Lusi kaget ia pikir sekretaris yang ia suap dan ancam itu sudah mengatakan bahwa lusi adalah dalang di balik pencemaran nama baik Kirana di grup chat perusahaan, mendadak kakinya lemas ia telah masuk jebakan Kirana.
"A-aku hanya ingin gadis itu mengakui perbuatannya, karena ia cemburu melihatmu bersama presdir, aku pernah mendengar dia menyukai Presdir," Lusi semakin berkata ngawur untuk emnutupi kesalahannya, ia juga mengarahkan jari telunjuk ke arah sekretaris rekan Kirana.
"Jangan mengambing hitamkan seseorang yang tidak bersalah, jangan berkata tidak masuk akal, yang menyukai Sandra itu kau bukan Hana," ucap Kirana dengan santai.
Lusi terdiam dia tidak mampu menyangkalnya, Sandra yang melihat perilaku Lusi semakin geram saat ia akan melepas amarahnya, Kirana menahan Sandra untuk lebih bersabar lagi.
"Lusi apa sebenarnya yang kamu pikirkan, Kirana adalah sahabatmu bukan, kenapa kamu tega melakukan
Kirana mempersilahkan duduk seseorang yang ingin mengajaknya mengobrol, ia meletakkan ponsel di atas meja setelah selesai menelpon."Silahkan duduk Lusi," Kirana menyambut Lusi dengan kehangatan."Ma-maafkan aku Kirana aku hanya bermaksud menekanmu agar tidak terlalu dekat dengan Sandra," ucap Lusi.Kirana menghela nafas ia sudah tahu sejak awal pasti Lusi melakukan semua itu karena cemburu Sandra akan memalingkan perhatian ke Kirana."Lusi bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku telah memaafkanmu tadi, jadi katakan pont penting untuk apa kamu datang menemuiku?" Ucal kirana."Datanglah ke acara perjamuan makan malam yang di adakan di kediaman Manopo," Lusi memberikan undangan kepada Kirana.Kirana menerima kartu undagan yang di berikan oleh lusi, ia tersenyum setelahnya bahkan ia berjanji akan datang membawa Bima ke perjamuan makan malam itu."Baiklah aku datang tap
Kirana kaget saat putranya bertanya hal seprti itu, ia tak mampu menjawab pertanyaan anaknya, akhirnya ia mencoba menghirup dan mengeluarkan nafas agar pikirannya tenang."Bisa saja kamu akan bertemu dengan dia tapi ibu tidak menjamin, ayahmu super sibuk mana mungkin datang ke acara seperti itu," ucap Kirana."Tapi kan paman adalah kakak ayah, kejam sekali ayah tidak menghadiri acara kakaknya," ucap balita pintar itu.Kirana merasa perkataan Bima ada benarnya juga, Sandra adalah kaka Sabian mana mungkin ia tidak akan hadir di acara besar sang kakak."Emm sayang sudah malam waktunya Bima tidur, besok pagi bangunlah lebih pagi, mama akan membawamu membeli baju baru," ucap Kirana menggendong Bima menuju kamarnya."Baiklah mama tolong pilihkan aku baju yang paling indah, karena aku akan bertemu ayah," ucap Bima dengan riang gembira.Kriett!Kirana membuka
Sandra kaget melihat ayahnya berdiri di pintu masuk kamarnya, tapi ia tersenyum setelah tahu ternyata sang ayah sungguh peduli padanya."Kenapa ayah tidak langsung tidur istirahat saja, Sandra kan bukan anak kecil yang harus di tunggu kepulangannya kan, kalau aku punya wanita simpanan kenapa ayah diam saja?" Ucap Sandra mencoba menguji kesabaran ayahnya."Jangan main-main Sandra, jawab jujur ayah kemana kamu pergi setelah fitting baju?" gertak tuan Alexander.Sandra membuka pintu kamarnya mengatakan kepada tuan besar Alexander agar segera istirahat karena hari sudah malam tidak perlu mengkhawatirkan Sandra Karena ia tahu yang terbaik untuk dirinya saat ini."Ayah aku pergi menemui cucu laki-laki mu, berhubung ayah sudah mengetahui kemana aku pergi, sekarang ayah tidur dengan nyenyak ya," Sandra menutup pintu kamarnya dan tidur dengan tenang."Sandra jangan buat ayah marah, mungki
"Mama cantik sekali," Bima berteriak senang."Bima kamu juga sangat tampan," ucap Kirana melempar senyuman ke arah Bima.Asisten Doni juga terpukau oleh kecantikan Kirana, sekarang dia mengerti kenapa tuan mudanya sangat menyukai Kirana, selain wajahnya yang cantik, karakter nya juga lembut mampu menahan amarah untuk menghadapi orang yang menyakitinya pikirannya juga matang dan cerdas, entah apa yang terjadi nanti jika tuan muda kedua menemukannya."Doni apa yang kamu lamunkan, ayo kita berangkat?" Ucap kirana melambaikan tangan di depan wajah Doni."Ah nona Kirana maaf aku terpukau akan kecantikan yang kamu pancarkan, mari kita berangkat," ucap Doni seraya berdiri dan berjalan menuju mobil.Kirana hanya tersenyum kecil melihat tingkah lucu seornag asisten seperti Doni, mereka menuju kediaman keluarga Manopo untuk menghadiri acara perjamuan makan malam sekaligus pertunangan Sandra dan Lusi.
Bima sangat senang dapat memeluk langsung ayah biologisnya, ia menatap mata Sabian yang sungguh mirip sekali dengannya, senyuman di wajahnya semakin melebar."Ayah apa kamu percaya bahwa aku ini adalah anak kandungmu?" Ucap bocah cilik itu."Jangan mengada-ada aku ini pria single," ucap Sabian.Bima mengatakan bahwa sebentar lagi dia akan membuktikan kalau dia benar adalah putranya, karena sudah terllau lama Bima meninggalkan mamanya, ia berlari dan berteriak kepada Sabian bahwa ingin berjumpa lagi dengannya."Ayah bukankah baju kota sudah sama berarti kita memang sehati, oh iya aku harus pergi nanti mamaku mencariku, besok aku akan mencarimu lagi," ucap Bima seraya berlari meninggalkan Sabian."Baju yang sama dengannya," Sabian melirik jasnya yang memang berwarna senada dengan bocah kecil itu.Jay tersenyum kemudian dia meledek Sabian bahwa anak itu memang m
Han mencoba untuk mengejar Kirana yang membawa putranya pergi meninggalkan pesta perjamuan malan malam di keluarga Manopo."Mau kemana kamu tuan muda Han, lebih baik kamu mengurus mertuamu yang sepertinya terkena sednagan jantung," Doni menghadang Han yang berusaha meraih Kirana."Siapa kamu mengaturku, minggirlah aku harus mengejar Kirana," Han melawan Doni.Cetakkk!Satu jentakan antara ibu jari dan jari telunjuk Doni mampu mendatangkan para bodyguard nya untuk meengurrus tuan muda dari keluarga Subroto."Lepaskan aku, bukan urusanmu juga aku ingin melakukan apapun yang aku mau," ucap Han yang kedua tangannya sudah di pegang dua orang bodyguard."Tuan maafkan suamiku, sekarang kami harus mengurus ayah kami untuk di bawa ke rumah sakit," ucap Tania memohon.Doni memerintahkan kedua bawahnya untuk melepaskan tuan muda Han atas permohonan istrinya dan mengawal
Tania masih marah dengan kejadian di pesta perjamuan makan keluarga Manopo, Han ternyata masih menyimpan rasa untuk Kirana."Pelankan suaramu Tania, aku hanya kngkn tahu kabar Kirana setelah lama menghilang," Han menjawab sambil memainkan ponselnya."Han kenapa kamu menghianatiku?" Tania terus marah.Han menyimpan ponselnya ke dalam saku, berdiri menghardik Tania dia merasa jengkel dengan ulah Tania, Han merasa dia salah memilih seorang istri pada waktu itu."Cukup Tania kamu pikir siapa dirimu, jika ayahmu bukan Dani Wijaya siapa yang mau menikahi anak pembantu seperimu, ibumu hanya beruntung berhasil naik ke ranjang majikan menghianati nyonya rumah yang menolongnya," Han pergi meninggalkan Tania ya g terus mengomel."Han sungguh pria yang tidak berperasaan," Tania tersungkur ke lantai dan menangis.Krieett! Ibu Tania masuk kedalam kamar Tania setelah mendengar percek-cokan antara mena
Sabian memeluk Bima sejenak ia menjawab Kirana sedang ada urusan sebentar jadi tidak ikut ke rumah tuan Alexander."Mama mu sedang ada urusan yang harus di selesaikan, kamu tidak usah khawatir ayah sudah meminta anak buah untuk mengawasinya," Sabian mengelus rambut putranya."Ayah memang yang terbaik tapi, ayah kenapa sudah bertahun-tahun tidak menjemputku dan mama?" Bima mengeluarkan kalimat yang membuat hati Sabian sedih.Bukan tidak mau menjemput tetapi Sabian tidak tahu dimana Kirana bersembunyi, jika tahu dengan segera mungkin sabian akan membawa Kirana pulang dan menikahinya secara resmi."Sayang dimana kamu tinggal selama ini?" Sabian harus memastikan dimana Kirana tinggal selama ini."Aku tinggal di rumah paman," Bima menunjuk Sandra.Uhukk!Sandra tersedak saat Bima mengatakan yang sebenarnya kepada Sabian, akhirnya apa yang di takutkan Sandra terjadi juga