Share

BAB : 4 Bahagiaku, bahagiamu, mengapa harus terenggut?

Pasangan pengantin baru itu keluar dari kamar dan berbaur dengan keluarga besar dari keduanya untuk sekedar mengobrol sejenak dan melepas rindu karena sudah lama tidak berjumpa.

Almira mengobrol dengan kedua kakaknya yang sedang berbincang - bincang dengan keluarga kecil mereka.

"Bagaimana Mira? Apakah setelah menikah ini kamu ikut serta dengan Putra suamimu atau masih disini tinggal bersama ayah dan ibu?" kata Deni bertanya pada adiknya itu.

"Aku ikut dengan Putra kak, kan tugas istri mendampingi suami kemanapun dia pergi!" jawab adiknya.

"Kakak mendukung niat baik kamu itu Mira! Seorang istri memang harus selalu ikut bersama suaminya, kemanapun suaminya bertugas. Contohnya kakak, sejak kami menikah kakak sudah ikut bersama suami kakak" kata kak Nova menambahkan.

Almira yang mendengar perkataan dari kedua kakak kandungnya itu menganggukkan kepala, tanda mengerti betapa pentingnya berada di samping suami dan mendampingi suami dimanapun suami berada.

Malam pun tiba, sebagian keluarga sudah pulang ke rumah masing - masing. Ayah dan ibu serta adik Almira yaitu Meri sudah sejak tadi meninggalkan hotel. Begitupun kedua orang tua dari Putra suaminya itu, mereka juga telah pulang ke rumah mereka dan diantar oleh kak Deni tadi sore. 

Setelah mengantar mertua dari adiknya itu, kedua kakak Almira berpamitan kepada kedua pasangan pengantin baru itu. Mereka pulang ke tempat asalnya masing - masing karena harus kembali bekerja setelah menghadiri pesta pernikahan adik mereka, Almira.

"Kakak pulang dulu ya, jaga diri baik - baik, nikmatilah malam pertama kalian" goda kak Nova sambil tersenyum.

Almira dan Putra hanya tersipu malu mendengar godaan dari kakaknya itu.

"Terima kasih ya kak sudah datang dan menghadiri pesta pernikahan kami" ucap keduanya tulus.

Setelah berpamitan dan mengemasi barang - barang mereka ke mobil, berangkatlah kedua keluarga kecil itu pulang kembali ke tempat asal mereka masing - masing.

Tinggalah hanya pengantin baru saja yang menginap di hotel dan yang akan menikmati malam pertama mereka di kamar pengantin di hotel sebagai hadiah dari pihak managemen hotel kepada kedua mempelai.

Saat keduanya berada di dalam kamar, perasaan keduanya bercampur aduk, bahagia, gembira, sedih, dan malu menjadi satu. Degup jantung di dada mereka masing - masing kian tak menentu.

Putra menatap sang istri tercinta, lalu dengan penuh kelembutan menarik tubuh istrinya ke dalam pelukkannya.

"Kamu bahagia sayang? Aku bahagia sekali karena akhirnya impian kita untuk bersanding berdua di pelaminan, dan menjadi suami istri telah terwujud." bisik lelaki itu di telinga istrinya.

Almira memeluk tubuh lelaki yang selalu setia kepadanya itu dan selalu dirindukan setiap hari dengan erat. Seolah takkan terlepas lagi.

"Aku bahagia sayang. Tak dapat kulukiskan dengan kata - kata. Kini engkau telah menjadi Imamku, dan aku akan berusaha menjadi istri yang soleha untuk Imam yang soleh" ucapnya sambil sedikit terisak.

Kemudian keduanya bergantian mandi untuk membersihkan tubuh mereka lalu berdoa kepada Sang Pencipta agar diberi keturunan anak yang soleh dan soleha.

Malam pun semakin larut, dan udara yang bertiup semakin dingin. Namun di sebuah kamar yang indah dan berhiaskan bunga - bunga nan harum semerbak itu semakin hangat dan bergelora oleh kedua insan yang sedang memadu cinta. Segala rasa tercurah oleh hasrat yang selama ini tertahan dan terpendam. Seisi alam seolah menjadi saksi bersatunya dua insan dan dua hati yang saling mencintai. Mereka berdua hanyut dalam lautan gelora cinta yang membara, kadang timbul, kadang tenggelam terbawa gelombang yang akhirnya menghempaskan keduanya dalam kenikmatan yang tiada tara.

Rembulan dan bintang pun  tersenyum, seolah menjadi saksi dari cinta mereka berdua yang suci dan abadi.

*********

Pagi telah datang, menghantarkan sang bulan kembali ke peraduannya. Dari balik jendela kamar hotel, terlihat sinar mentari pagi dengan lembut menyapa seisi alam yang baru terbuai dari mimpi - mimpi indahnya.

Almira terbangun,  dan tampak sedikit kaget karena dirinya tertidur di pelukan suaminya. Perlahan ingatannya kembali pada kejadian semalam. Dan diapun tersenyum melihat suaminya tertidur pulas karena kelelahan dan tenaga yang terkuras habis karena telah menjadi suami seutuhnya bagi Almira.

"Bangun sayang, mandi yuk! Kita sholat Subuh berjamaah!" bisiknya pada  sang suami tercinta.

Putra yang terbangun akibat bisikkan lembut dari sang istri, kembali menarik tubuh almira kembali dalam pelukkannya. 

"Kenapa paginya begitu cepat? Aku kan masih ingin memelukmu sayang?" gumam Putra pada istrinya.

Almira yang mendengar itu hanya tersenyum dan berkata, "kan masih banyak waktu, sekarang bangun, mandi, lalu kita sholat Subuh berjamaah!" 

Putra pun bangun dan menurut apa yang diminta  istrinya itu. Kemudian mereka berdua sholat berjamaah dengan khusyu'  dan berdoa karena telah diberi kebahagian menjadi sepasang suami istri.

Sekembalinya dari hotel keduanya tidak bisa berlama - lama untuk tinggal di rumah orang tua Almira. Putra sang suami harus kembali bekerja setelah masa cutinya habis.

Keduanya berpamitan kepada ayah dan ibu keduanya. Baik dari Putra maupun Almira. Kesedihan bergayut di wajah kedua oran tua mereka masing - masing. Karena anak mereka hendak berpisah dari mereka guna mengikuti suami tercinta yang bertugas ke luar kota. 

"Ayah dan ibu jangan khawatir, Mira akan baik - baik saja. Karena sudah ada yang menjaga Mira sekarang" ucapnya tenang.

Merekapun berangkat menuju tempat yang baru bagi Almira guna menjalani hidup baru sebagai pasangan suami.

********

Mereka kemudian tinggal dan cepat beradaptasi di tempat yang baru. Suaminya telah menyiapkan sebuah rumah mungil yang sederhana namun indah dan cantik untuk mereka tinggal. Hari - harinya disibukkan oleh perannya yang baru menjadi seorang istri. Mengurus rumah, memasak, mengurus segala keperluan suami dilakukan sendiri oleh Almira tanpa adanya Asisten Rumah Tangga. Dia sudah terbiasa mengerjakan segala sesuatunya sendiri. 

Hari demi hari telah dijalani oleh pasangan suami istri itu dengan kebahagiaan. Dan tibalah kabar bahagia itu, Almira mengandung buah cinta mereka berdua. Betapa bahagianya Putra mendengar kabar istrinya tengah hamil anak mereka.

Mereka berdua sujud syukur kepada Allah SWT yang telah memberi mereka anugerah yang tiada terkira. Dengan kehadiran sang calon bayi yang hendak lahir nanti. 

Almira pun tidak mengalami morning sicknes, atau mual dan muntah yang dialami oleh ibu - ibu yang sedang hamil. Semuanya baik - baik saja hingga tibalah masa kelahiran sang bayi.

Almira melahirkan seorang bayi laki - laki yang tampan seperti ayahnya. Putra yang mendampingi istrinya saat proses melahirkan itu menangis bahagia menyaksikan putra pertama mereka lahir dengan selamat dan normal seperti bayi laki - laki pada umumnya.

Mereka memberi nama bayinya itu yaitu Muhammad Bilal Syahputra, yang artinya kelak sang anak bersifat dan berjiwa pemimpin seperti Nabi Muhammad SAW.

Mereka berdua telah berperan sebagai ayah dan ibu yang baru dan sangat menikmatinya. 

Kabar bahagia itu pun mereka bagikan kepada kedua orang tua mereka yang ada di kampung. Kedua orang tua dari Putra dan Almira bahagia sekali mendengar kabar kelahiran cucu mereka. Dan bahagia bahwa mereka telah menjadi nenek dan kakek dari cucu mereka yang bernama Bilal.

Bilal tumbuh menjadi bayi yang tampan dan menggemaskan. Setiap pagi sebelum berangkat kerja, Papanya selalu menggendong dan mengajak jalan Anak kesayangannya itu berkeliling komplek menikmati udara pagi. Sementara mama sang anakknya menyiapkan sarapan pagi untuk suami tercinta.

Namun kebahagiaan keduanya tak berlangsung lama, dan harus terenggut secara paksa. Putra sang suami tercinta, sang ayah dari anak mereka Bilal, harus pergi untuk selama - lamanya karena penyakit yang dideritanya. Penyakit maag kronis yang sudah sejak lama dideritanya,  namun tak pernah dirasakan oleh Putra.

Bahagia karena mendapat Imam bagi dirinya, bahagia mendapat kasih sayang dari suami tercinta dan bahagia karena diberi buah cinta yang tampan dan sehat.  Mengapa harus terenggut dan musnah, berganti duka nestapa yang dirasa membelenggu jiwa Almira.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status