Share

Siapa yang Dirindukan?

Penulis: Arta Pradjinta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-19 00:36:53

"Bagaimana kabarmu sekarang?" tanya Alex yang menghampiri Rigel diruangannya.

Rigel duduk bersandar dipinggiran ranjang kasur. Dia mengangguk. "Seluruh tubuhku semakin terasa berat, sakit dan tidak nyaman," jawab Rigel.

"Baiklah, biarkan aku melihat tekanan darahmu." Alex pun memasangkan manset sphygmomanometer pada lengan atas Rigel. Ia meletakkan stetoskop pada lengan itu juga tepat pada titik arteri brankial. "Aku butuh kau bernapas dengan santai," suruh Alex kemudian mulai memompa tekanan darah. Usai mengukur tekanan darah Rigel, Alex langsung mencubit pipi gempal Rigel.

"Aduh, duh, kenapa?" tanya Rigel kesal.

"90/60 itulah hasil tekanan darahmu, untuk ibu hamil seharusnya tidak rendah seperti itu," omel Alex.

Rigel menghela napas. "Tidurku cukup, makanku baik, mualku berkurang dan semuanya okay," celetuk Rigel tak mau kalah.

"Benar, fisikmu baik-baik saja tapi tidak dengan isi kepalamu, kau stres Rigel," ucap Alex. "Lampu kamarmu menyala sampai jam dua dini hari, belum lagi be
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Si Pesaing Cinta Berulah

    Kendrick dan Anna langsung merunduk. Mereka langsung merasakan seperti hantaman bom dahsyat yang mengenai kerumunan orang-orang terinfeksi itu dan Rigel terdiam melihat kekuatan dari suaminya."Ah aku berlebihan," ucap Adriel sembari menatap Rigel. "Ya kurasa itu cukup untuk menghabiskan sisa-sisa mereka," sahut Rigel karena pada nyatanya semuanya sudah sirna karena bantuan dari kekuatan Adriel. Rigel kini menghela napas. "Kini yang jadi masalah adalah mengapa mereka, bisa memasuki Zona Aman ini?" Rigel pun beranjak berjalan memasuki mobil.Adriel langsung meraih tangan Rigel. " Jadi bagaimana? kau mau kemana?" tanya Adriel."Tyre..." Rigel menjawab singkat sambil beranjak pergi. Adriel itu tahu jika Istri kesayangannya murka. Ia langsung ikut masuk ke dalam mobil. "Rig, aku tahu kau marah karena yang terinfeksi paling parah itu menyerang markas anak-anak tapi kau tidak bisa langsung murka pada mereka," ucap Adriel."Siapa lagi yang patut aku curigai jika bukan Harlan?" ketus Rigel

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pilihan Resiko

    Rigel menguarkan energinya sendiri. Ia bersinar redam seperti bulan itu sendiri bersamaan dengan itu Pria itu mulai panik. "Tidak jangan lakukan itu!" teriak Si Pria. "Kenapa? Adriel bahkan sudah memberi izin untuk menghancurkan kenangan ini," celetuk Rigel. "Kau gila!" bentak Pria itu."Maafkan aku Ayah tapi ini adalah hidup kami," ucap Rigel dengan sendu senyumannya. Ia melakukan hal itu, dengan sengaja memurnikan kenangan Adriel atau menghapusnya. Saat Rigel membuka kedua matanya. Ia mendapati Adriel tidur diatas pangkuannya bahkan mereka masih didalam mobil. Rigel mengarahkan tangannya untuk membelai rambut pirang Adriel. Kini ia tahu semua masa lalu Adriel. Pria itu terbentuk dingin karena beban dan trauma masa kecilnya. Lamunan Rigel melayang jauh. Hari yang sudah berganti pagi. Berkas sinar mentari menelisik masuk dari jendela kaca. Saat itu Rigel merasakan jika tangannya digenggam oleh Adriel."Kau memiliki kebiasaan baru ya?" Adriel berucap sambil beranjak bangun. Ia memen

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Merah Sesungguhnya

    "Kau gila!" bentak Rigel sambil menoleh ke arah suaminya itu. "Dia mencuci otakmu dari kecil, Void yang terbentuk itu adalah luka, dan ... wajar saja kau tak bisa mengendalikannya, jika saja kau tidak dicuci otaknya maka ruang hampa yang terus menyedot segala hal itu akan jadi sebaliknya," ucap Rigel menderu."Aku tidak mengerti," sahut Adriel."Kau, bilang pada Adriel jika kaulah orang yang selalu mendukung Adriel untuk membalas perbuatan orang tuanya sendiri," ucap Rigel. Pria itu tertawa cukup keras. Ia bahkan menggelengkan kepalanya. "Kau ... sungguh sesuatu, mengapa kau bisa tahu kejadian masa lalu dari kekasihmu itu, huh?" tawa Pria itu menggelegar.Rigel mengepalkan tangan kanannya. Tatapannya menajam dan murka. Saat tangannya melayang hendak melayangkan sebuah pukulan. Rigel sempat terdiam sejenak. "Sejak awal, kau ... sumber kemalangan dari setiap jiwa yang sudah tiada berkatmu," ucap Rigel.Adriel mendengar semua ucapan Rigel, kini ia sendiri mulai menyadari sesuatu. Adriel

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Putri dari Sang Kemalangan

    "Dia seperti ayahku sendiri," sahut Adriel singkat. Kini Adriel jadi dingin. Kedua pandang mata biru indahnya juga jadi beku. "Selanjutnya, aku serahkan padamu Rigel, seperti yang pernah kukatakan padamu jika aku akan meninggalkanmu untuk beberapa saat kembali ke New Neoma," ucap Adriel hendak beranjak pergi. Rigel hanya bisa mematung. "Adriel!" pekik Rigel yang hanya bisa terdiam menatap Adriel yang tergesa-gesa langsung beranjak pergi meninggalkan markas. "Maafkan aku Rig, aku bukan mengabaikanmu hanya saja ... kau mengingatkanku dengan Pria itu," ucap Adriel terdiam didalam mobil. Ia meraba dadanya sendiri yang terasa berdenyut akan lonjakan kekuatannya yang mulai tak terkendali. Pemilik energi Void seperti Adriel bergantung pada kondisi mentalnya yang prima. Kini sekelilingnya mulai bergetar dengan guncangannya sendiri bahkan Adriel kini sudah berpeluh dengan keringat. Tak lama terdengar suara ketukan dari kaca jendela mobil. "Adriel, buka pintunya!" teriak Rigel dengan tatapa

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Awan Mendung, Hujan Sediakala

    "Kalian belum lihat jika dia berbicara dengan Cassiel, itu lebih lucu lagi," ledek Rigel.Adriel memerah. "I-itu karena Cassiel bayi, jadi aku harus bertingkah seperti bayi juga," sahut Adriel. Adriel segera mendeham untuk menjaga martabatnya sebagai Raja. Sebenarnya malu mengakui sikapnya jika bersama istri. "Jadi, kebetulan karena aku juga menjeguk kalian, aku ingin membicarakan sesuatu dengan tim kecil kita ini," ucap Adriel."Kalau begitu, mari kita masuk dulu, Sayang." Rigel menggandeng lengan Adriel sembari membawanya masuk ke dalam markas. Sikap keduanya membuat Anna terkekeh kecil sembari berlari menyusul Adriel dan Rigel. Kendrick semula hendak berjalan masuk juga namun sejenak ia menoleh mendapati Aki yang masih berdiam diri seolah memikirkan sesuatu."Kenapa? apa kau tidak mau masuk?" tanya Kendrick.Aki menggeleng. "Kenapa rumor miring mengenai Permaisuri seperti mencuci otak Master agar menjadi Permaisuri? kupikir dia bukanlah wanita seburuk itu," jawab Aki.Kendrick ter

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Jadi yang Terbaik

    Adriel menaikkan sebelah alisnya. “Kenapa kau tiba-tiba bilang begitu?”“Karena ... kau tanpa sadar juga sudah jadi sosok ayah untuk mereka, melihatmu melindungi mereka dengan caramu bahkan dengan sengaja memmbebaskan Aki dari kebingungannya, merekrut Kendrick dan Anna yang berasal dari satu keluarga bangsawan yang sama, kurasa kau punya alasanmu sendiri,” ucap Rigel sambil tersenyum.Adriel mengangguk. “Jadi kau sudah mulai mengenal mereka,” ucap Adriel sambil senyum-senyum sendiri. Adriel kini menanggah menatap langit malam yang gelap namun perlip-perlip bintang bertaburan cerah. Tatapan kedua mata birunya menyendu tiba-tiba ketika menanggah menatap langit.Rigel menyadari tatapan itu. Ia langsung berdiri disebelah Adriel kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu Adriel. "Kau melihat pantulan dirimu pada anak-anak itu, alasanmu menolong mereka adalah hal itu bukan?" terka Rigel. "Seperti biasa instingmu, intuisimu, ketepatan analisamu senantiasa benar," kekeh Adriel. Rigel tak mer

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status