Share

Bab 12.

SELAMA pelajaran Fisika Pak Judi, Adelia tidak berkicau seperti biasanya. Ia hanya diam, diam seribu bahasa, sebelah tangannya pun menopang dagunya dengan pandangan mata yang kosong. Dan kadang gadis itu senyum-senyum sendiri tidak jelas. Friska yang memang sedang sibuk mencatat pun tidak memperhatikan nya, Ia ingin fokus dengan pelajaran yang selalu menjatuhkan nilainya itu.

Di fikiran Adelia saat ini hanya ada satu nama yaitu, Dicky, si pangeran kodoknya. Jujur, rasa rindunya kepada pemuda itu sedikit terobati. Baru sedikit ya? Belum sepenuhnya. Karena rindu itu akan benar-benar terobati kalau Ia sudah bertemu dengannya. Selama Ia remaja ini, tak pernah Ia memikirkan cowok manapun selain Dicky. Karena Adelia memang sudah menyukainya sejak kecil dan rasa itu masih abadi sampai sekarang ini.

Bisa dibilang juga kalau Dicky itu cinta monyetnya Adelia. Dalam hati gadis itu pun terputar salah satu lagu milik Utopia yang berjudul Hujan. Lagu itu melantun mengiringi angan-angannya bersama Dicky di fikirannya.

Dua sejoli itu berdiri dengan posisi saling berhadapan di tengah taburan bunga-bunga dengan berbagai warna yang disusun membentuk hati dan di sekelilingnya dibatasi oleh lilin-lilin kecil. Malam ini adalah pertama kalinya mereka bertemu setelah 10 tahun berpisah.

Pemuda tampan yang memiliki postur tubuh tinggi tegap walaupun agak cungkring sedikit dan dengan gaya rambutnya yang dibikin poni dan menutupi setengah dahinya itu Dicky. Sedangkan gadis cantik namun sedikit tomboy di hadapannya itu Adelia.

Mereka saling beradu pandang, mencari keteduhan yang mampu menyejukkan hati masing-masing. Kerinduan yang teramat dalam itu pun hilang sudah, berganti dengan kebahagiaan walaupun masih dengan status mereka yang hanya sebatas teman.

Dicky terkekeh geli melihat gadis di hadapannya yang sedari tadi menahan senyumnya yang ingin keluar, "Kalo mau senyum, ya senyum aja lagi! Nggak ada yang ngelarang kok! Malah bikin gue tambah suka!" kata Dicky.

Hal itu membuat pipi Adelia pun tampak seperti habis memakai blush on, "Ih~ rese ya! Udah ah natapnya, males!" umpat Adelia sembari mengalihkan pandangannya kearah lain.

Dicky langsung tertawa kecil mendengar penuturannya, "Yee dasar, putri keong!" kata Dicky sembari mencubit pipi Adelia.

Gadis itu sedikit meringis kemudian mengusap-usap pipinya, "Aduh~ sakit Dicky!" kesal Adelia sembari menoyor kepala Dicky.

"Gitu doang juga!" gemas Dicky sembari mencubitnya sekali lagi.

"Dicky sakit ih! Rese' banget deh!" gerutu Adelia sembari memanyunkan bibirnya dan mengusap-usap pipinya.

"Hmm.. Sakit ya? Mau gue obatin nggak? Dijamin deh langsung enakan!" kata Dicky setelah Ia mengeluarkan senyum devilnya.

"Nggakk!!" ketusnya.

"Yee serius! Ayo tutup mata biar gue obatin! Cepet!" kata Dicky.

"Emang bisa? Terus kenapa harus tutup mata segala? Ngobatinnya gimana?" tanya Adelia ragu.

"Rahasia! Udah cepetan tutup mata!" kata Dicky.

"Nggak mau!" kata Adelia.

"Nurut aja kenapa, ayo tutup mata!" gemas Dicky.

"Ih, ngapain sih! Nggak perlu diobatin Dicky! Keras kepala banget sih!" keukeuh Adelia.

"Adelia tutup mata!" gemas Dicky (2).

"Nggakkk!" keukeuh Adelia (2).

"Tutup mata!" gemas Dicky (3).

"Nggakk!" keukeuh Adelia (3).

"Tutup mata!" gemas Dicky (4).

"Nggakk!" keukeuh Adelia (4).

"Tutup mata!" gemas Dicky (5).

"Nggak Dickyy! Udah nggak sakit juga!" kesal Adelia.

"Nggak papa! Udah tutup mata aja!" kata Dicky ngotot.

"Nggakkk!" keukeuh Adelia (5).

"Tutup mata!" gemas Dicky (6).

"Kenapa maksa banget sih! Ini udah nggak sa-" kesal Adelia terpotong karena tiba-tiba saja Dicky..

Cupps~

Cupps~

Dicky mencium pipi kanan dan kiri Adelia cepat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status