Share

Chapter 2

Penulis: SILAN
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-16 09:15:55

Raynelle adalah putri tunggal dari keluarga Jackinson, dia tak memiliki saudara yang lain sedangkan ayahnya adalah seorang yang sangat disegani baik dalam dunia klan hitam atau dunia terbuka.

Ayah Raynelle, Thony Jackinson, adalah pria 50 tahun, namun karena sudah tidak bisa memiliki keturunan lainnya Thony menjadikan Raynelle sebagai satu-satunya penerus yang dia harapkan untuk melanjutkan bisinis.

Saat usia Raynelle baru empat tahun Thony sudah mengajarkan bagaimana kejamnya dunia yang dinaungi oleh keluarga mereka sejak turun temurun, banyak musuh berkeliaran di sana sini dan Thony tidak ingin keturunan terakhirnya dihabisi oleh musuh.

Alhasil Raynelle kecil sudah dilatih dengan keras bagaimana caranya bertahan hidup di dunia yang dijalani oleh ayahnya, keras dan penuh bahaya.

Suara langkah kaki yang beradu dengan lantai putih menjadi peringatan untuk orang-orang agar menyambut suara langkah kaki penuh kekuasaan. Raynelle berdiri di depan ayahnya sedangkan di kanan kirinya pria-pria berseragam hitam berdiri tegak.

“Apa kau senang bisa belajar dengan baik hari ini.” ucap Thony.

Raynelle melepaskan ikat rambutnya dan memainkannya. “Tidak begitu buruk, hanya ada beberapa semut-semut kecil pengganggu.” jawab Raynelle santai.

“Apa kau membiarkannya begitu saja?” Thony duduk di kursinya menatap putri tunggalnya.

“Tidak akan seru jika aku langsung menghabisinya sekarang.” Raynelle menyeringai kemudian mengikat kembali rambutnya dan berdiri di tengah matras hitam setinggi dua senti yang cukup luas di tengah ruangan tersebut, pria-pria kekar yang mengelilingi tempat itu menatap Raynelle.

Raynelle melakukan perenggangan tangan dan leher, di tempat itu hanya dia satu-satunya perempuan, kemudian pria kekar yang hanya memakai singlet hitam sebagai atasan mendekati Raynelle dan berdiri di depan Raynelle.

Thony menuangkan minuman ke gelasnya untuk menonton latihan putri kebanggan nya. Tidak masalah tidak memiliki putra sebagai calon penerus karena seorang putri pun juga dapat membuat keinginan nya tercapai dengan cara melatih Raynelle dengan keras.

Raynelle mengambil ancang-ancang sebelum perkelahian antar Raynelle dan pria yang menjadi lawannya di mulai.

“Kerahkan semua kekuatan kalian, jangan karena Raynelle adalah perempuan kalian tidak tega untuk menyakitinya.” ucap Thony dengan santainya mengadu putri kandungnya sendiri pada para pria untuk bertanding kekuatan berkelahi.

“Apa yang ayahku katakan benar jangan menahan kekuatanmu untuk menyerangku.” Tambah Raynelle tidak keberatan.

Pria di depan Raynelle mengangguk kemudian latihan pun di mulai layaknya pria sesama pria tanpa memandang jika Raynelle adalah seorang gadis 20 tahun. Raynelle sudah biasa dengan latihan kasar sejak kecil, bahkan patah tulang pun sering dirasakannya sehingga Raynelle terbiasa dengan rasa sakit yang pernah dia terima.

Pertarungan satu lawan satu terjadi sangat sengit, saling melayangkan pukulan satu sama lain, namun Raynelle dengan gampang melumpuhkan pria tadi, Thony yang duduk di singgasana menyuruh beberapa orang yang lebih kuat untuk menyerang Raynelle sekaligus.

Bukannya menolak  Raynelle malah tersenyum dan semakin tertantang, dia menganggap ini adalah permainan paling seru yang pernah ia mainkan, gerakan yang dilakukan oleh Raynelle sangat cepat dan kuat namun tetap saja Raynelle sempat mendapatkan beberapa pukulan.

Tiga orang menyerang Raynelle sekaligus, dua pukulan dari mereka berhasil membuat Raynelle jatuh tapi tidak sepenuhnya kalah, gadis itu segera bangkit dan melanjutkan latihan untuk menunjukkan pada Thony jika Raynelle adalah gadis yang kuat.

Nafas Raynelle terengah-engah dengan posisi sedikit bersimpuh setelah berhasil menjatuhkan semua pria lawan nya sambil tersenyum lalu menatap Thony, “Apa aku sudah memberikan pertunjukan yang bagus di depanmu?” kata Raynelle sembari mengusap darah yang keluar dari ujung pelipis.

Thony meletakan gelas ke meja untuk menghampiri Raynelle, “Kau tidak pernah mengecewakan ayahmu Raynelle, karena kau sudah berlatih dengan baik, mari ikut dengan ayahmu ini yang akan memberikan hadiah istimewa untuk hari besarmu.” kata Thony.

Raynelle mengangguk mengikuti ayahnya yang akan menunjukan hadiah yang sebenarnya di sebuah ruangan khusus dipenuhi oleh banyak senjata, Raynelle terlihat takjub dengan ruangan tersebut pasalnya baru kali ini ia diperbolehkan masuk kesana.

“Sekarang kau bisa bebas keluar masuk untuk memilih senjatamu sendiri, kini kau resmi berumur dua puluh tahun dan berhak memiliki ruangan ini juga.” ucap Thony.

Raynelle mengambil salah satu senjata api yang cukup besar. “Apa ini hadiah ulang tahunku?” katanya, Thony mengangguk mengusap kepala Raynelle.

“Kau tau apa yang ayah lakukan selama ini bukan. Dunia yang kita jalani berkali lipat lebih kejam jika tak pandai menjaga diri dari musuh maka kita akan berakhir seperti keluarga yang lainnya, yaitu tewas oleh senjata para musuh jika tidak berusaha untuk bertahan.”

“Ayah sudah memperingatiku untuk terus berhati-hati pada siapapun dan itu tidak akan pernah terlupakan olehku.” Raynelle memegang senjata apinya seakan ingin membidik sesuatu.

“Identitasmu sebagai putriku jangan sampai bocor setidaknya untuk saat ini,” Thony mengambil benda berbahaya dan diarahkan ke depan kening Raynelle, “Atau mereka akan menarik pelatuknya di depan kepalamu seperti ini.”

Klick.. Thony menarik pelatuk senjata api yang tidak berpeluru itu, “Saat ini mungkin senjata mereka belum terisi oleh peluru, tapi kau harus tetap waspada karena orang di sekitar kita lebih mudah berkhianat untuk menjatuhkan kedudukan kita,” katanya sembari menyimpan senjata api tadi ketempatnya semula.

“Keluarga Jackinson hanya kau yang tersisa, tidak ada yang bisa ayah andalkan hal lainnya selain dirimu atau para sepupumu itu akan ikut bertindak untuk merebut kekuasaan yang harusnya kau miliki,” Thony menepuk lengan Raynelle, “Jangan biarkan siapapun mengambil kedudukanmu, bunuh mereka yang berani mengusik ketenaranmu, bagi kita nyawa bukan masalah yang harus dipikirkan untuk menyingkirkan cacing pengganggu.”

Raynelle mengangguk paham.

“Akan kulakukan yang terbaik untuk mempertahankan klan Jackinson.” jawab Raynelle.

________

Raynelle menatap pantulan dirinya di depan cermin melihat ujung bibir dan pelipisnya yang membiru akibat latihan yang kemarin dia lakukan, hari ini Raynelle ada kelas lagi jadi untuk menyamarkan luka di wajahnya, Raynelle menggunakan krim khusus atau geng Claire akan lebih semangat untuk membulinya.

Saat ini Raynelle masih membiarkan Claire dan kawan-kawan melakukan keinginan mereka sesukanya, yang jelas identitas Raynelle jangan sampai terbongkar.

Saat tiba di sekolah tiba-tiba ada seorang pria yang menghadang, Raynelle tidak mengenal pria itu dan lebih memilih untuk mengabaikan dengan terus berjalan.

“Untuk apa kau mengikutiku!” ujar Raynelle tidak senang ketika Chris mengikutinya.

Chris melompat di depan Raynelle, menghentikan langkah gadis itu untuk kedua kalinya, “Apa aku salah mendekati siswa yang ada disini?” jawab Chris dengan senyum menyebalkan di depan Raynelle.

Raynelle memutar bola matanya malas, “Tentu tidak salah tapi kenapa harus aku yang kau dekati?” Jawab Raynelle ketus.

“Aku ingin mengenalmu. Aku Chris, Christian Daughlas.” Chris mengulurkan tangan. Raynelle menatap tangan Chris kemudian mengabaikannya.

“Apa untungnya aku mengenal namamu dengan tidak?” kemudian melewati Chris begitu saja, Chris masih bertahan di tempat namun matanya melihat bahu Raynelle yang semakin menjauh, tak lama Andrew dan Ben datang ikut melihat Raynelle yang mulai menjauh.

“Kau diabaikan?” tanya Ben.

“Dia bukan hanya siswa yang pintar tapi juga dingin,” tambah Andrew sembari tersenyum senang, “Siap-siaplah mobilmu akan jadi milikku.” lanjut Andrew bangga.

Chris melirik Andrew  kesal, “Aku belum kalah karena ini hanya percobaan pertama dan masih banyak percobaan lain untuk mendekatinya.” jawab Chris. 

Andrew mengedikan bahu, “Kalau begitu berusahalah untuk mempertahankan mobil itu tetap jadi milikmu.” kata Adrew kemudian pergi bersama Ben sambil tertawa.

Chris sedikit geram dengan Ben dan Andrew tapi Chris justru merasa tidak yakin akan sesuatu, apa benar perempuan tadi tidak mengenalnya? Apa kepopuleran Chris selama ini masih kurang? Perempuan itu pasti sangat ketinggalan informasi sampai-sampai tidak mengenal pria yang paling populer di sekolah ini.

“Tapi tenang saja, aku tidak akan menyerah untuk bisa mendapatkannya, ini menarik karena dia satu-satunya gadis yang tidak mengenalku.” gumam Chris dengan yakin.

____

BERSAMBUNG...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 87 END

    “Apa maksudmu!” pekik Raynelle setelah beberapa saat lalu mendengar apa yang dokter katakan ketika Raynelle bertanya mengenai kandungannya.“Maaf nyonya, bayi di kandungan Anda tak bisa kami selamatkan akibat peluru yang melukai Anda sangat berpengaruh dengan perutumbuhan janin. Jika kami mempertahankan bayi itu, akibatnya juga akan buruk pada nyawa Anda.” jelas Dokter.Raynelle mngusap wajahnya, tangisnya pecah saat itu juga dan dokter pun keluar memberikan ruang untuk Raynelle sendirian.Di luar Thony mendengar suara tangisan Raynelle yang memilukan, setelah berteriak memanggil ibunya. Raynelle menjadi seseorang yang menyedihkan di mata Thony, ini kali pertama Thony mendengar tangisan Raynelle yang seperti ini setelah perempuan itu tau jika anaknya sudah tidak ada lagi di rahimnya.Thony merasa sangat bersalah, ia memang ingin membunuh bayi itu tapi tidak mengira respon Raynelle akan seperti ini. Sebagai ayah ia benar-benar bukan orang yang patut di banggakan oleh putrinya send

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 86

    Dua hari berlalu, Chris dan Raynelle di rawat di rumah sakit yang sama tapi Aaron menjaga Chris agar Thony tidak mendatanginya lalu melanjutkan niat membunuh Chris di rumah sakit.Begitu sadar dari posisi tak sadarkan diri akibat luka yang Thony berikan tidak sedikit. Mendadak Chris terlonjak teringat dengan Raynelle.“RAYN!”“Chris, tenanglah dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang, Raynelle tertembak oleh ayahnya sendiri dan apa aku haru sterus diam saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan anakku!”Chris bangun mendadak dari tempat tidur rumah skait, tapi saat kakinya menginjak lantai ia nyaris tersungkur jika saja Aaron tidak segera membantu.“Berapa lama aku tak sadarkan diri?” tanya Chris.“Dua hari.””“Lalu bagaimana kondisi Raynelle, di mana sekarang keberadaannya?”Aaron terdiam, bagaimana dia mengatakan yang sebenranya saat ini.“Aaron, katakan padaku di mana Raynelle sekarang dan seperti apa kondisinya? Dia dan bayinya baik-baik saja kan?”Aaron semakin bingung bagi

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 85

    Raynelle terbangun setelah tak sadarkan sekitar setengah jam, ia kaget karena posisinya sudah tidak bersama Chris.Pintu terbuka, Thony datang menghampiri sambil menghembuskan nafas.“Kau mau lari sejauh apapun daddy akan tetap bisa menemukanmu kembali, Rayn. Kenapa kau sulit sekali di beritahu jika seorang pewaris tak bisa melepaskan tanggng jawabnya begitu saja hanya demi seorang lelaki yang belum tentu bisa membuatmu bahagia.”“Setidaknya Chris jauh lebih baik dari orang yang membesarkanku selama ini.” sahut Raynelle. “di mana Chris, jika kau menyakitinya lagi aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku.”Thony menghela nafas, “Kali ini kau tak perlu tau aku apakan lelaki itu, kau tetap di sini dan istirahat. Setelah aku membereskan Chris, selanjutnya adalah bayi di perutmu itu.” ucap Thony lantas keluar dari tempat itu.Raynelle langsung melompat dari tempat tidur mengejar kemana Thony pergi, tapi saat keluar mobil yang di kendarai Thony sudah melaju lebih dulu.Raynelle meng

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 84

    Dua hari berlalu begitu saja dengan cepat, badai salju masih membuat jalanan tertutup dan tidak bisa di lewati oleh kendaraan. Untuk sementara Chris dan Raynelle tetap tidak bisa kemana-mana walau badai salju sudah reda, untuk makan saja mereka menggunakan jasa pengiraman makanan di penginapan tersebut.Pergerakan terhenti total, untuk berpergian jalanan sedang tertutup. Butuh waktu beberapa hari lagi sampai jalanan bisa di lewati lagi. Saat itu terjadi Thony pasti juga belum mengerahkan kembali para anggotanya karena jalanan belum bisa di lewati.Raynelle duduk di sebuah sofa single sementara Chris berjongkok di hadapan Raynelle sambil menatap dan mengusap perut rata Raynelle yang belum membesar namun sudah terlihat ada sedikit perubahan.Ada kehangatan yang Chris rasakan, ia akan menjadi seorang ayah dari bayi yang Raynelle kandung. Semoga saja sampai hari itu tiba bayi ini terlahir dengan selamat.“Lihat apa yang sudah kamu perbuat.” ucap Raynelle.Chris mendongak menatap Ray

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 83

    Dua hari menunggu badai salju berhenti, Thony juga tak bisa melakukan apapun saat bada salju telah mengusai sebagian besar daerah di Rusia. Pencarian di mana keberadaan Raynelle pun harus terjeda karena cuaca yang buruk.Meski begitu Thony yakin jika Raynelle masih ada di Rusia dan belum sempat melarikan diri dengan Chris.Wine di teguk oleh Thony, pandangan melihat keluar jendela kaca di mana benda putih turun cukup banyak malam hari dan sampai sekarang Thony belum menemukan keberadaan Raynelle.Thony tidak ingin membunuh Raynelle, tidak pula ingin membuat perempuan itu lepas dari tanggung jawab sebagai hak waris tunggal. Thony juga tidak bisa memberikan kekuasaannya pada orang yang bukan berasal dari keturunannya, tapi jika keturunannya tidak mau mewarisi semua itu apa yang akan terjadi.Menghembuskan nafas, Thony jadi teringat tatapan memohon Raynelle seperti tadi, timbul perasaan tak tega tapi harus ia enyahkan. Raynelle putrinya dan bayi yang Raynelle kandung adalah calon k

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 82

    “BODOH!” umpat Thony, “sekarang jaga setiap perbatasan, jangan biarkan Raynelle pergi dan melahirkan bayi itu. Raynelle benar-benar membuat kemarahanku tak bisa di pertahankan lagi, aku tidak akan segan sekarang.” Thony mengambil mantel dinginnya, cukup banyak anggota yang di sebar untuk mencari keberadaan Raynelle, perempuan itu harus di temukan dan Thony juga harus memastikan bayi di rahim Raynelle tidak akan pernah lahir.Setelah mengetahui Raynelle kembali berhasil melarikan diri, Thony yakin tujuan Raynelle adalah menemui Chris lalu kemudian melarikan diri entah kemana untuk bisa membuat bayi itu bisa di lahirkan.Jelas Thony tidak akan membiarkan Raynelle melahirkan untuk sata ini di usia yang terlalu muda, memang usia yang akan memasuki dua puluh satu tahun bukan lagi kategori belum cukup usia. Namun tetap saja, dengan keberadaan bayi itu nantinya akan membuat pikiran Raynelle terpecah belah dan sulit fokus.Ini tidak boleh terus di biarkan.Baru beberapa hari di Rusia,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status