Saat memasuki pekarangan rumah terlihat orang tua Yasmin sudah menunggunya di luar, Yasmin kemudian menghampiri dan memeluk mereka lalu bersama-sama masuk ke dalam rumah.
"Gimana dek Kampusnya bagus?" Tanya Ayahnya pada Yasmin " Ayah yakin kamu bakalan betah tinggal dikota ini" lanjutnya. "Gak tau juga yah aku kan pertama banget datang dan masuk Kampus itu sebelumnya aku cuma googling aja, iya mudah-mudahan betah pokoknya selama Ayah ngga maksain aku harus jurusan kedokteran aja kayak kak Yusuf biar sejalan sama bisnis farmasi Ayah, aku sih oke aja" celetuk Yasmin. "Oh tentu nggak dong sayang, kamu bisa memilih apapun pendidikan yang kamu mau, itu hak kamu, seperti halnya kak Yusuf Ayah sama ibu tidak pernah memaksanya untuk dia menjadi dokter itu pilihan kakakmu sendiri" ucap ayah Yasmin menjelaskan. "Baiklah jika begitu, Yasmin mau istirahat dulu dari semalam gak istirahat dan hari senin sudah ospek jadi mulai masuk Kampus" ucap Yasmin masih terlihat tak bersemangat. Ayah dan ibunya mengerti kenapa Yasmin tak tertarik dan pindah ke kota ini karena dari kecil dia sudah terbiasa tinggal di jakarta dan memiliki teman-teman disana sedangkan pada saat ini dia harus meninggalkan semuanya bahkan rumah tempat dia tinggal dari semenjak dia dilahirkan. "Ayo kakak antar kamu ke kamar kamu, udah kakak beresin sama bi Darti, bi Inah sama mang Yana juga besok pindah ke sini" ajak Yusuf. Yasmin terperanjat dari posisi duduk tak bersemangatnya "seriusan? Semua pindah? Bahkan bi Inah sama mang Yana?" Tanya Yasmin seolah tak percaya jika pembantu setia mereka mengikutinya hingga mereka pindah rumah bahkan pindah kota, dia hanya bisa menggelengkan kepala dan bertepuk tangan karena takjub dengan kesetiaan para pembantu Ayah ibunya tersebut. "Iya dong jadi kamu tidak akan merasa kesepian dan gak ada alasan gak nafsu makan karena gak di masakin bi inah, ayo istirahat dulu. Yasmin berdiri lalu berpamitan pada kedua orangtuanya "Oke, Ayah, Ibu, Yasmin istirahat dulu yah" ucapnya kemudian berjalan mengikuti Yusuf untuk melihat kamar barunya. "Ini kamar kamu dek, tuh gede kan, ayolah kamu pasti betah di sini, dengerin dek meskipun kamu gak betah pas dateng kesini kakak harap kamu jangan memperlihatkan ketidak sukaan mu itu depan Ayah ibu, kasian mereka, Ayah ingin menghabiskan masa tuanya di tanah kelahiran, kita dukung aja, toh kalo kamu gak betah nantinya trus pengen pindah kemanapun kamu mau siapapun gak bakalan ada yang ngelarang, sabar yah dek" Yusuf mencoba menghibur Yasmin karena semenjak dia datang terus mengeluh dan tak bersemangat. "Iya maafin aku kak, ya udah aku mau mandi dulu terus istirahat, besok juga aku masih mau istirahat soalnya senin aku Ospek kak" ucap Yasmin. "Oke, istirahat yah de, bye" pamit Yusuf kemudian dia pun pergi meninggalkan Yasmin. •••••••• Ospek telah tiba untuk angkatan mahasiswa baru. Terlihat calon mahasiswa dari berbagai jurusan sudah bersiap di lapangan untuk menerima ospek dari para Kakak seniornya untuk tujuh hari kedepan, dari beberapa ribu siswa yang mendaftar hanya beberapa ratus yang diterima di Kampus ini yang merupakan salah satu Kampus terbaik di kota Bandung. Calon Mahasiswa dibariskan sesuai dengan jurusan mereka masing-masing, Yasmin berdiri di barisan paling belakang dan hampir semua teman satu fakultasnya adalah anak-anak keturunan tionghoa hanya dia sendiri yang beda sehingga terlihat mencolok diantara yang lainnya, tetapi karena sikapnya yang rendah hati, ramah dan pastinya luarnya juga sangat cantik jadi dia disukai semua teman-temanya bahkan semua seniornya. Karena kecantikanya dia dibanding dengan para siswi lainya sehingga senior dari Fakultas lain pun mengetahuinya dan sangat tertarik padanya serta penasaran dengan siapa dia sebenarnya sehingga banyak yang memberi salam karena ingin lebih mengenalnya, tetapi Yasmin tak tertarik dengan yang menaksirnya, dia tidak tergoda dengan para seniornya meskipun katanya senior tersebut digandrungi banyak siswi lain dan semacamnya, tak ada satupun yang dilayani. Tetapi dia mulai dekat dan membuka hati untuk beberapa teman seperti hari ini dia mendapat teman satu fakultasnya yaitu Mira dan Audy, kedua temanya ini keturunan tionghoa dan terlahir di Bandung bahkan nenek moyangnya juga semua tinggal di bandung sehingga dia fasih berbahasa sunda, kedua teman inilah yang setia menemani Yasmin dan memperkenalkan kota Bandung padanya, sepulang dari Kampus mereka selalu mengajak Yasmin jalan-jalan berkeliling untuk mengenal setiap jalan di kota ini membuat Yasmin sedikit tertarik dan menyukai kota ini yang awalnya dia sangat ogah-ogahan untuk tinggal di kota ini. Karena kehadiran Audy dan Mira inilah yang membuat Yasmin selalu ceria jika saatnya pulang ke rumah di tambah Yusuf kakaknya juga selalu membimbing dan menemani dia sehingga yang pada awalnya dia takut akan kesepian saat tinggal di kota ini kenyataanya dia tak kekurangan apapun, memiliki teman, disukai banyak orang dan selalu dilindungi kakaknya membuat dia mulai merasa betah untuk tinggal di kota ini. Seminggu sudah Yasmin mengikuti Ospek yang diselenggarakan Kampus Maranatha tersebut, masa orientasi pas masuk fakultas itu memang melelahkan, para senior sangat suka menjahili dan menyusahkan juniornya, yang beruntung di sini hanyalah Yasmin, para senior tak berani berbuat sesuka hati karena selain dia memiliki Aura yang kharismatik yang jika akan diberi tugas berat pas Yasmin melihatnya para senior pun seperti tersihir yang kemudian membatalkan menjahilinya, ditambah lagi para senior yang khususnya laki-laki dari berbagai Fakultas mewanti wanti agar lebih menjaga Yasmin, menitipkanya bak dia seseorang dari bagian keluarga mereka jadi harus dijaga baik-baik, jangan terlalu menyiksanya lah, jangan terlalu beginilah, jangan terlalu begitulah, hingga Yasmin yang mengetahuinya pun merasa geli dengan tingkah para seniornya tersebut apalagi jika datang waktunya istirahat sudah pasti dia tidak pernah kekurangan makanan ataupun minuman, dengan terang-terangan para seniornya membelikan untuknya hingga Mira dan Audy pun kebagian rezekinya. "Bahagia banget jadi temen lu Yas" ucap Mira dengan mulut penuh makanan. "Yup, makan minum tiap hari gak ngemodal haha" timpal Audy kemudian tertawa. Yasmin hanya tersenyum saat melihat tingkah kedua teman itu "rezeki kalian, makan aja semuanya" ucap Yasmin. "Haha, tapi orangnya lu tolak Yas" ledek Audy. "Yah tapi kan makanan gak perlu ditolak? Bener gak? Itukan rezeki, lagian mereka yang maksa masa harus gue buang, takut gue sama tuhan kalo buang-buang makanan" jawab Yasmin santai. Mira dan Audy hanya mengangguk-anggukan kepalanya karena benar apa kata Yasmin, makanan ini kalau gak dibuang yah dimakan karena orang yang memberinya pun ada yang maksa-maksa ada juga yang diam-diam saat memberinya sehingga tidak ada jalan lain selain dimakan atau diberikan pada orang yang mau memakannya daripada dibuang. "Hoki yah jadi orang cantik kayak Yasmin" ucap Mira memuji temanya tersebut. "Padahal calon siswi yang cantik banyak lho Mir, tapi kenapa yah kok ke gue pada datengnya? Berarti bukan karena gue cantik tapi dasarnya gue hoki hehe ... " Tanya Yasmin yang kemudian tertawa kecil.Jerry dan Yusuf menjadi sangat tidak tenang saat melihat Daniel yang masih saja berkeliaran di rumah mereka, pengamanan Yasmin menjadi diperketat, baik Jerry maupun Yusuf sangat paranoid terhadap Daniel yang suka datang tiba-tiba seperti hantu itu.Pesta pernikahan digelar akan sangat tertutup, hanya dihadiri oleh keluarga dan karib kerabat terdekat, Yasmin memintanya karena ingin pernikahan itu terasa sakral, hanya dalam jangka waktu sebulan pernikahan itu akan dilaksanakan, sedangkan di Taiwan sana, Jonathan dan keluarga Nyonya Huang membantu persiapan acara resepsi yang akan dilakukan di tempat kelahiran Jerry. Mereka terdengar tidak sabar ingin segera menyambut calon pengantin yang sangat mereka puja-puja itu.Daniel masih tidak menerima pernikahan Jerry dan Yasmin, hingga suatu malam dia nekad menerobos d
Ke dua tas tersebut benar-benar keluaran terbatas, yang hanya dibuat 5 pcs saja dan dibandrol hingga ratusan juta rupiah, melihat hadiah berharga dari orang tua Yasmin Tuan dan Nyonya Huang merasa tidak enak, karena hadiah darinya terlihat kecil jika dibandingkan dengan hadiah pemberian pasangan Hartanto itu. Jerry, Yusuf serta Kevin hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku ke-4 orang tua mereka, kemudian Yusuf dan Kevin pergi meminum kopi di roftop sedangkan Jerry kembali ke kamar Yasmin, tak mau semenit pun meninggalkan kekasihnya itu. Yasmin perlahan membuka matanya, dia kaget saat melihat Jerry berada di sampingnya dan memegangi tanganya, Yasmin segera menarik tanganya, tiba-tiba saja sikapnya menjadi dingin dan canggung. "Syukurlah, kamu sudah bangun, mau minum sayang?" Tanya Jerry sambil mengusap keringat di kening kekasihnya itu.
Yuliana terlihat lemas dan terduduk di lantai, "oh putriku yang malang, jika kamu tidak memiliki kakak untuk berbagi penderitaan, mungkin saat ini kami sudah kehilanganmu, maafin ibu nak, ibu tidak tahu, kenapa kamu tidak pernah cerita ke ibu" ucap Yuliana sambil menangis histeris. "Bu, mana berani dia berbicara, dia takut diusir, diasingkan dan mungkin dibunuh oleh Ayah, ini masalah harga diri dan kehormatan" ucap Yusuf membela adiknya. "Tentu tidak nak, Ayah tidak sekejam itu, semua bisa diselesaikan, kamu tetaplah putri Ayah, tidak ada dosa yang tidak termaafkan" jawab Yanuar terlihat merasa bersalah dan putus asa. Yasmin yang mendengar semua perkataan orang tua dan pembelaan dari kakaknya itu tak percaya jika mereka ternyata bisa memaafkan kesalahanya, dulu ia begitu takut, sehingga memendam semuanya sendirian. Sekarang jika Jerr
Perkataan Tuan John seketika mengagetkan Tuan dan nyonya Hartanto. "Hem ... mohon maaf Tuan, sepertinya anda sedang bergurau, putra anda dan putri kami sudah lama tidak bersama" jawab tuan Yanuar. Sementara itu keributan di ruang tamu terdengar oleh Yasmin dan Yusuf, mereka berdua segera menuju ruang tamu dan begitu terkejut saat melihat Daniel sedang duduk di sofa sana bersama keluarganya ntah siapa yang begitu asing bagi Yasmin. Tuan John yang ingin membalas perkataan Tuan Hartanto seketika berhenti untuk sesaat, saat melihat kehadiran Yasmin yang seperti malaikat membuat mereka takjub, ibunya Daniel serta ke-2 kakak perempuanya yaitu Dania dan Divani segera berdiri, menghampiri Yasmin dan memeluk serta menciuminya, Yasmin kaget juga saat mereka menarik tanganya untuk duduk di sofa berdampingan bersama Daniel, tetapi Yusuf segera menarik tubuh adiknya tak membiarkan me
Yasmin dan keluarganya tiba di rumah, terlihat para pembantu di rumah tersebut sedang berdiri di luar rumah, menunggu kedatangan Yasmin. Meskipun sudah lewat tengah malam masih menunggu mereka datang, riuh gembira saat menyambut kedatangan Yasmin, putri kecil mereka yang selama ini pergi dua tahun untuk menuntut ilmu di luar negeri. Yasmin segera beristirahat di temani Yusuf yang dari tadi tak bisa membendung kerinduanya pada adiknya itu. Orang tua mereka hanya tersenyum melihat tingkah laku ke dua anak-anaknya yang begitu akur, akrab dan saling menyayangi itu. Yasmin terlihat sakit, bi Inah membuatkan ramuan jahe karena dia pikir Yasmin masuk angin dan kelelahan. Yusuf mendekap tubuh adiknya yang dingin itu, dia lihat dan perhatikan Yasmin semakin cantik tetapi dia juga sudah tahu jika Yasmin dan Jerry sudah dekat bahkan berencana m
Ke esokan paginya terlihat Yasmin dan Jerry telah bersiap, lalu mereka turun dari lantai atas, orang tua Jerry sudah menyambut mereka dengan gembira, mereka juga Ktidak membicarakan masalah kemarin, mereka semua bersikap seolah tak terjadi apa-apa. "Morning, anak-anakku sayang, ayo sarapan dulu sebelum kita berangkat ke Bandara" ajak tuan Huang, yang beranjak dari duduk di sofa lalu berpindah ke meja makan. "Sini duduk nak, cepetan kita ada waktu satu jam untuk ke Bandara Taoyuan, biar nggak lama nunggu cek in nya" ucap nyonya Huang yang terlihat sibuk menyiapkan sandwich untuk Jerry dan Yasmin. Yasmin merasa mual, lalu pergi lagi ke belakang. "Kenapa nak?" Tanya nyonya Huang pada Jerry "Aunty tolong ambilkan obat masuk angin untuk nona" perintahnya pada bibi Ati. "Jangan obat mih, ada yang lain
Setelah mengatur nafas, Jerry menghampiri Yasmin yang duduk sendirian. "Kenapa di luar sayang, yuk masuk, banyak nyamuk" ajak Jerry seolah tidak terjadi apa-apa. Yasmin hanya terdiam tak mempedulikan perkataan Jerry. "Aku bisa minta kunci Apartemenku? Kupikir tadi siang kamu yang membawanya" tanya Yasmin. "Kan besok pagi kita mau pulang, ngapain ke Apartemen? Oh iya tadi kamu ke mana? Aku nyariin" tanya Jerry lemas. "Bukan urusanmu!" Jawab Yasmin sambil berdiri dari duduknya. Jerry tak tahan lagi, kemudian memeluk tubuh kekasihnya itu. "Maafin aku sayang, aku tahu aku sudah salah besar, tadi ... aku pun terkejut saat dia tiba-tiba menciumiku" ucap Jerry berusaha menjelaskan sambil memperkuat pelukanya pada tubuh Yasmin ya
"Oh ... " Yasmin manggut-manggut, dia merasa jika Jerry belum pernah membahastentang Jenny, yang ada dia selalu bilang bahwa dia belum pernah jatuh cinta. "Gitu non, jangan salah sangka, maaf bibi keceplosan" ucap bi Ati tersenyum malu. "Ah, Aunty gak apa-apa, aku heran aja, siapa gitu, soalnya ka Jerry bilangnya belum pernah jatuh cinta" ucap Yasmin. "Kamu ini polos sekali sayang, lelaki belum pernah jatuh cinta, bukan berarti tidak pernah memiliki pacara" celetuk nyonya Huang, terlihat menggoda Yasmin. Mata Yasmin memicing genit pada calon mertuanya itu, yang sangat jelas begitu pro padanya, buktinya hari ini dia selalu ingin mencoba berbicara tentang Jerry dan membocorkan rahasianya. Nyonya Huang pun memicingkan matanya dengan genit juga, membalas keheranan calon menantunya itu, tetapi d
Hari yang di tunggu pun akhirnya tiba, jadwal kepulangan Yasmin pun sudah ditentukan, dua hari lagi Yasmin, Jerry serta Nyonya Huang akan berkunjung ke Indonesia dan Tuan Huang pun menyempatkan diri untuk ikut juga. "Nak, berarti kita berangkat hari Senin yah, mami sama papi siapin apa yang harus dibawa, terutama oleh-oleh untuk calon besan" ucap Nyonya Huang di telepon. "Iya mi, bawa buat besan mami aja, kalo baju di sana juga banyak, yang jualan merk terkenal juga banyak tuh, jadi gak perlu mami ribet bawa banyak baju" jawab Jerry. "Baiklah, mami ngerti Nak" jawab Nyonya Huang. "Iya mami jangan bawa berat-berat bawaanya, nanti aku ajak belanja sama Yasmin" ucap Jerry lagi. "Baiklah nak, besok jangan lupa kalian berdua tinggal di sini yah, nginep di sini, jadi pagi-pagi kita bisa berangkat baren