Share

Miko marah besar

Miko keluar selepas membersihkan diri. Ia merasa begitu lega, seakan tubuhnya menjadi begitu ringan setelah mandi.

ia kemudian naik di atas kasur setelah mengganti pakaian. ia menarik selimut lalu segera tidur. Miko benar-benar tidak memperhatikan apa yang menonjol di sebelahnya.

Tepat pada jam 05.39 pagi. Dimana semua orang masih tertidur pulas sedangkan Miko sudah terbangun karena merasa tak nyaman.

Ia bangkit dari tidur mengacak-acak rambut dengan perasaan tak karuan.

"Ahkk! kenapa aku tidak bisa tidur dengan nyenyak" Gumam Miko

Ketika hendak beranjak untuk membasuh wajah di kamar mandi, pria itu menoleh dan tanpa sengaja ia melihat sesuatu menonjol sampingnya. Kening Miko berkerut penuh tanya. dengan cepat ia pun menarik selimut.

Dan swiss!! Selimut ditarik dan akhirnya jatuh tergeletak di atas lantai.

Melihat sosok perempuan tertidur pulas memeluk guling di sampingnya membuat Miko tertegun. keningnya semakin berkerut kesal setelah melihat wanita ini tidur di atas tempat tidur yang sama dengannya.

Tak Terima akan itu, dengan rasa kesal Miko serasa ingin menendangnya, tapi hati nurani masih menghentikan nya melakukan hal semacam itu, walau niatnya memang ingin menyiksa agar dendamnya bisa terbalas. Yah, Miko memang akan melakukan itu, tetapi tidak sekarang.

Miko turun dari atas sana. Ia menarik kedua lengan panjang piyamanya sampai atas siku kemudian mengambil ancang-ancang dari samping tempat tidur. Apa yang akan Miko lakukan, tentu ia akan mengangkat dan menjungkal kan tempat tidur untuk memberi pelajaran pada kamela lantaran sudah berani naik ke atas tempat tidurnya.

Brukhh!! Alhasil kamila terjatuh menggelinding sampai mentok ke dinding.

"Aaa gempa bumi! gempa bumi!"Teriaknya kaget, lucunya ia masih saja memeluk bantal guling dengan erat walau sedang Se-Syok itu.

Mata kamila yang seharusnya masih sayup sekarang kini menjadi begitu segar. Melihat reaksi kamila sesuai ekspektasi Miko benar-benar membuatnya puas.

Pria itu bercekak pinggang merasa puas.

di saat nyawa Kamila sudah terkumpul sempurna Iya sekarang bisa melihat seseorang berdiri tak jauh darinya, namun Kamila belum bisa begitu melihat dengan jelas lantaran sangat gelap disini.

Kamila memicing kan mata, perlahan ia bisa melihat jelas wajah pria yang berdiri di sana. Tadinya sekilas kamila pikir itu ialah suami lumpuhnya, Namun ternyata perkiraan kamila salah, Setelah dilihat lebih teliti, Wajah pria itu sangatlah tampan dan putih glow up, jadi sangat tidak mungkin itu ialah suaminya.

"Arghh!" Teriak kamila kedua kalinya sehingga membuat Miko terlonjak kaget.

"Kenapa kau berteriak seperti itu!" Tanya Miko panik

"Kau siapa!?"

Kening Miko berkerut kebingungan dengan pertanyaan wanita ini.

"Dasar wanita gila, apa kau amnesia, aku ini suamimu"

Miko sepertinya belum sadar bahwa ia sedang dalam tampilan aslinya, bukan penyamaran.

"Kau yang gila, Mengaku-ngaku sebagai suami ku, asal kau tau saja, suamiku itu jelek, hitam, lumpuh, sangat bertolak belakang denganmu, jadi tidak usah berbohong"

Ucapan wanita ini membuat nya sadar.

"Oh tidak, aku lupa memakai penyamaran ku" Ucap Miko dalam hati cemas

Melihat pria itu langsung gugup, membuat Kamila serasa ingin langsung menjahili nya. Kamila perlahan mendekat, mendekati Miko dengan langkah perlahan dan tatapan curiga.

Miko terlihat semakin gugup, sampai berkeringat dingin ketika Kamila sudah semakin dekat. masih memeluk guling tentunya.

Kamila menatap Miko dari ujung kaki sampai ujung kepala yang juga semakin membuat Miko gugup.

"Kenapa kau menatapku seperti itu" Sahut Miko mencoba menghilangkan rasa gugup nya dengan sok tenang.

"Kau siapa?" tanya balik Kamila memicing kan mata

"Aku? A-aku....."

Cklek! Pintu tiba-tiba terbuka membuat keduanya menoleh ke arah pintu.

"Tuan Niko" Sahut Pengurus Aroon tiba-tiba masuk

Ia datang tentu untuk membantu Tuannya yang sedang dalam masalah.

"Ni.... ko?" Gumam Kamila penuh tanya

"Tunggu, Pengurus Aroon, Niko!?bukannya Nama tuanmu Miko?" Kamila benar-benar bingung

"Nona, maaf, Saya tidak ada waktu untuk menjelaskan nya pada Anda sekarang, Saya buru-buru"

"Tuan Niko maaf sudah menggangu anda, Tapi anda harus segera ke kantor, Tuan Miko, adik anda membutuhkan anda" Ucap Aroon terlihat begitu serius.

"Baiklah, maaf adik ipar, aku harus segera pergi, lain kali kita bertemu lagi" Sambung Miko hanya mengikuti rencana Aroon yang ia tau betul bahwa pengurus Aroon hanya datang untuk membantunya.

"Apa? Adik ipar? Eh tunggu, apa kau akan pergi dengan piyama itu" Ucapnya menunjuk

"Oh iya, aku akan mandi dan berganti pakaian secepat mungkin, jadi bisakah kau keluar sebentar" pinta Miko

Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ingin Kamila tanyakan, tetapi sepertinya keadaan tidak mendukungnya sekarang.

"Ok baik" Ucapnya Mengalah kemudian keluar dengan keadaan begitu bingung atas masalah saat ini.

Akhirnya Miko bisa pergi tanpa harus mendengar banyak pernyataan dari wanita itu. ia tau betul bahwa wanita itu pasti ingin menanyakan banyak hal dengan nya, secara kejadian pagi ini begitu membingungkan.

"Terima kasih sudah membantuku" Ucap Miko ketika hendak masuk ke dalam mobil

Pengurus Aroon membukakan pintu mobil dan menjawab

"Sudah tugas ku Tuan" Jawabnya.

Begitu singkat pertengkaran mereka berdua yang pada akhirnya kamila lah yang terbebani berbagai pertanyaan dalam pikiran nya.

"Tapi Aroon, bagaimana kita akan mengatasi ini setelah kita pulang, aku yakin wanita itu pasti akan memojokkan kita dengan berbagai pernyataan nya, jujur aku tidak bisa berhadapan dengan wanita itu" tanya Miko

"Tuan tenang saja, saya akan mengatasinya untuk anda"

Miko sempat terdiam, ia sedikit ragu bahwa pengurus bisa mengatasinya sendiri.

"Ok, aku percayakan padamu" jawabnya walau sempat agak linglung

Dan tentu saja, setelah pulang, sesuai perkiraan Miko, kamila benar-benar meminta jawaban klarifikasi atas semua kejadian tadi pagi. semua pertanyaan dari kamila bisa dijawab dengan lancar oleh pengurus Aroon. walau ia sedang mengarang ia tetap terlihat tenang dan meyakinkan, karena sebab itulah kamila bisa percaya semua ucapan pengurus Aroon sang pria paruh baya yang cerdas dan pintar dengan mudahnya.

Seminggu kemudian. setelah tinggal selama seminggu bersama Kamila, Miko baru tahu akan kebenaran dari wanita itu. dia baru tahu bahwa ternyata wanita yang ia nikahi ini bukanlah wanita yang ingin ia balaskan dendam untuk kakaknya, melainkan wanita lain yang bahkan sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga nya, lebih tepatnya keluarga angkatnya.

Di saat mengetahui semua itu, Miko sangat marah, sebab jika ia salah menikahi wanita, maka bagaimana bisa ia akan membalaskan dendam kakaknya.

Bruk! Tukk! brak!

Di dalam kantor nampak pria itu tak berhenti menjatuhkan, melemparkan barang-barang dalam kantor, ruangan pribadinya. ia hilang kendali.

"Sial, kenapa kau baru mengatakan nya padaku!" Bentak Milo benar-benar marah pada pengurus Aroon.

Memang patut Aroon dimarahi, sebab karena dia yang kurang informasi semuanya jadi berantakan seperti ini, rencana yang Miko rancang selama ini rusak begitu saja.

Pengurus Aroon menunduk, se tunduk tunduk nya. ia sangat merasa bersalah akan hal ini.

"Maaf tuan, maafkan saya!" Ucapnya agak lantang

Miko melirik sinis Aroon dengan ekor matanya.

"Ck!" gumamnya kesal kemudian kembali duduk ke tempat duduk dengan kasar.

"Aku tidak akan menerima permintaan maaf mu hanya dengan ucapan maaf seperti itu, kau harus membayar atas kesalahan besar yang telah kau lakukan" Tatapnya sinis

Aroon kembali mengangkat kepala nya.

"Baik tuan, saya siap menerima hukuman" Ucapnya suka rela

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status