Share

Bab 46

Author: Yovana
"Regan, ada yang mau Ibu jelaskan padamu."

Regan sontak terdiam. Meski dia masih anak-anak, entah kenapa dia tiba-tiba merasa gelisah.

Firasat Steven juga menjadi tidak enak. Dia meletakkan mangkuk dan alat makannya, lalu menatap Vanesa dengan serius.

"Ibu mau menjelaskan apa?" tanya Regan sambil mengerjap-ngerjapkan matanya dengan polos.

"Regan, Ayah dan Ibu sudah bercerai."

Vanesa menatap Regan dan berkata dengan serius, "Ayah dan Ibu sudah bukan keluarga lagi, jadi ini bukan rumah Ibu lagi. Mulai hari ini, Ibu juga nggak akan pernah ke sini lagi."

"Vanesa." Steven menatap Vanesa dengan marah. "Jangan lupa janjimu padaku."

"Aku menyesal," jawab Vanesa sambil menatap Steven. "Tenang saja, aku pasti akan mengembalikan 200 miliar itu padamu."

Steven sontak tertegun. Dia mengernyit dengan ekspresi yang terlihat muram, seolah-olah menganggap ucapan Vanesa itu tidak masuk akal.

"Vanesa, kamu pikir aku peduli soal 200 miliar itu?"

"Aku nggak peduli apa yang kamu pikirkan."

Vanesa menatap Re
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 204

    Ini jelas disengaja.Namun, Felix tidak marah, malah menyeringai.Ketertarikan di matanya menjadi makin dalam.…Vanesa terus bekerja sampai jam setengah tujuh.Dia mendongak sekilas ke arah pintu.Melalui pintu kaca yang buram itu, terlihat di luar sudah tidak ada bayangan orang.Vanesa melepaskan kacamata pelindung, merapikan barang-barangnya sedikit, melepaskan pakaian kerjanya, lalu berbalik keluar dari studio restorasi.Studio yang luas itu sangat sunyi.Golden Retriever kecil yang berbaring di kandang langsung berdiri mengibaskan ekor ketika melihat Vanesa keluar dari studio restorasi!Vanesa langsung kembali ke kantor, memakai jaket, mengambil tas dan kunci mobil, lalu keluar dari kantor.Golden Retriever kecil itu mendekat. Vanesa membungkuk untuk mengusap Golden Retriever kecil, lalu berkata, "Aku pulang dulu, ya. Sampai jumpa besok."Golden Retriever kecil mengeluarkan suara dua kali. Meskipun tidak rela, ia tidak terus menempel pada Vanesa, langsung berdiri di tempat untuk m

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 203

    "Dia nggak cukup tenang. Meskipun dia berbakat, kamu tahu sendiri bagaimana mulutnya. Sama sekali nggak terkendali. Program ini akan dipromosikan secara nasional oleh negara. Menurutku karakter dan kemampuanmu jauh lebih cocok."Marlon melanjutkan, "Tentu saja, selain kamu akan ada beberapa senior lain. Mereka semua sudah pernah merekam dokumenter dan program wawancara nasional. Mereka sudah cukup berpengalaman. Kalian adalah pendatang baru. Kalau kamu berpartisipasi dalam syuting, aku bisa sekalian memperkenalkan kalian melalui program ini."Bisa berkenalan dengan para senior adalah kesempatan yang sangat langka bagi para pemulih barang antik generasi baru!Vanesa menyetujui ide ini."Lokasi syuting ada di Kota Lenon. Waktunya adalah awal bulan depan, kurang lebih selama seminggu," jelas Marlon."Baik, aku mengerti."Setelah menutup telepon, suasana hati Vanesa menjadi jauh lebih baik.Selama lima tahun terakhir, keputusan terbaik Vanesa adalah tetap bertahan pada kariernya, tak pedul

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 202

    Ketika Regan mulai menangis seperti ini, semua mata di sekitar langsung tertuju ke arah mereka.Vanesa merasa sangat jengkel. "Steven, apa kamu melakukan ini dengan sengaja?""Aku sudah mengatakan kalau Regan sedang dalam suasana hati yang buruk beberapa hari ini." Steven terlihat sangat tenang, tidak ada rasa bersalah karena berbohong."Aku nggak mungkin menuruti dia lagi." Vanesa berkata dengan nada dingin, "Aku nggak berutang apa pun padanya."Steven mengerutkan kening. "Tapi dia sedang rewel. Aku juga nggak akan bisa membujuknya.""Kalau begitu, suruh Noel membawa dia ke mobil untuk menunggu," balas Vanesa.Steven memandang ke arah Noel.Noel langsung melangkah maju, mengulurkan kedua tangannya pada Regan. "Regan, bagaimana kalau aku menggendongmu ke mobil untuk menunggu?""Aku nggak mau!"Regan menepis tangan Noel, menangis dengan sangat keras.Keributan ini terlalu besar hingga para petugas ikut datang untuk membujuk."Kalau sudah memiliki anak, sebaiknya komunikasikan lagi deng

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 201

    "Baiklah." Di ujung lain, entah kenapa Steven tiba-tiba tertawa pelan, lalu berkata, "Kalau begitu, kita lakukan siang hari saja."Vanesa langsung menjawab, "Baiklah, jam dua siang tepat.""Ya."Vanesa menutup telepon.Dia menyuruh Lucy memanggil kurir dalam kota untuk mengirim kembali semua hadiah ini ke Mansion Resta.Setelah itu, Vanesa langsung masuk ke studio restorasi.Vanesa terus bekerja, baru keluar dari studio restorasi pukul 12.Bibi Siti datang tepat waktu untuk mengantarkan makan siang, juga mengingatkan Vanesa untuk meminum obat penguat kandungan.Setelah makan dan minum obat, Vanesa menyetel alarm, lalu berbaring untuk beristirahat.Vanesa tidur sampai jam setengah dua. Ketika alarm berbunyi, dia bangun untuk mencuci muka, mengambil tasnya, lalu berangkat ke Kantor Catatan Sipil.Vanesa tiba di Kantor Catatan Sipil pada pukul 13.50.Vanesa membawa dokumennya, turun dari mobil, lalu masuk ke Kantor Catatan Sipil.Langit yang mendung tampak hitam, awan gelap berkumpul. Tak

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 200

    Ketika Vanesa tiba di studio, Lucy memberitahunya bahwa ada seseorang yang mengirimkan barang lagi."Apa lagi kali ini?" tanya Vanesa."Sepertinya beberapa suplemen. Semuanya sudah aku letakkan di meja kopi ruang kerjamu," jelas Lucy."Baiklah."Vanesa berjalan menuju ruang kerjanya. Golden Retriever kecil itu sedang tidur meringkuk di kandangnya.Begitu mencium aroma Vanesa, ia langsung terbangun, lalu menggonggong dua kali ke arahnya. Anjing kecil itu mengibaskan ekornya sambil mendekat.Vanesa membungkuk untuk mengelus Golden Retriever kecil itu. "Goldan, hari ini aku akan sangat sibuk. Kamu bisa bermain sendiri."Golden Retriever kecil itu seakan mengerti. Ia mengeluarkan suara kecil sambil berputar mengelilingi Vanesa sekali, lalu kembali ke kandangnya untuk berbaring lagi dengan patuh.Vanesa sangat menyukai penampilannya yang penurut dan pintar ini.Dia tersenyum hingga matanya menyipit, menoleh kepada Lucy, lalu berkata, "Berikan Goldan sekaleng makanan lagi.""Baik!"Goldan la

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 199

    Vanesa tidak menunjukkan emosi apa pun, langsung melewati mereka, berjalan lurus ke arah lift.Regan terus menangis di belakangnya."Ibu, Ibu jangan pergi. Ibu, rasanya sakit sekali .... Huhuhu …. Ibu, jangan abaikan aku …."Ketika orang-orang yang menunggu lift mendengar kata-kata ini, mereka semua menoleh melihat Regan.Saat melihat Regan terus menatap Vanesa, mereka pun ikut melirik Vanesa.Namun, Vanesa tetap tampak acuh tak acuh."Anak itu terluka dan menangis seperti itu, bagaimana bisa ibunya nggak tergerak hatinya?" gumam seorang wanita tua.Putri wanita tua itu berbisik, "Mungkin mereka sudah bercerai. Anak itu jelas-jelas ikut dengan ayahnya.""Meski sudah bercerai, apa dia nggak peduli dengan anaknya lagi? Ibu mana yang sekejam itu ...."Vanesa mendengar bisikan-bisikan di sekitar, tetapi hatinya tidak bergeming sama sekali.Regan memiliki ibunya sendiri.Bukan kewajiban Vanesa untuk merasa kasihan dan khawatir padanya.Begitu lift tiba, Vanesa langsung melangkah masuk.Oran

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status