Share

Kenyataan Pahit

'Pagi ini, ​aku melangkah meniti asa. berharap jalan menuju hatimu masih ada.

​Aku tertatih membawa raga, hampir putus asa.

​Deru angin pagi ini sangat kencang. Dia memaksaku untuk menyerah. ​Tapi hati ini terus meronta.

Daniel, ​Kenapa aku dan kamu tidak bisa Bersama?

​Sekerdil inikah aku, hingga tak mampu menggapaimu.

Atau memang, kau yang ingin menjauhiku?

Jika iya, betapapun aku merakit tali temali takdir

untuk membersamaimu, ia akan putus oleh tajamnya ketidak perdulianmu pada perasaanku.

Haruskah aku melepas semua namamu dialiran darahku, denyut nadiku, jantung yang berpacu, hingga hati yang tak pernah ragu mencintaimu.

Ah, kamu terlalu jauh.'

Aku masih duduk dengan tatapan kosong. Aku masih berharap semua ini mimpi. Aku tidak bisa menerima kenyataan ini.

Aku tidak mungkin bisa hidup bersama orang yang tidak aku cintai. Sementara Daniel masih menguasai hatiku saat ini.

Tapi, ‘Daun Yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin’. Judul novel itu yang selalu ku ulang-ulang dalam otakku.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status