Dua hari berlalu begitu saja dengan cepat, badai salju masih membuat jalanan tertutup dan tidak bisa di lewati oleh kendaraan. Untuk sementara Chris dan Raynelle tetap tidak bisa kemana-mana walau badai salju sudah reda, untuk makan saja mereka menggunakan jasa pengiraman makanan di penginapan tersebut.Pergerakan terhenti total, untuk berpergian jalanan sedang tertutup. Butuh waktu beberapa hari lagi sampai jalanan bisa di lewati lagi. Saat itu terjadi Thony pasti juga belum mengerahkan kembali para anggotanya karena jalanan belum bisa di lewati.Raynelle duduk di sebuah sofa single sementara Chris berjongkok di hadapan Raynelle sambil menatap dan mengusap perut rata Raynelle yang belum membesar namun sudah terlihat ada sedikit perubahan.Ada kehangatan yang Chris rasakan, ia akan menjadi seorang ayah dari bayi yang Raynelle kandung. Semoga saja sampai hari itu tiba bayi ini terlahir dengan selamat.“Lihat apa yang sudah kamu perbuat.” ucap Raynelle.Chris mendongak menatap Ray
Raynelle terbangun setelah tak sadarkan sekitar setengah jam, ia kaget karena posisinya sudah tidak bersama Chris.Pintu terbuka, Thony datang menghampiri sambil menghembuskan nafas.“Kau mau lari sejauh apapun daddy akan tetap bisa menemukanmu kembali, Rayn. Kenapa kau sulit sekali di beritahu jika seorang pewaris tak bisa melepaskan tanggng jawabnya begitu saja hanya demi seorang lelaki yang belum tentu bisa membuatmu bahagia.”“Setidaknya Chris jauh lebih baik dari orang yang membesarkanku selama ini.” sahut Raynelle. “di mana Chris, jika kau menyakitinya lagi aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku.”Thony menghela nafas, “Kali ini kau tak perlu tau aku apakan lelaki itu, kau tetap di sini dan istirahat. Setelah aku membereskan Chris, selanjutnya adalah bayi di perutmu itu.” ucap Thony lantas keluar dari tempat itu.Raynelle langsung melompat dari tempat tidur mengejar kemana Thony pergi, tapi saat keluar mobil yang di kendarai Thony sudah melaju lebih dulu.Raynelle meng
Dua hari berlalu, Chris dan Raynelle di rawat di rumah sakit yang sama tapi Aaron menjaga Chris agar Thony tidak mendatanginya lalu melanjutkan niat membunuh Chris di rumah sakit.Begitu sadar dari posisi tak sadarkan diri akibat luka yang Thony berikan tidak sedikit. Mendadak Chris terlonjak teringat dengan Raynelle.“RAYN!”“Chris, tenanglah dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang, Raynelle tertembak oleh ayahnya sendiri dan apa aku haru sterus diam saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan anakku!”Chris bangun mendadak dari tempat tidur rumah skait, tapi saat kakinya menginjak lantai ia nyaris tersungkur jika saja Aaron tidak segera membantu.“Berapa lama aku tak sadarkan diri?” tanya Chris.“Dua hari.””“Lalu bagaimana kondisi Raynelle, di mana sekarang keberadaannya?”Aaron terdiam, bagaimana dia mengatakan yang sebenranya saat ini.“Aaron, katakan padaku di mana Raynelle sekarang dan seperti apa kondisinya? Dia dan bayinya baik-baik saja kan?”Aaron semakin bingung bagi
“Apa maksudmu!” pekik Raynelle setelah beberapa saat lalu mendengar apa yang dokter katakan ketika Raynelle bertanya mengenai kandungannya.“Maaf nyonya, bayi di kandungan Anda tak bisa kami selamatkan akibat peluru yang melukai Anda sangat berpengaruh dengan perutumbuhan janin. Jika kami mempertahankan bayi itu, akibatnya juga akan buruk pada nyawa Anda.” jelas Dokter.Raynelle mngusap wajahnya, tangisnya pecah saat itu juga dan dokter pun keluar memberikan ruang untuk Raynelle sendirian.Di luar Thony mendengar suara tangisan Raynelle yang memilukan, setelah berteriak memanggil ibunya. Raynelle menjadi seseorang yang menyedihkan di mata Thony, ini kali pertama Thony mendengar tangisan Raynelle yang seperti ini setelah perempuan itu tau jika anaknya sudah tidak ada lagi di rahimnya.Thony merasa sangat bersalah, ia memang ingin membunuh bayi itu tapi tidak mengira respon Raynelle akan seperti ini. Sebagai ayah ia benar-benar bukan orang yang patut di banggakan oleh putrinya send
Seorang wanita melakukan lompatan yang sangat heroik, melewati beberapa lantai demi lantai tanpa pengaman, hanya bermodalkan keberanian di ketinggian sepuluh kaki sampai tubuh ramping berbalut pakaian serba hitam itu memasuki salah satu ruangan di lantai tiga.Kepalanya menunduk tatkala benda runcing mengarah padanya, setelah berhasil menghindar, langkah cepatnya segera menerjang beberapa orang yang sudah beradu otot beberapa menit sebelum dia datang.Tujuannya hanya untuk bisa mendapatkan satu orang penting di ruangan itu, dan gadis itu mendapatkan posisi orang yang ia cari.Di saat semua sibuk bertarung, gadis itu mendekati sang inti perkelahian, tanpa semua orang ketahui, gadis itu berhasil membawa orang incarannya keluar. Dan di luar ruangan, bius di berikan hingga orang tersebut pingsan."Bawa dia, serahkan pada orang yang yang menjadi target berikutnya." Ucapnya memerintah setelah menyerahkan orang tadi ke rekan kerjanya.Gadis itu lantas bergegas menuju mobil Van hitam yang sud
Sementara itu. Tawa beberapa pria mengundang orang untuk menoleh ketika lewat di depan pria-pria tersebut, pria yang terdiri dari empat orang itu memang selalu berkumpul di satu tempat menggoda gadis-gadis yang lewat di area mereka.Chris, Ben, Andrew dan Martin, empat pria yang cukup populer dengan ke playboy-an mereka, bahkan kerap kali ke empat pria itu melakukan taruhan untuk mengencani perempuan yang menjadi target mereka hari itu sebagai bahan permainannya.“Kau tau perempuan kemarin lumayan bagus dan aku memilih untuk mempertahankannya beberapa hari lagi,” ucap Martin.Andrew terkekeh.“Kupikir permainannya cukup bagus sampai kau mempertahankannya.” Sahut Ben.Martin tertawa. “Kau tau, dia sangat pintar, kurasa dia sangat perpengalaman melakukannya hingga aku merasa sangat puas ketika bermain.” katanya dengan mata berbinar-binar.Asap keluar dari bibir Chris dari benda beracun yang diapit oleh kedua jarinya, “Bagaimana bisa kau merasa puas dengan satu wanita padahal masih banya
Raynelle adalah putri tunggal dari keluarga Jackinson, dia tak memiliki saudara yang lain sedangkan ayahnya adalah seorang yang sangat disegani baik dalam dunia klan hitam atau dunia terbuka.Ayah Raynelle, Thony Jackinson, adalah pria 50 tahun, namun karena sudah tidak bisa memiliki keturunan lainnya Thony menjadikan Raynelle sebagai satu-satunya penerus yang dia harapkan untuk melanjutkan bisinis.Saat usia Raynelle baru empat tahun Thony sudah mengajarkan bagaimana kejamnya dunia yang dinaungi oleh keluarga mereka sejak turun temurun, banyak musuh berkeliaran di sana sini dan Thony tidak ingin keturunan terakhirnya dihabisi oleh musuh.Alhasil Raynelle kecil sudah dilatih dengan keras bagaimana caranya bertahan hidup di dunia yang dijalani oleh ayahnya, keras dan penuh bahaya.Suara langkah kaki yang beradu dengan lantai putih menjadi peringatan untuk orang-orang agar menyambut suara langkah kaki penuh kekuasaan. Raynelle berdiri di depan ayahnya sedangkan di kanan kirinya pria-pri
Kantin selalu ramai seperti biasanya dan kebetulan satu jam lagi Raynelle masih memiliki kelas terakhir yang harus dia ikuti, alhasil dari pada keluar gedung hanya untuk mencari makanan mengisi perut Raynelle lebih memilih menuju ke kantin bersama siswa lainnya.Segerombolan pria datang bergabung di satu meja yang sama bersama Raynelle termasuk salah satu pria yang menghadangnya tadi pagi. Raynelle mengabaikan ke empat orang yang tidak di kenalnya itu dengan memakan makanannya lalu segera pergi.“Aku dengar kau adalah Raynelle, gadis yang sangat disukai oleh para pengajar karena kepintaranmu kan?” tanya Martin, sedikit memuji tapi tidak berpengaruh apa-apa untuk Raynelle.Raynelle pura-pura tidak mendengar tapi salah satu diantara mereka ikut berbicara, “Rumor yang mengatakan mengenai sikap dinginmu itu memang benar, tidakkah kamu ingin mengatakan sesuatu pada kami?” kata Andrew.“Hhh...,” Raynelle menghela nafas, ia kehilangan nafsu makannya, ia tidak mengerti kenapa para pria tak di