Share

Bag 8

Mendengar hal tersebut Ken segera berlalu dari hadapan Zae. Buru-buru Ken mencari kunci mobilnya. Tanpa berpikir panjang Ken pergi dari kantor menggunakan mobil sedan mewah miliknya.

"Dasar bodoh," gumam Ken karena kesal dengan Zae.

Menurut Ken kali ini Zae benar-benar tidak bisa diandalkan. Seorang CEO hari ini turun tangan sendiri untuk memastikan apa yang dikatakan oleh Zae itu benar atau tidak.

Ken berhenti di depan kediaman Risa. Mobilnya agak jauh di parkiran agar tidak ketahuan pemilik rumah tersebut. Matanya tak henti memandang rumah Risa.

Ken ragu-ragu untuk turun dan menanyakan langsung perihal gadis tersebut. Di samping karena tidak suka dengan Risa, dia juga sangat menjaga harga dirinya di depan orang banyak.

Tak lama setelah ia mengamati rumah tersebut. Ken benar-benar terkejut karena seorang perempuan paruh baya berpakaian pelayan masuk ke rumah Risa membawa sebuah kantong belanjaan.

Ken kali ini benar-benar membuktikan apa yang dikatakan oleh Zae. Benar yang bekerja di rumah tersebut adalah seorang perempuan paruh baya.

"Aaaaaaa.."

Ken berteriak sekeras mungkin di mobilnya yang tertutup rapat, kedua tangannya juga asyik mengacak-acak rambutnya.

"Apa aku benar-benar berkhayal seperti apa yang dikatakan oleh Zae," gumam Ken.

Perasaan Ken makin tidak karuan. Sekarang pikirnya memang benar-benar semua yang dikatakan oleh Zae memanglah benar.

Ken segera melajukan kendaraannya menjauhi rumah tersebut. Sambil terus memikirkan gadis yang selalu menghantui pikirannya beberapa hari ini.

Sempat beberapa kali Ken memukul setir kemudinya karena masih tidak terima dengan kenyataan. Memang sewaktu Ken tidak sengaja mengecup bibir gadis tersebut, Ken sedang dibawah kendali minuman beralkohol. Namun dia belum terlalu mabuk, dia masih delapan puluh persen sadar.

Tiba-tiba mobil Ken menepi karena ban mobil yang dikendarai mobil tersebut kempes. Ken turun mencoba memeriksa mobilnya.

Ken menendang ban mobil depan bagian kirinya. "Sial," umpat Ken kesal.

Dia segera mengambil ponsel dari sakunya dan mencoba menghubungi salah seorang pengawalnya. Dia tadi karena terlalu tergesa–gesa sampai lupa tidak membawa pengawal.

Matanya tidak sengaja menatap salah seorang pejalan kaki. Perempuan berparas cantik mengenakan jaket hitam kebesaran dan celana panjang lengkap dengan tas slempang.

Mata Ken melotot. Padahal panggilan belum terhubung dia dengan segera langsung mematikannya. Ken memilih mengejar perempuan yang mengambil perhatiannya tersebut.

"Hey..." Tegur Ken.

Ken berjalan hampir berlari mengejar gadis tersebut, langkah gadis tersebut cukup kencang sampai Ken hampir terjatuh.

"Nona... Tunggu !!" Tegur Ken kembali.

Gadis berambut cokelat dan mata cokelat tersebut menoleh ke arah sumber suara. Dia cukup terkejut karena melihat Ken.

Ya, gadis tersebut adalah Lisa. Perempuan yang selama ini dicari-cari oleh Ken. Ken langsung meraih tangan Lisa.

Mereka saling bertatapan selama beberapa saat. Ken nampak tersenyum bahagia karena sudah menemukan gadis tersebut.

"Kau memang benar nyata," batin Ken tersenyum lega.

"Laki-laki ini," batin Lisa sedikit takut.

Tanpa berpikir panjang Ken nekat langsung memeluknya dengan erat.

"Aku benar-benar mencintaimu sayang," ucap Ken dalam hati.

"Kenapa laki-laki ini," batin Lisa bingung.

Lisa segera mendorong Ken agar menjauh darinya. Dia bergegas untuk lari kabur dari hadapan Ken, namun Ken dengan sigap menarik dirinya hingga dia kembali di hadapan Ken.

Ken dengan berani mengecup bibir Lisa, mempermainkan dengan lidahnya. Sementara Lisa masih tertegun karena shock.

Itu semua tidak terjadi lama-lama, Lisa langsung mendorong Ken agar melepaskannya.

"Plak...."

Tamparan mendarat ke pipi kiri Ken. Ken sungguh terkejut akan hal ini. Baru kali ini dia tampar seorang gadis dan gadis tersebut belum mengenalnya dan sama sekali.

Hari ini adalah hari dimana harga diri Ken benar-benar dijatuhkan. Ken murka melihat gadis tersebut, namun hatinya tiba-tiba luluh melihat kedua bola mata Lisa yang tiba-tiba berkaca-kaca.

"Maaf Tuan, saya memang hanya seorang gadis biasa. Tapi bisakah anda lebih sopan kepada saya?" ujar Lisa diiringi dengan air mata yang mulai berjatuhan.

"Deg..."

Jantung Ken berasa dihempaskan begitu saja, dia baru menyadari kalau baru saja menyakiti seorang gadis yang ia idam-idamkan beberapa hari ini. "Maaf Nona, tapi saya hanya ingin mengenal Nona." Bela Ken.

Lisa menaikkan sudut bibirnya. "Lupakan itu! Saya tahu Tuan ini orang kaya, tapi jangan sekali-kali merendahkan orang kecil seperti saya." Lisa berusaha mengusap air matanya.

Lisa berlalu dari hadapan Ken. Dia merasa sangat terluka karena perlakuan Ken yang semena-mena kepadanya.

Ken hanya tertegun menatap kepergian gadis tersebut. Tapi tangannya masih bisa meraih kembali ponsel dalam sakunya tersebut. Ken mengarahkan para pengawalnya untuk mencari tahu keberadaan gadis tersebut dan mencari tahu segala seluk beluk gadis tersebut.

Mencari tahu tentang Lisa hanyalah suatu hal yang sangat mudah. Apalagi Ken tadi sewaktu memeluk Lisa menyempatkan diri untuk menyelipkan sebuah chip di handle tasnya. Akan sangat mudah Ken nantinya melacak beradaan Salsa.

Ken memanglah cerdik, sebelum berlari mengejar Lisa. Ken sempat mengambil chip yang ada di ponselnya. dengan sigap Ken bisa membenamkan chip dalam handle tas milik Lisa.

Setidaknya hari ini Ken bisa bernafas dengan lega karena secepatnya akan segera mendapatkan apa yang diinginkan. Semua yang ia inginkan memanglah harus ia dapat tanpa terkecuali.

Tuan muda yang satu ini memang benar-benar menggunakan kekuasaan dan harta untuk mendapatkan semua yang diinginkan.

Bersambung...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status