"Foto dan video yang beredar adalah benar kami berdua." Melihat ketegangan yang begitu terlihat di wajah Bitna, Kenzo lebih dulu berbicara.
"Karena ini semua sudah tersebar, saya kira semuanya tidak perlu lagi disembunyikan," lanjut Kenzo yang mulai merasakan jika seseorang di sampingnya sudah tidak bisa mengendalikan eskpresinya lagi.
"Saya dan Nona Bitna memang memiliki hubungan yang spesial." Kenzo berbicara kembali seraya menoleh ke arah Bitna yang sudah menatapnya dengan kernyitan di dahinya.
“Kami sebenarnya belum meresmikan hubungan pertunangan kami karena satu dan dua hal masalah. Namun, saya sudah melamarnya. Kami sudah sejak lama menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih." Ia kali ini menggenggam tangan Bitna dan berbicara dengan tatapan penuh kasih pada Bitna.
Kenzo mendekatkan tangan Bitna pada bibirnya. Semakin di luar ekspektasi Bitna, pria itu mencium punggung tangannya dengan lembut. Untuk sesaat mereka mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh wartawan. Untuk sesaat juga, Bitna merasa jika semua perlakuan Kenzo mengandung ketulusan.
“Karena sudah tidak ada yang disembunyikan, kamu sekarang bisa bebas memakai cincin pertunangan kita yang aku berikan, Bae. Kamu sekarang pasti membawanya juga, kan?” tanya Kenzo pada Bitna yang menyadarkannya dari lamunan singkat.
“Apa maksudmu?” bisik Bitna pelan.
Kenzo melirik ke arah saku mantel yang digunakan oleh gadis itu. Segera mengerti kemana arah tatapan Kenzo, Bitna merogoh sakunya dan menemukan sebuah cincin di sana. Ia mengeluarkannya, meski dengan penuh pertanyaan seperti, sejak kapan cincin ini ada di mantelnya. Cincin tersebut segera terlihat oleh para wartawan ketika ia memegangnya. Kenzo mengambil cincin tersebut dan memakaikannya di jari manis Bitna. Ia lantas mengeluarkan cincin lain dari saku jasnya dan memberikannya pada Bitna.
Sebelum mengambil cincin tersebut, Bitna melirik ke arah para wartawan yang sudah sibuk memotret mereka. Menunggu apa yang akan dilakukannya. Ia datang kemari untuk melakukan klarifikasi kebenaran mengenai mereka berdua, tetapi Kenzo justru melakukan sebuah omong kosong. Ia sudah tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti alur skenario ini. Bitna mengambil cincin tersebut dan juga menyematkannya di jari Kenzo.
“Tolong beri kami selamat dan dukung hubungan kami. Kami sudah cukup lama menjalin hubungan dan itu tidak berpengaruh sedikitpun pada pekerjaan kami berdua. Untuk kedepannya pun, akan tetap seperti itu.” Kenzo kembali berbicara setelah menatap puas pada cincin yang ia dan Bitna pakai.
“Saya sebagai tunangan dari salah satu aktris kesayangan kalian, memohon secara pribadi. Tolong terus cintai dia dan dukung dia karena cinta saya padanya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kalian semua para fans sejatinya. Hubungan kami tidak akan mempengaruhi kinerja Nona Bitna di dunia hiburan Korea.” Kenzo berdiri dan membungkuk 90 derajat.
Ia juga berbicara dalam bahasa Korea dengan cukup fasih. Dari bahasa yang ia gunakan, sudah jelas dipastikan jika perkataan itu ditunjukkan pada para fans Bitna di Korea. Tak lama suara tepuk tangan terdengar dari para wartawan.
Baik Bitna maupun Dalmi sama-sama terkejut karena pria ini bisa Bahasa Korea. Selain itu, Bitna lebih terkejut karena Kenzo benar-benar melakukan peran dadakannya dengan sangat totalitas. Sedangkan Dalmi masih percaya dan tidak percaya dengan apa yang terjadi di depannya.
“Bagaimana kalian mengenal satu sama lain dan sejak kapan kalian mulai berpacaran?” tanya salah satu wartawan.
“Jika kalian sudah lama berpacaran, bagaimana kalian menyembunyikan hubungan kalian?” Yang lainnya ikut bertanya.
“Kami sudah mengenal satu sama lain dan mulai berpacaran sejak kuliah. Namun, karena ia ingin mengejar karirnya di dunia hiburan Korea, kami sepakat melakukan hubungan jarak jauh. Hingga sampai sekarang,” jawab Kenzo tenang.
“Itu tidak diketahui mungkin karena saat Nona Bitna masih belum terkenal, tidak ada yang mempedulikannya. Selain itu kami juga menyelesaikan kuliah di Indonesia. Ketika ia memulai karirnya, kami jarang sekali bertemu dan hanya berkomunikasi lewat ponsel.” Kenzo lagi-lagi yang menjelaskan.
“Apa sejak dulu Nona Bitna memang menerima bantuan dari Tuan Kenzo, bukan dari CEO Song Jae Wook?” Meski sudah dikatakan secara jelas oleh Kenzo, masih saja ada wartawan yang menanyakan rumor-rumor tak berdasar tersebut yang di luar topik pembahasan.
“Sepertinya tidak ada lagi pertanyaan yang harus kami jawab. Saya rasa, semua yang kami katakan sudah menjawab semua pertanyaan dari teman-teman media semua. Kami akan menyudahi konferensi pers ini sekarang.” Bitna akhirnya angkat suara.
Ia mulai muak dengan pertanyaan-pertanyaan sejenis itu. Baik media Korea atau Indonesia, mereka selalu mengambil setiap celah untuk menjatuhkannya. Atau entah sekarang ia memang sudah jatuh karena konferensi pers ini.
“Terima kasih sudah bersedia datang, saya dan manajer saya akan pamit sekarang.” Ia berdiri dari duduknya dan membungkuk sebelum akhirnya pergi diikuti oleh Dalmi.
Kenzo tiba-tiba saja sudah menyusul melangkah di sampingnya seolah menyuruh Bitna untuk datang ke ruangannya. Bitna tidak mengatakan apapun. Toh memang ia akan ke ruangan pria ini karena mereka harus berbicara.
"Chakra, tolong antarkan Nona Dalmi kembali ke apartemennya." Sesampainya di ruangan Kenzo, pria itu memerintahkan supir pribadinya yang baru ia panggil.
"Tunggu ... "
"Hanya Nona Dalmi. Saya masih ingin berbicara dengan tunangan saya karena sudah lama kami tidak berbicara. Bukan begitu, Sayang?" Tatapan Kenzo tetap pada Bitna ketika memotong ucapan Dalmi yang baru saja akan berbicara.
"Baiklah, tetapi saya akan kembali untuk menjemput ... "
"Saya juga yang akan mengantar tunangan saya, tentu saja." Lagi-lagi Kenzo memotong ucapan Dalmi.
Dalmi sudah tidak bisa berkata apapun lagi. Ia hanya pergi begitu saja, diikuti oleh supir pribadi Kenzo untuk melakukan perintah atasannya. Sedangkan Bitna masih belum mengatakan apapun setelah konferensi pers selesai. Ia hanya diam di samping Kenzo, memang menunggu semua orang keluar dari ruangan Kenzo lebih dulu sebelum berbicara.
Tatapan dingin Kenzo beralih pada seorang wanita yang masih berdiri di dalam ruangannya. "Apa lagi yang Anda tunggu, Nona Nadine? Pintu keluar ada di sebelah sana," ujar Kenzo pada sekretarisnya yang masih ada di dalam ruangan.
"Ma-maaf, Tuan. Apa Anda dan Nona Bitna membutuhkan yang lainnya?" tanya Sekretaris Kenzo canggung.
"Tidak," jawab Kenzo singkat.
"Kalau begitu saya permisi dulu." Nadine akhirnya keluar dari ruangan, meninggalkan Kenzo dan Bitna.
"Sayang ..." Kenzo mulai memanggil Bitna mesra seraya menggapai tangannya dengan lembut, meski hanya tinggal mereka berdua.
Namun, dengan cepat Bitna tersadar dan menepis tangan Kenzo. Ia mundur untuk menjaga jarak darinya. Tatapannya tajam dan penuh kewaspadaan. Kenzo mengangkat kedua tangannya, melihat reaksi Bitna yang menatapnya seolah dirinya adalah orang jahat.
"Sudah tidak ada orang di sekitar kita, kenapa kamu tidak akhiri saja sandiwaramu?" tanya Bitna dingin dengan tatapan tajamnya yang sejak tadi menyorot pada setiap pergerakan Kenzo.
-
-
-
To be continued
Berbeda dengan hubungan jarak jauh mereka sebelumnya, kali ini justru Kenzo lebih sering menghubungi Ariana. Itu bagus karena Ariana memiliki motivasi tinggi. Namun, di sisi lain ia harus kerepotan karena Kenzo selalu menghubungi kapanpun tanpa mengingat waktu. Di saat Ariana bekerja, dirinya lah yang memegang ponsel Ariana. Sehingga mau tidak mau, atas permintaan aktrisnya juga, ia harus membalas pesan Kenzo. Setidaknya mengabari bagaimana kegiatannya. Maka ia juga harus membaca pesan masuk yang dikirimkan oleh pria itu. Sangat menjengkelkan. Meski tidak dipungkiri, Yohan juga terkadang mengirim pesan yang manis padanya. Untuk tahun-tahun awal atau saat peristiwa baru-baru itu terjadi, merupakan saat tersulit bahkan sangat sulit. Berbeda dengan saat Ariana terkena skandal waktu itu, Dalmi memanfaatkan keadaan yang juga bagus saat keretakan hubungan mereka berdua, dan membuat skandal antara Ariana dan Jin semakin bagus. Sekarang, keadaan sangat tidak bagus, tidak ada yang bisa dimanf
Bagaimanapun juga, acara besar sekelas pemberian penghargaan formal itu pasti mendapatkan banyak sorotan karena disiarkan secara langsung. Termasuk Ariana di dalamnya yang mendapatkan penghargaan paling bergengsi. Semua warga sudah mengetahuinya dan mengetahui apa yang dibicarakan oleh wanita itu. Tentu saja keputusan itu memberikan dampak besar pada Ariana. Ia kali ini mendapatkan kecaman dari warga internet Korea, meski pendukungnya tidak kalah banyak. Ini pertama kalinya dalam sejarah, pemenang award paling bergengsi adalah sosok yang paling kontroversi. Banyak yang menyuarakan protesnya untuk membatalkan Ariana sebagai pemenang. Ditambah kehadiran Kenzo di acara tersebut yang mau tidak mau diketahui oleh para wartawan, menambahkan imej buruk pada namanya. Namun, di titik itu Ariana sama sekali tidak menyesal telah mengungkapkan semua rahasianya kepada publik. Ia merasa selama ini dirinya telah banyak berbohong pada fans-nya, karena itulah meski ia dibenci karena jujur, setidaknya
“Aku melihat Kenzo di atas panggung, aku melihatnya dengan jelas. Tunggu sebentar, aku akan memastikan pada Chakra apa sebenarnya yang terjadi …” Ekspresi Dalmi berubah dan arah pandangannya juga berubah. Ia ditujukan kepada sosok yang ada di belakang Ariana pastinya. Ariana sudah menduga pasti ada seseorang di belakangnya. Ia membeku beberapa detik, tidak siap dengan siapa seseorang di belakangnya. Mungkin itu Chakra dan pandangannya yang melihat Kenzo salah sebab perasaan depresinya. Jika itu memang Chakra, entah kabar apa yang dibawanya sampai membawa pria itu kemari. Ariana perlahan dengan gerakan slow motion, berbalik menatap sosok di belakangnya. Beberapa detik Ariana terpaku kembali melihatnya, lagi-lagi tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Entah mengapa dan bagaimana hari ini bisa penuh dengan kejutan. “Hai, Cutie.” Suaranya bahkan sangat mirip. Ariana mundur beberapa langkah, masih tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Begitu juga dengan Dalmi. Sementara orang di seki
Ariana melangkah ke arah panggung dengan masih menjadi pusat atensi semua orang yang ada di sana. Ia mengingat semua pelajaran trainingnya, bagaimana seseorang berjalan agar terlihat percaya diri. Dari luar, ia memang telah terlihat seperti sosok yang penuh percaya diri, tapi berbagai macam pikiran memenuhi kepalanya. Pelajaran training, kabar Kenzo, kerja keras, dan sepanjang dirinya berkarir, semua berputar memenuhi kepalanya. Ariana menjadi sedikit merasa bersalah karena tidak merasa dirinya telah bekerja sangat keras sehingga pantas untuk sampai di titik ini dengan cepat. Namun, pada kenyataannya sekarang ia berada di atas panggung, menerima piala yang tidak pernah ia pegang sebelumnya, yang diberikan oleh pembawa acara tersebut. Tangannya sedikit berkeringat dan gemetar saat menyentuh piala tersebut. Ia menatap lama piala tersebut dan menyadari bahwa tidak ada sebuah kebanggaan atau kebahagiaan yang meluap-luap menyerupai euforia. Seharusnya ini adalah sesuatu yang selama ini men
Korea Selatan memiliki sebuah acara nominasi penghargaan paling bergengsi untuk menghargai keunggulan dalam film, televisi, dan teaternya. Karena itulah acara ini diadakan setiap tahun untuk menghargai drama dan perfilman yang menghiasi layar kaca. Setiap setelah memerankan tokoh, para aktor dan aktris, khususnya yang masuk ke dalam kategori, akan menghadiri acara ini. Tidak hanya itu, tetapi juga para sutradara di dalamnya. Ariana sendiri termasuk di dalamnya karena ia telah memerankan drama yang cukup baik hingga mampu masuk ke dalam nominasi ini. Ini bukan pertama kalinya Ariana masuk ke dalam nominasi, tapi ini pertama kalinya Ariana masuk ke dalam kategori aktris terbaik yang akan menerima hadiah utama. Itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa di dalam karirnya yang akan menginjak usia 7 tahun. Baik Ariana maupun Dalmi tentu saja sangat bangga ketika mengetahui itu. Mereka, khususnya Dalmi yang lebih bersemangat, berharap bahwa Ariana lah yang akan memenangkan piala utama te
Ketika mendengar pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh agensi, para pecinta drama tentu terkejut. Seperti biasa, pendapat condong ke dua orang. Banyak dukungan dan tak lepas juga kritik juga hujatan. Orang-orang yang menginginkan kejatuhan Ariana, seolah didukung oleh foto Ariana yang tiba-tiba tersebar saat berada di bandara hendak pergi ke Indonesia. Namun, foto itu terbantahkan karena kebenaran bahwa Ariana yang memang ada di apartemen saat dikunjungi. Ditambah dengan kesaksian kru drama, bahwa Ariana memang terlihat kurang sehat saat pertemuan terakhir mereka. Juga didukung oleh argumen bahwa tidak mungkin seseorang dengan cepat pergi ke luar negeri dan kembali lagi. Meski itu untuk berlibur sekalipun. Jadi, tetap ada banyak orang yang mendukung terus dan menunggu drama yang dibintanginya selesai. Satu minggu telah berlalu dan Ariana tentu kembali bekerja lagi sesuai jadwal yang telah diatur oleh Dalmi. Beberapa hari terakhir sebelum bekerja, Ariana mengurung diri terus menerus