“Oh, itu… Bayu ingin aku tidur dengan tenang. Karena itulah dia memilih tidur di sofa.” Marcella berusaha menyembunyikan kebohongan dengan meneguk susu di depannya. Nindia mengerutkan kening. Tidur dengan tenang bagi Nindia adalah tidur di samping Hadiwijaya. Bagaimana bisa seorang istri tidur tena
“Aryani… tenanglah. Biarkan Bayu menjelaskan semuanya.” Maria mencoba meredam emosi Aryani yang naik ke permukaan. Bagaimana pun reaksi terburuk dari Aryani, Bayu akan tetap tersenyum. Kasih sayang dan rasa bersalahnya pada Aryani telah mengalahkan kekesala apa pun untuk adiknya itu. Bayu menyalak
“Apakah sikapku harus terkait dengan masalah? Aku sedang bekerja, berhentilah mengatakan hal yang tidak perlu untuk kudengar.” Marcella semakin tidak peduli. Matanya sibuk melihat layar laptop. Jarinya bergerak cepat mengetikkan berbagai hal. Tidak seperti ketukan pada umumnya, Bayu merasa itu seper
“Ada apa denganmu, Cella? Kamu terlihat selalu terkejut dengan apa pun yang ibu katakan.” Nindia mengerutkan kening. Marcella adalah sosok yang tenang. Dia bukan wanita ekspresif yang mudah bereaksi pada hal-hal kecil. Tidak mungkin permintaan sederhana Nindia membuat Marcella begitu terkejut. “Ka
“Kau ini bicara apa? Jangan mengoceh sebelum mabuk!” Marcella menerobos tubuh Sarah dan masuk ke dalam club. Di belakangnya Sarah mengangguk dengan senyuman dan menggelengkan kepala. Sama sekali bukan Marcella yang dia kenal. Biasanya, Marcella akan menjawab tegas. Di bukan tipe wanita yang hidup d
Mata Marcella terpejam. Tapi butiran air mengalir dari sudut matanya. Pemandangan yang membuat hati Bayu terkoyak. Wajah Marcella adalah ekspresi kesedihan yang dalam. Perasaan dalam diri Bayu adalah pengakuan cinta yang mulai dia sadari. Dia hanya ingin Marcella tersenyum, tanpa air mata. Bayu mul
“Bi… please, be nice.” Marcella menyentuh bahu putrinya. Walau hubungannya dengan Bayu menegang, namun bukan berarti Marcella bisa membiarkan Bianca melemparkan banyak kebencian pada Bayu. Terlebih itu di depan Nindia dan orang lain yang baru mereka kenal. Bianca mengerucutkan bibir. Tangannya me
Bianca dan Marcella menoleh bersamaan ke arah datangnya suara. Mereka melihat Bayu berdiri di sana. Walau kata-kata yang Bianca lontarkan terdengar kejam, wajah Bayu sama sekali tidak menunjukkan kemarahan. Bianca melihat sengit ke arah Bayu. Dia merasa tidak punya alasan untuk menyukai pria itu. J