Lusi kaget mendengar apa yang terucap dari mulut Sandra, memberi dia apa sebagai tanda terima kasih, jangan bilang Sandra adalah pria hidung belang yang suka mencari kesempatan kepada para gadis yang di tolongnya.
"Ka-kakak jangan macam-macam padaku, aku tidak akan memberikan tubuhku padamu secara cuma-cuma," Lusi mendekap tubuhnya dengan kedua tangan yang melingkar pada pundaknya.
"Hahaha, kamu ini berpikiran apa sih, aku pikir aku akan tertarik pada badan mu yang tipis seperti triplek itu?" Sandra menggoda Lusi yang salah paham.
Lusi merasa malu saya Sandra tertawa, ia sudah berpikir macam-macam tetapi apa yang ia pikirkan berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh Sandra, Sandra berkata ia lapar setelah satu jam berkeliling, ia ingin makan di tempat yang mewah setelah itu ingin pijat merilekskan tubuhnya.
"Kamu mau makan apa kak, biar aku yang traktir sebagai ucapan terima kasihku, tetapi tidak boleh lebih
Kedua orang itu menoleh ke suara yang mengagetkan mereka, di belakang mereka sudah berdiri seorang tuan muda tampan yang memasang wajah garang, merasa tidak senang gerak geriknya di perhatikan serta diabadikan secara ilegal. "Tuan muda, mohon jangan marah, kami ini di perintahkan tuan besar untuk mengawasi anda dan nona Lusi," Jelas salah seorang yang diutus oleh tuan besar Alexander. "Kalau begitu katakan saja, aku sedang gembira berkencan dengan Lusi, sepasang kekasih yang sedang kencan, tidak senang mendapat gangguan seperti ini, apa kalian mengerti?" Sandra berkata dengan tegas, kedua tangan di lipat di atas dadanya. Dua orang kiriman tuan Alexander mengerti akan maksud tuan mudanya, mereka segera menyelesaikan misi mereka dengan mengirimkan foto berikut video tuan muda pertamanya sednag jalan jalan dan makan di warung seafood tenda. "Tuan misi kami telah selesai, kami mohon ijin pamit pulang, maaf tela
Sandra terlihat tak biasa, ia menoleh ke adiknya dan mencoba untuk menenangkan dirinya, sebelum menjawab pertanyaan dari adiknya. "Ponselku batreynya habis, aku belum menerima kabar dari Lusi, apakah dia kecapekan seharian kencan dengan ku hari ini?" Menunjukkan ponselnya yang sudha habis. "Apa kamu sudah benar benar jatuh hati pada gadis kecil itu kak, aku senang mendengar aku sebentar lagi segera mendapatkan seorang kakak ipar," Sabian terlihat sumringah. Tuan Alexandermerasa lega kedua putranya sudah menemukan tambatan hati, tinggal menemukan dimana gadis yang di cari oleh Sabian maka ia akan segera memiliki cucu, beliau harus segera mengirim seseorang untuk secepatnya menyelidiki kasus ini, ia akan merasa senang jika Sabian juga bahagia menemukan gadis yang selama ini dia cari. "Ayah, Sabuian, aku pamit untuk ke kamarku dahulu," Sandra segera menuju kamarnya. "Baiklah, aku tahu apa yang kamu ing
Susan mengatakan mereka sedang berdiskusi mencari seseorang, mereka di tugaskan oleh tuan besar, ini menyangkut perempuan yang di sukai tuan muda kedua. "Benar seperti dugaanku, tapi berada di pihak tuan muda pertama," Doni berkata dalam hati. Susan masih menjelaskan bahwa setahun ini tuan muda kedua selalu lesu dan tak bersemangat, tetapi dia tetap memaksakan diri untuk bekerja siang malam demi perusahaan semakin maju. "Apa kamu tahu Doni, sebenarnya tuan muda keduaku itu sedang mengalami depresi, aku takut dia akan menjadi gila jika nona Kirana tak segera di temukan," mike membayangkan betapa terpuruk bosnya saat ini. "Semoga cepat ditemukan, apa yang kalian inginkan dariku, jika bisa aku akan bantu?" Doni mendekati Susan dan Mike. Susan mengetahui jika Doni ini, ahli dalam analisis masalah, mengumpulkan bukti, dan menemukan posisi secara akurat, banyak khasus yang dapat ia pecahkan secara cepat, jadi Susan tert
Mike segera mendekat ke layar monitor Susan, entah apa yang ia dapat sehingga berteriak kencang sekali, Susan memperlihatkan sebuah media sosial yang biasa dipakai untuk share foto di sana."Bukankah ini adik dari Dokter Jay?" Mike memperhatikan wajah yang familiar."Gadis ini memang adik dari Dokter Jay, Mike apakah pikiranmu sama denganku?" Susan menatap wajah Mike.Mike mengatakan bahwa tentu saja pemikiran semua orang akan langsung bertanya ke nona Lusi, setelah tahu ia dekat dekat nona Kirana, pasti semua orang akan betanya padanya, karena di media sosial itu, begitu melihat postingannya orang awam akan tahu jika mereka bersahabat."Ternyata kamu bertambah pintar Mike, lalu bagaimana kita mengurus Tania?" Susan bertanya lagi pada Mike."Batalkan saja pertemuan dengannya, berurusan dengannya hanya membuat kita masuk dalam jebakannya, karena kita telah menemukan yang lebih akurat," Mi
Sabian menatap tajam wanita yang menyapanya itu, ia menatap dengan tatapan yang menjijikan, sebenarnya Sabian malas berbasa basi dengannya, ia menganggap wanita di hadapannya ini adalah wanita yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau, walaupun ia harus menyingkirkan sang pemilik yang asli."Aku tidak punya waktu untuk berbasa basi denganmu, enyahlah dari hadapanku sekarang juga," Sabian menggertak Tania yang membuat suasana hatinya berubah menjadi kesal."Tuan Sabian jangan galak padaku, aku hanya ingin menyapamu saja," Tania masih berusaha meluluhkan sikap Sabian yang dingin.Sikap sok manis yang di tunjukkan oleh Tania membuat sabian semakin muak, ia mencoba untuk terus berjalan meninggalkan Tania namun di hadangnya berkali kali."Kamu ini mau apa, sudah ku bilang aku tak punya waktu untuk meladeni wanita murahan sepertimu, kamu tidak ada apa apanya dibanding Kirana," Sabian sangat kesal dengan tingkah menjijikkan Tania."
Pelayan itu membuka masker, kaca mata, serta topi yang ia gunakan, tetapi hanya sesaat, ia kemudian menggunakan alat yang dia pakai menyamar lagi, Sabian dan Jay ikut duduk bersama mereka."Tuan muda Sabian, aku adalah pelayan nona Kirana, dan nona Lusi adalah sahabat dari nona ku, aku hanya meminta bantuan padanya," kata pelayan itu memulai obrolan."Kamu juga bisa meminta bantuan padaku," Sabian terlihat senang mendapat informasi mengenai Kirana.Namun sayang pelayan menemui Lusi bukan untuk memberitahu jika Kirana sudah di temukan, melainkan menyerhakan bukti rekaman rencana kejahatan ibu tiri dan kakak tiri Kirana."Dasar perempuan rendahan, aku bersumpah akan membuat kalian merasakan penderitaan Kirana," Sbaian mengepalkan tangannya."Tuan, nona, waktuku tidak banyak, aku mohon pamit undur diri, aku mohon kepada kalian semua, cepat temukan nona Kirana dan selamatkan dia dari
Sabian bertanya siapa yang ingin bertemu dengannya hari ini, menurut Mike tidak ada dalam jadwalnya menemui klien atau tamu hari ini, SabiaN penasaran siapa yang berani datang tanpa membuat janji, ia menuju ruang resepsionis untuk bertemu dengan tamu yang menunggunya."Tuan Sabian, terima kasih sudah mau menemui saya, kedatangan saya kali ini untuk meminta maaf atas kesalahan yang di buat oleh menantuku," Tuan Subroto berdiri dan mendekati Sabian."Tidak perlu sungkan seperti itu, berhubung suasana hatiku sedang baik, mari kita berdiskusi sambil minum teh," Sabian mengajak tuan Subroto ke ruang kerjanya.Tuan Subroto merasa terhormat bisa mengobrol langsung di kantor Sabian, sungguh hal yang sangat di harapkan bagi semua pebisnis, sekretaris menyediakan satu teko teh untuk di minum tuan Subroto dan Sabian."Silahkan minum teh yang kami sediakan ini tuan Subroto, pasti capek ya perjalan ke sini terken
Tuan Subroto bertanya sekali lagi kepada Tania, apa haknya membuat onar di rumahnya, menganiaya pelayan serta mengatakan akan memotong gaji pelayan tersebut. "Aku hanya memberi pelajaran kepada pelayan rendahan agar bekerja dengan baik," jawab Tania dengan tubuh bergetar. "jadi kamu mengira aku merekrut orang rendahan untuk bekerja di rumah ini?" tuan Subroto menggertak Tania. Tania ketakutan ia mencoba meminta bantuan kepada Han, tapi saat ia menoleh ke arah tangga, suaminya sudah tidak ada di sana, mungkin sudah masuk ke kamarnya. "Pa-pa aku mengaku salah, tapi untuk apa papa membela seorang pelayan rendahan daripada menantu sendiri?" Tania berlutut meminta maaf. "Menantu yang merebut kekasih adiknya sendiri, apa itu yang kamu maksud?" tuan Subroto menatap sisnis ke arah Tania. Bisik bisik beberapa pelayan terdengar sampai telinga Tania, mereka