Share

Bab 23: Senior Partner

Penulis: Titi Chu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-25 18:15:00

Belakangan Shea baru tahu kalau alih-alih makan di restoran fancy, Jerikho lebih suka makanan dengan menu rumahan.

Seperti nasi sambal goreng ati dan kentang, ayam lengkuas, perkedel jagung, sayur asem. Dia kelihatan semangat sekali ketika menikmati makanan itu, keningnya sampai kinclong oleh keringat.

Bahkan saat nasi Shea masih tersisa dengan senang hati Jerikho akan menghabiskannya, ini berbeda sekali dengan imagenya yang glamor yang selalu diperlihatkannya sehari-hari.

Maksud Shea, dualitynya ini membuat Shea amaze. Apalagi jika Shea hanya berdiri di depan pintu ruangannya dan membaca namanya di sana.

Jerikho S. Lomana, S.H., LL.M. Senior Partner & Head of Criminal Litigation.

Kini sudah tidak ada lagi makan-makan lucu di pinggir jalan. Dan Shea harus menghadapi kenyatan betapa penting laki-laki yang dia nikahi.

Nama Jerikho ternyata sudah terkenal di lingkaran pengusaha dan selebriti. Salah satunya dialah yang menangani masalah legal Chef Gun Saliba. Kasusnya yang pal
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tati S
jeri sebenarnya udah tertarik sama shea cuman dia belum berani ngomong kali ya..ato apa gitu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 46: Lukisan Abstrak

    Pram menggandeng tangan Shea sepanjang menuruni tangga sempit.Dia tidak berhenti menoleh, mengulas senyum seolah memastikan Shea masih ada di sana, nyata berada di sisinya.Perasaan Shea berdesir hebat, Pram kelihatan senang sekali ketika Shea menghubungi, seakan dia sudah menunggu begitu lama dan saat Shea meminta bertemu, dia langsung menawarkan untuk menjemput.“Nggak usah Pram, aku yang akan ke Studio,” tolak Shea tadi.Namun Pram tidak mengerti, rasa antusias membuat dia nekat mengendarai mobilnya melaju ke gedung apartemen lalu membawa Shea ke kafe Mba Mala.“Hati-hati, di bawah sini agak pengap, tapi aku yakin kamu bakal suka.”Kini, selagi menuruni anak tangga, Shea menahan gejolak perasaan. Tatapannya menjelajahi sekitar. Tangga itu menuju ke basemant. Temboknya dipenuhi coretan pensil, puisi pendek, quotes dari seniman, dan sketsa spontan. Rasanya seperti Shea sedang berada di dunia lain. Dunia berisi galeri seni yang

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 45: Lintas Negara

    “Sidra nggak diajak Ma? Kayaknya dia pengin banget main ke Jakarta.”“Lah itu, Mama mau ajak dia, tapi sekolahnya mau ujian. Jadi mending fokus belajar aja, walaupun Mama nggak tau dia nurut apa nggak. Pas mau berangkat ke sini aja, dia malah sibuk main futsal.”Shea meringis. Membantu Mama menata tumis kangkung di dalam mangkuk. Mereka sudah makan siang di restoran Jepang yang direservasi suaminya. Shea juga merasa sudah kenyang. Tapi orang tuanya lain, mereka kesulitan menerima, terbiasa menikmati menu rumahan, disuguhi makanan lintas negara, Mama sama Papa jelas kurang puas. Alhasil, Jerikho menawarkan untuk pindah restoran lokal. Tapi Mama memilih untuk masak sendiri saja di apartemen.“Jarang di rumah ya, dia?”“Udah punya pacar.”Ya ampun, Shea mulas, rasanya masih tidak menyangka, adik kecil yang dulu selalu membuntutinya ke mana-mana kini sudah membuntuti perempuan lain.“Pacarnya sering dibawa ke ruma

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 44: Fudge Brownies

    “Abang!”Shea melompat berdiri dari kasur, tubuhnya limbung, dengan bijak dia bersandar di meja rias. Lalu terdiam cukup lama sampai pusingnya hilang.“Kenapa kamu tiba-tiba bangun, Shea?”Shea mengangkat pandangan, lalu menunduk lagi. Merasa keki dengan kebiasaan suaminya yang menanggalkan atasan tiap kali tidur.“Abang pakai baju dulu.”“Why?” Dia sewot.Yah mentang-mentang situ good looking, mudah saja untuk petantang-petenteng. Tapi tolong, pikirkan juga dengan otak Shea yang traveling ke mana-mana.Beruntung mereka sudah jadi suami istri, kalau tidak, Shea akan malu maksimal.“Kamu sendiri nggak pakai baju.”Hah?Shea menunduk, dan yah... tali tipis di bahunya memang agak melorot sedikit sehingga belahan dadanya menyembul. Dengan wajah panas, Shea menariknya ke tempat semula. Lalu mendelik pada suaminya yang tersenyum lebar.“Aku setuju Abang tidur di sini buat temenin a

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 43: Permen

    [Abang pulang jamber?] Jerikho menatap pesan itu sejenak, lalu meletakkan ponselnya dalam posisi terbalik di atas meja. Jemarinya mengusap atas bibir, berkonsentrasi menyimak tangkapan layar di proyektor yang menampilkan update terakhir persidangan kasus Armin. “...Sidang tinggal satu sesi, dan kalau nggak ada kejutan busuk dari pihak inspektorat, kita bisa menang ini.” Suara Nadine, tim legal, yang kini duduk di salah satu meja panjang, terdengar. “Tapi harus tetap waspada,” sela Radit. “Majelis etik punya wewenang untuk mengeluarkan teguran tertulis walau nggak terbukti bersalah secara substansi. Tapi kalau dilihat dari arah pertanyaan mereka di sidang terakhir, sepertinya kita bakal dapat putusan bebas murni.” “Kerja bagus, Dit.” Laki-laki itu merona, lalu berdeham kecil. "Makasih Mbak, ini juga karena banyak dibantu sama yang lain.” “Kita tim, Dit. Santai.” Lalu Nadine menatap Jerikho yang sedari tadi hanya diam. “Gimana Pak? Nggak ada lagi yang perlu ditambahkan un

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 42: Baby Doll

    “Semua teman penting kan, Bang. Maksudnya, apalagi teman yang sedang kesusahan, aku cuma mau bantu.” Astaga. Di bagian mana lagi Shea bisa menggali alasan dari persediaan kosa-katanya agar bisa berkelit? Jerikho tidak menyahut. “Sebagai pengacara, gimana hukuman kalau tiba-tiba melakukan pemukulan? Abang bisa kasih aku sedikit gambaran? Atau nasihat dari segi hukumnya?” Tidak ada jawaban. “Dua tahun, lima tahun?” Tidak ada tanggapan. “Oke, aku cari di g0ogle aja.” Jerikho seperti tidak peduli. Shea mengambil ponsel dari sling bag, berpura-pura menscroll layar. Mungkin inilah satu lagi sifat Jerikho yang masuk dalam arsip pengetahuan Shea. Dia sangat menyeramkan kalau sedang marah. Karena Jerikho memberlakukan silent treatment. Dan itu lebih menguras mental daripada dia meleda

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 41: Nice Move

    “Jeri.” Here we go. Bisa tidak Shea langsung menyeret Jerikho pergi? Tapi tentu saja sulit, jika suaminya sendiri memilih menoleh. Mungkin Jerikho refleks, atau mungkin dia memang tertarik dengan penampilan Livia yang for God's sake, kelihatan memukau dalam balutan empire waist dress dengan bahan satin ringan yang jatuh lembut di tubuh rampingnya. “Selamat untuk kasusnya. Aku sudah menduga ini sejak awal. Perempuan itu hanya mencari sensasi. Glad, kamu bisa membuat dia akhirnya menyerah.” Perut Shea memberontak. “Kalian baru saja mau makan?” “Kami sudah selesai, Livia.” “Oh, tapi pestanya baru saja dimulai. Kenapa kalian kelihatan buru-buru?” “Shea—” “Kemari, aku punya beberapa rekomendasi makanan yang cocok untuk dikonsumsi ibu hamil,” katanya, tanpa diminta langsung bergegas

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status