Pagi itu, Aluna turun ke ruang makan lebih awal dari biasanya. Ia berusaha menata dirinya, menyembunyikan kegelisahan yang masih tertinggal sejak semalam. Namun saat melangkah masuk, ia terkejut mendapati Leonard sudah duduk di sana dengan laptop terbuka.Biasanya lelaki itu hanya menyempatkan diri sarapan sebentar sebelum berangkat ke kantor. Tapi kini, ia tampak serius dengan setumpuk dokumen di meja, seolah benar-benar memindahkan kantornya ke Mansion.“Selamat pagi,” ucap Aluna ragu.Leonard mendongak, lalu mengangguk singkat. “Pagi. Duduklah.”Ada nada lembut dalam suaranya yang tidak biasa. Aluna perlahan duduk di kursi seberang.“Boleh aku membuatkan kopi?” tanyanya, sekadar mencari celah untuk bersikap biasa.Leonard menutup laptopnya, lalu berdiri. “Tidak usah. Aku yang buatkan untukmu.”Aluna terperanjat. Biasanya, Leonard hanya memberi perintah pada pelayan. Namun pagi ini, ia sendiri yang melangkah ke dapur, lalu kembali dengan secangkir kopi hitam yang aromanya pekat.“Ti
Terakhir Diperbarui : 2025-09-30 Baca selengkapnya