Home / Romansa / Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen / Bab 4 : Hobi Lain Valerie

Share

Bab 4 : Hobi Lain Valerie

Author: sukanulisajaa
last update Last Updated: 2024-02-27 14:21:22

Valerie bekerja sampai larut malam. Untung besok akhir pekan, ia bisa beristirahat sebelum senin jadwalnya sudah full lagi dengan meeting-meeting. Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Valerie meregangkan badannya. Sudah 20 Surat Perjanjian yang berhasil ia sign hari ini. Benar-benar melelahkan.

“Val ayo pulang, gue udah teler banget,” ujar Intan dari luar ruangannya.

“Duluan duluan, gue masih mau beberes,” ujar Valerie.

“Yaudah gue duluan yaa,” ujar Intan sambil berlalu dari ruangan Valerie.

Valerie mengedarkan pandangannya. SPK yang sudah di sign sudah bertumpuk rapih di mejanya, tinggal dikirim ke masing-masing klien. Ia melihat laptopnya, sudah semua rapih, ia tinggal mematikannya. Valerie teringat, ia belum membuka hp nya sama sekali seharian, dan seingatnya tadi ada notifikasi ketika ia di mobil.

Valerie membuka hpnya, muncul sebuah nama yang mengirimkan pesan, Risko. Valerie mengerutkan kening. Ia berfikir ada revisi dengan perjanjiannya, akan sangat memakan waktu jika memang ada perubahan di perjanjian kerjasama mereka.

Klik.

Pesan dari Risko terbuka.

-Hi, if you don’t mind. I wanna ask you something, but it’s not bout our bussines. Its personal.  May I?-

Hhh

Valerie menghembuskan nafas lega, ini bukan perkara pekerjaan.

-Go ahead-

Sent.

Read.

“Wah masih online dia, cepet banget read nya,” Valerie bergumam sendiri.

Ting. Masuk lagi pesan dari Risko.

-Are you in a relationship with someone?-

“Hahahahhaha,” Valerie tertawa. Risko adalah tipenya sekali. Pekerja keras, telaten, dan tidak pernah basa-basi. Segala yang dibicarakan selalu tepat pada intinya.

-Nope. I’m a single agent (Intan named me like that)-

Sent.

Read.

Di kantornya, senyum Risko terbentang. Ia merasa ada kesempatan untuk mendekati Valerie secara personal.

-So, can we?-

Risko Sent.

-Can we what?-

Valerie Sent.

-Being more than bussines partner-

Risko Sent.

-You are so obvious-

Valerie Sent.

-Hahaha I’m sorry. How bout lunch tommorrow?-

Risko Sent.

Valerie menimbang-nimbang. Dia sangat malas jika harus keluar rumah. Ia ingin dirumah seharian, bermalas-malasan ria dengan tempat tidurnya. Valerie meletakkan hpnya dan bersiap-siap untuk pulang. Ia akan memikirkan selagi jalan pulang saja nanti.

Valerie mengunci pintu ruangannya, berjalan ke arah parkiran. Ternyata di kantor masih ada beberapa accounting yang lembur. Valerie menyapa mereka semua dan berlalu sebelum ia mendengar ada yang membicarakan dirinya.

Di kantor, Valerie sering kali menjadi perbincangan dan gosip bagi orang divisi lain karna dirinya yang belum juga menikah di usia yang sudah bisa dibilang matang. Namun bagi Valerie, menikah bukanlah tujuan hidupnya. Banyak yang menikah namun tidak bahagia, untuk apa? Lebih baik ia sendiri namun bisa menikmati hidup.

 Valerie masuk ke dalam mobil, menyalahkan mesin dan radio. Ia menunggu beberapa saat di parkiran sebelum keluar. Valerie mengeluarkan hpnya dan membalas pesan dari Risko.

-Gimana kalo kamu dateng kerumah saya?-

Sent.

Read. Risko ini benar-benar tipe orang fast respon ternyata.

-With my pleasure. Sent the address-

Risko Sent.

Valerie mengirimkan Risko alamat rumahnya.

-Saya kirim share loc nanti kalo udah dirumah-

Sent.

Read.

Tidak ada jawaban. Valerie mulai mengendarai mobil nya membelah ibukota yang tidak pernah tidur ini. Dalam perjalanan pulang, Valerie kembali teringat pembicaraan tadi siang dengan Intan. Apa dirinya benar-benar belum bisa melupakan Faris? Apa dirinya masih saja berpura-pura sibuk hanya untuk mengindari memikirnya Faris?

Yap. Itulah yang harus dia lakukan SEKARANG JUGA. Sibuklah dan berhenti memikirkan Faris. Akhirnya Valerie memikirkan akan memasak apa untuk besok Risko datang kerumah. Valerie sangat suka masak. Ia suka sekali menggabung-gabungkan beberapa bahan yang ia suka.

Sampai di rumahnya, Valerie langsung memasak air untu dirinya mandi. Valerie berendam di dalam bathup sambil tetap memainkan hpnya. Ia sudah mengirim shareloc ke Risko dan Risko bilang akan datang besok jam 1 atau jam 2 siang.

Baiklah. Ia memiliki waktu untuk memasak sesuatu.

-Rather western or traditional food?-

Sent.

Read.

-Both. I love food-

Valerie tersenyum. Benar-benar tipenya. Valerie memutuskan untuk membuat spageti untuk appetizer dan nasi dengan ayam bakar untuk main course, untuk pelengkap ia akan membuat pudding. Valerie membuka aplikasi memesan bahan makanan online dan membayarnya agar besok pagi, barang-barang itu sudah bisa sampai di rumahnya.

Valerie menyelesaikan mandinya dan masuk ke dalam kamar. Dengan hanya menggunakan tangtop dan celana panjang longgar ia naik ke tempat tidur. Mematikan lampu dan mulai memejamkan mata. Setumpuk pekerjaan dan air hangat di akhir hari membuatnya dengan cepat tertidur nyenyak.

***

Hari masih menunjukan pukul 08.00, namun Valerie sudah sibuk di dapur. Bahan makanan yang ia pesan semalam sudah datang sejak setengah jam yang lalu. Khawatir akan kembali terlelap,  Valerie akhirnya mulai memasak.

Hari ini Valerie bahkan skip sarapan karna ia tahu siang ia akan makan yang banyak. Valerie mencintai makanan namun ia tetap harus menjaga badan dan kesehatannya agar tidak kebablasan.

Valerie mencuci ayam sampai bersih, kemudian ia membuat bumbu marinasi ayam bakar dengan memeraskan jeruk nipis dan mendiamkannya selama beberapa waktu. Sambil menunggu marinasi ayam, ia menyiapkan pudding.  Tadinya ia ingin membuat panakota, tapi pudding terdengar lebih simple dan sudah pasti enak.

Suara lagu American Idiot dari Greenday menggema dari dalam rumahnya. Ia sengaja menyetel lagu yang membangkitkan semangatnya. Sambil menggoyangkan badannya mengikuti hentakan lagu, Valerie dengan lihai mengolah semua bahan makanan agar menjadi makanan yang enak.

Kali ini Valerie akan membuat sebuah pudding yang terbuat dari roti tawar, susu, tepung maizena dan lain-lain. Sebenarnya bisa saja ia membuat pudding dari pudding instan, namun ia ingin memberikan kesan tersendiri untuk Risko. Ya barangkali Risko ingin membuat sebuah bisnis kuliner bersamanya, who knows?

Valerie mulai memblender roti, keju, agar-agar instan, tepung maizena, gula dan susu UHT. Kemudian Valerie memanaskannya di panci, ia memasaknya hingga berbuih. Harum yang dihasilkan sangat manis. Valerie mencelupkan jarinya dan mencobanya.

Senyumnya sumringah, ini enak. Lalu Valerie memasukkan biskuit hitam yang sudah dihancurkan di dasar cetakan, memadatannya kemudian menuang hasil yang ia rebus tadi. Dimasukkannya lagi serbuk biskuit hitam, dan adonanya lagi. Ia memasukkan kulkas dan tersenyum.

“Kamu jadi ya, harus enak,” Valerie berbicara dengan puddingnya.

 “Don’t wanna be an american idiot!” Tubuh Valerie bergerak kesana-kemari mengikuti lagu dan irama sambil tangannya terus memasak. Kali ini ia membuat bumbu rujak, namun tidak ia marinasi dengan ayam karna kuatir Risko tidak menyukainya.

Khusus untuk makanan pembuka yaitu Spageti, Valerie tidak akan mengolahnya sekarang, ia akan mengolah nanti, ketika Risko sudah mau sampai agar tetap hangat dinikmati.

Valerie sering lupa waktu ketika sudah memasak, ia melihat jam dan kaget karna waktu sudah menunjukan pukul 12.00. Ia baru saja selesai masak nasi dan membakar ayam. Puddingnya sudah aman di kulkas,  brarti ia hanya tinggal megolah spageti.

Valerie mengambil hpnya, mencari nama Risko untuk mengirimkannnya pesan.

-Nanti kalo udah sampe, ketok aja ya. Kalo 2 kali ketokan belum saya sautin berarti saya masih mandi. Kamu masuk aja tunggu di dalam-

Sent.

Read.

-Okey-

Sent.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 115 Valerie Sakit

    “Jadi gini Bu Valerie..”Faris mendengarkan di depan pintu dengan Valerie yang ada di tempat tidur.“Ibu pernah punya histori radang tenggorokan ya?” tanya Dokter Ali.“Iya dok,” jawab Valerie.“Nah radang tenggorokannya itu kumat bu, jadi demam, enggak enak badan. Lidah juga pahit. Ini enggak apa-apa kok. Cuma butuh istirahat aja, makan juga jangan sembarangan dulu ya bu. Trus banyakin minum air putih.”Valerie mengangguk-angguk. Sudah bukan hal baru dirinya terkena radang tenggorokan. Biasanya jika ia banyak pikiran, atau tubuhnya sedang lelah, radangnya bisa memerah dan membuatnya tidak enak badan.Namun kali ini, sakitnya luar biasa. Mungkin karena ia benar-benar tidak memperhatikan makanan atau minuman apa yang ia konsumsi belakangan, ditambah lagi dengan aktifitasnya yang tidak ada behentinya.“Ini saya buat resep untuk radang tenggorokannya ya, nanti bisa ditebus di apotik. Kalo 3 hari be

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 114 Valerie Sakit

    Pukul 4 pagi, Valerie dan Faris baru sampai di rumah. Tubuh mereka sudah lelah dan mengantuk.“Kamu apa aku yang mandi duluan?” tanya Valerie.“Kamu aja dulu, abis itu baru aku,” jawab Faris.Setelah Valerie dan Faris mandi, keduanya langsung tertidur. Namun, kali ini Valerie merasa dingin yang dirasakan berbeda dari dingin yang biasanya.“Pasti gara-gara mandi abis begadang nih,” pikirnya.Valerie merapatkan selimutnya dan menaikkan suhu AC nya agar tidak terlalu dingin. Tapi ternyata tidak membantu sama sekali, tubuhnya menggigil saking dinginnya. Faris yang merasakan ada getar disampingnya, membuka mata dan melihat Valerie dalam keadaan menggigil.“Val, kamu kenapa? Dingin ya?” tanya Faris. Valerie mengangguk.Faris buru-buru menuju lemari, ia mengambil 2 pasang kaus kaki dan memakaikannya di kaki Valerie bersamaan. Ia mematikan AC, dan menyalahkan Air cooler. Tidak sedingin AC, namun tetap m

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 113 Late Night Ramen

    “Enggak apa-apa. Aku selalu kabarin ibuku kok kalo belom pulang,” jawab Anita.“Oh ya?”“Iya, aku lagi sama siapa, aku lagi dimana, ngapain, aku pasti kabarin ibuku. Sebenernya dia enggak minta, tapi emang aku yang selalu ngabarin biar enggak kuatir,” jelas Anita.“Oke kalo gitu.”Risko menyandarkan punggungnya ke sandaran kursinya. Ia memejamkan mata, tanpa sadar ia sudah terlelap tidur. Tidak berbeda dengan Anita, setelah memastikan semua pintu terkunci dan AC tetap menyala, Anita jatuh tertidur.Tapi tidak lama kemudian, Anita bangun, ia tidak bisa tertidr jika kondisi mobil tidak berjalan. Lagi pula, tidak baik untuk pernafasan. Buru-buru Anita membuka semua jendela dalam mobil Risko.Angin malam langsung berebut masuk. Malam ini tidak terlalu dingin sebenarnya, tidak seperti malam-malam kemarin. Tapi sudah cukup membuat Anita mengencangkan jaketnya.Anita melihat ke layar, sudah nomor

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 112 Cerita Kepada Faris dan Valerie

    Valerie yang tadinya sedang serius mengerjakan laporan langsung bangkit dari duduknya.“Serius??” tanya Valerie sambil menghampiri Anita.“Iya Val. Dia bilang mau jadi suamiku tadi,” jawab Anita.“And you said yes?” tanya Valerie, dia benar-benar exited mendengar kabar ini.“Iya Val,” jawab Anita malu-malu.“Wahhhhhh keren banget kalian berduaaa, jadi kapan nih?” tanya Valerie. Ia menarik tangan Anita untuk duduk di sofa bersama dirinya dan Faris.“Masih lama kok. Aku mau kenal Risko dan keluarganya lebih dalam lagi, juga mau kenal sama temen-temannya Risko dulu. Soalnya kan kita kenalnya baru, jadi enggak langsung cepet juga. Minimal 3 bulan aku minta waktu, ya Ris?” tanya Anita kepada Risko.“Iyaa, aku juga mau kenal dulu sama keluarga dan temen-temennya dia. Abis itu kita diskusi lagi, baru deh tentuin tanggal,” jawab Risko. Ia duduk di kursi yang tadi Vale

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 111 She Said Yes

    Anita terdiam. Ia tidak menyangka Risko secepat itu melamar dirinya.“Anita?” tanya Risko.“Eh eh maaf Risko. Aku kaget, enggak nyangka kamu secepat itu ngelamar aku,” ujar Anita.“Iya makanya. Aku juga mikir kamu pasti ngerasa ini cepet banget. Tapi aku udah ngerasa cocok sama kamu. Aku mau hidup aku sama kamu.”Anita menatap Risko, mencari kebohongan dalam mata Risko, tapi ia tidak melihatnya sama sekali. Risko terlihat tulus, ia tidak terlihat bohong sama sekali.“Risko, kamu yakin? Kita belum lama kenal loh..” ujar Anita.“Aku yakin. Aku bisa kenal kamu nanti setelah nikah. Enggak apa-apa kok. Aku beneran yakin mau nikah sama kamu, kamu adalah calon istri yang aku rasa terbaik buatku, buat Papaku, buat keluargaku.”Anita tersentak.“Aku bahkan belom sempet kenal sama keluarga kamu, kalo mereka enggak suka sama aku gimana?” tanya Anita.“Eng

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 110 Risko Propose Anita

    Anita dan Risko sudah duduk di dalam rumah makan. Mereka duduk berhadapan dengan pemandangan langit yang cerah. Dengan lampu-lampu kecil cantik menghiasi interior rumah makan tersebut yang makin terlihat ketika sudah gelap.Angin malam menerbangkan rambut Anita yang dikuncir hanya setengah.“Dingin ya?” tanya Risko.“Lebih tepatnya adem, bukan dingin. Yang waktu di Villa nya Faris aja aku kuat kan,” ujar Anita.“Oh iya bener.”“Kamu tau tempat ini darimana sih? Bagus banget tau,” ujar Anita.“Dulu pernah makan di sini sama temen kantor rame-rame. Kita dari luar kota trus mampir kesini eh ternyata bagus banget.”Obrolan mereka terselak oleh pelayan yang mengantarkan makanan untuk Risko dan Anita. 2 piring nasi dengan ayam goreng dan sambal juga lalapan tersaji di depan mereka. 2 gelas jus buah naga pun tidak luput dari pesanan.“Makasih Mas,” ujar Anita.“Sama-sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status