Share

Bab 74

Author: Yovana
Yuna juga terkejut ketika melihat Hanna.

Mengingat bahwa dirinya dulu menganggap Hanna sebagai istri Steven, dia merasa sangat menyesal pada putrinya!

Saat putrinya diserang di internet, dia malah meminta maaf pada Hanna ....

Kenangan masa lalu berputar di kepalanya. Tangan Yuna yang memegang hadiah tahun baru mengepal sedikit. Dia bukan orang yang suka berkonfrontasi, tetapi tentu saja dia akan merasa kesal ketika menghadapi orang yang merusak pernikahan putrinya.

"Aku dan Nona Hanna nggak seakrab itu, sebaiknya Nona Hanna memanggilku Bu Hanna saja!" kata Yuna dengan suara dingin.

Senyum Hanna tampak kaku sejenak. Kemudian, dia menunjukkan ekspresi bingung serta polos. "Bibi Yuna, kenapa kamu bersikap seperti ini? Kemarin kita masih mengobrol dengan baik, 'kan?"

"Kemarin aku nggak tahu kalau kamu ...." Perkataan Yuna terhenti. Dia menoleh melirik Bibi Siti yang ada di luar pintu.

"Siti, taruh saja barangnya, lalu tunggu aku di luar. Ada yang ingin aku bicarakan dengan Pak Steven," uja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 246

    "Apa ada sesuatu yang ingin kamu katakan padaku?""Iya." Vanesa mengeluarkan sebuah kartu ATM dari tasnya dan menyodorkannya ke depan Alex. "Ada dua miliar di dalam sini."Alex melirik kartu ATM itu dan bertanya, "Mengapa kamu memberikan ini padaku?""Stella memang sudah nggak mengingatku, tapi aku tetaplah teman dekatnya. Ini hadiah kecil dariku. Tolong simpankan ini untuknya."Alex tidak menjawab, dia hanya mengernyit dan menatap Vanesa. "Apa kamu berencana meninggalkan Kota Amari?""Iya.""Jadi, apa perceraianmu dengan Steven sudah selesai?""Belum." Vanesa berkata dengan tenang, "Kamu tahu aku sedang hamil, jadi aku jujur saja. Aku mau melahirkan anak ini dulu. Setelah dua tahun berlalu atau kalau Steven berubah pikiran dalam masa itu, aku akan pulang untuk bercerai darinya."Alex sedikit mengernyit. "Bagaimana kalau Steven nggak mau?""Aku akan mengajukan gugatan terhadapnya," jawab Vanesa sambil mengelus perutnya. "Aku tahu bukan perkara mudah menuntut Steven, tapi aku harus menc

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 245

    Meskipun ini bukan pertama kalinya Fandy melihat putrinya mengambil inisiatif untuk memegang tangan Alex, tetap saja dia merasa iba.Fandy memejamkan mata dan menghela napas.Rina melirik Fandy, lalu menatap Alex dan berkata sambil tersenyum, "Dokter Alex, aku dan suamiku mau pergi beli barang dulu. Tolong temani Stella, ya."Alex mengangguk. "Oke."Rina pun menarik Fandy keluar dari kamar rawat.Mereka pergi ke taman kecil di belakang poli rawat inap."Bagaimana percakapanmu dengan Dokter Alex?" tanya Rina."Dokter Alex orang baik. Dia tahu harus apa." Fandy melepas kacamata bacanya dan mengernyit. "Tapi, ketika seorang pria bertemu dengan gadis yang disukainya, bagaimana mungkin dia punya tekad kuat untuk menahan diri?"Fandy dan Alex sama-sama pria, Fandy juga pernah muda. Jadi, Fandy tahu betul ada beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan hanya dengan mengandalkan karakter yang baik."Aku punya pandangan yang berbeda darimu soal ini."Fandy pun mengernyit dan menatap istrinya den

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 244

    Stella sudah bisa berjalan.Dalam kurun waktu ini, ayah dan ibunya, Fandy Anston dan Rina Benardi, serta Alex merawatnya setiap hari. Meskipun Stella hilang ingatan, kepribadiannya tetap tidak berubah. Fisiknya yang kuat juga sama sekali tidak terpengaruh.Satu-satunya hal yang menjadi kompleks adalah karena Stella jauh lebih percaya dan bergantung kepada Alex daripada kepada kedua orang tuanya.Alex tentu saja senang dengan hal ini, tetapi kedua orang tua Stella merasa agak cemburu.Mereka sudah beberapa kali mencoba berinteraksi dengan Stella, tetapi Stella tidak mau mendengarkan.Setelah banyak interaksi, sikap Stella mulai menjadi pemberontak. Dia pun secara terang-terangan mengatakan di hadapan kedua orang tuanya bahwa dia menyukai Alex!Rina sampai tertegun.Fandy merasa sangat suram.Suasana hati Alex lebih berkecamuk lagi.Baginya Alex, pengakuan Stella adalah sebuah kejutan besar!Masalahnya, situasi Stella saat ini tidak biasa. Sebagai seorang dokter, Alex tahu betul bahwa pe

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 243

    Steven berkata bahwa Vanesa tidak akan datang hari ini karena sedang sakit.Begitu mendengar bahwa Vanesa sakit, Regan langsung ribut ingin menjenguk Vanesa.Steven akhirnya pulang menjemput anak itu, lalu mereka berdua menjenguk Vanesa bersama.…Vanesa memang sedang merasa tidak enak badan.Entah kenapa, dia selalu merasa sedikit lemah akhir-akhir ini.Setiap pagi begitu bangun, kepalanya terasa pusing dan tubuhnya terasa seperti tidak bertenaga.Selama beberapa hari ini, Vanesa tinggal di studionya. Dia sengaja tidak pulang ke Bumantara malamnya karena akan pergi ke Kota Lenon dalam beberapa hari lagi sementara masih ada beberapa hal yang perlu diserahterimakan di studio.Jake ingin membawa Vanesa ke rumah sakit, tetapi Vanesa merasa gejala tidak enak badan yang dia alami mungkin merupakan reaksi normal selama kehamilan. Vanesa tidak mau repot-repot.Jake khawatir Vanesa kurang tidur selama di studio, jadi dia membawa Vanesa kembali ke Bumantara.Jake merasa lebih tenang karena ada

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 242

    "Hah?" Jessica sontak tertegun lagi. "Ibu kandung Regan ...?"Reaksi Jessica itu menjadi jawaban untuk Vanesa.Vanesa pun tersenyum dengan datar. "Ibu kandung Regan adalah orang lain. Aku ibu angkat Regan, tapi itu dulu. Sekarang, kami sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi."Jessica hanya termangu menatap Vanesa.Sepertinya, dia kesulitan mencerna semua informasi ini sekaligus.Vanesa tidak berkata apa-apa lagi. Dia berbalik dan berjalan keluar dari vila.Sebuah Range Rover putih diparkir di luar gerbang rumah yang besar.Begitu melihat Vanesa keluar, Jake segera turun dari mobil dan membukakan pintu kursi di samping pengemudi untuk Vanesa.Vanesa tersenyum dan masuk ke dalam mobil.Jake menutup pintu dan berjalan memutari bagian depan mobil untuk masuk ke kursi pengemudi.Di ruang kerja di lantai dua, Steven berdiri di depan sebuah jendela bergaya barat dan menatap ke arah mobil putih yang berangsur-angsur menjauh.Punggung pria itu tampak lurus dan tegak. Di sampingnya terdapat potre

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 241

    Air mata kembali menggenangi pelupuk mata Regan."Regan."Steven melambai pada Regan. "Kemarilah."Regan mengisap ingusnya dan berjalan ke depan Steven. "Ayah."Steven mengusap kepalanya dan bertanya, "Apa kamu ingat apa yang Ayah katakan?"Regan mengangguk.Ayahnya berpesan agar dia memanggil ibunya dengan sebutan "Bibi" jika bertemu lagi nanti agar ibunya tidak marah.Masalahnya, Regan merasa aneh memanggil "bibi".Namun, dia juga tidak mungkin menolaknya dengan lantang.Steven tahu betul Regan masih sangat tidak rela menolak caranya memanggil ibunya."Kamu masuk duluan."Regan mengangguk, menundukkan kepalanya, berbalik dan berjalan masuk ke dalam vila."Dia butuh waktu." Steven menatap Vanesa. "Tolong beri dia waktu lagi."Vanesa bosan mendengar kata-kata seperti itu.Bagaimanapun juga, dia akan meninggalkan Kota Amari dalam beberapa hari. Dia mungkin tidak akan pernah melihat Steven atau Regan lagi.Tidak masalah Regan mau mengubah panggilannya atau tidak."Aku akan pergi tepat pa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status