Beranda / Romansa / Cinta Di Balik Tanda Tangan / bab 24 Gadis yang tak menyerah.

Share

bab 24 Gadis yang tak menyerah.

Penulis: Pita
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-15 09:21:20

Pagi itu Mansion terasa tenang, tapi bukan kedamaian yang menyelimuti tapi melainkan ketegangan yang nyaris tak terlihat.

Sejak hari itu saat Aluna mendengar kebenaran tentang “proyek” itu, ia dan Leonard hampir tak bicara. Hanya ada tatapan-tatapan singkat, lalu keheningan yang terus berlanjut.

Aluna duduk di ruang baca dengan secangkir teh yang sudah dingin. Matanya menatap ke jendela, tapi pikirannya tak ada di sana.

Ia masih bisa mendengar suara Leonard hari itu:

“Kalau kamu tau sekarang, kamu mungkin tidak akan memandangku dengan cara yang sama lagi.”

Ucapan itu terus terngiang, membuat dadanya terasa sesak. Tapi di tengah rasa marah dan kecewa itu, ada sesuatu yang lain rasa ingin tau yang tak bisa ia redam.

Ia ingin tau kebenaran, apa pun bentuknya.

Aluna menoleh saat ia mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya.

“Nona Aluna,” kata Andrew dengan nada hati-hati. “Tuan Leonard ingin bertemu dengan Anda di ruang kerja.”

“Untuk apa?” tanya Aluna dengan cepat.

Andrew sempat ragu me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 30 Perjanjian yang mulai Retak

    Sejak awal pernikahan kontrak mereka, Leonard membuat aturan yang jelas:1. Tidak ada kedekatan emosional.2. Tidak mencampuri urusan pribadi.3. Tidak berharap lebih dari peran sebagai “istri formal” di atas kertas.4.Jika ada yang jatuh cinta terlebih dahulu maka pihak yang lain bisa dengan bebas menggugat cerai dan pihak yang satunya tidak boleh menolak.Aluna mengingat jelas bagaimana Leonard menuliskannya dalam dokumen kontrak, bahkan menandatanganinya dengan tatapan dingin tanpa ragu.Namun ia merasa jika belakangan ini… perlahan, satu demi satu, aturan itu mulai retak.Pagi ini, Aluna sedang membaca buku di ruang tamu ketika seorang pelayan perempuan datang menghampirinya sambil membawa beberapa gaun pilihan dari butik ternama.“Nona Aluna, ini pesanan dari Tuan Leonard. Beliau meminta Anda memilih satu untuk menghadiri acara gala malam besok.”Aluna mengerutkan keningnya. “Gala? Aku… ikut?”Pelayan itu mengangguk sopan. “Tuan Leonard mengatakan Anda akan hadir sebagai pendampi

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 29 senyum pertama.

    Saat ini Leonard sudah berada di meja makan lebih dulu. Biasanya ia makan sendirian tanpa menunggu siapa pun, tapi kali ini, tatapannya sedikit terarah ke arah tangga… seakan menunggu seseorang muncul.Aluna datang beberapa menit kemudian, ia masih memakai cardigan tipis. Rambutnya sedikit berantakan karena angin pagi dari balkon. Ia sempat ragu ingin duduk di meja itu atau tidak, tapi Leonard tiba-tiba membuka suara.“Duduk,” ucapnya singkat. Nada suaranya tetap tenang, tapi… tidak sekeras kemarin-kemarin.Aluna menarik kursi dan duduk. Tak ada percakapan selama beberapa menit. Hanya suara piring dan sendok yang beradu.Sampai tiba-tiba Leonard bertanya tanpa menatap langsung, “Kamu tidur nyenyak tadi malam?”Aluna sempat berhenti mengaduk tehnya. Itu… terdengar seperti perhatian, bukan perintah.“Lumayan,” jawabnya pelan. “Kamu?”Leonard tidak langsung menjawab. “Sedikit,” katanya akhirnya. “Tapi… lebih tenang.”Aluna meliriknya. Hening yang tercipta kali ini terasa berbeda. Tidak m

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 28 ketakutan Leonard.

    Aluna berdiri di depan jendela kamarnya, menatap butiran air hujan yang menuruni kaca. Kepalanya penuh dengan pertanyaan tentang janji, surat wasiat, dan perasaan yang semakin rumit terhadap lelaki yang kini mulai sulit ia pahami.Leonard Alvaro Dirgantara.Nama itu dulu hanya terdengar seperti sosok yang jauh, dingin, dan tak tersentuh.Tapi sekarang, setelah semua yang ia dengar dari Andrew dan semua yang ia lihat sendiri, Aluna tahu… di balik ketegasan dan tatapan dinginnya, ada luka yang belum sembuh.Dan ketakutan yang tak pernah benar-benar hilang.Keesokan harinya...Kini suasana Mansion begitu sepi. Andrew sedang keluar untuk mengurus urusan kantor, sementara para pelayan bergerak pelan, mereka seperti tahu bahwa ada sesuatu yang sedang tidak baik-baik saja antara majikan mereka.Aluna menghela nafasnya terlebih dahulu sebelum ia memutuskan untuk mencari Leonard.Aluna menghentikan langkahnya saat ia melihat Leonard di ruang kerjanya yang sedang duduk diam di kursinya, dengan

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 27 sebuah janji.

    Aluna membuka matanya perlahan ia masih bisa merasakan sisa kehangatan malam tadi di dadanya bukan dari sentuhan, tapi dari kata-kata yang terus terngiang di kepala.“Kamu bikin aku ngerasa hidup lagi, Luna.”Ia tersenyum kecil tanpa sadar.Tapi begitu ia menyadari apa yang terjadi semalam, senyum itu perlahan memudar, digantikan rasa gugup yang aneh. Ia tahu, sesuatu di antara mereka telah berubah, dan perubahan itu tidak bisa ia dihindari.Di ruang makan, Leonard sudah duduk dengan kemeja rapi seperti biasa, namun kali ini ekspresinya lebih lembut. Ketika Aluna masuk, mata Leonard langsung menoleh dan menatap Aluna dengan lembut.“Apa semalam tidurmu nyenyak?” tanya Leonard tanpa nada dingin seperti biasanya.Aluna mengangguk pelan. “Lumayan. Kamu?”Leonard tersenyum tipis. “Aku juga.”Tiba-tiba suasana itu menjadi canggung tak ada percakapan lagi, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing sampai Andrew mengetuk pintu dan melangkah masuk sambil membawa beberapa berkas.“Tuan, ini la

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 26 Malam yang berarti.

    Malam itu Mansion terasa tenang, tapi hati Aluna justru ramai oleh perasaan yang campur aduk. Sejak pembicaraan tadi sore, wajah Leonard terus muncul di pikirannya tatapan matanya, cara ia berbicara, bahkan diamnya yang entah kenapa sekarang terasa berbeda.Aluna berdiri di balkon kamarnya, membiarkan angin malam menyentuh wajahnya. Langit cerah dari bintang-bintang yang terlihat jelas.“Belum tidur?” suara berat itu membuat Aluna menoleh.Leonard berdiri di sana, tanpa jas, hanya mengenakan kemeja putih dengan kancing atas terbuka. Wajahnya terlihat lelah.Aluna tersenyum tipis. “Aku cuma... nggak bisa tidur.”Leonard berjalan mendekat, lalu berdiri di samping Aluna dan Hening sejenak. Mereka sama-sama menatap langit tanpa bicara.“Biasanya kamu nggak suka malam,” kata Aluna dengan suara pelan.Leonard tersenyum. “Aku juga nggak suka banyak hal, tapi akhir-akhir ini semua berubah. semuanya berubah begitu saja tanpa aku rencanakan, dan itu membuatku sempat bingung."Aluna menatap leon

  • Cinta Di Balik Tanda Tangan   bab 25 keberanian Aluna.

    Sejak percakapan itu, Mansion terasa sedikit berbeda.Tidak lagi sesenyap dulu, tapi juga belum bisa disebut hangat.Namun ada sesuatu yang berubah entah dari cara Leonard memandang Aluna, atau dari cara Aluna berhenti menunduk setiap kali pria itu bicara.Pagi itu, Leonard duduk di ruang makan sambil membaca laporan dari kantornya. Wajahnya tenang, tapi Aluna tau, lelaki itu tidak pernah benar-benar damai. Ada luka yang masih membekas di balik sorot matanya.“Pagi,” sapa Aluna pelan sambil membawa secangkir teh hangat.Leonard mengangguk tanpa menatap. “Pagi.”Ia masih sama: dingin, tegas, menjaga jarak. Tapi kini, ada hal kecil yang Aluna pelajari kadang, di balik sikap dingin itu, tersembunyi rasa takut kehilangan.“Aku akan ke rumah sakit siang ini,” ujar Aluna hati-hati, “menjenguk adikku. Dokter bilang, kondisinya mulai membaik.”Leonard mengangkat kepalanya dan menatap Aluna. “Kamu mau aku ikut?”Pertanyaan itu membuat Aluna terdiam. Ia tak menyangka Leonard akan menawarkan dir

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status