Kasus pembakaran di kediaman Keluarga Brandson sekali lagi mengejutkan kalangan atas!Setelah polisi turun tangan untuk menyelidiki, mereka menemukan bahwa selain Zack dan beberapa pelayan Keluarga Brandson, ada satu mayat hangus yang tak dikenal.Setelah pencocokan DNA, dipastikan mayat tak dikenal ini adalah buronan yang melarikan diri belakangan ini, Zeus!Setelah itu, melalui pemeriksaan kamera pengawas, polisi memastikan bahwa pelaku pembakaran memang Zeus.Namun, Zeus dan Keluarga Brandson tidak memiliki dendam, jadi mengapa Zeus membakarnya?Kasus pembakaran Keluarga Brandson menjadi topik yang paling banyak dibicarakan kalangan atas selama beberapa hari ini.Sekarang karena Zack sudah meninggal, tak diragukan lagi bahwa Bryan akan menjadi kepala Keluarga Brandson.Bryan mewarisi posisi kepala Keluarga Brandson, memegang kekuasaan besar Keluarga Brandson. Hanya dalam waktu dua bulan, dia berubah dari anak haram yang tidak dikenal menjadi penguasa Keluarga Brandson!Oleh karena i
Namun, bagaimana mungkin Zeus tahu tentang Edward?"Jangan salah paham, aku dan Edward ...." Camelia menggigit bibirnya, lalu menarik napas dalam-dalam. "Aku juga terpaksa mencari Edward. Zeus, aku nggak bermaksud mengkhianatimu, tapi sekarang sangat sulit bagiku untuk tinggal di Keluarga Brandson ...."Zeus tertawa dingin. "Aku nggak terburu-buru. Camelia, kali ini aku kembali untuk meminta penjelasan darimu. Kamu cari tempat dulu, kita bicara baik-baik."Camelia tahu bahwa Zeus sedang marah!Makin situasinya seperti ini, makin Camelia tidak boleh panik!Camelia mengemudikan mobil menuju pinggiran kota. Di sana ada banyak pabrik dan gudang yang terbengkalai, dengan pengawasan yang tidak begitu ketat. Jadi, ini akan relatif lebih aman!Sesampainya di pinggiran kota, Camelia mengemudikan mobil ke sebuah pabrik yang terbengkalai.Begitu mobil berhenti, Camelia menyalakan lampu dalam mobil, lalu langsung melepaskan pakaiannya di depan Zeus, lalu membalikkan badannya.Pupil mata Zeus menyu
Di ujung lain telepon, suara Hanna terdengar sedikit tegang, "Apa kamu menemukan sesuatu?""Aku menemukan sebuah ponsel di ruang kerja ayahku. Di dalamnya hanya ada satu nomor dengan nama Camelia," ujar Diego."Dia ternyata ...." Suara Hanna terdengar serak, "Maaf, Diego. Sebenarnya aku sudah menasihati ibuku. Aku sudah mengatakan padanya untuk nggak terlalu mengejar kemewahan. Terlebih lagi, jangan merusak keluarga orang lain. Tapi dia sama sekali nggak mendengarkanku. Kalau aku bicara lebih banyak lagi, dia akan memukulku ....""Ini bukan salahmu." Ketika Diego mendengar tangisan Hanna, hatinya terasa sangat sakit. "Kak Hanna, aku meneleponmu untuk bertanya. Kalau aku ingin berurusan dengan ibumu, apa kamu akan menyalahkanku?""Apa hakku untuk menyalahkanmu?" Hanna berkata dengan suara terisak, "Jelas-jelas ibuku yang salah. Kamu adalah temanku. Aku sudah sangat berterima kasih karena kamu nggak menyalahkanku.""Kak Hanna, jangan menangis lagi." Diego berkata, "Aku tahu kamu berbeda
Hari itu, Amanda, Marlon, juga Jake menemani Vanesa pergi ke rumah sakit.Pemeriksaan anomali besar untuk bayi kembar jauh lebih sulit dibanding dengan kehamilan tunggal.Dibutuhkan waktu setengah jam penuh untuk menyelesaikan pemeriksaan USG anomali."Baiklah, ini hasil laporannya. Tunjukkan ini pada Dokter Riley.""Baik." Vanesa menerima hasil laporan, berbalik, lalu berjalan keluar dari ruang USG.Ketika ketiga orang yang menunggu di luar melihat Vanesa keluar, mereka langsung menghampirinya.Amanda bertanya, "Vanesa, apa yang dikatakan dokter?"Vanesa menggelengkan kepalanya. "Nggak mengatakan apa-apa, hanya menyuruhku membawa hasilnya ke Dokter Riley.""Ayo, kita temui Dokter Riley dulu," kata Marlon.Ketiga orang itu mengikuti Vanesa ke kantor Dokter Riley.Dokter Riley menerima hasil laporan pemeriksaan. Setelah membacanya, dia tersenyum sambil menjelaskan, "Dari laporan ini, perkembangan janin semuanya normal."Begitu mendengar penjelasan ini, saraf tegang Vanesa benar-benar ri
"Steven, aku sudah memutuskan untuk kembali bekerja," kata Hanna.Gerakan merokok Steven terhenti sejenak. Dia melirik Hanna sambil bertanya, "Apa kamu sudah memikirkannya?""Ya." Hanna mengangguk. "Ingatanku sudah pulih minggu lalu."Steven mengangkat alis, mata hitamnya menatap Hanna dengan tajam.Hanna juga menatapnya.Tatapan mereka bertemu.Yang satu dingin dengan tatapan menyelidik.Yang satu polos sekaligus tenang."Karena aku kehilangan ingatanku sebelumnya, permintaanku untuk mengadakan pernikahan nggak berlaku lagi." Hanna menatap Stevin sambil tersenyum simpul. "Kamu adalah sahabat baik Callahan. Aku sudah sangat berterima kasih kamu bersedia merawatku. Bagaimana mungkin aku membiarkanmu mengorbankan kebahagiaanmu sendiri?"Kening Steven sedikit berkerut.Callahan Robbins.Nama itu sudah bertahun-tahun tidak Steven sebut."Kamu adalah ibu kandung Regan, merawatmu adalah kewajibanku." Steven terdiam sejenak, lalu berkata lagi, "Tapi sekarang nggak tepat untukmu kembali. Penya
"Regan!"Regan baru saja turun dari mobil ketika dia mendengar Hanna memanggilnya. Tubuh kecilnya menegang tanpa sadar.Di benaknya muncul bayangan Hanna yang garang padanya waktu itu."Ayah."Regan bersembunyi di belakang Steven, kedua tangannya mencengkeram erat jas Steven. "Ayah, gendong aku!"Steven langsung menggendong Regan dalam pelukannya.Hanna terdiam sejenak.Ketika melihat putranya yang jelas-jelas menghindar darinya, matanya penuh sakit hati. "Regan, aku ini ibumu. Ada apa denganmu?"Regan memeluk leher Steven. Wajah kecilnya terbenam di lekuk leher Steven, bahkan dia tidak ingin melihat Hanna.Sikap ini membuat kekesalan di hati Hanna menjadi makin besar."Regan ...." Air mata Hanna terjatuh, tubuh rampingnya gemetaran.Steven berkata dengan nada acuh tak acuh, "Waktu itu kamu kambuh dan membuatnya ketakutan. Dia trauma padamu."Hanna terdiam.Waktu itu ....Apakah itu saat makan malam? Apakah itu ketika Regan memuji Vanesa, hingga emosi Hanna menjadi tidak terkendali, la