Cinta Sang Preman

Cinta Sang Preman

Oleh:  Chaca  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat
66Bab
2.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kenzo seorang mafia menjadi pilihan keluarga Tita, meski perlahan Tita menjatuhkan hatinya juga. Akan tetapi di tengah perjalanan cinta mereka ada lelaki lain yang menjadikan Tita bimbang untuk melanjutkan atau menyudahi hubungan dengan Kenzo

Lihat lebih banyak
Cinta Sang Preman Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Wildatuz Zaqiyyah
Semangat Kak Chaca, ceritanya seru.........
2023-03-08 18:47:35
1
user avatar
Azitung
Nggak sabar episode selanjutnya.
2023-03-08 11:32:16
1
user avatar
Harumi Aina
Bagus, semangat Thor
2023-03-08 09:40:16
1
user avatar
Astika Buana
ceritanya keren. Lanjut, Kak.
2023-03-08 07:47:32
1
66 Bab
Perjodohan
Tanpa beringsut dari tempat tidur, Aku menjawab pertanyaan ayah. "Iya, Ayah,"Kurasakan tangan kekar ayah mengusap kepalaku, lantas mengecupnya. "Semoga bahagia, Nak,"Mampukah aku menerima perjodohan ini, pilihan ayah kuyakin tak salah tapi tanpa cinta? Bisakah? **Dengan tergopoh kumasuki kelas, telat 3 menit. Beruntung pak Hadi belum masuk kelas. "Tumben lu kesiangan?"Aku menunjuk sepatu yang basah, menjawab tanya Rani. Sambil terus meniup niup sepatu. "Abis ngapain lu?""Angkot sialan tadi brenti pas dijalan berlubang, masuk tuh kaki gue"Kudengar Rani tertawa namun segera berhenti karena pak Hadi mengucap uluk salam dari luar. "Tita, coba tulis jawaban peer kemarin," kata pak Hadi memerintahku. Aku langsung berdiri dan maju. Tanpa berlama-lama aku tulis semua jawaban pekerjaan rumah kemarin. "Jawaban yang sama dengan Tita, berarti bener ya," seru pak Hadi. Riuh suasana kelas, ada yang berseru "Yes" ada pula yang mengeluh "Hadah" dan itu artinya tidak dapat mengikuti ulan
Baca selengkapnya
Tita si Inspek
Asolatu khoiruminanauw.... Aku terkesiap kaget mendengar suara adzan subuh. Ternyata mimpi lagi pas pertama jalan dengan Kenzo. Segera aku ambil handuk dan masuk kamar mandi. Aku kerja shif pagi kali ini. "Ta, buruan. Mau berjamaah, gak?" teriak ayah. "Sebentar,"Terpaksa mandi bebek, demi ikut berjamaah dengan keluarga. Senangnya punya Ayah dan ibu yang baik. [Ta, aku jemput agak telat setengah tujuh gak pa apa kan?] chat wa dari Kenzo. [Iya, Ken][Yasudah, jangan lupa sarapan dulu][Kamu juga][Iya]Kenzo Alfarizi, laki-laki yang dijodohkan denganku. Masih kupantau apa usaha dia selama ini, kuliah malah out. Uangnya banyak, sering transfer aku tapi tak pernah aku pakai. Aku takut itu uang tak halal, na'udzubillah. Kudengar suara klakson mobil di depan. Pasti Kenzo, dan benar saja. Fortuner barunya nongkrong depan rumahku. Setelah pamit sama ayah dan ibu, aku pun langsung meluncur ke tempat kerjaku. "Padahal tanpa kamu kerja, aku bisa memenuhi kebutuhanmu, Ta."Tanpa menengok
Baca selengkapnya
Kenzo Murka
"Gimana kerjamu hari ini?" tanya Kenzo yang menjemputku. "Tadi sempet bersitegang, cuma keburu bel. Pasti besok rame," jawabku. "Loh, kamu ribut sama siapa? bilang, dia ngapain kamu? "Aku kaget melihat reaksi Kenzo, dia kenapaya. "Gak, Ken. Orang lain yang kena, bukan aku.""Oh, kalo ada yang jahatin kamu, bilang ya,""Mana ada, Ken. ah""Kali saja"Lama kami terdiam di mobil, cuma sesekali saling pandang. "Ken," panggilku. "Iya""Kamu gak cape antar jemput aku?"Ngiiiik ... Kenzo mengerem mobil secara tiba-tiba. "Kamu bosen?" Astaga kenapa dia malah melempar pertanyaan seperti itu. "Bu--""Turun sana!" Bentaknya sedikit kasar. Sungguh, adrenalinku terpacu sekali. Ada apa dengan Kenzo. "Ken, aku tak bermaksud. Tolong dengerin dulu." Kutautkan kedua telapak tangan memohon padanya. "Turun!" sekali lagi dia membentakku. Akupun mengikuti perintahnya dengan berat hati. Kenapa Kenzo jadi sekasar itu? Bagaimana kalau dia mengadu pada ayah, ya Tuhan ada apa ini. Siapa sebenarnya
Baca selengkapnya
Rio Kecelakaan
Fix, hari ini Rio tidak masuk kerja. Kemana dia? Pikiranku kacau jika mengingat kejadian kemarin. semakin yakin kalau Rio ada hubungannya dengan Kenzo. "Ta, Rio kecelakaan,"Fandi mengabarkan, seperti petir tanpa hujan aku dibuatnya kaget setengah mati. Rio, tumbal. Semoga salah dugaanku. "Kecelakaan di mana?" tanyaku dengan mengatur nada bicara agar tidak bergetar karena menahan tangis."Entah, yang jelas dia ditahan orang,""Mak--sudnya?""Diculik mungkin, matanya dibuat luka,"Astaghfirullah, Kenzo. Apakah dia? "Ta, kamu kenapa?""Engg--gak,"Kulihat jam di tanganku, masih lama jika pulang kerja. ya Allah, aku mohon jauhkan Kenzo dari marabahaya dan jauhkan dia jika membahayakan orang lain. Dimana Rio dan Kenzo sekarang, kuraih ponselku mencoba menghubungi Kenzo. [Ken, lagi di mana?][Di luar, kenapa?][Jemput aku sekarang, bisa?][Kamu sakit? yaudah aku otewe sekarang]Tita, apa yang kamu lakukan. Ini masih jam kerja. ah, bodo amat. Aku segera menghadap Mister Lee. "Sorry Mi
Baca selengkapnya
Stalking Rio
Kufokuskan mendengar cerita mereka tentang seseorang yang dicongkel matanya, Kenzo bilang harus ada tumbal atau setor kepala pada pihak polisi lantas Rio mau melapor ke polisi atas tindakan Kenzo. Rumit sekali cerita mereka. Haruskah aku yang mencari tahu sendiri tentang Rio? andai aku tahu rumahnya, sudah kudatangi dia. "Permisi,""Eh, Neng Tita, masuk dulu tunggu sebentar ya ibu ambilkan baju kamu," kata bu Ratih. "Maaf bu-ibu, tadi saya denger kalian ngomongin soal orang yang dicongkel matanya, siapa ya?""Oh itu, Neng, si Rio. Biar saja lah anak nakal kaya dia pasti kena tulah."Ibu yang memakai kerudung krem itu yang menjawab tanyaku. "Nakal gimana maksudnya, Bu?""Kan suka mabok, Neng, meresahkan pokoknya,"Loh, Rio yang kukenal di tempat kerja sepertinya anak baik meski agak genit juga. "Maaf, Rio, yang kerja di PT Lee kan?""Iya, Neng."Benar ternyata, Rio yang sama. Kenapa bisa aku tidak tahu kalau dia pemabuk dan pemake. Eh sebentar, Rio paling jago melek. Dia lembur lo
Baca selengkapnya
Bab 6
Bab 6Aku menyetujui perjanjian itu, aku lebih menyelamatkan Kenzo juga menyelamatkan harga diri keluarga. Aku risen dari pabrik dan disetujui Kenzo, dengan dalih aku ada pekerjaan lain. Kenzo dan keluarga percaya kepadaku. "Gak kerja pun kamu gak apa-apa, Ta," ujar Kenzo. "Simpan saja uangmu, Ken,""Uang yang aku kasih kurang gede?""Gak, Kenzo.""Lalu?""Simpan saja uangmu," jawabku tersenyum sambil ku sentuh pipinya. Sebenarnya ingin kukatakan aku tak mau uang haram, tapi dia pasti akan sangat marah. Pukul 8 pagi, aku berangkat ke rumah Rio. Aku mengendarai motorku, ya hasil kerja kemarin aku belikan motor. Lumayan, agar aku tidak terus menerus merepotkan Kenzo. Aku mengurus Rio, seperti layaknya asisten rumah tangga. Sampai rumahnya aku segera mengambil pekerjaan di dapurnya. Memasak apa yang ada di kulkas. "Ta, jangan terlalu pedas kalau masak." Teriak Rio. "Iya,""Preman gak suka pedes," omelku. Kusiapkan semua kebutuhan Rio, makannya, semua pokoknya. "Ta,""iya,""Kenap
Baca selengkapnya
Bab 7
Waw, keren. Dia jago mengolah kata-kata. "Hebat banget kamu,""Issh, gak juga ah.""kamu suka puisi?""Suka, kamu bisa bikin puisi kan? coba bikin buat aku, Ta.""Besok aku buatin ya,""Wokeh,"Rio memang pribadi yang menyenangkan, kenapa harus dia tercemplung di dunia hitam. "Ta, kriteria lelaki idaman lu kek apa?""Yang sekufu lah,""Lalu, kenapa mau dijodohkan? Kenzo bukan lelaki yang pantas buatmu.""Terus, kamu gituh yang pantas buatku?"Kami tertawa, Rio menjawil pipiku. kubalas dia dengan kucubit lengannya. Tiba-tiba terdengar pintu depan terketuk, kami terdiam saling pandang. Aku takut jika polisi yang datang. "Aman ko, Ta, paling tukang galon. Coba lihat sana"Aku beranjak keluar dari kamar Rio. Dia menguntit dari belakang. Dan benar saja, hanya tukang antar isi ulang galon. Berteman dekan mafia selalu deg-degan. Apalagi kalau jalan dengan Kenzo, dia jauh lebih senior dari Rio. "Takut ya, Ta?""Dikit,""Jangan takut, gue pasti lindungin elu,"Aku terkesiap, dia lindungi
Baca selengkapnya
Urus Rio
Bab7[Ta, dah nyampe?] chat dari Rio, ku sembunyikan ponselku dari Kenzo. MasyaAllah, aku berasa sedang selingkuh. Mengapa mesti aku terjebak pada permainan dan sandiwara ini. [Lagi sama Kenzo,]balasku kilat. sambil larak lirik ke arah Kenzo. "Chat siapa?""Temen,"Aku mengambil hidangan yang orang tua Kenzo suguhkan, umi pinter masak. Aku suka masakan umi. "Ta, gak mau lanjut kuliah?" tanya Ummi. "Nanti, ummi." Aku mengambil air putih di depanku. Suasana di rumah Kenzo membuatku nyaman sekali, perlakuan orang tuanya sangat menjadikan aku seolah anak emas. Kenzo pun sangat manis kepadaku, meski kutahu sebenarnya dia bagaimana. Lebih buas dari harimau, naudzubillah. "Kamu kalo mau kuliah ya sok aja, Ta," kata Kenzo menimpali obrolan. "Iya, Ken, nanti."Aku beranjak, hendak membereskan piring di atas meja makan. "Kamu mo ngapain?" tanya Kenzo. "Cuci piring lah,""Issh, diem. Ada si bibi." Kenzo menarikku agar duduk lagi. "Iya, Ta, biar si bibi saja." Ummi beranjak pamit ke ka
Baca selengkapnya
Masih sama Rio
Hampir dua jam, Rio belum juga pulang. Dia baik-baik saja tidak ya. Kasian Rio, dia sebenarnya baik. Cuma entahlah ada apa dengan dia. Sepertinya dia putus asa. Aku masih asik membuka foto Rio, sampai mataku terkantuk kantuk. Kurasakan pipiku dibelai lembut, dan hangat. "Ta, capek ya." Ops, ternyata Rio yang datang. "Maaf, aku ketiduran." Aku gelagapan. "Gak apa apa, Ta,"Aku cepat bangun, tapi karena buru-buru kakiku tersangkut. Awww, tubuhku oleng tapi ditangkap Rio dengan cekatan. Mata kita beradu pandang. "Tiati, Ta," ujarnya. "Iya, maaf,"Aku menemani Rio di meja makan, melihat dia mengambil makanan dengan sangat bernafsu. Mungkin dia sangat lapar. "Kenapa liatin gue?""Kamu lapar, ya?" aku malah balik tanya. "Kamu juga makan, buruan.""Nanti saja, Yo,""Yaudah, gue gak jadi makan,""Hilih, iya-iya gue makan juga."Akhirnya aku ikut makan dengan Rio. Senang sekali lihat dia semangat lagi, bergairah lagi. "Belajar dari mana lu masak?""Mama,""Keren, enak semua masakan, L
Baca selengkapnya
Luka kembali
Bab 8Masih saja aku kepikiran soal tulisan Rio di foto itu, bagaimana jika Kenzo mengetahuinya. Bisa jadi Rio mati di tangan Kenzo. Tidak, harus aku rahasiakan semuanya. Apalagi sekarang Kenzo mulai curiga denganku, dan seperti yang Rio bilang anak buah Kenzo banyak. Aku yakin gerak-gerikku diawasinya. Aku harus pandai mengambil hati dia. Jangan sampai aku sendiri yang terjebak pada permainan ini. Bagaimana jika seandainya Rio nekat merebutku dari Kenzo, astaghfirullah, ngomong apa aku. Jangan terlalu gede rasa Tita. Barangkali Rio hanya mengagumi bukan menyukai atau mencintai. "Ta, ada nak Kenzo di depan." Mama memberi tahu aku kalau ada Kenzo di depan. "Terima kasih, Ma, nanti aku keluar," seruku tersenyum menjawab Mama. "Iya, sayang, pake jilbabmu, Nak,""Tentu, Ma,"Kuraih bergo yang kutata rapi di tempat khusus jilbab, sengaja aku pilih warna senada dengan bajuku. Agar enak dipandang kalau matching. Tanpa lama aku segera menemui Kenzo di teras depan. "Tumben gak bilang dulu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status