공유

Hukuman

Pengurus Aroon diberi perintah untuk menggali masa lalu Kamila, Jika Aroon tidak bisa mendapatkan keseluruhan informasi tentang Kamila, maka ia tidak diizinkan untuk pulang. Itulah kata Miko.

Kamila begitu dibuat bingung di saat Miko pulang dengan orang baru. Bukan lagi pengurus Aroon yang dulunya selalu setia mendorong kursi rodanya, melainkan orang lain.

Beberapa hari menahan diri untuk bertanya kini Kamila akan bertanya sekarang, ia begitu penasaran.

Ketika Miko hendak untuk pergi bekerja seperti biasa, untuk kedua kalinya ia menahan Miko. kalian tau yang pertama kan.

Mereka berdua sangat jarang mengobrol satu sama lain. Tentu saja! Miko itu sangat malas meladeni wanita, lebih tepatnya gadis Kamila. sedangkan Kamila, ia juga tak kalah malasnya berdebat atau mengobrol dengan Miko. Kamila tak tahan melihat penampilan buruk rupa dari pria lumpuh itu.

Namun Kamila lemah akan satu hal, entah kenapa ia sangat takut pada Miko suaminya, padahal dulunya ia tak segan-segan mengeluarkan kata-kata menyakitkan pada orang lain, Tapi untuk Miko berbeda. Kamila pikir pria itu memiliki aura khusus sehingga tidak dapat diganggu ataupun di ajak bercanda.

Miko sedikit lagi akan sampai di teras, tetapi wanita itu masih sibuk berfikir untuk kata apa yang harus ia katakan agar Miko tidak tersinggung atau marah. Sebab dari tatapan nya dan sikapnya ia terlihat tidak senang akhir-akhir.

"Apa yang harus aku katakan untuk memanggilnya? Suami? si jelek? Tidak tidak! Mungkin lebih baik aku memanggilnya mas atau tuan? Argh!" Batin Kamila berdebat, ia terlihat sangat ling lung

Dan pada, akhirnya

"Suamiku" panggil Kamila nada khas seolah-olah istri yang baik

"Andre berhenti" Gumam Miko pada Asisten sementara nya.

Kursi roda itu berbalik dan kini telah menghadap ke arah wanita itu.

"Panggil aku Tuan Miko" Ucap Miko nada menekan, menatap tajam Kamila dengan kedua mata elangnya, wanita itu seketika tak bergeming mendengar nada bicara Miko.

"Uhuhu menakutkan" ucap Kamila dalam hati

"Ada urusan apa?"

"Itu... kemana pengurus Aroon?" Tanyanya dalam keadaan sedikit takut

"Dia aku tugaskan untuk hal penting"

"Ohh, jadi dia akan kembali kan?"

Salah satu sudut bibir Miko terangkat

"Seleramu sangat buruk nona kamila" ucap Miko melantur, walau begitu, Kamila langsung mengerti apa maksud ucapan pria ini.

Miko pasti mengira ia menyukai Pengurus Aroon. Tidak mungkin, mana mungkin Kamila menyukai om-om.

Dari pada semua itu, yang membuat bingung ada apa dengan Miko sebenarnya sampai ia harus menghina Kamila seperti itu.

"Apa" kedua alis Kamila berkerut

"Sudahlah, lupakan. kau hanya akan membuang waktu ku disini. Ayo pergi Andre" ucapnya acuh tak acuh

"Baik tuan"

Salah satu sudut hidung kamila berdegup sangat amat jengkel, ia serasa sangat ingin menjahit mulut pria itu agar tidak seenaknya bicara.

"JELEK! KAU MENJENGKELKAN! KALAU KAU TIDAK MENGIZINKAN UNTUK KELUAR, SETIDAKNYA BERSIKAP BAIKLAH PADAKU!"

Kamila kelepasan.ia menarik nafas panjang-panjang baru kemudian melanjutkan teriakan nya.

"APA KAU PIKIR HIDUP DI KURUNG DALAM RUMAH ITU ENAK!!" lanjutnya

Kamila mendengus kesal setelah berteriak. ia begitu lega sekarang. Kamila tidak tahan membendung perasaan kesal ini, karena itu ia kelepasan.

Tapi! Tap! Terdengar langkah kaki seseorang mulai mendekat setelah semua teriakan Kamila. ia memiliki firasat buruk tentang ini.

Dan untuk nya, itu adalah pengurus Aroon. Kamila tercengang melihat pengurus Aroon yang baik ada dihadapannya.

Kamila semakin halusinasi. ia melihat sosok Aroon seakan bersinar seperti cahaya di lorong pintu.

"Apa dia malaikat?" Gumam Kamila kagum

"Nona? anda baik-baik saja?" Sahut Pengurus Aroon yang tiba-tiba sudah ada di depan Kamila, itu sampai membuat Kamila terkejut setengah mati.

"Pengurus Aroon kau membuat ku kaget saja"

"Haha, Maaf nona"

Kamila menghela nafas lega.

"Untung kau yang muncul"

"Padahal kukira Miko akan datang membunuhku setelah aku meneriaki semua itu"

"Nona, sepertinya anda sangat ketakutan sehingga membuat anda lupa bahwa Tuan Miko tidak bisa berjalan tanpa bantuan kursi roda"

"Oh iya!" Hebohnya sendiri

"Tapi..... " Potong pengurus Aroon

"Tapi apa?" tanya Kamila wajah terlihat kebingungan

"Tapi sebenarnya saya diutus oleh Tuan Muda secara langsung untuk memberi anda hukuman."

"Tuan menyuruh ku mengawasi setiap kegiatan anda hari ini, dan Tuan Muda juga mengatakan bahwa anda harus dihukum atas kelancangan anda lantaran telah berani berteriak tidak sopan seperti itu pada Tuan Muda" jelas Aroon kemudian ditutup dengan senyuman

Mendengar ucapan dari pengurus Aroon sempat membuat Kamila terdiam bingung sampai ketika ia pun akhirnya sadar.

Kamila menunduk dengan loyo layaknya sudah kehilangan tujuan hidup.

"Huhuhu harusnya aku sadar, dia tidak akan melepaskan ku begitu saja" Ucap Kamila putus asa

"Oh iya, jika Miko bilang begitu padamu, berarti kau bertemu dengannya di luar?"

"Iya nona. Tadi itu saya baru saja sampai. saya melihat tuan dan langsung menyapa Tuan Muda, tetapi secara tiba-tiba teriakan anda langsung terdengar begitu keras dari luar. itu membuat Tuan Muda marah"

"Sebenarnya Tuan sendiri lah yang ingin Menghukum anda, tapi karena Tuan tidak ingin membuang waktunya, dia pun menyerahkan tugas itu pada saya"

"Dan satu lagi nona, jika tidak salah tadi anda teriak dengan menyinggung tentang kebebasan anda yang dibatasi oleh Tuan?"

"Hm ya kau benar, aku memang mengatakan hal itu"

"Nona tidak tau alasan Tuan muda mengurangi anda dalam rumah?"

Kamila menggeleng

"Ah pantas saja anda terus saja bersikeras untuk keluar rumah" Pengurus Aroon menepuk jidat mengetahui itu

Kening Kamila berkerut penuh tanya

"Hm? memangnya ada yang salah dengan itu?"

Aroon menghela nafas berat baru kemudian mengajak Kamila duduk terlebih dulu.

"Mari nona, anda duduk lah dulu, saya akan membuatkan minum yang bisa meredakan rasa kesal anda" Arahnya menuju sofa

"Ok"

Kamila hanya patuh. dia begitu penasaran, ada apa sebenarnya dengan pria itu, kenapa dia harus mengurungnya dalam rumah bagaikan burung dalam sangkar seperti ini.

Tak lama kemudian Pengurus Aroon pun kembali dengan segelas jus di tangannya. ia meletakkan jus di atas meja baru kemudian kembali pergi dengan meminta izin terlebih dulu pada Kamila.

Ia pergi dan kembali dengan membawa selembar kertas yang terlihat seperti bukan kertas biasa. Setelah Kamila lihat dan baca, di sana tertulis 'perjanjian kontrak pernikahan'. Pengurus Aroon mulai memperlihatkan dan menjelaskan tentang perjanjian kontrak itu. Yah perjanjian kontrak yang sempat Kamila tandatangani sebelum pernikahan.

Setelah membaca dan memahami isi kontrak, Kamila mulai mengerti. namun ia juga merasa agak kesal usai membaca pasal ke empat

4). Dilarang naik ke ranjang pria walau seujung jari itu dilarang, apalagi melakukan hal mesum dengan pria itu. jika melanggar akan dihukum sesuai keinginan si pria.

"Apa dia itu anak kecil? apa dia pikir aku akan tertarik dengan tubuhnya yang cacat?" Gerutu Kamila dalam hati.

Ting! Notifikasi pesan tiba-tiba masuk ditengah suasana hati yang buruk.

Kamila mengambil ponsel dengan kasar dan emosional.

Ternyata itu pesan dari Miko. benar-benar menambah suasana hati wanita itu semakin buruk.

Pesan Miko tertulis:

"Bersiap lah menerima hukuman dariku setelah aku pulang nanti! "

Itulah pesannya.

관련 챕터

최신 챕터

DMCA.com Protection Status