Sementara itu. Tawa beberapa pria mengundang orang untuk menoleh ketika lewat di depan pria-pria tersebut, pria yang terdiri dari empat orang itu memang selalu berkumpul di satu tempat menggoda gadis-gadis yang lewat di area mereka.
Chris, Ben, Andrew dan Martin, empat pria yang cukup populer dengan ke playboy-an mereka, bahkan kerap kali ke empat pria itu melakukan taruhan untuk mengencani perempuan yang menjadi target mereka hari itu sebagai bahan permainannya.“Kau tau perempuan kemarin lumayan bagus dan aku memilih untuk mempertahankannya beberapa hari lagi,” ucap Martin.Andrew terkekeh.“Kupikir permainannya cukup bagus sampai kau mempertahankannya.” Sahut Ben.Martin tertawa. “Kau tau, dia sangat pintar, kurasa dia sangat perpengalaman melakukannya hingga aku merasa sangat puas ketika bermain.” katanya dengan mata berbinar-binar.Asap keluar dari bibir Chris dari benda beracun yang diapit oleh kedua jarinya, “Bagaimana bisa kau merasa puas dengan satu wanita padahal masih banyak wanita yang belum kita kencani di sekolah ini.” katanya.Andrew memeluk leher Chris, “Kau benar, tidak seharusnya kita puas pada satu wanita jadi mari kita lihat keberuntunganmu hari ini, kau lihat lorong itu? Siapapun gadis yang lewat di sana kau harus membuatnya mau berkencan denganmu jika tidak mobil Venero Roadster milikmu kau relakan untukku.”“Lalu jika kalah?” sahut Ben.Martin menyahut, “Andrew harus memberikan barang kesayangannya untuk Chris, apa itu adil?” katanya.Chris mengangguk, “Aku setuju dan jika aku menang aku ingin koleksi yang baru kau dapatkan kemarin.” jawab Chris.Andrew mendengus, “bagaimana kau tau mengenai hal itu?” ujarnya.Chris mengedikkan bahunya, “Bagaimana bisa aku tidak tau jika kau adalah satu-satunya orang yang bisa merebut barang langka seperti itu satu langkah di depanku.” katanya.“Apa aku harus merasa terpuji dengan kata-katamu?” Sahut Andrew, “Tapi baiklah, aku setuju jadi mari kita lihat perempuan mana yang akan kau kencani.” Andrew mengedikkan bahu pelan tanpa kesepakanan telh terjalin.Chris menjatuhkan putung rokoknya kemudian menginjaknya, “Baiklah, mari kita lihat keberuntunganku hari ini,” sahut Chris setuju.Ke empat lelaki itu bersama melihat arah yang sama, “Apa kau yakin akan mendapatkan perempuan yang cantik?” tanya Ben tidak yakin.“Sekolah kita terkenal dengan kecantikan siswa perempuannya.” sahut Martin, Chris manggut-manggut setuju dengan jawaban Martin.“Kenapa tidak ada yang lewat?” Ucap Andrew.“Pasti sebentar lagi akan lewat.” timpal Martin.Sekitar lima menit berlalu namun yang lewat tidak ada yang perempuan sampai Ben berseru, “Sepertinya kau mendapatkan gadis yang mudah untuk kau dapatkan Chris.” ujarnya sembari menahan tawa.Ketiga yang lain menoleh, “Apa maksudmu? Sejak tadi belum ada gadis yang lewat.” ucap Andrew.Ben mengedikkan bahu sembari menunjuk sebuah arah menggunakan dagunya, “Gadis itu yang harus kau dapatkan atau mobil kesayanganmu benar-benar menjadi milik Andrew.” Ben menyeringai, ia tau menaklukkan seorang gadis bukan perkara sulit untuk Chris, tapi yang satu ini sepertinya akan menjadi tantangan untuk sahabatnya yang satu itu.Andrew melihat ke arah yang dimaksud Ben kemudian tertawa sembari menepuk lengan Chris, “Aku yakin jika kali ini aku akan menang darimu.” katanya.“Kau dalam masalah Chris, jika tidak bisa memenangkan perempuan itu maka mobilmu akan menjadi milik Andrew.” ucap Martin.Chris mengerutkan keningnya melihat seorang gadis yang sama sekali tidak sexy dan tidak cantik, terlebih benda menyebalkan yang ada di matanya itu, si nerd?“Apa tidak bisa di ulangi?” tanya Chris, ketiga temannya spontan menggeleng.“Kau harus membuatnya menyukaimu lalu kau berkencan dengannya baru kau bisa memiliki barang yang ingin kau dapatkan dariku.” jawab Andrew tersenyum mengejek.Chris mendesah, “Ini bukan harapanku.” gumamnya.Sedangkan gadis yang mereka tunjuk tak lain dan tak bukan adalah Raynelle, gadis itu menuju sebuah mobil yang dikemudikan oleh seseorang sampai mobil itu melaju pergi, Chris mengacak rambutnya.“Bagaimana bisa aku mengencani gadis seperti itu?” ujarnya. Martin menepuk-nepuk bahu Chris lalu Ben berucap.“Jadi apa kau menyerahkan mobilmu untuk Andrew?” tanya Ben menimpali.Chris menatap Andrew yang tersenyum kemenangan, “Aku tidak akan menyerah, aku pasti bisa memenangkan taruhan kali ini seperti biasanya.” jawab Chris dengan yakin.Di lain itu di dalam mobil yang di naiki oleh Reynelle, gadis itu kembali melepas kacamata dan mengganti pakaian di dalam mobil tersebut, dari pakaian yang semula serba longgar menjadi sesuatu yang menonjolkan lekuk badannya.“Menuju ke markas.” ucap Raynelle kemudian.____Bersambung...Raynelle adalah putri tunggal dari keluarga Jackinson, dia tak memiliki saudara yang lain sedangkan ayahnya adalah seorang yang sangat disegani baik dalam dunia klan hitam atau dunia terbuka.Ayah Raynelle, Thony Jackinson, adalah pria 50 tahun, namun karena sudah tidak bisa memiliki keturunan lainnya Thony menjadikan Raynelle sebagai satu-satunya penerus yang dia harapkan untuk melanjutkan bisinis.Saat usia Raynelle baru empat tahun Thony sudah mengajarkan bagaimana kejamnya dunia yang dinaungi oleh keluarga mereka sejak turun temurun, banyak musuh berkeliaran di sana sini dan Thony tidak ingin keturunan terakhirnya dihabisi oleh musuh.Alhasil Raynelle kecil sudah dilatih dengan keras bagaimana caranya bertahan hidup di dunia yang dijalani oleh ayahnya, keras dan penuh bahaya.Suara langkah kaki yang beradu dengan lantai putih menjadi peringatan untuk orang-orang agar menyambut suara langkah kaki penuh kekuasaan. Raynelle berdiri di depan ayahnya sedangkan di kanan kirinya pria-pri
Kantin selalu ramai seperti biasanya dan kebetulan satu jam lagi Raynelle masih memiliki kelas terakhir yang harus dia ikuti, alhasil dari pada keluar gedung hanya untuk mencari makanan mengisi perut Raynelle lebih memilih menuju ke kantin bersama siswa lainnya.Segerombolan pria datang bergabung di satu meja yang sama bersama Raynelle termasuk salah satu pria yang menghadangnya tadi pagi. Raynelle mengabaikan ke empat orang yang tidak di kenalnya itu dengan memakan makanannya lalu segera pergi.“Aku dengar kau adalah Raynelle, gadis yang sangat disukai oleh para pengajar karena kepintaranmu kan?” tanya Martin, sedikit memuji tapi tidak berpengaruh apa-apa untuk Raynelle.Raynelle pura-pura tidak mendengar tapi salah satu diantara mereka ikut berbicara, “Rumor yang mengatakan mengenai sikap dinginmu itu memang benar, tidakkah kamu ingin mengatakan sesuatu pada kami?” kata Andrew.“Hhh...,” Raynelle menghela nafas, ia kehilangan nafsu makannya, ia tidak mengerti kenapa para pria tak di
“Kenapa kau terlihat begitu senang, apa kau berhasil mengambil hati si gadis es itu?” ujar Ben penasaran.Andrew menggeleng, “Itu tidak mungkin, Raynelle adalah satu-satunya gadis yang sangat sulit untuk di dekati dibalik kepintarannya yang memukau itu.” sahut nya dengan yakin. Chris menatap Andrew sembari tertawa pelan.“Kita akan lihat besok malam apa yang sudah aku dapatkan,” jawab Chris.“Wah wah, jangan bilang kau sudah berhasil membujuknya.” sahut Martin.Chris mengedikkan bahu, “Bukan membujuk tapi lebih ke arah sebuah kesepakatan.” jawabnya membenarkan.“Ini tidak adil, bukan kesepakatan yang kita inginkan dari taruhan ini tapi kau harus mengencaninya.” ujar Andrew tidak terima.“Andrew C’mon, kau harus mengaku kalah setelah ini dan memberikan koleksi terbarumu itu untukku,” Chris terkekeh melihat wajah kesal Andrew.Martin mengusap dagunya sendiri, “Kesepakatan seperti apa yang membuatnya setuju untuk menerimamu?” tanya nya.Chris menoleh, benar juga apa yang Martin katakan k
“Kau memang gadis yang tidak mau mendengarkan.” ujar Laurent begitu ia melihat Raynelle kembali memakai pakaian kedodoran seperti biasanya ketika meninggalkan statusnya sebagai putri Jackinson.Raynelle melirik Laurent. “Kau pikir kau siapa, kenapa aku harus mendengarkan kata-katamu?” sahunya masa bodoh.“Hei Girl, look! Dengan tampilan seperti ini mana ada pria yang mau denganmu.” cemooh Laurent terang terangan, Raynelle berdecih.“Raynelle kau sudah datang.” Chris menghampiri Raynelle yang berjalan bersama Laurent, Laurent menatap Chris lalu ke arah Raynelle bergantian.“Apa hubunganmu dengan Raynelle?” tanya Laurent.Chris membuka bibirnya bersiap untuk menjawab namun Raynelle lebih dulu menyahut, “Dia kekasihku, orang yang baru saja kau katakan tidak ada yang mau dengan gadis nerd sepertiku.” sahut Raynelle kemenangan begitu ia menatap wajah Laurent yang terkejut.“Benarkah?”Chris menatap Raynelle kemudian teringat perjanjian mereka kemarin, Chris ikut ke dalam sandiwara yang dib
Chris bersandar di luar pintu menunggu Raynelle selesai dengan kelasnya hari ini, Chris melakukan itu bukan karena taruhannya dengan Andrew tapi Chris melakukannya karena dia ingin.“Chris, kau menungguku?” ujar Claire manja sembari memeluk lengan pria itu, Chris melepaskan tangannya dari Claire membuat Claire protes tidak terima. “Ada apa kenapa kau mengabaikanku beberapa hari ini?” ucap Claire.“Aku sedang ada urusan.” Chris meninggalkan Claire untuk menemui Raynelle yang ternyata masih bercengkrama dengan pria yang tadi pagi.Laurent menoleh menyadari kehadiran Chris, “Aku tidak mengerti kenapa kau menargetkan pria itu untuk menjadi alatmu.” ucap Laurent.“Aku hanya sedang ingin bermain dengan cara yang berbeda, bukan dengan otot, Chris bisa membantuku menyelesaikan rencanaku.” Jawab Raynelle.“Kau memperalatnya tapi apa kau tidak takut jika sandiwaramu ini nantinya akan menjadi bomerang untukmu?” kata Laurent memperingati.“Itu tidak akan pernah terjadi.” sahut Raynelle sebelum Ch
Raynelle dan Chris berlari dan terus berlari namun empat orang tadi terus mengejar mereka bahkan saat mobil Chris yang melaju kencang pun tetap mereka ikuti.“Sebenarnya siapa mereka kenapa mengikuti kita?” ujar Chris.“Dia mengincarku.” jawab Raynelle.Chris menoleh sebentar sebelum menambah kecepatan laju mobilnya, “Sebenarnya siapa kau sampai membuat mereka mengejarmu seperti ini, aku yakin kau bukan orang sembarang sampai pria-pria tadi ingin membawamu.”Raynelle melipat tangannya dengan santai sembari menatap laju mobil membelah jalanan, “Kau akan mengetahuinya, tapi sekarang kau tidak bisa lepas dariku, mereka sudah melihatmu tentu mereka juga akan mengincarmu.” Raynelle berkata dengan santai seolah mereka tidak sedang dalam pengejaran orang bersenjata.“Sh*t! Aku baru mengenalmu tapi kau sudah membawa masalah untukku!” umpat Chris, Raynelle hanya tersenyum lalu melihat kaca spion mobil Chris dimana sebuah mobil hitam di belakang mereka berusaha untuk menyalip.Raynelle tidak pe
Forum sekolah hari itu kembali digemparkan mengenai berita jika ternyata putri dari pemilik bangunan besar itu juga sekolah di sana, banyak dari semua penghuni bangunan tersebut bertanya-tanya siapakah gerangan orang tersebut dan kenapa sampai saat ini tak ada yang mengetahui jika putri Jackinson menuntut ilmu di tempat itu.“Apa kau mengenalnya? Aku dengar dia adalah seorang gadis.” ucap Claire sembari menatap layar ponsel membaca berita dari forum sekolah.Harper dan Emma menggeleng secara kompak pasalnya mereka juga baru tahu jika putri Jackinson ada di tempat sama dengan mereka.“Aku tidak akan membiarkan gadis itu merebut posisi gadis terpopuler di tempat ini, aku adalah ratunya, tak peduli jika gadis itu putri pemilik sekolah, yang aku tahu aku jauh lebih pantas menduduki tempat sebagai yang tercantik di tempat ini.” Kata Claire dengan begitu percaya diri.“Tapi aku masih bertanya tanya mengenai gadis itu, kenapa dia menyembunyikan identitas sebagus ini?” sahut Harper.“Omong-om
Sekolah masih cukup di gemparkan oleh kedatangan Raynelle, tapi sebagian besar dari para siswa tidak tahu jika Si kaca mata yang selalu mereka buli dan putri dari pemilik sekolah itu adalah orang yang sama.Claire meletakan ponsel di meja cukup keras sampai-sampai Emma berjingkrak kaget karena suara yang ditimbulkan oleh Claire.Harper sendiri terihat santai sembari melihat kuku tangannya yang cantik, “Gadis itu merebut ketenaranmu dalam waktu yang begitu singkat Claire, dia hanya butuh waktu satu hari untuk membuat semua perhatian tertuju padanya, sedangkan kau butuh bertahun-tahun untuk melakukan itu.”“Berhenti menyulit emosiku, Harper! Aku sangat marah hari ini hingga rasanya ingin mencakar wajah perempuan itu sampai Chris tidak sudi mendekatinya lagi!”“Masih banyak Chris di dunia ini tapi kenapa kau hanya menginginkan satu Chris yang sudah memiliki pasangan secantik itu?” Sahut Emma, Harper sedikit mendongak menatap Emma kemudian menggelengkan kepala karena jawaban yang Emma lon