Share

Rio menyatakan suka

Rio menatapku tajam, kulihat netranya bercerita pilu. Aku diam tergugu, tangannya mengepal dan kuyakin hatinya bergejolak.

"Ta, gue sakit liat lu sama, Kenzo," ujarnya lirih.

"Jangan, Yo, kamu harus bahagia." Kupalingkan muka mencoba teta drp tenang.

"Tak mungkin bahagia tanpa kamu, Ta." tangannya meraba tanganku, gegas aku melepaskannya.

"Tita," lirihnya lagi.

"Stop." Aku beranjak.

Aku takut Rio akan semakin terluka karenaku. Dia baik, tapi hanya ada perjanjian di antara kita. Meski hatiku berkata ada debar yang tak biasa saat bersamanya. Ah, tidak. Ada Kenzo yang mengisi ruang hatiku.

Kuambil sapu, mulai dari ruang tamu yang sudah seperti anak-anak yang meninggalkan mainannya. Sangat berantakan sekali. Kurapikan meja dan kursi, kutata seindah pandangan mata.

"Heh, Lu, mau kemana?" tanya Rio sedikit berteriak, astaga lupa, aku mesti kerja. aku putar balik, kupastikan aku patuh pada perjanjian kemarin.

"Napa si lu, dah bosen ngurusin gue?"

"Gak ih, bawel."

"Mau lu si Kenzo ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status