Share

Chapter 1.1

Author: SILAN
last update Last Updated: 2022-06-11 17:45:21

Sementara itu. Tawa beberapa pria mengundang orang untuk menoleh ketika lewat di depan pria-pria tersebut, pria yang terdiri dari empat orang itu memang selalu berkumpul di satu tempat menggoda gadis-gadis yang lewat di area mereka.

Chris, Ben, Andrew dan Martin, empat pria yang cukup populer dengan ke playboy-an mereka, bahkan kerap kali ke empat pria itu melakukan taruhan untuk mengencani perempuan yang menjadi target mereka hari itu sebagai bahan permainannya.

“Kau tau perempuan kemarin lumayan bagus dan aku memilih untuk mempertahankannya beberapa hari lagi,” ucap Martin.

Andrew terkekeh.

“Kupikir permainannya cukup bagus sampai kau mempertahankannya.” Sahut Ben.

Martin tertawa. “Kau tau, dia sangat pintar, kurasa dia sangat perpengalaman melakukannya hingga aku merasa sangat puas ketika bermain.” katanya dengan mata berbinar-binar.

Asap keluar dari bibir Chris dari benda beracun yang diapit oleh kedua jarinya, “Bagaimana bisa kau merasa puas dengan satu wanita padahal masih banyak wanita yang belum kita kencani di sekolah ini.” katanya.

Andrew memeluk leher Chris, “Kau benar, tidak seharusnya kita puas pada satu wanita jadi mari kita lihat keberuntunganmu hari ini, kau lihat lorong itu? Siapapun gadis yang lewat di sana kau harus membuatnya mau berkencan denganmu jika tidak mobil Venero Roadster milikmu kau relakan untukku.”

“Lalu jika kalah?” sahut Ben.

Martin menyahut, “Andrew harus memberikan barang kesayangannya untuk Chris, apa itu adil?” katanya.

Chris mengangguk, “Aku setuju dan jika aku menang aku ingin koleksi yang baru kau dapatkan kemarin.” jawab Chris.

Andrew mendengus, “bagaimana kau tau mengenai hal itu?” ujarnya.

Chris mengedikkan bahunya, “Bagaimana bisa aku tidak tau jika kau adalah satu-satunya orang yang bisa merebut barang langka seperti itu satu langkah di depanku.” katanya.

“Apa aku harus merasa terpuji dengan kata-katamu?” Sahut Andrew, “Tapi baiklah, aku setuju jadi mari kita lihat perempuan mana yang akan kau kencani.” Andrew mengedikkan bahu pelan tanpa kesepakanan telh terjalin.

Chris menjatuhkan putung rokoknya kemudian menginjaknya, “Baiklah, mari kita lihat keberuntunganku hari ini,” sahut Chris setuju.

Ke empat lelaki itu bersama melihat arah yang sama, “Apa kau yakin akan mendapatkan perempuan yang cantik?” tanya Ben tidak yakin.

“Sekolah kita terkenal dengan kecantikan siswa perempuannya.” sahut Martin, Chris manggut-manggut setuju dengan jawaban Martin.

“Kenapa tidak ada yang lewat?” Ucap Andrew.

“Pasti sebentar lagi akan lewat.” timpal Martin.

Sekitar lima menit berlalu namun yang lewat tidak ada yang perempuan sampai Ben berseru, “Sepertinya kau mendapatkan gadis yang mudah untuk kau dapatkan Chris.” ujarnya sembari menahan tawa.

Ketiga yang lain menoleh, “Apa maksudmu? Sejak tadi belum ada gadis yang lewat.” ucap Andrew.

Ben mengedikkan bahu sembari menunjuk sebuah arah menggunakan dagunya,  “Gadis itu yang harus kau dapatkan atau mobil kesayanganmu benar-benar menjadi milik Andrew.” Ben menyeringai, ia tau menaklukkan seorang gadis bukan perkara sulit untuk Chris, tapi yang satu ini sepertinya akan menjadi tantangan untuk sahabatnya yang satu itu.

Andrew melihat ke arah yang dimaksud Ben kemudian tertawa sembari menepuk lengan Chris, “Aku yakin jika kali ini aku akan menang darimu.” katanya.

“Kau dalam masalah Chris, jika tidak bisa memenangkan perempuan itu maka mobilmu akan menjadi milik Andrew.” ucap Martin.

Chris mengerutkan keningnya melihat seorang gadis yang sama sekali tidak sexy dan tidak cantik, terlebih benda menyebalkan yang ada di matanya itu, si nerd?

“Apa tidak bisa di ulangi?” tanya Chris, ketiga temannya spontan menggeleng.

“Kau harus membuatnya menyukaimu lalu kau berkencan dengannya baru kau bisa memiliki barang yang ingin kau dapatkan dariku.” jawab Andrew tersenyum mengejek.

Chris mendesah, “Ini bukan harapanku.” gumamnya.

Sedangkan gadis yang mereka tunjuk tak lain dan tak bukan adalah Raynelle, gadis itu menuju sebuah mobil yang dikemudikan oleh seseorang sampai mobil itu melaju pergi, Chris mengacak rambutnya.

“Bagaimana bisa aku mengencani gadis seperti itu?” ujarnya. Martin menepuk-nepuk bahu Chris lalu Ben berucap.

“Jadi apa kau menyerahkan mobilmu untuk Andrew?” tanya Ben menimpali.

Chris menatap Andrew yang tersenyum kemenangan, “Aku tidak akan menyerah, aku pasti bisa memenangkan taruhan kali ini seperti biasanya.” jawab Chris dengan yakin.

Di lain itu di dalam mobil yang di naiki oleh Reynelle, gadis itu kembali melepas kacamata dan mengganti pakaian di dalam mobil tersebut, dari pakaian yang semula serba longgar menjadi sesuatu yang menonjolkan lekuk badannya.

“Menuju ke markas.” ucap Raynelle kemudian.

____

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 87 END

    “Apa maksudmu!” pekik Raynelle setelah beberapa saat lalu mendengar apa yang dokter katakan ketika Raynelle bertanya mengenai kandungannya.“Maaf nyonya, bayi di kandungan Anda tak bisa kami selamatkan akibat peluru yang melukai Anda sangat berpengaruh dengan perutumbuhan janin. Jika kami mempertahankan bayi itu, akibatnya juga akan buruk pada nyawa Anda.” jelas Dokter.Raynelle mngusap wajahnya, tangisnya pecah saat itu juga dan dokter pun keluar memberikan ruang untuk Raynelle sendirian.Di luar Thony mendengar suara tangisan Raynelle yang memilukan, setelah berteriak memanggil ibunya. Raynelle menjadi seseorang yang menyedihkan di mata Thony, ini kali pertama Thony mendengar tangisan Raynelle yang seperti ini setelah perempuan itu tau jika anaknya sudah tidak ada lagi di rahimnya.Thony merasa sangat bersalah, ia memang ingin membunuh bayi itu tapi tidak mengira respon Raynelle akan seperti ini. Sebagai ayah ia benar-benar bukan orang yang patut di banggakan oleh putrinya send

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 86

    Dua hari berlalu, Chris dan Raynelle di rawat di rumah sakit yang sama tapi Aaron menjaga Chris agar Thony tidak mendatanginya lalu melanjutkan niat membunuh Chris di rumah sakit.Begitu sadar dari posisi tak sadarkan diri akibat luka yang Thony berikan tidak sedikit. Mendadak Chris terlonjak teringat dengan Raynelle.“RAYN!”“Chris, tenanglah dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang, Raynelle tertembak oleh ayahnya sendiri dan apa aku haru sterus diam saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan anakku!”Chris bangun mendadak dari tempat tidur rumah skait, tapi saat kakinya menginjak lantai ia nyaris tersungkur jika saja Aaron tidak segera membantu.“Berapa lama aku tak sadarkan diri?” tanya Chris.“Dua hari.””“Lalu bagaimana kondisi Raynelle, di mana sekarang keberadaannya?”Aaron terdiam, bagaimana dia mengatakan yang sebenranya saat ini.“Aaron, katakan padaku di mana Raynelle sekarang dan seperti apa kondisinya? Dia dan bayinya baik-baik saja kan?”Aaron semakin bingung bagi

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 85

    Raynelle terbangun setelah tak sadarkan sekitar setengah jam, ia kaget karena posisinya sudah tidak bersama Chris.Pintu terbuka, Thony datang menghampiri sambil menghembuskan nafas.“Kau mau lari sejauh apapun daddy akan tetap bisa menemukanmu kembali, Rayn. Kenapa kau sulit sekali di beritahu jika seorang pewaris tak bisa melepaskan tanggng jawabnya begitu saja hanya demi seorang lelaki yang belum tentu bisa membuatmu bahagia.”“Setidaknya Chris jauh lebih baik dari orang yang membesarkanku selama ini.” sahut Raynelle. “di mana Chris, jika kau menyakitinya lagi aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku.”Thony menghela nafas, “Kali ini kau tak perlu tau aku apakan lelaki itu, kau tetap di sini dan istirahat. Setelah aku membereskan Chris, selanjutnya adalah bayi di perutmu itu.” ucap Thony lantas keluar dari tempat itu.Raynelle langsung melompat dari tempat tidur mengejar kemana Thony pergi, tapi saat keluar mobil yang di kendarai Thony sudah melaju lebih dulu.Raynelle meng

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 84

    Dua hari berlalu begitu saja dengan cepat, badai salju masih membuat jalanan tertutup dan tidak bisa di lewati oleh kendaraan. Untuk sementara Chris dan Raynelle tetap tidak bisa kemana-mana walau badai salju sudah reda, untuk makan saja mereka menggunakan jasa pengiraman makanan di penginapan tersebut.Pergerakan terhenti total, untuk berpergian jalanan sedang tertutup. Butuh waktu beberapa hari lagi sampai jalanan bisa di lewati lagi. Saat itu terjadi Thony pasti juga belum mengerahkan kembali para anggotanya karena jalanan belum bisa di lewati.Raynelle duduk di sebuah sofa single sementara Chris berjongkok di hadapan Raynelle sambil menatap dan mengusap perut rata Raynelle yang belum membesar namun sudah terlihat ada sedikit perubahan.Ada kehangatan yang Chris rasakan, ia akan menjadi seorang ayah dari bayi yang Raynelle kandung. Semoga saja sampai hari itu tiba bayi ini terlahir dengan selamat.“Lihat apa yang sudah kamu perbuat.” ucap Raynelle.Chris mendongak menatap Ray

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 83

    Dua hari menunggu badai salju berhenti, Thony juga tak bisa melakukan apapun saat bada salju telah mengusai sebagian besar daerah di Rusia. Pencarian di mana keberadaan Raynelle pun harus terjeda karena cuaca yang buruk.Meski begitu Thony yakin jika Raynelle masih ada di Rusia dan belum sempat melarikan diri dengan Chris.Wine di teguk oleh Thony, pandangan melihat keluar jendela kaca di mana benda putih turun cukup banyak malam hari dan sampai sekarang Thony belum menemukan keberadaan Raynelle.Thony tidak ingin membunuh Raynelle, tidak pula ingin membuat perempuan itu lepas dari tanggung jawab sebagai hak waris tunggal. Thony juga tidak bisa memberikan kekuasaannya pada orang yang bukan berasal dari keturunannya, tapi jika keturunannya tidak mau mewarisi semua itu apa yang akan terjadi.Menghembuskan nafas, Thony jadi teringat tatapan memohon Raynelle seperti tadi, timbul perasaan tak tega tapi harus ia enyahkan. Raynelle putrinya dan bayi yang Raynelle kandung adalah calon k

  • Cinta Dibalik Senjata   Chapter 82

    “BODOH!” umpat Thony, “sekarang jaga setiap perbatasan, jangan biarkan Raynelle pergi dan melahirkan bayi itu. Raynelle benar-benar membuat kemarahanku tak bisa di pertahankan lagi, aku tidak akan segan sekarang.” Thony mengambil mantel dinginnya, cukup banyak anggota yang di sebar untuk mencari keberadaan Raynelle, perempuan itu harus di temukan dan Thony juga harus memastikan bayi di rahim Raynelle tidak akan pernah lahir.Setelah mengetahui Raynelle kembali berhasil melarikan diri, Thony yakin tujuan Raynelle adalah menemui Chris lalu kemudian melarikan diri entah kemana untuk bisa membuat bayi itu bisa di lahirkan.Jelas Thony tidak akan membiarkan Raynelle melahirkan untuk sata ini di usia yang terlalu muda, memang usia yang akan memasuki dua puluh satu tahun bukan lagi kategori belum cukup usia. Namun tetap saja, dengan keberadaan bayi itu nantinya akan membuat pikiran Raynelle terpecah belah dan sulit fokus.Ini tidak boleh terus di biarkan.Baru beberapa hari di Rusia,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status