Share

Bab 39

Penulis: Nayla
"Scarlett, kamu mau pergi?" Mendengar suara Vivian, Scarlett menoleh.

Tanpa kehadiran anggota Keluarga Laksmana lainnya, saat ini Vivian tidak lagi berpura-pura seperti sebelumnya. Dia tampak seperti seorang jenderal yang baru menang perang. Wajahnya bangga dan sombong saat berjalan mendekati Scarlett.

Scarlett menangkap pandangan penuh permusuhan dan provokasi di mata Vivian. Awalnya dia mengira akan membalas dengan rasa permusuhan yang sama, tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Dia merasa lega.

Sejujurnya, konflik antara Scarlett dan Vivian muncul karena Devan. Setelah bercerai dengan Devan, tidak ada lagi alasan untuk berselisih dengan Vivian.

Scarlett mengangguk pelan. "Aku harus pergi."

Vivian tersenyum. "Jangan-jangan karena ada aku di sini?"

Scarlett terkejut sejenak, lalu menggeleng. "Bukan, aku ...."

"Kalau iya pun nggak masalah." Sebelum Scarlett sempat menyelesaikan kalimatnya, Vivian menyela dengan tegas, "Selama ini aku memang berada di luar negeri, tapi aku dengar semuan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cinta Mati Bersama Kepergian Buah Hati   Bab 100

    Setelah itu, resepsionis itu menambahkan pujian dengan tulus, "Pacarnya Bu Scarlett ganteng banget."Langkah Mavin terhenti. Senyumnya pun membeku. Tak lama setelah Scarlett keluar dari kantor Mavin, dia menerima telepon dari Devan."Sore ini pulang ke rumah lama." Seperti biasa, Devan berbicara singkat dan padat.Scarlett tidak langsung mengiakan seperti biasanya, melainkan balik bertanya, "Apakah Vivian juga akan pergi?"Devan terdiam sejenak, lalu menjawab, "Nggak, malam ini dia ada urusan."Mendengar ucapannya, terkesan seolah-olah Scarlett adalah orang yang tidak punya kesibukan. Namun, Scarlett tidak memperdalam hal itu. Selama Vivian tidak ada, urusan pulang ke rumah lama untuk menemui Nenek Trisha tentu tidak bisa dia tolak. Dia pun menyetujui dengan santai.Awalnya dia mengira Devan akan langsung menutup telepon setelah mendengar jawabannya seperti biasanya. Namun setelah dua detik, sambungan belum juga terputus, seolah dia sedang menunggu sesuatu."Ada hal lain?" tanya Scarle

  • Cinta Mati Bersama Kepergian Buah Hati   Bab 99

    Scarlett sama sekali tidak menanggapi ucapannya. Dia menundukkan kepala, menempelkan stempel di kontrak dan merapikan dua rangkap dokumen itu, lalu berdiri dan menyerahkan salah satunya ke arah Edric. "Semoga kerja sama ini berjalan lancar."Edric mengulurkan tangan.Scarlett mengira dia hendak mengambil kontrak, jadi dia pun sengaja menggeser dokumen itu ke arahnya. Siapa sangka, Edric malah menggenggam tangannya.Telapak tangan yang lebar menutupi jemarinya. Dari ujung jarinya terasa sedikit dingin.Scarlett tertegun dan refleks menarik kembali tangannya."Kerja sama yang menyenangkan." Edric menerima kontrak dari tangannya dengan mantap, lalu tersenyum tipis, "Usulku sebelumnya bukan bercanda, Bu Scarlett juga bisa mempertimbangkannya.""Selamat tinggal."Edric mengucapkan perpisahan dengan sopan, lalu membalikkan tubuh dan melangkah anggun meninggalkan ruangan. Saat pergi, dia bahkan sempat mengucapkan terima kasih pada resepsionis di depan dengan elegan dan ramah.Hal itu membuat

  • Cinta Mati Bersama Kepergian Buah Hati   Bab 98

    "Satu hari?" Henry menatapnya sambil mencibir, "Baiklah, kuberi kamu satu hari. Kalau besok masih nggak bisa diselesaikan, jangan salahkan aku kalau aku ngak sopan lagi."Selesai bicara, tanpa memberi Scarlett kesempatan berkata apa pun, Henry berbalik dengan marah dan langsung pergi.Scarlett terdiam.Padahal dia sempat berpikir untuk berbicara baik-baik dengan Henry, tapi gara-gara Melati ikut campur tadi, sepertinya rencana itu telah gagal.Setelah Henry pergi, Melati memasang wajah penuh rasa berjasa, lalu berkata pada Scarlett, "Bu Scarlett, sebaiknya kamu minta maaf sama Pak Devan, lalu bujuk Pak Devan supaya menyetujui investasi dari Grup Laksmana. Kudengar Pak Devan sudah lama memang ingin bekerja sama dengan UME. Lagi pula, kamu cantik sekali. Kalau Pak Devan bertemu denganmu, pasti akan berubah pikiran."Scarlett hanya menyunggingkan senyuman tipis. Dia memang sedikit kesal, tapi karena baru datang dan belum lama bekerja sama dengan mereka, dia tidak tahu apakah Melati ini be

  • Cinta Mati Bersama Kepergian Buah Hati   Bab 97

    Dalam ingatannya, Devan juga tidak pernah repot-repot mengetuk pintu. Kalau ada urusan dengannya, biasanya langsung mendorong pintu masuk.Sikap Devan sudah berubah? Atau jangan-jangan ... bukan dia?Scarlett berpikir demikian, tapi tetap berkata, "Silakan masuk."Begitu suara itu terdengar, Scarlett melihat Mavin mendorong pintu masuk. Di tangannya ada semangkuk sup hangat yang masih mengepul. "Minumlah sedikit sup penawar alkohol, akan terasa lebih nyaman."Scarlett tertegun sejenak, lalu kemudian bereaksi dan terhenti. Memang dalam ingatannya, Mavin adalah orang yang sangat sabar.Memang lebih masuk akal jika Mavin yang melakukan semua kejadian yang terjadi semalam. Jadi, apakah semalam dia keliru mengira Mavin sebagai Devan?Kalau begitu, semalam itu ....Memikirkan hal itu, dia seperti tersambar petir dan akhirnya tak kuasa bertanya, "Kamu semalam terus di sini?"Menebak isi pikirannya, Mavin mengangguk. "Situasinya darurat, jadi aku terpaksa begitu."Setelah menghadiri pesta amal

  • Cinta Mati Bersama Kepergian Buah Hati   Bab 96

    Melihat Vivian mengungkapkan pikirannya dengan tenang, hal itu justru membuat Violeta tertegun sejenak. Dia masih ingat, dulu Vivian selalu tinggi hati dan angkuh, sama sekali tidak mungkin mengucapkan kata-kata selemah ini.Tak lama kemudian, Violeta mencibir, "Jangan kira dengan berkata begitu aku akan melunak padamu. Devan sudah menikah, kamu nggak seharusnya ikut campur dalam pernikahan mereka."Vivian terdiam sejenak. "Aku tahu Bibi akan berpikir begitu, tapi Scarlett meninggalkan vila itu benar-benar bukan karena aku. Sebelum aku tinggal di sini, Scarlett sudah pergi.""Kalau nggak percaya, Bibi bisa tanya sama Bi Susan."Susan baru sadar kalau sebelumnya dia tidak memahami situasi dengan jelas dan salah menilai hubungan antara Vivian dan Violeta. Sekarang, posisinya terikat dengan Vivian. Kalau sampai Violeta tahu dia ikut-ikutan menekan Scarlett bersama Vivian, mungkin ke depannya dia takkan berakhir baik.Mendengar perkataan Vivian barusan, Susan pun buru-buru maju sambil mena

  • Cinta Mati Bersama Kepergian Buah Hati   Bab 95

    Selama ini selalu Susan yang memasak di vila. Devan sendiri tidak tahu apakah Scarlett bisa memasak atau tidak. Awalnya dia sempat khawatir rasanya akan seperti "masakan horor". Tak disangka, ternyata rasanya lumayan enak.Soal rasa familier yang barusan muncul ... Devan tidak mau berpikir lebih jauh. Dia hanya mengira dirinya berhalusinasi karena terlalu lapar."Tok tok ...."Tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Devan bangkit membuka pintu dan melihat Fadil muncul dengan keringat bercucuran."Maaf, Pak Devan. Tadi di jalan layang ada dua mobil tabrakan, jadi macet lama sekali."Fadil merasa sangat waswas. Dia menduga Devan pasti akan marah besar. Namun di luar dugaan, kali ini Devan hanya bereaksi datar. Dia mengulurkan tangan dan berkata, "Pakaian."Tadi dia sudah terlalu letih karena ulah Scarlett, jadi tidak ada tenaga untuk marah lagi.Setelah berganti pakaian, entah kenapa langkah Devan justru membawanya menuju kamar tidur. Saat pintu kamar didorong terbuka, dia melihat Scarlett ma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status