jadi aku berkata pada pelayan itu, "Periksa saja kamera pemantaunya. Rekamannya bisa membuktikan apa yang terjadi."Begitu aku mengucapkan kata-kata ini, ekspresi Julian berubah, sedangkan Chelsea tampak bersalah.Dia langsung melemparkan diri ke pelukan Julian dan berkata, "Julian, sudahlah. Aku hanya terluka ringan, mungkin Nona Luna nggak sengaja. Tangannya hanya tergelincir, dia bukan sengaja mau melukaiku."Kemudian, dia menatapku sambil bertanya, "Benarkah begitu, Nona Luna?"Dengan ekspresi datar, aku menjawab, "Bukan aku yang menentukan kebenarannya. Lagi pula, sebelum mencari tahu apa yang terjadi, Pak Julian sudah menganggap bahwa akulah yang melukaimu."Chelsea bergegas berkata pada Julian, "Julian,

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 97

    Di ruang istirahat, ada rangkaian bunga, alat musik dan bahkan permainan mahyong.Hal-hal ini adalah pelayanan untuk tamu wanita kelas atas. Aku pernah melihatnya, jadi aku memilih rangkaian bunga yang kusukai dan mulai merangkai bunga.Pada saat ini, Chelsea berjalan masuk dengan anggun.Wajahnya sudah merah, dia sepertinya sudah minum banyak saat makan malam.Aku hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan merangkai bunga.Chelsea duduk di sampingku dan mengamatiku untuk sangat lama."Ada apa?" tanyaku padanya.Chelsea tersenyum sambil menjawab, "Nona Luna, kuakui, aku sudah meremehkanmu."Aku fokus memotong ranting bunga sambil berkata dengan cuek, "Nona Chelsea, kalau ada yang mau kamu katakan, katakan saja langsung."Chelsea membuang napas dan berkata padaku, "Nona Luna, bagaimana kalau aku membujuk Julian untuk memberimu uang satu triliun? Apakah kamu akan setuju untuk bercerai dengannya?"Aku mengangkat kepalaku untuk menatapnya.Chelsea menatapku dengan tatapan yang terlihat sungg

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 96

    Dia merasa bahwa aku lagi-lagi akan menindas Chelsea. Hanya saja, mengapa tadi dia tidak bersedia untuk mengungkapkan hubungan mereka?Sepertinya cedera otakku masih belum sembuh. Kalau tidak, mengapa aku sama sekali tidak memahami maksud pria-pria ini?Chelsea yang tidak bisa melakukan apa pun padaku pun langsung menghadap ke arah Chris.Suaranya tetap lembut, pria mana pun yang mendengarnya pasti akan mengasihaninya.Inilah kemampuan Chelsea, dia tidak tahu malu dan bisa menunjukkan kelemahannya setiap saat.Aku mendengarnya berkata pada Chris, "Pak Chris, sudah lama sekali saya mengagumi Anda. Hari ini, kita bertemu secara resmi. Tak saya sangka, Anda benar-benar lebih tampan dan keren daripada yang dikatakan orang-orang."Chris hanya mengiakan ucapannya dengan pelan.Chelsea pun melanjutkan ucapannya. "Pak Chris, Anda sudah sangat sukses di usia semuda ini. Saya benar-benar iri pada Nona Luna ... dia selalu mencari tipe pria seperti ini."Mendengar ucapan Chelsea, aku hampir menyem

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 95

    Aku seketika terdiam.Begitu pula dengan semua orang.Tempat ini tiba-tiba menjadi sangat sunyi.Aku melihat ekspresi Julian menjadi sangat masam, sama halnya dengan ekspresi Chelsea.Aku menarik lengan baju Chris dengan pelan.Chris tersenyum padaku sambil berkata, "Sudah, ayo duduk."Dia pun membawaku ke tempat duduk kami.Sedangkan Julian dan Chelsea hanya berdiri di tempat untuk sangat lama.Kali ini, Julian malah dipermalukan seperti ini. Sepertinya dia sedang meragukan apakah dia harus pergi saja atau tidak.Namun, hampir semua hadirin pesta ini adalah bos besar yang paling ternama di dunia bisnis. Jika Julian pergi begitu saja, pandangan semua orang tentang dirinya sepertinya akan berubah.Akhirnya, Julian membawa Chelsea ke meja mereka dengan ekspresi masam.Aku melihat Chelsea menatapku dengan tatapan yang sangat rumit, ada kecemburuan, dendam dan juga kebencian.Aku menurunkan tatapanku dan tidak lagi melihat mereka.Aku tidak mengerti mengapa Chris sengaja membawaku ke tempa

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 94

    "Perlakuan nggak adil yang dia terima di masa lalu adalah kesalahanku. Mulai sekarang, dia adalah pacarku dan akan menjadi istriku," kata Chris.Sekujur tubuhku bergetar, air mataku juga hendak mengalir dengan tidak terkendali.Aku berusaha keras untuk menahan air mataku, tetapi mataku tetap berkaca-kaca.Aku tidak bisa melihat ekspresi orang-orang dengan jelas, aku juga tidak ingin melihat wajah Julian yang gelap lagi.Aku hanya tahu bahwa Chris membelaku dan mendukungku di hadapan semua orang.Chris ingin menggunakan namanya untuk menghapus sejarahku yang memalukan.Dia ingin menarikku keluar dari lumpur yang kotor.Julian ingin memarahi Chris, tetapi dia ditahan oleh Chelsea.Chelsea berkata dengan lembut, "Selamat, Pak Chris! Selamat ... Nona Luna!"Wajahnya yang cantik menyembunyikan kecemburuan yang sangat samar.Dia berkata pada Julian yang berekspresi gelap, "Julian, lihatlah, Pak Chris begitu berani dalam mengejar cinta. Apakah kita ...."Julian tiba-tiba tertawa dengan sinis

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 93

    Aku berdiri dari bangku dan berjalan menghampiri Chris.Aku merasa gugup hingga telapak tanganku berkeringat dan jantungku berdebar kencang. Namun, aku tahu bahwa apa pun yang terjadi, aku harus tetap tenang.Kalau aku lepas kendali atas emosiku, aku bukan hanya akan mempermalukan diriku, tetapi juga akan merusak harga dirinya Chris.Saat Chris melihat Julian, dia mengangkat gelas di tangannya ke arah Julian dan tersenyum dengan ambigu.Kemudian, dia memanggilku dengan lembut. "Luna, sini."Ekspresi Julian yang tadinya masih biasa-biasa saja seketika menggelap. Dia pun menatapku dengan tatapan tidak percaya.Sedangkan aku juga kebetulan berjalan ke sisi Chris.Chris membiarkanku merangkul lengannya dan tersenyum sambil menatap Julian yang sedang terkejut.Chris berkata, "Luna, jangan khawatir."Aku menahan rasa takut dalam hatiku sambil menganggukkan kepalaku.Aku tentu saja merasa panik, tetapi dalam lubuk hatiku, aku memercayai Chris.Aku yakin dia tidak akan sengaja membiarkanku dip

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 92

    Di dalam sebuah ruangan pribadi yang sangat luas dan elegan, aku melihat beberapa wajah yang kukenal.Aku pernah melihat orang-orang ini ... di televisi!Otakku seketika berhenti berfungsi lagi. Untung saja, aku masih mengingat instruksi Chris. Aku memaksakan seulas senyuman yang canggung dan merangkul lengan Chris erat-erat.Orang-orang yang hadir di tempat ini tersenyum sambil melihat ke arah kami.Seseorang berkata, "Eh, ini pertama kalinya aku melihat Chris bawa pendamping. Chris, sini, biar Paman Jacob lihat.""Paman Jacob" mengenakan pakaian tradisional yang terlihat sangat rapi dan jelas-jelas merupakan buatan tangan.Chris membawaku menghampiri Jacob dan menyapa orang itu dengan sopan. "Apa kabar, Paman Jacob. Ini Luna Winston, pacarku."Dalam sekejap, ruangan ini menjadi sunyi senyap.Bahkan pelayan yang menyajikan minuman pun menoleh dengan terkejut.Tubuhku menjadi sangat kaku, sehingga aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.Mengapa ... mengapa Chris mempublikasikan hal in

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status