Cinta Sang Primadona

Cinta Sang Primadona

By:  Melati  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
48 ratings
19Chapters
2.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Almira seorang gadis muda, cantik, ramah, pintar, menjadi primadona di kampungnya. Banyak para lelaki yang ingin mempersuntingnya, namun hatinya hanya tertambat pada sang kekasih pujaan yaitu Putra. Mereka pun menikah dan mempunyai seorang anak lelaki yang diberi nama Bilal namun kebahagiaan itu hanya sebentar, Putra sang suami meninggal karena sakit maag yang kronis. Almira pun menikah lagi, di pernikahan kedua Suami yang bernama Firman pun harus pergi untuk selama - lamanya karena kecelakaan dan meninggalkan dua buah hati mereka Ferri dan Siska. Untuk yang ketiga kalinya Almira mendapat jodoh seorang lelaki yang umurnya lebih tua dari Almira dan lebih dewasa bernama Robi namun malang tak dapat ditolak suami ketiga meninggal dunia karena sakit, dan meninggalkan seorang putri mereka bernama Bela. Sejak itu Almira selalu menutup diri pada setiap pria yang ingin mendekatinya dan meraih cintanya. Hingga suatu ketika hatinya terusik dengan kehadiran lelaki yang lembut dan penyayang bernama Fanhar. Akankah Fanhar dapat meraih cinta sang primadona?

View More
Cinta Sang Primadona Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Erni Windiyarti
Lanjut, Mbak Mel. Semangat ...️...️...️...
2021-09-23 23:16:56
0
user avatar
WarmIceBoy
bagus kak :D
2021-07-19 00:52:30
0
user avatar
Ervin Warda
Keren. Semangat nulisnya, kakak
2021-07-09 08:16:29
0
user avatar
Secret.Vee
gak sabar nunggu bab selanjutnya
2021-07-08 13:09:52
0
user avatar
Emiliana Lake
suka sekalu
2021-07-07 15:57:27
0
user avatar
Banin SN
Thor, nanti Fanhar jangan dibikin die ya thor... Kasian Almira 🙃
2021-06-23 06:38:58
0
user avatar
Dy Robyn
Suka bangeeet. Ayo kak ditunggu lanjutannya 😍
2021-06-21 19:58:46
0
user avatar
Elle Ryu
Suka ceritanya. Recommended!
2021-06-21 19:56:49
0
user avatar
Secret.Vee
Up yg banyak lah thor
2021-06-21 19:46:44
0
user avatar
TISYAMAN
Lanjut thor, gas crazy up
2021-06-20 09:45:37
0
user avatar
Savitri
cerita seorang perempuan desa yang terus berjuang untuk mendapatkan cinta sejatinya. Menarik nih!! lanjut, kak!
2021-06-18 11:01:48
0
user avatar
MetiMo
Keren kaaaa up trz yaaaa aq suka bgd
2021-06-16 15:54:02
0
user avatar
Ira Yusran
Almira masih sayang banget sama ayahnya Bilal, ya
2021-06-16 11:52:32
0
user avatar
Sitina
Ditunggu up selanjutnya thor
2021-06-16 11:31:47
0
user avatar
TRINUR
Aduh aduh, ditunggu ya ini..
2021-06-16 11:30:59
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
19 Chapters
BAB 1 : Almira
"Almira, nanti aku main kerumahmu ya" kata seorang cowok bernama Randy siang itu ketika bertemu dengan sang  gadis yang hendak pergi berbelanja ke pasar yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya.Almira adalah seorang gadis yang sangat cantik, ramah, dan pintar. Karena kecantikkannya itu, banyak pemuda di kampungnya jatuh hati pada sang gadis. Hingga tak heran, kalau dia menjadi Primadona dan menjadi rebutan para pria.Almira adalah anak ketiga dari empat bersaudara kedua kakaknya telah berkeluarga yaitu Deni dan Nova, mereka  telah menempati rumah mereka sendiri. Tinggalah Almira bersama Meri adik bungsunya dan kedua orang tuanya saja yang masih tinggal serumah."Maaf Randy, aku sibuk bantuin ibu berjualan diwarung lain kali saja ya""Kenapa ya Mira? Setiap aku mau main kerumahmu selalu saja sibuk"'"Memang betul kok aku setiap hari membantu ibu berjualan diwarung!" ucap gadis itu sedikit kesal.Ibu Almira membuka warung
Read more
BAB 2 : Kembalinya Putra
Sampai di rumah,  gadis itu segera meletakkan belanjaannya di dapur lalu mengambil ponselnya diatas meja diruang tamu. Dia sudah tahu kalau setiap pagi Putra pasti menghubunginya dan selalu menanyakan kabar gadis itu.Terlihat olehnya ada beberapa  panggilan masuk sebanyak delapan kali oleh sang Putra kekasihnya dilayar ponsel.  Gadis itu pun segera menghubungi balik kekasih hatinya itu."Halo, Assallamualaikum Almira, kamu  kemana saja? Aku hubungi dari tadi kok nggak ada jawaban. Memangnya  kamu kemana sayang ?" terdengar suara lelaki yang selalu dirindunya itu dari seberang sana."Waalaikumsallam, aku tadi berbelanja ke pasar disuruh ibu, karena ibu sedang sibuk membuat kue  pesanan pelanggan untuk acara hajatan. Lalu  ponselku ketinggalan karena tadi baru saja  dicass batterainya" jawab sang gadis."Oh begitu, kamu baik - baik saja sayang?""Alhamdulillah aku baik - baik saja kok, kamu kapan pulang
Read more
BAB : 3 Pernikahan yang diimpikan
Setibanya di kamar, gadis itu berbaring di tempat tidur untuk sejenak beristirahat dari rasa lelah yang mendera."Randy, nggak bosan - bosannya pemuda itu menggangguku" gumam gadis itu sembari memejamkan mata."Apa kabar kamu sayang? Bagaimana dengan rencana pernikahan kita nanti. Ah, Putra kekasihku rasanya tak sabar menunggu hari itu!" Almira berbicara sendiri.Mereka berdua memang telah lama berencana untuk melangsungkan pernikahan mereka di tahun ini. Namun rencana tersebut masih belum bisa direalisasikan karena sang kekasih masih belum bisa pulang dan bertemu  dengan gadis itu.Besok adalah hari yang ditunggu - tunggu Almira, sang kekasih akan datang untuk melamarnya dan mereka akan segera menikah tak lama setelah sang kekasih melamar gadis pujaannya itu.Keesokkan harinya, Almira bersiap - siap untuk menerima kedatangan Putra. Dia berdandan dengan sangat sederhana, hanya menyapukan bedak yang tipis di wajahnya dan mengoleskan lipstik ber
Read more
BAB : 4 Bahagiaku, bahagiamu, mengapa harus terenggut?
Pasangan pengantin baru itu keluar dari kamar dan berbaur dengan keluarga besar dari keduanya untuk sekedar mengobrol sejenak dan melepas rindu karena sudah lama tidak berjumpa.Almira mengobrol dengan kedua kakaknya yang sedang berbincang - bincang dengan keluarga kecil mereka."Bagaimana Mira? Apakah setelah menikah ini kamu ikut serta dengan Putra suamimu atau masih disini tinggal bersama ayah dan ibu?" kata Deni bertanya pada adiknya itu."Aku ikut dengan Putra kak, kan tugas istri mendampingi suami kemanapun dia pergi!" jawab adiknya."Kakak mendukung niat baik kamu itu Mira! Seorang istri memang harus selalu ikut bersama suaminya, kemanapun suaminya bertugas. Contohnya kakak, sejak kami menikah kakak sudah ikut bersama suami kakak" kata kak Nova menambahkan.Almira yang mendengar perkataan dari kedua kakak kandungnya itu menganggukkan kepala, tanda mengerti betapa pentingnya berada di samping suami dan mendampingi suami dimanapun suami berada.
Read more
BAB : 5 Tak Percaya Tapi Nyata
Sebelumnya, suaminya memang pernah mengeluh kepada Almira tentang sakitnya itu. Dan pernah juga Almira menemani sang suami berobat ke rumah sakit. Namun karena dirasa sudah sembuh, maka Putra tidak terlalu rutin untuk memeriksa kondisi kesehatannya lagi. Penyebabnya adalah, kesibukkan pekerjaan di kantor yang menyita waktu suaminya untuk memeriksakan penyakitnya itu.Kejadiannya begitu cepat. Pagi itu seperti biasanya sang istri sedang mempersiapkan sarapan pagi untuk mereka. Bilal kebetulan belum bangun dari tidurnya karena tadi malam sang bayi agak rewel dan menangis terus menerus.Entah kenapa sang suami belum juga bangun. Hal ini membuat Almira bertanya - tanya kenapa,  tak seperti biasanya ayah dari anaknya itu belum terlihat batang hidungnya."Papanya Bilal kok belum bangun ya? Biasanya pagi - pagi sudah bangun dan sudah siap untuk berangkat kerja." ucap Almira tampak cemas.Almira bergegas menuju ke kamar tidur,  bermaksud untuk membangunkan
Read more
BAB : 6. Hidup Tanpa Suami.
Acara Tahlilan malam pertama atas meninggalnya almarhum suami Almira itu digelar sesudah sholat Maghrib.Tamu - tamu berdatangan ke rumah Almira untuk ikut serta mendoakan agar almarhum Putra diterima di sisinya dan diberi ampunan atas segala dosa - dosanya. Semasa  hidupnya, almarhum dikenal sebagai orang yang baik dan ramah pada tetangga dan para sahabatnya. Maka tak heran para petakziah itu pun rela  datang dan duduk berdesak - desakkan di ruang tamu. Almira dan Bilal duduk bersama dengan para petakziah itu. Wajah ibu dari Bilal itu pucat dan terlihat tidak bersemangat. Sedang Bilal yang bingung dan belum mengerti apa yang sedang terjadi digendong  dan dijaga oleh neneknya, yaitu ibu Almira.Setelah acara selesai, dan tamu - tamu sudah berpamitan untuk pulang ke rumah masing - masing,  keluarga besar pun berkumpul dan menanyakan  pada Almira mengenai  rencana selanjutnya. Apakah dia akan ikut pulang kembali ke kamp
Read more
BAB: 7 Perjuangan Hidup Sang Primadona
Almira bangun di waktu Subuh yang terasa begitu dingin,  akibat hujan yang mengguyur deras sekali tadi malam.  Ditariknya selimut penutup tubuhnya, dan dipandangnya wajah buah hatinya yang masih tertidur dengan nyenyak. Wajah tanpa dosa, wajah yang akan menemaninya untuk berjuang di tengah kerasnya kehidupan. Bilal bin Putra, hari ini akan pulang bersama ibunya untuk kembali meneruskan hidup. Disini sepertinya tak ada lagi tempat bagi mereka berdua. Semua orang gelisah, resah, akan keberadaannya. "Mengapa hanya karena aku cantik?" Sehingga semua orang takut akan kehadiranku. Bukankah itu sesuatu yang tidak harus dihindari. Namun hatinya telah bertekad bulat untuk kembali pulang ke kampung halamannya."Mama akan merawat dan membesarkanmu sayang, kamu akan menjadi kebanggaan mama kelak. Mama akan melakukan apapun demi kamu. Tidurlah yang nyenyak sayang?" Mama tidak akan membangunkanmu!" ucap perempuan itu penuh rasa sayang. Pagi itu
Read more
BAB : 8 "Bukalah Hatimu, Almira!"
Hari demi hari pun berlalu. Tak terasa sudah tiga bulan lebih ia berada di kampung halamannya sejak kepulangannya waktu itu.Bilal telah tumbuh menjadi anak yang pintar dan tentunya berwajah tampan. Ia mewarisi ketampanan dari ayahnya dan juga kepintaran dari ibunya. Dan dia sudah pandai berjalan sekarang, hingga Mamanya selalu kerepotan menjaga anak itu.Bilal menjadi hiburan dan kesayangan seisi rumah, karena ocehan dan celotehannya yang selalu mengundang tawa dan menghibur mereka. Sementara Almira yang selalu menyibukkan diri dengan mengasuh dan merawat anaknya itu belum terfikir untuk mencari seorang pengganti dari almarhum suaminya yaitu Putra. Ia merasa masih terlalu cepat untuk memikirkan hal itu.Hingga suatu hari perempuan itu secara tidak sengaja berjumpa dengan Firman yang kala itu bermaksud untuk sarapan pagi di warung milik orang tuanya itu."Selamat pagi, saya mau sarap
Read more
BAB : 9 Lamaran Dari Firman
Suasana di pagi hari itu sangat cerah sekali, angin berhembus sepoi - sepoi. Burung - burung berkicau riang seakan menyambut pagi yang indah. Mentari yang merah lembut menyapa kulit seorang perempuan muda nan cantik.Dialah Almira. Saat ini ia sedang  berjalan - jalan pagi bersama anak laki - laki satu - satunya yaitu Bilal. Ia memang sengaja menuruti perkataan ayahnya kemarin, agar tidak berdiam diri di rumah saja. Karenanya pagi ini ia dan anaknya mencoba menikmati pagi itu dengan perasaan yang riang gembira serts ceria. Sesekali ia mengibaskan rambutnya yang panjang terurai itu sambil mendorong kereta roda dua yang dinaiki oleh Bilal. Sementara bocah itu tertawa gembira sambil berceloteh ala balita yang riang gembira."Sudah yuk sayang mainnya, saatnya kita pulang sekarang. Bilal kan mau sarapan pagi dulu, iya kan sayang?" ucap perempuan itu pada jagoan kecilnya.Yang disapa hanya tertawa berderai sambil memamerka
Read more
BAB : 10 Bimbang
"Aku tidak pantas mas untuk menjadi pilihanmu, karena masih banyak gadis - gadis di luar sana yang lebih pantas untukmu!"   Almira menahan tangisnya yang tersendat di tenggorokan, sedangkan Firman memandang wajah perempuan yang telah mengisi hatinya itu dengan tatapan penuh harap.   "Aku hanya ingin dirimu lah yang akan mendampingi hidupku kelak Almira! Entah, aku juga tidak mengerti akan perasaanku ini. Yang aku tahu, hanya dirimu yang telah memberi arti dan semangat hidup bagi jiwaku yang kosong selama ini!"   Semua berawal dari suatu sore, ketika Almira sedang mengajak Bilal berjalan - jalan di taman bermain anak - anak yang ada di dekat rumah kedua orang tuanya. Taman yang asri dan cantik, yang memang sengaja dibuat oleh Pemerintah Kota setempat untuk warga yang ingin berekreasi dan sekedar menghilangkan beban karena rutinitas pekerjaan.   Di pintu gerbang nampak tertulis "Taman Rekreasi Keluarga
Read more
DMCA.com Protection Status