Share

Cinta Dibalik Senjata
Cinta Dibalik Senjata
Penulis: SILAN

Chapter 1

Seorang wanita melakukan lompatan yang sangat heroik, melewati beberapa lantai demi lantai tanpa pengaman, hanya bermodalkan keberanian di ketinggian sepuluh kaki sampai tubuh ramping berbalut pakaian serba hitam itu memasuki salah satu ruangan di lantai tiga.

Kepalanya menunduk tatkala benda runcing mengarah padanya, setelah berhasil menghindar, langkah cepatnya segera menerjang beberapa orang yang sudah beradu otot beberapa menit sebelum dia datang.

Tujuannya hanya untuk bisa mendapatkan satu orang penting di ruangan itu, dan gadis itu mendapatkan posisi orang yang ia cari.

Di saat semua sibuk bertarung, gadis itu mendekati sang inti perkelahian, tanpa semua orang ketahui, gadis itu berhasil membawa orang incarannya keluar. Dan di luar ruangan, bius di berikan hingga orang tersebut pingsan.

"Bawa dia, serahkan pada orang yang yang menjadi target berikutnya." Ucapnya memerintah setelah menyerahkan orang tadi ke rekan kerjanya.

Gadis itu lantas bergegas menuju mobil Van hitam yang sudah terparkir lama, menunggu sang gadis itu datang.

Gadis bernama Raynelle Jackinson itu masuk ke dalam mobil, menutup pintu dan bergegas mengganti pakaian, tak lupa melepaskan cadar untuk menyembunyikan identitas.

"Jalan." Perintahnya pada sang supir. Sementara Raynelle sudah mengubah penampilannya, seorang gadis 20 tahun dengan kaca mata besar bertengger di hidung, terkenal pendiam hingga tak sedikit orang yang suka membulinya. Dia tak memiliki teman, namun kejeniusan nya memang sudah tidak di ragukan lagi.

Lorong menuju ruang kelas terasa sangat panjang, banyak orang yang menatap Raynelle dengan pandangan merendahkan, pakaian yang serba longgar itu benar-benar merusak penampilan Raynelle, belum lagi rambut yang di ikat satu dan kaca mata besarnya benar-benar mengganggu pemandangan.

Mengabaikan cemoohan para siswa, Raynelle terus berjalan sampai tiga orang gadis seusianya berdiri menghalangi langkah Raynelle. Raynelle menatap ketiga gadis itu bergantian dengan tatapan tanpa ekspresi.

“Coba kita lihat gadis mengerikan ini, bagaimana bisa dengan tampilannya yang menjijikkan dia selalu mendapatkan peringkat unggulan setiap tahun,” cibir Claire merendahkan sembari memainkan rambut Raynelle dari belakang.

“Aku bersumpah, rambut Raynelle sangat indah.” Celetuk Emma yang Langsung mendapat tatapan dari kedua temannya, Claire dan Harper, Emma menatap kedua temannya, “Ada apa? Aku benar kan?” katanya dengan polos.

Harper menghela nafas kemudian kembali menatap Raynelle lalu menarik buku yang di pegang oleh gadis itu hingga buku-buku yang dipegang Raynelle jatuh berserakan di lantai, Claire tersenyum sinis sembari menunjuk kening Raynelle mendorongnya dengan kasar.

“Jika bukan karena kepintaranmu, kau mungkin sudah tidak berada di sekolah ini,” kata Claire merendahkan.

Raynelle masih diam kemudian menunduk mengambil bukunya yang berhamburan, namun Harper menginjak salah satu buku yang akan Raynelle ambil, Raynelle mendongak.

“Kau memang pantas mengambil barang tak berharga dari lantai yang kumuh ini,” ucap Harper mengejek, Emma langsung berjongkok ingin membantu Raynelle namun Claire menarik baju Emma sembari memberi Emma peringatan,

“Apa yang kau lakukan!” ujar Claire.

Emma menatap Raynelle, “Aku ingin membantunya.” jawab Emma apa adanya.

“Dasar bodoh! apa kau juga ingin menjadi menjijikkan seperti itu? Ish sudahlah, kau ikut dengan kami saja.” Claire menarik tangan Emma kasar membiarkan Raynelle menatap ketiga gadis tadi sebelum mengambil buku-bukunya kembali.

Berdiri, lalu mengatur nafas kemudian Raynelle melanjutkan langkah menuju kelasnya hari ini, ketiga gadis yang di pimpin oleh Claire memang sangat suka mengganggu Raynelle, mungkin karena Raynelle terus diam melihat mereka yang selalu merundungnya untuk kesenangan.

Untuk saat ini masih akan Raynelle biarkan, ia ingin tahu sampai dimana Claire dan teman-temannya terus merundungnya seperti ini terus.

Hari mulai sore ketika kelas sudah selesai, Raynelle membereskan barang-barang miliknya untuk segera pulang namun geng Claire kembali datang, kali ini perempuan itu mendorong kepala Raynelle sampai terantuk oleh meja.

“Kenapa kau sangat ingin pergi dari sini, aku bahkan belum selesai bermain-main denganmu,” kata Claire, sementara tangannya menakan kepala Raynelle di atas meja.

“Aku tidak memiliki urusan dengan kalian, jadi lepaskan tanganmu dari kepalaku.” ucap Raynelle mulai geram dengan nada seperti alarm peringatan, jangan sampai Raynelle mengeluarkan sifat aslinya di depan Claire atau perempuan itu tidak akan pernah lagi bisa melihat indahnya dunia.

Harper dan Claire tertawa mengejek, melihat kedua temannya tertawa seperti itu Emma pun ikutan tertawa meskipun kasihan melihat Raynelle di perlakukan tidak baik.

“Kau memang tidak punya urusan dengan kami tapi kami punya urusan denganmu termasuk menyaksikan kau berlutut di depan kami dan bersedia menjadi pembantu suka rela ketika kami butuh.” Ujar Harper.

Emma menoleh, “Bukannya itu sangat kejam?” sahutnya. 

Harper menatap tajam ke arah Emma, “Jadi kau membela perempuan cupu ini!” ujarnya, Emma langsung mengangguk tapi kemudian menggeleng.

Raynelle menghela nafas rendah, entah sampai kapan mereka akan memperlakukannya seperti ini, “Lepas sebelum aku melakukan tindakan yang akan kalian sesali seumur hidup.” ucap Raynelle kembali memperingati.

“Kau pikir kami takut denganmu!” Claire semakin mendorong wajah Raynelle ke arah meja.

Raynelle mengepalkan tangannya.

“HEI! Apa yang kalian lakukan!” seru seorang guru yang akan menempati kelas tersebut.

Claire langsung melepaskan tangannya berganti mengusap rambut Raynelle, “Kami hanya menyapa teman lama,” lalu menoleh kearah Raynelle, “Benar begitu bukan?” lanjutnya dengan tatapan mencemooh.

Hampir saja, Raynelle menghela nafas, jika tidak ada pengajar itu mungkin Claire tidak akan keluar dari ruangan ini begitu saja.

“Tenangkan dirimu Raynelle, kau tidak bisa menunjukkan pada mereka saat ini.” batin Raynelle sembari melihat ketiga semut tadi menjauh darinya. Raynelle memperbaiki kacamata dan ikat rambut kemudian berdiri.

“Kalian akan tau apa yang bisa aku lakukan jika aku sudah mulai bertindak.” Raynelle membawa bukunya lalu keluar dari kelas tersebut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status