Share

Chapter 1.1

Sementara itu. Tawa beberapa pria mengundang orang untuk menoleh ketika lewat di depan pria-pria tersebut, pria yang terdiri dari empat orang itu memang selalu berkumpul di satu tempat menggoda gadis-gadis yang lewat di area mereka.

Chris, Ben, Andrew dan Martin, empat pria yang cukup populer dengan ke playboy-an mereka, bahkan kerap kali ke empat pria itu melakukan taruhan untuk mengencani perempuan yang menjadi target mereka hari itu sebagai bahan permainannya.

“Kau tau perempuan kemarin lumayan bagus dan aku memilih untuk mempertahankannya beberapa hari lagi,” ucap Martin.

Andrew terkekeh.

“Kupikir permainannya cukup bagus sampai kau mempertahankannya.” Sahut Ben.

Martin tertawa. “Kau tau, dia sangat pintar, kurasa dia sangat perpengalaman melakukannya hingga aku merasa sangat puas ketika bermain.” katanya dengan mata berbinar-binar.

Asap keluar dari bibir Chris dari benda beracun yang diapit oleh kedua jarinya, “Bagaimana bisa kau merasa puas dengan satu wanita padahal masih banyak wanita yang belum kita kencani di sekolah ini.” katanya.

Andrew memeluk leher Chris, “Kau benar, tidak seharusnya kita puas pada satu wanita jadi mari kita lihat keberuntunganmu hari ini, kau lihat lorong itu? Siapapun gadis yang lewat di sana kau harus membuatnya mau berkencan denganmu jika tidak mobil Venero Roadster milikmu kau relakan untukku.”

“Lalu jika kalah?” sahut Ben.

Martin menyahut, “Andrew harus memberikan barang kesayangannya untuk Chris, apa itu adil?” katanya.

Chris mengangguk, “Aku setuju dan jika aku menang aku ingin koleksi yang baru kau dapatkan kemarin.” jawab Chris.

Andrew mendengus, “bagaimana kau tau mengenai hal itu?” ujarnya.

Chris mengedikkan bahunya, “Bagaimana bisa aku tidak tau jika kau adalah satu-satunya orang yang bisa merebut barang langka seperti itu satu langkah di depanku.” katanya.

“Apa aku harus merasa terpuji dengan kata-katamu?” Sahut Andrew, “Tapi baiklah, aku setuju jadi mari kita lihat perempuan mana yang akan kau kencani.” Andrew mengedikkan bahu pelan tanpa kesepakanan telh terjalin.

Chris menjatuhkan putung rokoknya kemudian menginjaknya, “Baiklah, mari kita lihat keberuntunganku hari ini,” sahut Chris setuju.

Ke empat lelaki itu bersama melihat arah yang sama, “Apa kau yakin akan mendapatkan perempuan yang cantik?” tanya Ben tidak yakin.

“Sekolah kita terkenal dengan kecantikan siswa perempuannya.” sahut Martin, Chris manggut-manggut setuju dengan jawaban Martin.

“Kenapa tidak ada yang lewat?” Ucap Andrew.

“Pasti sebentar lagi akan lewat.” timpal Martin.

Sekitar lima menit berlalu namun yang lewat tidak ada yang perempuan sampai Ben berseru, “Sepertinya kau mendapatkan gadis yang mudah untuk kau dapatkan Chris.” ujarnya sembari menahan tawa.

Ketiga yang lain menoleh, “Apa maksudmu? Sejak tadi belum ada gadis yang lewat.” ucap Andrew.

Ben mengedikkan bahu sembari menunjuk sebuah arah menggunakan dagunya,  “Gadis itu yang harus kau dapatkan atau mobil kesayanganmu benar-benar menjadi milik Andrew.” Ben menyeringai, ia tau menaklukkan seorang gadis bukan perkara sulit untuk Chris, tapi yang satu ini sepertinya akan menjadi tantangan untuk sahabatnya yang satu itu.

Andrew melihat ke arah yang dimaksud Ben kemudian tertawa sembari menepuk lengan Chris, “Aku yakin jika kali ini aku akan menang darimu.” katanya.

“Kau dalam masalah Chris, jika tidak bisa memenangkan perempuan itu maka mobilmu akan menjadi milik Andrew.” ucap Martin.

Chris mengerutkan keningnya melihat seorang gadis yang sama sekali tidak sexy dan tidak cantik, terlebih benda menyebalkan yang ada di matanya itu, si nerd?

“Apa tidak bisa di ulangi?” tanya Chris, ketiga temannya spontan menggeleng.

“Kau harus membuatnya menyukaimu lalu kau berkencan dengannya baru kau bisa memiliki barang yang ingin kau dapatkan dariku.” jawab Andrew tersenyum mengejek.

Chris mendesah, “Ini bukan harapanku.” gumamnya.

Sedangkan gadis yang mereka tunjuk tak lain dan tak bukan adalah Raynelle, gadis itu menuju sebuah mobil yang dikemudikan oleh seseorang sampai mobil itu melaju pergi, Chris mengacak rambutnya.

“Bagaimana bisa aku mengencani gadis seperti itu?” ujarnya. Martin menepuk-nepuk bahu Chris lalu Ben berucap.

“Jadi apa kau menyerahkan mobilmu untuk Andrew?” tanya Ben menimpali.

Chris menatap Andrew yang tersenyum kemenangan, “Aku tidak akan menyerah, aku pasti bisa memenangkan taruhan kali ini seperti biasanya.” jawab Chris dengan yakin.

Di lain itu di dalam mobil yang di naiki oleh Reynelle, gadis itu kembali melepas kacamata dan mengganti pakaian di dalam mobil tersebut, dari pakaian yang semula serba longgar menjadi sesuatu yang menonjolkan lekuk badannya.

“Menuju ke markas.” ucap Raynelle kemudian.

____

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status