Share

Bab 17. Mengnatarnya

Wuri mengernyitkan dahi dan menggelengkan kepalanya, lalu berkata, dengan raut wajah tanpa ekspresi. “Tidak, tidak perlu. Maaf ... saya permisi.”

“Aku pikir, dia ayahmu!” Tiba-tiba Zemi berteriak keras karena Wuri berjalan sambil meninggalkannya. Perempuan itu terlihat tidak mempedulikannya.

Wuri merasa tidak perlu meladeni Zemi yang terlihat jelas ingin mengganggunya. Dia tidak akan terlibat lebih jauh dengan pria yang sudah memiliki kekasih karena tidak ingin ada orang menilainya sebagai wanita penggoda.

Akan tetapi, kata ‘ayah’ yang dikatakan Zemi membuatnya penasaran. Ayahnya sudah tiada satu tahun yang lalu, tapi sebab kematiannya dirahasiakan oleh pihak berwenang yang mengurus kematiannya. Orang-orang itu mengaku telah menangani kasus kecelakaan yang menimpa ayahnya. Bahkan Wuri tidak bisa melihat janazahnya karena saat dia pulang, peti mati ayahnya tidak boleh di buka dan harus segera dikebumikan.

“Ayahku?” Menurut Wuri ucapan Zemi sedikit lucu sebab mere
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status