Share

Penghasut

Penulis: Arta Pradjinta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-20 11:18:39

"Kau hanya akan sia-sia jika terus memikirkan Wanita itu," ucap Aquilina.

Adriel langsung menoleh ke arah Aquilina. "Apa maksudmu?" tanya Adriel dingin.

Aquilina takut memandang kedua pandangan dingin Adriel tapi Aquilina terus membujuknya. "Pikirkan lagi, kenapa dia mau kembali ke bumi? pasti dia punya alasan sendiri, bagaimana misalnya dia punya lelaki lain yang masih jadi bagian dari hatinya?" Aquilina sengaja menghasut Adriel.

Kedua mata biru Adriel langsung membelalak. Teringat akan sosok Pria lain yang pernah menjalin asmara dengan Rigel. "Tidak mungkin, itu mustahil," ucap Adriel menggeleng.

"Karena kau tidak disana saat ini, kau bahkan tak tahu dia ada dimana, Adriel," hasut Aquilina.

Adriel terdiam sejenak. Teringat akan pertemuannya dengan Rigel. Pertemuan mereka bukan yang pertama melainkan saat Adriel bersama Rigel dalam keadaan yang buruk. Pertemuan pertama saat Adriel mengekori Rigel. Sebuah ledakan misterius yang nyaris mencelakakannya. Adriel sendiri yang bergerak un
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Semuanya Terasa Runtuh

    "Yang Mulia, aku tidak menemukan keberadaan Permaisuri di seluruh penjuru istana," ucap Kaelar bersama pasukan prajurit yang mendatangi Adriel. Adriel melotot murka. Ia tak terima dengan semua ini. "Cari sampai ketemu!" bentak Adriel menggelegar. Tak usai akan murkanya, ia merutuki semua orang karena wanita yang paling ia cintai lenyap dalam waktu satu malam. "Argh!" erang Adriel sembari menyibak rambut pirang emasnya itu. Ia pun berjalan tergesa-gesa hendak menuju ke gerbang istana. Kedua tatapan biru menyalang dan rahang yang keras. Adriel tak menggubris sapaan setiap orang yang memberi hormat saat ia melintas."Aku tahu dia pasti sengaja melakukan semua ini, Rigel sengaja meninggalkanku!" bentak Adriel yang dikuasai oleh murka dan amarah. Ia menduga usai pertikaian pendapatnya dengan Rigel membuat Wanita itu sengaja meninggalkannya. Ratu kala itu berpas-pasan dengan Adriel. Wanita paruh baya itu menggendong cucunya yang sama gelisah dengan anaknya. "Adriel, bagaimana?" tanya Rat

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Aku tidak Perduli Jika Ini Hanya Kegagalan

    "Terus saja omong kosong," celetuk Rigel."Hal seperti itu tidak bisa kau dapatkan di bumi, semuanya sudah rusak, aku memahami cintamu pada tanah kelahiranmu tapi bisakah kau memikirkan masa depan Cassiel?" tanya Adriel yang membuat Rigel tertohok. "Apa ... apa yang sedang kau coba katakan?" tanya Rigel menatap langsung wajah Adriel yang ada disebelahnya. Rigel tertegun, biasanya Adriel hanya menatap dingi atau biasa saja. Jarang sekali wajah rupawan itu memasang ekspresi emosionalnya.Berbanding terbalik dengan Adriel yang menatap Rigel. "Aku berusaha memikirkan anak kita sebagai orang tua," ucap Adriel lagi."Kau coba mengatakan jika, lebih baik aku meninggalkan bumi dan membiarkan bumi semakin hancur?" tanya Rigel. Adriel tak bergeming. Percuma menyembunyikan niatan aslinya karena memang itulah kehendak Adriel. Ia mau anak dan istrinya bersamanya. "Benar, itulah yang aku mau." Adriel menjawab dengan tegas. Ia tak perduli jika harus bertikai lagi dengan Rigel. "Beri aku waktu," p

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Selalu Disalahkan Keberadaannya

    "Tapi aku Si Penawar ada di sana!" teriak Rigel cukup keras. Ia muncul di tengah-tengah pintu yang terbuka lebar. Dia memakai gaun biru tua panjang dengan rambut perak yang tergerai sempurna seolah sengaja menguarkan energi.Tatapan Rigel kala itu menajam menatap suaminya. Ia berjalan mendekati rapat itu kemudian sengaja menancapkan sebuah belati bergagang perak. "Ingatkan pada kekejian leluhurmu," ucap Rigel sinis pada Adriel yang berada diseberang bagian sisi meja yang berlawanan. tatapan Adriel tertuju pada gagang belati itu. Sebuah batu permata merah jadi hiasan gagang itu. Adriel mengenal belati itu. "Kehadiranmu saat ini tidak perlukan dalam rapat, Permaisuriku." Adriel berucap dengan nada lembut. Ia tak mau Rigel dianggap jadi pengkhianat atau ancaman bagi New Neoma karena saat ini para bangsawan juga hadir dalam makan malam. "Kau egois, aku kecewa padamu," ucap Rigel dengan tatapan kecewanya. Rigel pun beranjak meninggalkan ruang makan. Ia berjalan gopoh meninggalkan ruangan

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Lily Of The Valley

    Wanita itu mulai gelisah. "Ampuni Hamba, Hamba sudah mengetuk pintu sedari tadi ... Perdana Menteri memberi izin kemari, Hamba ini ... Hamba Putri dari Earl Mahara, mewakilkan ayah yang sudah tiada untuk memenuhi panggilan Anda Yang Mulia," ucap Wanita itu.Adriel terdiam tampak mengingat sejenak. "Kenapa Earl Mahara tiada?" tanya Adriel yang bahkan tidak tahu."Ayah terkena penyakit, dia tewas karena penyakit itu." jawab Si Wanita."Earl Mahara ... tujuh hari lalu tampak bugar menghadiri rapat panen," celetuk Adriel mulai heran."Ampuni Hamba ... Ayah sudah tiada Yang Mulia." Si Wanita menjawab dengan nada yang pilu. Adriel tak berucap panjang lagi. Ia memberikan sebuah map cokelat berisi lembaran-lembaran yang cukup tebal. Adriel tak berucap kala memberikan map itu. "Kembali setelah kau membaca seluruh isi dari map ini," suruh Adriel. "Baik Yang Mulia," sahut Si Wanita."Dan karena kau sudah jadi pengganti ayahmu, malam nanti rapat diadakan bersamaan dengan makan malam di Istana,

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Penipu Mendekati Raja

    "Woah!" Adriel berdecak kagum usai melihat rekaman Rigel yang sedang menjalankan misi untuk memberantas yang terinfeksi tahap akhir. Adriel menyempatkan diri untuk memantai istrinya disela-sela sibuknya itu karena ia sendiri kesulitan menghubungi Rigel dari New Neoma. Rigel yang menolak akses komunikasi karena sedang sibuk dengan berbagai misi. Adriel menduduki kursi kerjanya. Ia bersandar memandangi langit-langit kantor istana. "Kupikir selesai selama seminggu tapi ini sudah tiga bulan, sial ... penjabat-penjabat kerajaan ini benar-benar sulit dikendalikan karena korup," ucap Adriel tampak lelah. Jenggot tipis sudah tumbuh didagu tirusnya, rambut pirangnya terurai panjang sampai bahu, tampak lesu dan bau. Pria tampan itu sejak kemarin belum kembali hanya untuk tidur dan mandi. "Aku mendengar keluhanmu Yang Mulia," sahut Kaelar dari sambungan komunikasi. Ajudannya itu lah yang jadi penghubung dengan istrinya bahkan rekaman Rigel itu berasal dari Kaelar. "Cassiel, bagaimana?" tanya

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Aksi

    "Ayolah aku tak bisa lama-lama karena rasa kesalku ini bisa membuatku memburu apapun," gertak Rigel berwajah seram.Corrie menaikkan kedua bahunya kemudian menyerahkan koper itu pada Aki. "Nak, aku percayakan benda ini pada kalian, dipakai untuk keselamatan kalian ya," ucap Corrie. Aki meraih koper itu. Ia memasuki helikopter usai Rigel masuk lebih dulu. Aki bisa melihat raut kekesalan Rigel. Jadi Pria itu memilih diam sambil membuka isi koper saat kedua temannya menyusul masuk. Aki menghela napas karena isinya hanya seragam militer biasa dan senjata-senjata api. "Kita tidak akan memakai itu bukan?" sahut Kendrick bertanya. "Kalian memerlukan alat-alat itu karena pasukan team Beta yang seharusnya di lokasi saat ini hilang kabar," jawab Corrie sembari mengendarai helikopter. Saat tiba di sebuah tanda pendaratan. Ia langsung menoleh pada Rigel yang diam waspada. Rigel keluar lebih dulu. "Aki, Kendrick di depan bersamaku, Anna diam di heli bersama Corrie ... jika sesuatu mendekatiku,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status