Menjadi calon penerus keluarga mafia bukanlah hal yang mudah untuk Raynelle lakukan, meskipun ia menolak tapi takdirnya tidak bisa di ubah, Raynelle harus memilih dua pilihan dalam hidupnya. Memilih merelakan nyawa atau mempertahankan klan Jackinson. Sampai suatu ketika Raynelle dipertemukan dengan Christian dan Lika liku hubungan mereka di balik gencatan senjata dua keluarga berpengaruh. Kehidupan yang penuh kewaspadaan telah di mulai semenjak Raynelle di lahirkan, lantas bisakah Raynelle mempertahankan klan Jackinson?
Lihat lebih banyakSeorang wanita melakukan lompatan yang sangat heroik, melewati beberapa lantai demi lantai tanpa pengaman, hanya bermodalkan keberanian di ketinggian sepuluh kaki sampai tubuh ramping berbalut pakaian serba hitam itu memasuki salah satu ruangan di lantai tiga.
Kepalanya menunduk tatkala benda runcing mengarah padanya, setelah berhasil menghindar, langkah cepatnya segera menerjang beberapa orang yang sudah beradu otot beberapa menit sebelum dia datang.
Tujuannya hanya untuk bisa mendapatkan satu orang penting di ruangan itu, dan gadis itu mendapatkan posisi orang yang ia cari.
Di saat semua sibuk bertarung, gadis itu mendekati sang inti perkelahian, tanpa semua orang ketahui, gadis itu berhasil membawa orang incarannya keluar. Dan di luar ruangan, bius di berikan hingga orang tersebut pingsan.
"Bawa dia, serahkan pada orang yang yang menjadi target berikutnya." Ucapnya memerintah setelah menyerahkan orang tadi ke rekan kerjanya.
Gadis itu lantas bergegas menuju mobil Van hitam yang sudah terparkir lama, menunggu sang gadis itu datang.
Gadis bernama Raynelle Jackinson itu masuk ke dalam mobil, menutup pintu dan bergegas mengganti pakaian, tak lupa melepaskan cadar untuk menyembunyikan identitas.
"Jalan." Perintahnya pada sang supir. Sementara Raynelle sudah mengubah penampilannya, seorang gadis 20 tahun dengan kaca mata besar bertengger di hidung, terkenal pendiam hingga tak sedikit orang yang suka membulinya. Dia tak memiliki teman, namun kejeniusan nya memang sudah tidak di ragukan lagi.
Lorong menuju ruang kelas terasa sangat panjang, banyak orang yang menatap Raynelle dengan pandangan merendahkan, pakaian yang serba longgar itu benar-benar merusak penampilan Raynelle, belum lagi rambut yang di ikat satu dan kaca mata besarnya benar-benar mengganggu pemandangan.Mengabaikan cemoohan para siswa, Raynelle terus berjalan sampai tiga orang gadis seusianya berdiri menghalangi langkah Raynelle. Raynelle menatap ketiga gadis itu bergantian dengan tatapan tanpa ekspresi.“Coba kita lihat gadis mengerikan ini, bagaimana bisa dengan tampilannya yang menjijikkan dia selalu mendapatkan peringkat unggulan setiap tahun,” cibir Claire merendahkan sembari memainkan rambut Raynelle dari belakang.“Aku bersumpah, rambut Raynelle sangat indah.” Celetuk Emma yang Langsung mendapat tatapan dari kedua temannya, Claire dan Harper, Emma menatap kedua temannya, “Ada apa? Aku benar kan?” katanya dengan polos.Harper menghela nafas kemudian kembali menatap Raynelle lalu menarik buku yang di pegang oleh gadis itu hingga buku-buku yang dipegang Raynelle jatuh berserakan di lantai, Claire tersenyum sinis sembari menunjuk kening Raynelle mendorongnya dengan kasar.“Jika bukan karena kepintaranmu, kau mungkin sudah tidak berada di sekolah ini,” kata Claire merendahkan.Raynelle masih diam kemudian menunduk mengambil bukunya yang berhamburan, namun Harper menginjak salah satu buku yang akan Raynelle ambil, Raynelle mendongak.“Kau memang pantas mengambil barang tak berharga dari lantai yang kumuh ini,” ucap Harper mengejek, Emma langsung berjongkok ingin membantu Raynelle namun Claire menarik baju Emma sembari memberi Emma peringatan,“Apa yang kau lakukan!” ujar Claire.Emma menatap Raynelle, “Aku ingin membantunya.” jawab Emma apa adanya.“Dasar bodoh! apa kau juga ingin menjadi menjijikkan seperti itu? Ish sudahlah, kau ikut dengan kami saja.” Claire menarik tangan Emma kasar membiarkan Raynelle menatap ketiga gadis tadi sebelum mengambil buku-bukunya kembali.Berdiri, lalu mengatur nafas kemudian Raynelle melanjutkan langkah menuju kelasnya hari ini, ketiga gadis yang di pimpin oleh Claire memang sangat suka mengganggu Raynelle, mungkin karena Raynelle terus diam melihat mereka yang selalu merundungnya untuk kesenangan.Untuk saat ini masih akan Raynelle biarkan, ia ingin tahu sampai dimana Claire dan teman-temannya terus merundungnya seperti ini terus.Hari mulai sore ketika kelas sudah selesai, Raynelle membereskan barang-barang miliknya untuk segera pulang namun geng Claire kembali datang, kali ini perempuan itu mendorong kepala Raynelle sampai terantuk oleh meja.“Kenapa kau sangat ingin pergi dari sini, aku bahkan belum selesai bermain-main denganmu,” kata Claire, sementara tangannya menakan kepala Raynelle di atas meja.“Aku tidak memiliki urusan dengan kalian, jadi lepaskan tanganmu dari kepalaku.” ucap Raynelle mulai geram dengan nada seperti alarm peringatan, jangan sampai Raynelle mengeluarkan sifat aslinya di depan Claire atau perempuan itu tidak akan pernah lagi bisa melihat indahnya dunia.Harper dan Claire tertawa mengejek, melihat kedua temannya tertawa seperti itu Emma pun ikutan tertawa meskipun kasihan melihat Raynelle di perlakukan tidak baik.“Kau memang tidak punya urusan dengan kami tapi kami punya urusan denganmu termasuk menyaksikan kau berlutut di depan kami dan bersedia menjadi pembantu suka rela ketika kami butuh.” Ujar Harper.Emma menoleh, “Bukannya itu sangat kejam?” sahutnya. Harper menatap tajam ke arah Emma, “Jadi kau membela perempuan cupu ini!” ujarnya, Emma langsung mengangguk tapi kemudian menggeleng.Raynelle menghela nafas rendah, entah sampai kapan mereka akan memperlakukannya seperti ini, “Lepas sebelum aku melakukan tindakan yang akan kalian sesali seumur hidup.” ucap Raynelle kembali memperingati.“Kau pikir kami takut denganmu!” Claire semakin mendorong wajah Raynelle ke arah meja.Raynelle mengepalkan tangannya.“HEI! Apa yang kalian lakukan!” seru seorang guru yang akan menempati kelas tersebut.Claire langsung melepaskan tangannya berganti mengusap rambut Raynelle, “Kami hanya menyapa teman lama,” lalu menoleh kearah Raynelle, “Benar begitu bukan?” lanjutnya dengan tatapan mencemooh.Hampir saja, Raynelle menghela nafas, jika tidak ada pengajar itu mungkin Claire tidak akan keluar dari ruangan ini begitu saja.“Tenangkan dirimu Raynelle, kau tidak bisa menunjukkan pada mereka saat ini.” batin Raynelle sembari melihat ketiga semut tadi menjauh darinya. Raynelle memperbaiki kacamata dan ikat rambut kemudian berdiri.“Kalian akan tau apa yang bisa aku lakukan jika aku sudah mulai bertindak.” Raynelle membawa bukunya lalu keluar dari kelas tersebut.“Apa maksudmu!” pekik Raynelle setelah beberapa saat lalu mendengar apa yang dokter katakan ketika Raynelle bertanya mengenai kandungannya.“Maaf nyonya, bayi di kandungan Anda tak bisa kami selamatkan akibat peluru yang melukai Anda sangat berpengaruh dengan perutumbuhan janin. Jika kami mempertahankan bayi itu, akibatnya juga akan buruk pada nyawa Anda.” jelas Dokter.Raynelle mngusap wajahnya, tangisnya pecah saat itu juga dan dokter pun keluar memberikan ruang untuk Raynelle sendirian.Di luar Thony mendengar suara tangisan Raynelle yang memilukan, setelah berteriak memanggil ibunya. Raynelle menjadi seseorang yang menyedihkan di mata Thony, ini kali pertama Thony mendengar tangisan Raynelle yang seperti ini setelah perempuan itu tau jika anaknya sudah tidak ada lagi di rahimnya.Thony merasa sangat bersalah, ia memang ingin membunuh bayi itu tapi tidak mengira respon Raynelle akan seperti ini. Sebagai ayah ia benar-benar bukan orang yang patut di banggakan oleh putrinya send
Dua hari berlalu, Chris dan Raynelle di rawat di rumah sakit yang sama tapi Aaron menjaga Chris agar Thony tidak mendatanginya lalu melanjutkan niat membunuh Chris di rumah sakit.Begitu sadar dari posisi tak sadarkan diri akibat luka yang Thony berikan tidak sedikit. Mendadak Chris terlonjak teringat dengan Raynelle.“RAYN!”“Chris, tenanglah dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang, Raynelle tertembak oleh ayahnya sendiri dan apa aku haru sterus diam saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan anakku!”Chris bangun mendadak dari tempat tidur rumah skait, tapi saat kakinya menginjak lantai ia nyaris tersungkur jika saja Aaron tidak segera membantu.“Berapa lama aku tak sadarkan diri?” tanya Chris.“Dua hari.””“Lalu bagaimana kondisi Raynelle, di mana sekarang keberadaannya?”Aaron terdiam, bagaimana dia mengatakan yang sebenranya saat ini.“Aaron, katakan padaku di mana Raynelle sekarang dan seperti apa kondisinya? Dia dan bayinya baik-baik saja kan?”Aaron semakin bingung bagi
Raynelle terbangun setelah tak sadarkan sekitar setengah jam, ia kaget karena posisinya sudah tidak bersama Chris.Pintu terbuka, Thony datang menghampiri sambil menghembuskan nafas.“Kau mau lari sejauh apapun daddy akan tetap bisa menemukanmu kembali, Rayn. Kenapa kau sulit sekali di beritahu jika seorang pewaris tak bisa melepaskan tanggng jawabnya begitu saja hanya demi seorang lelaki yang belum tentu bisa membuatmu bahagia.”“Setidaknya Chris jauh lebih baik dari orang yang membesarkanku selama ini.” sahut Raynelle. “di mana Chris, jika kau menyakitinya lagi aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku.”Thony menghela nafas, “Kali ini kau tak perlu tau aku apakan lelaki itu, kau tetap di sini dan istirahat. Setelah aku membereskan Chris, selanjutnya adalah bayi di perutmu itu.” ucap Thony lantas keluar dari tempat itu.Raynelle langsung melompat dari tempat tidur mengejar kemana Thony pergi, tapi saat keluar mobil yang di kendarai Thony sudah melaju lebih dulu.Raynelle meng
Dua hari berlalu begitu saja dengan cepat, badai salju masih membuat jalanan tertutup dan tidak bisa di lewati oleh kendaraan. Untuk sementara Chris dan Raynelle tetap tidak bisa kemana-mana walau badai salju sudah reda, untuk makan saja mereka menggunakan jasa pengiraman makanan di penginapan tersebut.Pergerakan terhenti total, untuk berpergian jalanan sedang tertutup. Butuh waktu beberapa hari lagi sampai jalanan bisa di lewati lagi. Saat itu terjadi Thony pasti juga belum mengerahkan kembali para anggotanya karena jalanan belum bisa di lewati.Raynelle duduk di sebuah sofa single sementara Chris berjongkok di hadapan Raynelle sambil menatap dan mengusap perut rata Raynelle yang belum membesar namun sudah terlihat ada sedikit perubahan.Ada kehangatan yang Chris rasakan, ia akan menjadi seorang ayah dari bayi yang Raynelle kandung. Semoga saja sampai hari itu tiba bayi ini terlahir dengan selamat.“Lihat apa yang sudah kamu perbuat.” ucap Raynelle.Chris mendongak menatap Ray
Dua hari menunggu badai salju berhenti, Thony juga tak bisa melakukan apapun saat bada salju telah mengusai sebagian besar daerah di Rusia. Pencarian di mana keberadaan Raynelle pun harus terjeda karena cuaca yang buruk.Meski begitu Thony yakin jika Raynelle masih ada di Rusia dan belum sempat melarikan diri dengan Chris.Wine di teguk oleh Thony, pandangan melihat keluar jendela kaca di mana benda putih turun cukup banyak malam hari dan sampai sekarang Thony belum menemukan keberadaan Raynelle.Thony tidak ingin membunuh Raynelle, tidak pula ingin membuat perempuan itu lepas dari tanggung jawab sebagai hak waris tunggal. Thony juga tidak bisa memberikan kekuasaannya pada orang yang bukan berasal dari keturunannya, tapi jika keturunannya tidak mau mewarisi semua itu apa yang akan terjadi.Menghembuskan nafas, Thony jadi teringat tatapan memohon Raynelle seperti tadi, timbul perasaan tak tega tapi harus ia enyahkan. Raynelle putrinya dan bayi yang Raynelle kandung adalah calon k
“BODOH!” umpat Thony, “sekarang jaga setiap perbatasan, jangan biarkan Raynelle pergi dan melahirkan bayi itu. Raynelle benar-benar membuat kemarahanku tak bisa di pertahankan lagi, aku tidak akan segan sekarang.” Thony mengambil mantel dinginnya, cukup banyak anggota yang di sebar untuk mencari keberadaan Raynelle, perempuan itu harus di temukan dan Thony juga harus memastikan bayi di rahim Raynelle tidak akan pernah lahir.Setelah mengetahui Raynelle kembali berhasil melarikan diri, Thony yakin tujuan Raynelle adalah menemui Chris lalu kemudian melarikan diri entah kemana untuk bisa membuat bayi itu bisa di lahirkan.Jelas Thony tidak akan membiarkan Raynelle melahirkan untuk sata ini di usia yang terlalu muda, memang usia yang akan memasuki dua puluh satu tahun bukan lagi kategori belum cukup usia. Namun tetap saja, dengan keberadaan bayi itu nantinya akan membuat pikiran Raynelle terpecah belah dan sulit fokus.Ini tidak boleh terus di biarkan.Baru beberapa hari di Rusia,
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen