Beranda / Romansa / Cinta Sang Primadona / BAB : 3 Pernikahan yang diimpikan

Share

BAB : 3 Pernikahan yang diimpikan

Penulis: Melati
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-26 22:57:26

Setibanya di kamar, gadis itu berbaring di tempat tidur untuk sejenak beristirahat dari rasa lelah yang mendera.

"Randy, nggak bosan - bosannya pemuda itu menggangguku" gumam gadis itu sembari memejamkan mata.

"Apa kabar kamu sayang? Bagaimana dengan rencana pernikahan kita nanti. Ah, Putra kekasihku rasanya tak sabar menunggu hari itu!" Almira berbicara sendiri.

Mereka berdua memang telah lama berencana untuk melangsungkan pernikahan mereka di tahun ini. Namun rencana tersebut masih belum bisa direalisasikan karena sang kekasih masih belum bisa pulang dan bertemu  dengan gadis itu.

Besok adalah hari yang ditunggu - tunggu Almira, sang kekasih akan datang untuk melamarnya dan mereka akan segera menikah tak lama setelah sang kekasih melamar gadis pujaannya itu.

Keesokkan harinya, Almira bersiap - siap untuk menerima kedatangan Putra. Dia berdandan dengan sangat sederhana, hanya menyapukan bedak yang tipis di wajahnya dan mengoleskan lipstik berwarna pink muda di bibirnya yang merah.

Setelah itu dia menuju ke warung makan dan bermaksud membantu ayah dan ibunya berjualan. 

"Kak Mira, kata ibu hari ini kak Putra akan pulang ke sini ya?" tanya adiknya Meri.

"Ia sayang, memang hari ini kak Putra akan pulang kemari. Malah mungkin sebentar lagi sampai." jawab gadis itu penuh semangat.

"Kira - kira kak Putra bawa oleh - oleh apa ya kak? Meri mau dong oleh - oleh dari kak Putra."

Ayah dan ibu yang sedang melayani para pelanggan yang datang di pagi itu hanya tersenyum melihat kelakuan putri bungsunya itu.

Pagi itu seperti biasanya warung ramai dikunjungi para pelanggan. Ada yang makan dan minum, ada yang hanya minum kopi, bahkan ada yang hanya duduk - duduk saja sambil ngobrol dengan teman - temannya. 

"Kita lihat saja nanti ya dik, semoga kak Putra bawa oleh - oleh buat Meri ya?"

"Iya kak" ucap gadis kecil  itu perlahan.

Tak lama kemudian masuklah sebuah mobil sedan berwarna biru metalik ke halaman rumah Almira. Gadis itu pun bergegas berjalan ke arah mobil yang baru tiba itu. Kemudian pintu mobil itu pun terbuka, dan turunlah seorang pemuda tampan yang telah lama dirindukannya.

Putra, sang kekasih datang dari jauh untuk menemuinya dan bermaksud untuk melamar gadis itu. Mengenakan atasan kaos santai berwarna putih dan celana jeans biru serta sepatu kets model terbaru menambah gagah dan tampan penampilannya pagi itu.

Hati gadis itu berdebar kencang, kerinduan yang selama ini terpendam tumpah ruah berhamburan di dadanya.  Dia pun setengah berlari menyambut kedatangan sang kekasih, kalau tak merasa malu ingin rasanya dirinya memeluk erat sang kekasih hatinya itu. Namun perasaan itu segera ditahannya mengingat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan.

Begitupun Putra, pemuda itu memandang gadisnya dengan penuh cinta dan kerinduan yang dalam. Dimatanya, Almira sang gadis tampak semakin cantik dan lebih dewasa. Wajar hingga detik ini dia semakin jatuh cinta dan tergila - gila pada gadis itu.

"Assallamualaikum" Putra mengucap salam pada Almira.

"Waalaikum salam" Gadis itu pun menjawab salam dari sang kekasih.

"Apa kabar Mira? Kamu baik - baik saja bukan?"

"Alhamdulilah aku baik - baik saja. Kamu sendiri gimana khabarnya Putra?" tanya gadis itu lagi.

"Alhamdulilah kabarku baik juga"

Setelah berbasa basi sejenak, gadis itu mengajak kekasihnya masuk ke dalam warung untuk istirahat dan bertemu dengan ayah dan ibunya.

Tampak semua pelanggan yang ada di dalam warung memandang iri pada Putra yang berjalan berdampingan dengan sang Primadona. Kenapa bukan mereka saja yang mampu merebut cinta sang gadis pujaan.

Setelah bertemu dengan kedua orang tua kekasihnya, dan setelah berbincang - bincang sejenak dengan mereka, maka Putra pun mengutarakan niatnya untuk melamar gadis itu dan hendak menikahi anak mereka secepatnya.

"Kenapa begitu cepat nak Putra? Ayah dan ibu belum ada persiapan sama sekali" ucap ayahnya ragu.

"Ayah dan ibu tidak usah khawatir, saya dan Mira sudah berhubungan cukup lama. Kami berdua memang sudah sejak lama merencanakan hal ini. Mengenai masalah biaya,  jangan terlalu dipikirkan karena saya sudah menabung sejak lama dan cukup untuk membiayai pesta pernikahan kami berdua." tuturnya lagi.

"Bagaimana Mira? Kamu setuju dengan rencana nak Putra yang  hendak melamar  dan hendak menikah denganmu secepatnya dalam masa cutinya ini?"

"Mira setuju ayah, karena memang kami berdua sudah merencanakan ini sejak lama, lagian kami berdua saling mencintai. Apalagi yang harus Mira pikirkan ayah, Putra datang dengan niat yang baik, dan Insya Allah Putra adalah jodoh Mira yang telah dipilih oleh Allah untuk Mira!"

"Baiklah kalau begitu, ayah dan ibu setuju dengan rencana kalian. Kapan pesta pernikahannya akan diselenggarakan?" 

"Minggu depan ayah" jawab keduanya hampir bersamaan.

Kedua insan yang  akan melangsungkan pernikahan itu akhirnya bisa bernafas lega. Besok Putra akan datang bersama kedua orang tuanya untuk membahas rencana lamaran dan pesta pernikahan mereka yang akan digelar minggu depan.

**********

Pesta pernikahan Putra dan Almira digelar dan diselenggarakan di sebuah hotel berbintang yang mewah yang berada  tak jauh dari lokasi  tempat kediaman mempelai perempuan. Sanak saudara, karib kerabat dari kedua belah pihak pun semuanya diundang tanpa terkecuali. Termasuk juga teman - teman dekat dari kedua mempelai pun turut hadir meramaikan pesta dan memberi kan doa restu kepada pasangan pengantin baru itu.

Begitupun kedua kakak Almira yaitu Deni dan Nova tampak hadir bersama keluarga kecil mereka masing - masing. Deni datang bersama istri dan anak mereka satu - satunya yaitu Ivan, sedangkan Nova hadir bersama suami dan anak kembar mereka yaitu Alina dan Alika si kembar yang lagi aktif - aktifnya bergerak dan selalu membuat kedua orang tuanya harus super ekstra menjaga mereka berdua.

Gedung untuk acara pesta tersebut telah dihiasi dengan ribuan bunga aneka warna, hiasan - hiasan panggung untuk kedua mempelai seperti lampu - lampu yang berkelap - kelip, bunga - bunga hidup yang sengaja ditata sedemikian apik dan indahnya untuk menambah indahnya panggung untuk kedua mempelai bersanding itu ditata rapi.

Sang Raja dan Ratu sehari itu nampak cantik dan gagah dalam balutan busana pengantin yang indah dan megah. Busana yang dihiasi dengan mutiara - mutiara dan batu swarowzky yang berkelap kelip sehingga menambah anggun dan cantiknya mempelai perempuan. Kedua orang tua dari kedua mempelai ikut duduk bersanding mendampingi kedua mempelai dan mereka menggunakan busana yang sama sehingga terlihat serasi sekali mereka bersanding dengan pengantin.

Acara lamaran telah diselenggarakan pagi hari tadi  sebelum ijab qabul diucapkan oleh pengantin laki - laki. Seserahan untuk lamaran telah diserahkan oleh keluarga dari mempelai laki - laki kepada mempelai perempuan dan telah diterima dengan baik oleh pihak mempelai perempuan.

Beruntung untuk menyelenggarakan dan mengatur jalannya acara lamaran hingga resepsi atau pesta pernikahan, keduanya telah menyewa Event Organizer yang cukup ternama dan berpengalaman serta handal dalam bidangnya. Sehingga acara berjalan lancar sesuai dengan harapan kedua mempelai.

Kedua mempelai yang telah diakad nikahkan oleh Ayah Almira pagi tadi itu tampak bahagia dan berseri - seri menyambut para tamu undangan yang datang, dan tak henti - hentinya menebar senyum manisnya pada para tamu yang memberikan doa restu untuk keduanya semoga selalu sakinah, mawaddah, dan warrohmah.

Akhirnya pesta pernikahan itu pun usai sudah. Para tamu undangan yang datang satu persatu berpamitan untuk pulang. Tinggalah keluarga terdekat saja yang masih disibukkan untuk membantu membereskan sisa - sisa dari acara pesta tersebut.

Kedua pengantin baru itu pun beristirahat di kamar pengantin nan indah dan cantik yang disediakan oleh pihak hotel tempat resepsi digelar. Kamar yang bernuansa warna merah muda dan putih itu dihias sedemikian indah, sehingga membuat betah siapapun yang tidur di dalamnya.

"Kamu bahagia istriku sayang? Saat ini engkau adalah istri dari Putra Pratama dan aku adalah suami dari seorang istri yang sangat cantik bernama Almira" rayu Putra pada sang istri. Sedang Almira hanya tersenyum bahagia dan memeluk suaminya dengan mesra. Dan Putra menghadiahkan kecupan lembut di kening sang istri.

,

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Sang Primadona   Bab : 19 Haruskah Aku Membuka Hati?

    Deghhh!Jantung Almira berdetak lebih cepat. Ia hanya tak menyangka ada lelaki yang berani menggodanya dan membuat ia salah tingkah."Almira..." ucapnya menyambut jabatan tangan lelaki itu dan menyebutkan namanya."Hmmmm... Nama yang cantik secantik orangnya.""Ehem, ehem, Robi ini Almira sahabatku!"Windi pun memperkenalkan sahabatnya itu kepada Robi teman sang suami. Sementara tatapan mata Robi tak lepas dari Almira. Seolah hendak menelanjanginya. Perempuan itu merasa jengah, pipinya bersemu merah. Untunglah Windi memperkenalkan ia dengan temannya yang lain. Sehingga rasa malunya dapat segera hilang.Mereka terlibat pembicaraan yang hangat disertai dengan canda dan tawa. Suara pembawa acara mengumumkan bahwa acara akan segera dimulai. Windi mengajak Almira menuju panggung dimana telah berkumpul Ryuga beserta tamu undangan lainnyaAcara resmi ulang tahun Ryuga dimulai. Acara dibuka dengan kata sambutan dari tuan rumah. Suami dari Windi itu pun mulai menyampaikan kata sambutannya. D

  • Cinta Sang Primadona   Bab 18 : Mulai Dari Awal, Almira!

    Hari itu Almira disibukkan dengan berbelanja barang- barang yang dibutuhkan untuk memulai bisnis onlinenya. Semula ia menghubungi teman lamanya yang sudah lama membuka bisnis onlinenya. Terutama yang menyangkut dengan fashion. Ia adalah teman sewaktu Almira sekolah dulu. Dan kini sukses merambah bisnis pakaian. Mulai dari dewasa, remaja, anak-anak, bahkan balita dan bayi. Namanya Windi. Ia mempunyai toko sendiri. Nama tokonya adalah Istana Fashion. Dari Windi Almira banyak belajar mengenai bisnis toko online dan bagaimana bisa menarik pelanggan. Alhamdulilah! Setelah beberapa bulan kemudian, toko onlinenya semakin maju dan berkembang pesat. Orderan onlinenya semakin banyak. Ia semakin disibukkan oleh permintaan pelanggan. Terutama jenis pakaian wanita dewasa dan remaja. Almira bekerja dari rumah, selain bisa mengurus rumah, ia juga bisa mengurus ketiga buah hatinya. "Wind, makasih ya...berkat bantuan kamu toko online yang aku kelola lumayan maju." 'Oh iya Mira sama-sama aku senang

  • Cinta Sang Primadona   Bab 17 : Impian Dan Harapan Baru

    Suara adzan Subuh berkumandang, membangunkan Almira dari mimpi indahnya. Namun cuaca yang begitu dingin di pagi ini serta merta membuat dirinya menarik kembali selimut yang menutupi tubuhnya. "Wah sudah pagi, aku harus segera bangun karena aku tidak mau terlambat untuk mengurus pencairan asuransi nanti." Lalu ia segera bangkit dan berdiri, meletakkan selimut dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Brrrrrrr! Dinginnya sampai menusuk ke tulang. Samar-samar ia mendengar suara air hujan yang jatuh di atap rumah. Tik...! Tik...! Tik...! Ternyata sedari semalam hujan turun deras sekali. Namun karena merasa capek dan lelah sekali ia pun tidur nyenyak. Sehingga tak mendengat suara hujan yang turun tadi malam. Perlahan ia mengambil mukena dan langsung memakainya. Kemudian mengerjakan sholat Subuh dengan khusy

  • Cinta Sang Primadona    BAB 16 : Mencoba Ikhlas

    Suasana sibuk sekali malam itu. Para tetangga berinisiatif dan bahu membahu mempersiapkan segala keperluan untuk acara Tahlilan nanti. Ada yang menggelar tikar, menyapu rumah, mempersiapkan sound system, dan membentuk petugas-petugas yang akan bertugas nanti. Mulai dari MC, Qori, petugas peribadatan, dan doa. Sementara itu ibu-ibu warga komplek pun tak ketinggalan mempersiapkan snack atau konsumsi yang akan dihidangkan untuk para petakziah nanti. Hmmmmm! "Alhamdulilah ya Allah aku dikaruniai dan dikelilingi oleh tetangga dan teman-teman yang dengan rela mau menolong dan membantuku"gumam perempuan itu. Matanya sibuk mencari-cari keberadaan ibunya. Oh itu dia! Ibunya sedang menggendong Siska sambil mengobrol dengan tetangga lain. Ia pun berjalan dan mendekati ibunya dan berkata, "Almira, sudah sana nggak usah sibuk-sibuk! Kamu duduk saja di ruang tamu sambil menerima tamu yang d

  • Cinta Sang Primadona   BAB : 15 Luka itu datang lagi

    Ketika ia tersadar dari pingsannya, Ia pun melihat rumahnya ramai sekali. Dan terdengar para tamu yang datang membaca surah Yasin, Almira bingung dan bertanya pada ibu - ibu yang berada di dekatnya. "Ada apa ini bu, kok ramai sekali?" "Mbak Mira yang sabar ya, ini musibah mbak." "Musibah? Musibah apa bu?" Ia hampir saja berteriak. "Ia suami mbak Almira meninggal dalam kecelakaan tadi sore." "Ya Allah Ya Tuhanku!" "Mas Firman...!" "Huuu...! Huuu...! Huuu!" Almira pun menangis sesunggukkan ia tak menyangka harus kehilangan lagi suami tercinta. Terulang kembali luka lama sama seperti ia kehilangan suami pertama yaitu Putra. " Anak - anak saya kemana bu, kok nggak ada?" "Oh anak - anak mbak Mira ada tuh diasuh dan diungsikan ke rumah sebelah, kasihan nggak bisa tidur yang kecil mbak " Perlahan Almira mencoba bangkit dari tidurnya ia ingin melihat suaminya itu untuk yang terakhir kalinya. Dan ke

  • Cinta Sang Primadona   BAB : 14 Antara Ada Dan Tiada

    Almira mencoba melangkah masuk ke dalam rumah, sambil meringis menahan sakit ia pun berbicara sendiri. " Aduh! Mas Firman kemana sih? Kok lama amat. Perutku sakit mas, kamu kemana mas?" Sambil berjalan masuk ke rumah ia mencoba berpegangan dengan benda - benda apa saja yang di pegangnya. Dan akhirnya ia duduk di sofa ruang tamu sambil mengelus - elus perutnya yang terasa sakit itu. Ia pun membaca doa - doa yang ia bisa sambil terus berharap suaminya segera datang. Tak lama kemudian terdengar deruman mesin mobil masuk ke halaman rumah. Firman datangdengan tergopoh - gopoh, kemudian ia langsung mencari - cari dan memanggil nama istri tercintanya itu. "Sayang ...! Kamu dimana ini aku sayang?" Tak terdengar jawaban. Ia pun mulai merasa khawatir dan cemas. "Almira ...!" "Aku disini mas!" Firma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status