แชร์

42. Ancaman Munajat

ผู้เขียน: Bai_Nara
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-11-10 05:48:10

Galuh menatap ponselnya dengan intens. Pasalnya ada sebuah nomor asing yang sejak beberapa menit yang lalu selalu menghubunginya. Hanya saja belum sempat dia angkat karena Galuh sedang sibuk.

Ponselnya kembali bergetar. Nomer yang sama. Galuh pun segera mengangkatnya. Dia mengucap salam tapi tidak ada balasan salam. Justru suara laki-laki yang terdengar penuh kemarahan yang dia dengar.

"Kamu Galuh?"

"Iya, saya. Anda siapa?"

"Munajat. Ayah Shadi," balas si penelepon dingin.

Galuh tersenyum. Dalam pikirannya dia sudah memiliki gambaran akan apa yang kira-kira Munajat katakan padanya.

"Ooooo, ada urusan apa Anda menelepon saya?"

"Jauhi Alfa!"

Kan? Sudah jelas apa tujuan Munajat meneleponnya.

"Pergi yang jauh. Jangan coba ganggu hubungan Shadi dengan Alfa dan keluarganya. Jika kamu tak mengindahkan ucapanku, terima akibatnya. Akan kupastikan kamu, Alfa bahkan An-Nur sengsara! Aku tidak main-main. Jangankan kamu, si anak tak punya orang tua, orang penting yang berani menggangguku dan kelua
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (8)
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Senang Deh dgn ke Akraban alfa dgn Galuh
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Eeh si Alwi Cemburu
goodnovel comment avatar
Bai_Nara
makasih semoga suka
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Cinta Gadis tak Bernasab   136. Ancaman Hasina

    Galuh, Ibu Anjani dan kedua orang tua Zahra menatap Zahra dengan tatapan kesedihan. Mereka benar-benar tak menyangka acara yang niatnya Zahra hadiri untuk bisa berjumpa dengan kawan lama, malah berakhir dia pingsan akibat obat bius yang dia konsumsi cukup banyak."Zahra gak papa, kan Pak?""Kata dokter gak papa, Bu. Sebentar lagi pasti dia sadar.""Jahat sekali mereka. Gimana dengan Fairuz ya, Pak?""Alfa sedang mencarinya. Kamu tenang saja. Kemarin saja dia berhasil menemukan Fay, sekarang pasti juga bisa."Aiman berusaha memberikan ketenangan untuk sang istri sementara Galuh sejak tadi hanya diam saja. Ada rasa khawatir dalam hatinya. Namun, dia tidak bisa membantu apa pun selain mendoakan keselamatan sang putri.Sementara itu, Alfa dan beberapa anggota polisi yang dia mintai tolong tengah melaju membelah arus jalan untuk menemukan Fairuz. "Alfa, kamu yakin, mereka ada di sana?" tanya Aba Faris yang juga ikut dalam usaha menemukan sang cucu."Iya, Ba. Meski mereka berusaha mengecoh

  • Cinta Gadis tak Bernasab   135. Drama Penculikan Lagi

    Zahra yang sudah selesai sholat sedang menggunakan kaos kaki sementara Fairuz berada di sampingnya sambil sesekali berceloteh. Zahra dan yang lain memutuskan sholat terlebih dahulu di salah satu masjid yang dilewati ketika jam menunjuk ke arah empat sore. Kebetulan kompleks masjid dekat dengan alun-alun kecamatan. "Onty, Fay mau beli cilok."Fairuz segera berdiri dan menggunakan sandalnya. Dia berlari menuju ke pedagang cilok yang mangkal di area halaman depan kompleks masjid tempat Zahra dan yang lain menunaikan sholat ashar. Karena pedagang itu dikerumuni banyak pembeli, Fairuz mau tak mau antri. Zahra yang sudah selesai memakai kaos kaki dan sandalnya, segera ikut menghampiri. Dia dan Fairuz dengan sabar menunggu antrian. Alwi yang melihat tingkah Fairuz dan Zahra berdecak kesal. "Malah jajan. Apa masih kurang tadi makannya di Rita. Gak tahu apa aku udah capek pengen segera rebahan di kasur," gerutu Alwi yang didengar oleh dua kang dalem. "Biarkan saja Gus. Toh tinggal pulang

  • Cinta Gadis tak Bernasab   134. Cewek Kok Ngorok

    Alwi mengusap peluh dari dahinya. Hari itu, panas terasa menyengat meski matahari belum tepat di atas kepala. Ia baru saja keluar dari kantor Badan Pertanahan, membawa map cokelat berisi dokumen ganti rugi tanah milik warga yang akan dilewati proyek jalan tol. Prosesnya melelahkan, tapi berakhir membahagiakan. Ya melelahkan bagi yang membantunya, sebab Alwi dan sang umi hanya terima beres. Semua diurusi oleh Alfa. Berkat Alfa, dia dan sang ibu mendapatkan kompensasi yang menguntungkan untuk tanah warisan sang abah. Mau tak mau dia harus mengakui relasi sang kakak sepupu maupun kemampuannya dalam bernegosiasi. Dan kalau sesuai adab kesopanan, Alwi dan sang umi harusnya berterima kasih kepada Alfa. Tapi berterima kasih? Enak saja. Tidak ada dalam kamus Alwi setidaknya untuk saat ini. Saat hatinya masih diselubungi rasa iri dan cemburu. Alwi menoleh ke beberapa orang yang mengalami nasib sama dengan dia. Beberapa ada yang marah, ada yang menangis, dan ada pula yang terlihat bahagia.

  • Cinta Gadis tak Bernasab   133. Saling Sindir

    Kabar kebakaran di rumah Bawazier telah sampai ke telinga Alfa dan keluarganya mendekati bada dhuhur. Alfa segera mengkonfirmasi pada Aidan yang juga sudah mendapat berita lebih dulu."Diduga sebagai upaya pembunuhan. Korban berjumlah depalan orang. Tiga pembantu wanita, satu tukang kebun, dua satpam, dan dua orang yang diduga Bawazier dan Hasina. Hanya saja, ini yang masih perlu dikonfirmasi apakah benar Hasina apa bukan. Sebab, setelah kejadian Fairuz terluka, dia sudah diceraikan oleh Bawazier. Hasina juga sudah diusir dari rumah," ucap Aidan dari seberang telepon."Apa menurutmu wanita yang ditemukan di kamar Bawazier bukan Hasina?""Bisa iya bisa bukan. Tergantung hasil Tes DNA.""Hasil Tes DNA kapan keluarnya?""Tergantung. Tapi bisa kemungkinan cepat. Mengingat keluarga Bawazier termasuk keluarga kaya raya pun Hasina.""Semoga saja ada titik terang.""Iya semoga saja."Aidan dan Alfa terus mengobrol cukup lama. Sebelum mengakhiri percakapan, Aidan meminta Alfa untuk tetap waspa

  • Cinta Gadis tak Bernasab   132. Kebakaran

    Galuh memeluk sayang sang putri, beberapa kali dia menciumi pipi Fairuz dengan sorot mata yang sendu."Mereka jahat sekali," bisiknya lirih.Sebuah pelukan melingkar di perutnya. Galuh sedikit menoleh tapi tidak mengubah posisi rebahannya. Kecupan hangat mendarat di keningnya, diikuti usapan lembut di perut."Kalian baik-baik saja, kan?""Kami baik. Njenengan?""Sudah lebih baik. Bisa meluk kamu, dedek di perut baik-baik saja dan melihat Fay bisa tertidur lelap, membuatku tenang."Alfa kini ikut merebahkan diri di samping sang istri. Dia tak banyak bicara, hanya diam. Galuh pun paham jika suaminya pasti terlalu lelah. Dengan perlahan dia berbalik dan menghadap ke sang suami. Galuh menyerukkan wajahnya di dada bidang sang suami. Mencari kenyamanan yang selalu dia dapatkan. "Tidurlah. Kamu pasti capek.""Mas pasti juga sama capeknya. Jadi, ayok kita tidur."Alfa mengulas senyum tipis, mengecup kening sang istri lagi dan mengeratkan pelukan. Setelah melafalkan doa, Alfa mencoba tidur. S

  • Cinta Gadis tak Bernasab   131. Mufakat

    Alfa menatap putri kesayangannya dengan air mata berlinang. Putrinya yang datang secara tiba-tiba di saat dia kehilangan Galuh. Penyejuk hatinya, pelipur laranya, kini terbaring dengan mata yang masih tertutup. Meski tidak membahayakan nyawa, tetap saja pukulan-pululan yang Fairuz terima dari Hasina, membuat gadis cilik itu tak berdaya. Mana ada beberapa luka sayat yang harus diterima Fairuz juga. Sungguh ingin sekali Alfa juga membalas Hasina seperti yang dia lakukan pada Fairuz."Kejam sekali. Padahal Fay cuma gadis tiga tahun yang gak ngerti apa-apa," lirih Alfa sambil membelai rambut sang putri."Padahal di rumahku dia layaknya Tuan Putri yang selalu kujaga dengan sepenuh hati. Abah sama Umi bahkan sayang banget sama Fay. Udah nganggap cucu kandung. Tapi ... sama kakek nenek kandung, Fay malah disiksa."Alfa mengusap kepala sang putri, lalu membelai ke arah pipi, dahi, di mana luka-luka lebam dan sayatan tampak di wajah cantik Fairuz. "Aku pengen hajar wanita tua itu, Mas. Sumpah

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status