Home / Romansa / Cinta Satu Malam / Terusir Dari Rumah

Share

Terusir Dari Rumah

Author: Handira Rezza
last update Last Updated: 2021-03-17 23:11:32

Sabian mendekat ke arah Dani Wijaya, sepertinya ayah kandung dari Kirana itu belum pernah melihat wajah Sabian secara langsung, jika Dani tahu orang yang berada di hadapannya ini adalah pemilik dari Alex Farm-Corp, pasti dia akan bersikap selembut mungkin, mencari muka di hadapannya.

“Pemuda ini sangat tampan, sepertinya bukan orang biasa, karena bisa mengalahkan pengawal pribadi rumah ini,” bisik ibu tiriku kepada putri kesayangannya.

“Ibu, aku harus merusak reputasi Kirana di depan pemuda ini,” Tania membisikkan rencana jahat ke ibunya.

Tania memperkeruh keadaan saat Dani Wijaya beradu mulut dengan Sabian  yang menerobos masuk ke kamar Kirana, Tania mengatakan bahwa adik tirinya itu adalah wanita kotor yang tidak pantas di pedulikan, bahkan dia memutar fakta, kalau Kirana merasa cemburu, karena Hans kekasihnya lebih memilih Tania, sehingga Kirana membuat keributan di rumah, yang menyebabkan Dani Wijaya murka.

“Tuan muda, anda jangan sampai terbohongi dengan wajah cantik Kirana, tadi malam dia tidak pulang, dan lihatlah seorang gadis tidak pulang ke rumah semalaman di lehernya ada tanda, kamu pasti langsung bisa menebak, pasti dia habis main dengan pria hidung belang secara acak, karena merasa galau kekasihnya akan menikah dengan kakaknya sendiri,” ucap Tania dengan bangganya.

“Jadi apakah pria hidung belang yang kamu maksud, adalah aku?” Sabian mendekatkan diri ke arah Tania, dengan tatapan ingin membunuh.

Melihat reaksi Sabian, Tania berjalan mundur karena ketakutan, melihat wajah Sabian yang seperti sudah ingin menerkam mangsanya.

Ibu tiri Kirana menggunakan kesempatan ini untuk memojokkan Kirana, dia mengatakan bahwa, Kirana sudah tidak menghormati keluarga lagi, membawa pria asing yang belum jelas asal usulnya ke rumah, dan secara terang terang telah tidur bersama sebelum menikah.

“Maafkan aku suamiku, aku tidak pandai mendidik anak,” ibu tiri Kirana melakukan drama.

“Sayang, ini bukan kesalahanmu, ini murni kesalahan perempuan hina ini, dia tidak pantas menjadi putriku,” ayah Kirana sangat marah, dia menuding Kirana sebagai anak yang selalu membangkang, serta susah diatur.

Dengan hasutan dari Tania dan ibunya, Dani Wijaya sangat marah dan mengusir Kirana dari rumah, Tania dan ibunya tersenyum licik, karena rencananya dari awal untuk menyingkirkan Kirana dari rumah berhasil hari ini.

“Anak kurang ajar, susah di atur, pergi dari rumah ini, dan jangan pernah kembali, ingat jangan membawa apapun dari rumah ini," Dani Wijaya secara terang terangan mengusir Kirana.

“Baik ayah, aku akan pergi dari rumah ini seperti apa yang ayah mau, tapi jngat aku akan kembali mengambil kembali, apa yang seharusnya menjadi milikku,"  Kirana keluar dari kamar, pergi meninggalkan rumah peninggalan ibunya, tanpa membawa sepeser uang pun.

Dani Wijaya terus di provokasi oleh Tania, membuatnya mengucap sumpah serapah kepada Kirana, mengusirnya dari rumah, dan tidak lagi mengakuinya sebagai anak, bahkan Dani Wijaya sempat melempar vas bunga ke arah Kirana, namun berhasil di hadang oleh Sabian.

“Sudah ku bilang, siapapun tidak boleh menyakiti wanitaku, termasuk kamu Dani Wijaya,” Sabian menatap tajam kearah ayah Kirana.

“Memangnya siapa kamu, berani mengancamku?" Ayah Kirana menggertak Sabian.

“Anak muda, kamu membawa orang sewaan seperti ini, tidak akan membuat kami takut, kamu memang tampan, tapi jangan menjadi seorang penipu,” ibu Tania meledek Sabian.

Ayah dan ibu tiri Kirana tidak tahu bahwa di depannya ini adalah sabian alexander, pemilik perusahan Farmasi terbesar di kota Jakarta, yang akan dijodohkan dengan Tania sebelumnya, tetapi Tania mengira bos besar itu adalah seorang kakek tua berkepala botak berperut buncit, makanya dia menjebak Kirana untuk masuk kedalam hotel itu menggantikannya untuk menemui Sabian di hari yang telah di tentukan.

Sabian mendekati Tania, melihatnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, dia merasa jijik melihat Tania yang penuh drama, menggunakan trik kotor untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

“Wanita kotor seperti ini, mau diberikan kepadaku sebagai umpan, sejengkalpun aku tidak akan menyentuhnya,” Sabian tersenyum sinis, mengolok Tania yang berada tepat di depannya.

“Kamu bicara omong kosong apa, dia calon istriku, kamu tidak berhak menghinanya,” Han tidak terima Sabian menghina Tania.

Sabian tersenyum jahat, saat melihat Han mirip seorang pangeran melindungi putri yang tidak berdaya, bahkan Sabian menyebut Han sebagai pria bodoh karena telah melepas Berlian demi seonggok batu kali.

Han menggertakan giginya, mengepalkan tangan bersiap memberikan pukulan kepada Sabian,  karena merasa terhina, saat Han akan memukul sabian, entah sejak kapan ayah Han datang, beliau menghentikan tindakan ceroboh putranya.

“Han jangan bertindak gegabah, tahukah kamu siapa yang ada di hadapanmu ini?” ayah Han menahan tangan putranya.

"Aku tak peduli siapa dia ayah, pria  ini sombong sekali ayah, dia patut diberi pelajaran," Han terpancing emosi.

Ayah Han mendekati Sabian, mewakili putranya untuk meminta maaf, beliau tidak ingin usahanya bangkrut karena ulah putranya.

“Tuan muda Sabian tolong maafkan putraku, aku harap anak bodoh ini tidak menyinggungmu,” ayah Han membungkukkan badannya meminta maaf kepada Sabian.

Sabian hanya tersenyum sinis, tidak menjawab permintaan maaf Subroto, ayah dari Han, mengetahui siapa yang ada di hadapannya, Tania merasa kesal, jika dia tahu bahwa jika dia tahu, pemilik perusahaan Alex Farm Corp, adalah seorang pemuda tampan, dengan senang hati, dia akan melayaninya.

----

Tanpa basa basi lagi, Sabian meninggalkan kediaman Dani Wijaya, mengerahkan anak buahnya untuk mencari tahu di mana keberadaan Kirana.

“Kirana, ikutlah pulang bersamaku, ayahmu telah mengusirmu, dan kamu pergi tanpa membawa uang sepeserpun,” Sabian mengagetkan Kirana yang tiba tiba muncul di hadapannya.

“Apakah kamu seorang penguntit, cepat sekali menemukan ku yang berada disini,” Kirana mengelap air mata yang tak terasa jatuh ke pipinya.

Melihat Kirana yang sedang menangis Sabian tak terima, hatinya sakit melihat wanita pujaannya menderita, dia mengambil tissue dan mengelap air mata Kirana dengan hati yang tulus, Sabian menggensong Kirana ke dalam mobilnya, Kirana terus meronta agar Sabian melepaskannya, tetapi tenaganya lebih kuat.

“Apa yang kamu inginkan dariku, aku ini wanita miskin yang tidak punya apa apa” Kirana meminta Sabian untuk melepaskannya.

“Yang aku inginkan adalah Kamu,” Sabian memperlihatkan senyuman di wajahnya.

Sabian membelai pipi halus Kirana, mencecap bibirnya dengan penuh hasrat, Kirana mulai memberontak, namun cengkramannya semakin kuat, dalam sekejap dia telah memberi bekas ciuman di sekujur leher Kirana, dengan hasrat yang membara dia mencumbui Kirana didalam mobil, menikmati setiap lekukan tubuhnya.

“Hentikan, tidak, kamu tidak boleh seperti ini,” Kirana mencoba untuk menghentikan aksi Sabian, namun permintaan Kirana tak di dengarnya, dia terus mencumbui Kirana dengan mesra.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Satu Malam   S3 Akhir yang bahagia. (TAMAT)

    Bima menginginkan Terus bisa bersama Clarisa selamanya, ia tak mempedulikan apa yang dikatakan Clarisa dan terus malanjutkan napsunya melucuti semua pakaian Clarisa dan bercinta dengannya sampai puas.Bima sangat menyukai apa yang ia lakukan terlebih di dalam hatinya tak ingin kehilangan Clarisa."Bima kau membuatku sakit," ucap Clarisa lirih."Maafkan aku Clarisa, aku melakukan ini karena aku cemburu dengan siapa saja yang pernah bersamamu, saat ini dan selamanya kau adalah milikku," balas Bima.Mereka melakukan lagi kegiatan yang menyenangkan dimalam itu. Hingga menjelang pagi dan juga di hari-hari berikutnya mereka sering bertemu dan melakukan itu sepanjang hari. ENtah apa yang ada di pikiran keduanya hingga kejadian yang tak terduga pun terjadi."Clarisa kau sudah beberapa hari tidak masuk kerja kenapa?" tanya Kirana lewat sambungan telepon."Saya sedang sakit nyonya, tidak tahu ini kenapa badanku rasanya lemas sekali," jawab Clarisa.

  • Cinta Satu Malam   S3 Cemburu

    Bima memasang raut wajah yang berbeda dari tadi. Sebenarnya ada apa ya kenapa sampai seperti itu. "Kau tanya padaku, seharusnya kau tidak usah tahu apa yang aku rasakan," jawab Bima. "Kau kenapa sayang, padahal tadi kau sangat tampan," ucap Clarisa. Bima semakin jengkel mendengar ucapan Clarisa berati tadi dia sangat jelek dimatanya. Mungkin pria yang permah ia ajak kesini lebih tampan darinya. Bima sangat kesal sekali. Perasaannya campur aduk. "Apakah aku lebih jelek dari para pria yang pernah kau ajak kesini, aku tidak mau makan di sini," ucap Bima merajuk. "Kau lapar dari tadi, kalau kamu sakit aku akan sedih, kau marah karena mendengar pemilik warung tenda ini ya?" tanya Clarisa. Clarisa mengatakan pria yang pernah datang ke sini bersamanya lebih sering adalah ayahnya saat belum terpengaruh oleh ibu tirinya. Selebihnya hanya Antoni yang sekarang berkhianat. Tiba-tiba ia teringat lelaki yang pernah ia ajak ke sini semuanya berkhiana

  • Cinta Satu Malam   S3 Kencan

    Bima melirik Stevan yang ada di sofa ujung sebelum menjawab pertanyaan kakeknya. Ia mengedipkan mata memberikan sebuah kode."Ah itu aku serahkan kepada Stevan saja. Biar dia mengajari adiknya bagaimana rasanya belajar ilmu bela diri, juga menjadi lelaki yang kuat," jawab Bima."Maksudmu apa Bima?!" gertak tuan Alexander marah.Bima menjabarkan maksudnya. Sean ini belum mengerti mana musuh mana kawan. Stevan sudah terlatih dan bisa di andalkan untuk mengajari adiknya sendiri."Kakek tenanglah, kita serahkan pada Stevan bagaimana dia akan mengajari adiknya," jawab Bima."Aku tak yakin kalau ia tega menghukum adiknya sendiri!" seru tuan Alexander.Bima menegaskan kalau Bima akan menemani Stevan untuk melatih Sean yang masih polos dan selalu bertindak gegabah."Tuan Alexander tenang saja orang yang salah memang harus di hukum bukan. Aku harus bertanggung jawab atas masalah ini!" tegas Stevan."Aku pegang janjimu anak muda," ucap t

  • Cinta Satu Malam   S3 Tamu Yang Mendadak

    Belinda mencibit punggung kakaknya yang ternyata meremehkannya. Belinda menagtakan akan mengikat tangan dan kaki Sean di bangku mungkin ia akan mengguyurnya menggunakan air hingga basah sebelum mengelurkan kata-kata kasar karena berani menyakiti kakaknya."Aku bisa saja mengguyurnya dengan air atau menimpuknya dengan beberapa penghapus papan tulis ke kepalanya agar dia tidak seenaknya bertindak," balas Belinda."Kau benar-benar adikku kalau begitu," sahut Bima.Bima memarkir motornya di garasi rumah mereka. Belinda memberi salam pada kakeknya yang berada di ruang keluarga dan menceritakan bahwa kakaknya habis di keroyok oleh geng motor saat pulang mengantarnya sekolah."Apa katamu, lalu kakakmu sekarang dimana?" tanya tuan Alexander panik dan kaget."Aku ada disini kakek, jangan dengarkan Belinda berbicara karena aku tidak apa-apa," jawab Bima.Tuan Alexander beridiri dari kursinya dan memutari tubuh Bima mengecek apakah ada yang lecet di tu

  • Cinta Satu Malam   S3 Kau khawatir padaku?

    Bima melahap makananya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan dari Clarisa. Sepertinya gadis itu penasaran dengan apa yang terjadi."Aku tadi di hadang geng bermotor," jawab Bima singkat."Apa yang terjadi, apa kau bertemu musuh?" tanya Clarisa panik.Bima menarik Clarisa sampai ke pangkuannya ia mencecap bibirnya agar tidak terlalu banyak bicara. Saat sudah tenang ia baru menceritakan apa yang terjadi."Jadi seperti itu, lucu sekali anak SMA itu, bukannya sungkem dengan kakak calon pacar malah menghadangnya," ucap Clarisa terkekeh."Untung aku tidak menghajarnya tadi marena dia adiknya Stevan," balas Bima.Stevan adalah sahabat Bima tapi Clarisa belum begitu dekat dengan orang itu. Biarlah yang penting Clarisa akan mempertahankan Bima apapun yang terjadi."Masakan hari ini enak sekali," ucap Bima."Apa kau menyukainya. Kalau begitu aku akan lebih sering memasak untukmu," balas Clarisa.Bima menatap raut bahagia gadis it

  • Cinta Satu Malam   S3 Geng Motor

    Bima menghentikan motor dan belum membuka helmnya. Ia terkekeh melihat tingkah geng motor anak SMA didepannya."Yang mana bosmu, suruh maju ke depan!" seru Bima."Bedebah, sudah memakai motor butut kau berani membonceng gadis pujaan bos kami, kau pikir kamu pantas berhadapan dengan bos kami?" hardik salah satu anggota geng motor lainnya.Bima semakin terkekeh dengan anak muda yang mengedepankan emosi dari pada pikiran mereka. Motor butut ini jika dipakai untuk membeli keangkuhan mereka juga bisa."Anak muda jaman sekarang tidak mengerti motor antik ya?!" ledek Bima."Lepas helm kamu jika punya nyali!" hardik salah satu anggota geng motor itu.Bima menggelengkan kepalanya. Ia tak punya masalah dengan mereka untuk apa melepas Helm. Meladeni bocah sungguh membuat Bima merasa rendah ia menyalakan motornya dan menggeber gas dengan kencang membuat mereka tersulut emosi dan salah satu menyerangnya."Kurang ajar sekali apa kau tak mengerti si

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status